BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tipologi pemilih dapat dikelompokkan kedalam empat golongan, yaitu pemilih rasional ( rational voter), pemilih kritis ( critical voter), pemilih tradisional ( traditional voter), dan pemilih skeptis ( skeptic voter). Pemilih rasional adalah pemilih yang punya perhatian tinggi terhadap program kerja partai politik (parpol) atau kontestan pemilu. Ia melihat kinerja di masa lalu ( backward looking) dan tawaran program untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi (forward looking). Pemilih rasional tidak begitu mementingkan ideology parpol/kontestan. Faktor seperti asas, asal usul, nilai tradisional, budaya, agama, dan psikografis memang dipertimbangkan, tetapi tidak signifikan buat mereka. Pemilih jenis ini sangat mudah berganti-ganti pilihan. Pemilih kritis adalah yang concern pada program kerja parpol/kontestan. Namun, dalam melihat program kerja itu mereka menggunakan para digma system nilai yang mereka yakini. Program kerja parpol atau capres tidaksaja harus sesuai dengan ekspektasi dan permasalahan yang mereka hadapi, tetapi juga harus selaras dengan ideology atau system nilai mereka. Menurut Downs, pemilih akan cenderung memberikan suara mereka kepada parpol atau kontestan yang menawarkan suatu program yang memiliki kesamaan (similarity) dan kedekatan ( proximity) dengan system nilai dan keyakinan mereka. Pemilih tradisional adalah pemilih yang memiliki orientasi ideology dan system keyakinan sangat tinggi. Pemilih jenis ini sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai (values), asal usul (primordial), agama, dan paham sebagai ukuran untuk memilih parpol atau capres dalam pemilu. Mayoritas konstituen pemilu dapat dikategorikan ke tipologi pemilih tradisional. Pemilih skeptic adalah pemilih yang tidak memiliki orientasi baik kepada ideology atau system nilai dan program kerja yang ditawarkan. Mereka ialah kelompok masyarakat yang skeptic terhadap pemilu. Di mata mereka, parpol atau capres yang menang pemilu tidak akan mengubah keadaan. Mereka itu potensial menjadi golput politis dalam pemilu. Sebelum pelaksanaan Pemilu 2014 berbagai pesimisme tentang pelaksanaan Pemilu 2014 berkembang di masyarakat. Tidak sedikit yang menduga angka golput akan 1
lebih tinggi daripada Pemilu 2009 mengingat apatisme masyarakat yang meningkat plus berbagai kendala yang ada di tubuh KPU. Bahkan ada yang mewacanakan sebaiknya pelaksanaan Pemilu 2014 diundur hingga tuntasnya masalah DPT. Benarkah kualitas Pemilu 2014 lebih buruk dari pada Pemilu 2009 dan 2004? Benarkah masyarakat tidak lagi memiliki ekspektasi tinggi, hingga membengkaknya angka golput? Penelitian ini mencoba membahas bagaimana perilaku pemilih ( voters behavior) ketika Pemilu 2014 baik pileg maupun pilpres, khususnya di Kabupaten Pelalawan. B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui prilaku pemilih pada pelaksanaan Pemilu 2014 baik Pileg maupun Pilpres di Kabupaten Pelalawan. 2. Untuk mengetahui pemahaman dan pandangan pemilih terhadap partai politik, caleg, calon presiden dan wakil presiden serta terhadap Pemilu dan Pilpres tahun 2014. 3. Memetakan Tipologi pemilih pada pemilu 2014 di Kabupaten Pelalawan. C. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Dalam kerangka metodologis, sifat penelitian ini bersifat triangulasi yakni menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif baik dalam hal metode pengumpulan data maupun analisis data. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Yakni suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadan nyata yang berkembang. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial. Karenanya penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis. Metode deskriptif yang diterapkan dalam penelitian ini lebih pada jenis penelitian survei (Survey Research), dimana penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data yang relative terbatas dari suatu kasus yang relative besar serta untuk mencermati gejala-gejala yang ada tanpa terlalu jauh menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada. Dengan demikian sesungguhnya tidak ada upaya yang disegaja untuk memperoleh hubungan antar variabel. Sebab yang lebih utama adalah menghimpun informasi sesuai tema dan masalah 2
pokok yang diajukan, kemudian informasi tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, bukan untuk menguji hipotesis atau lainnya. D. METODA PENGAMBILAN DATA Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara. Khusus untuk penelitian yang bersifat kuantitatif data didapat dengan menyebarkan questionaire kepada 70 responden. Pemilih yang telah memenuhi syarat untuk memilih dipilih secara segaja sebagai responden (purposive sampling) yang terdiri dari10 orang pegawai kantoran (8 orang PNS dan 2 orang Pegawai Honor), 10 orang guru (8 orang PNS dan 2 orang guru honor), 10 orang pedagang, 10 orang petani, 10 orang pekerja harian, 10 orang pegawai swasta, 10 orang IRT. Responden diminta mengisikan questionaire dengan didampingi interviwer. Sedangkan untuk riset yang bercorak kualitatif, data diperoleh dengan melakukan focus group discaussion (FGD). Informan diambil dari perangkat desa (Kades, Sekdes, BPD, RT dan RW). Selain itu studi ini juga mengambil data-data yang bersifat sekunder seperti Profil Kabupaten Pelalawan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka informan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: No Unsur Jumlah Keterangan 1 Kades 3 1 orang setiap desa 2 Sekdes 3 1 orang setaip desa 3 BPD 3 1 orang setiap desa 4 RW 3 1 orang setiap desa 5 Pegawai Kantoran 10 8 PNS 2 Honor 6 Guru 10 8 PNS 2 Honor 7 Pegawai Swasta 10 8 Pedagang 10 9 Petani 10 10 Pekerja harian 10 11 IRT 10 JUMLAH 82 3
E. KONSEP OPERASIONAL Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, SLTP dan SLTA, baik PNS maupunhonorer. Pegawai honorer adalah pegawai yang tidak (atau belum) diangkat sebagai pegawai negeri yang setiap bulannya menerima honorarium atau gaji. Pengertian pegawai swastaadalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja atau organisasi atau instansi dalam kesatuan kerja swasta, dan mendapat gaji setiap bulan baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja atau organisasi atau instansi. Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan Negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mereka bekerja dalam lingkup SKD Kabupaten Pelalawan. Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan, baik pedagang grosir maupun eceran. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman seperti sawit,buah,sayuran. Pekerja Harian adalah pekerja borongan yang menerima upah harian. Upah tersebut dapat diterima secara mingguan atau bulanan berdasarkan hasil kerjanya, termasuk juga pekerja harian yang dibayar berdasarkan volume/hasil kerja yang dilakukan atau secara borongan. Ibu rumah tangga adalah wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan di rumah tangga (tidak bekerja di kantor). 4
F. TIME TABLE Studi ini dilakukan dengan jadual waktu yang ditetapkan sebagi berikut: No Kegiatan Outputs Penanggung Jawab Waktu 1 Persiapan : Ada design dan Asmadi 6 Hari a. Penyiapan design studi (Metode penelitian) instrumen studi b. Design Questionaire c. Administrasi dan perizinan 2 Turun ke lapangan 1 Ada data lapangan yang berupa quantitatif 1. Lidya 2. Kasmardi 3. Ningrum 4. Gehasi 5. Fakhri 7 hari 3 Turun ke lapangan 2 Ada data kualitatif 4 Pengolahan data ( Koding, Tabulasi dan verifikasi) Ada data yang sudah di olah 5 Penulisan hasil penelitian Ada laporan hasil penelitian 1. Wawan Subekti 2. Wan Kardiwandi Tim Asmadi 4 hari 7 Hari 10 Hari G. SUSUNAN PENELITI Penelitian ini dilakukan oleh satu tim dengan kualifikasi diharapkan sesuai dengan standar penelitian ilmiah. Tim penelitian ini terdiri dari 9 orang, satu berpendidikan S-2, lima orang berpendidikan S-1 (Empat orang calon Master), dua orang berpendidikan diploma tiga dan satu orang berpendidikan SLTA. Ada pun tim yang melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: Team leader/ Ketua Peneliti : Asmadi, M.Hum Anggota Peneliti : 1. Wawan Subekti, S.Pd.Si 2. Wan Kardiwandi, S.Sos 3. Sapran Daulay, S.Ag 5
4. Lidya Agustin, SH 5. Kasmardi, SH 6. Dwi Budi P. A.Md 7. Gehasi Tua Sinaga, A.Md 8. M. Husnul Fakhri 6