BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

yang berjumlah kurang lebih 211 orang guru, terdiri dari tiga SMA Negeri se-kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain one group pretest

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Soeharto (1989: 150) mengemukakan untuk pengambilan sampel yang tingkat homogenitasnya tinggi untuk populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sebagai sa

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN A.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Menurut

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dimana penelitian ini mendeteksi seberapa kuat atau besarnya hubungan data dalam suatu penelitian (Riduwan dan Sunarto, 2009). Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan antara linguistic intelligence, logicalmathematics intelligence, dan spatial intelligence dengan prestasi belajar matematika siswa. B. Variabel Penelitian Sugiyono (2011) menyatakan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel bebas (independent variabel) yaitu linguistic intelligence sebagai X 1 ; logicalmathematics intelligence sebagai X 2, dan spatial intelligence sebagai X 3 ; dan variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VIII pada SMP Negeri 3 Salatiga sebagai Y. C. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek yang diteliti adalah siswa SMP Negeri 3 Salatiga kelas VIII. Pemilihan kelas VIII sebagai populasi dalam penelitian ini dikarenakan kelas VIII dipandang sebagai kelas yang berada pada posisi stabil. Kelas VIII di SMP Negeri 3 Salatiga dibagi menjadi 8 (delapan) kelas, dimana pembagian kelas tidak didasarkan atas ranking dari kelas pandai, kelas sedang, atau kelas kurang pandai tetapi dilakukan secara acak. 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 196 siswa. 24

25 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Arikunto (1998) apabila populasi penelitian besarnya kurang dari 100 sebaiknya dilakukan penelitian populasi namun apabila lebih dari 100 dapat diambil sampel 10% - 15% atau 20% - 25% tergantung dari kemampuan tenaga, waktu, dan dana serta luasnya wilayah penelitian. Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 47 siswa yaitu 24% dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dari sebuah populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut. Setiap strata ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masingmasing strata tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara undian. D. Definisi Operasional Definisi operasional variabel digunakan untuk kepentingan pengembangan instrumen atau alat ukur, dikemukakan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (Independent variabel) a. Kecerdasan Linguistik (linguistic intelligence) Linguistic Intelligence/Kecerdasan linguistik, sebagai kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis. b. Kecerdasan Matematis-Logis (logical-mathematics intelligence) Logical-mathematical Intelligence/Inteligensi Matematis-logis adalah Kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.

26 c. Kecerdasan Spasial (spatial intelligence) Spatial Intelligence/Kecerdasan Ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia visual secara tepat, mencakup berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk menyerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. 2. Variabel Terikat (Dependent variabel) Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran matematika di sekolah dimana penilaian berasal dari ranah kognitif/cognitive domain (pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi) yang ditunjukkan melalui nilai dari evaluasi yang dilakukan oleh guru tiap semester atau setiap tahun yang dinyatakan dalam angka. E. Tahapan Penelitian Hal yang akan dilakukan setelah proposal ini disetujui maka tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : peneliti akan menentukan lokasi penelitian dengan menyerahkan surat pengantar penelitian dari fakultas kepada kepala sekolah SMP Negeri 3 Salatiga; menentukan metode penelitian; menyusun langkah-langkah operasional penelitian; menentukan populasi dan sampel penelitian; pengambilan data; pengolahan data; analisa data; dan memberikan kesimpulan. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket yaitu dengan cara menyebar angket kepada responden. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2000). Angket merupakan teknik pengumpulan data dalam bentuk pemberian pernyataan tertulis melalui sebuah daftar pernyataan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh subyek penelitian untuk mengukur suatu variabel. Sebagai pedoman dalam penyusunan angket ini digunakan skala ordinal yang sering disebut

27 sebagai skala LIKERT yaitu skala yang berisi lima tingkat prefereensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :1 = Sangat Tidak Sesuai; 2 = Tidak Sesuai; 3 = Agak Sesuai; 4 = Sesuai; 5 = Sangat Sesuai. G. Pengukuran Konsep Ihallauw (2001) konsep adalah simbol yang digunakan untuk memaknai suatu fenomena. Dari segi bangunan teori, konsep adalah unsur utama dalam membangun teori. Teori adalah jalur logika atau penalaran yang digunakan untuk menerangkan hubungan atau pengaruh antar fenomena yang dikaji. Karena konsep yang diteliti bertumpu pada asas abstrak, maka agar dapat ditelaah secara empirik, perlu ditetapkannya asas pengukuran konsep. Dalam penelitian ini digunakan asas pengukuran konsep skala ordinal. Dimana jawaban setiap item dalam instrumen dengan frekuensi tertinggi dianggap secara normatif menunjukkan kecenderungan jawaban tersebut paling dekat indikator empirik. Pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat dua konsep yang dipilih yaitu konsep mengenai kecerdasan majemuk/multiple intelligences (linguistics intelligence, logical-mathematics intelligence, spatial intelligence) dan prestasi belajar matematika siswa. Agar dapat dilakukan telaah terhadap konsep secara empirik, perlu dilakukan pengukuran yaitu: aras pengukuran konsep; skala pengukuran konsep; dan epistemic correlation terhadap indikator empirik. Secara terperinci konsep yang dipilihdan indikator yang digunakan untuk mengukur masing-masing konsep adalah sebagai berikut : 1. Variabel Kecerdasan Majemuk / Multiple Intelligences Kecerdasan majemuk adalah ukuran kecerdasan yang ditentukan melalui keunggulan kognitif intelektual siswa dimana kecerdasan majemuk dimiliki oleh setiap siswa. Untuk mengukur besarnya kecerdasan majemuk dilakukan dengan cara menghitung jumlah skor tanggapan siswa terhadap serangkaian pertanyaan yang masing-masing sub-konsep terdiri dari sepuluh butir pertanyaan. Konsep kecerdasan majemuk diukur dalam delapan parameter (Amstrong, 2002) yaitu : kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-badani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan

28 musikal. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tiga subkonsep kecerdasan majemuk/multiple Intelligences yaitu linguistics intelligence/kecerdasan linguistik, logicalmathematics intelligence/kecerdasan matematis-logis, spatial intelligence/kecerdasan spasial. H. Instrumen Penelitian Pengambilan data menggunakan satu macam instrumen penelitian yaitu angket kecerdasan majemuk/multiple Intelligence Inventory (MII) yang telah diadaptasi oleh Harms (1998) untuk digunakan pada populasi siswa di Asia. Multiple Intelligence Inventory (MII) ini terdiri atas 80 butir pertanyaan untuk mengukur delapan sub konsep kecerdasan majemuk Multiple Intelligences. Walaupun instrumen yang ada telah diuji validitas dan reliabilitasnya, untuk kebutuhan penelitian skripsi ini instrumen penelitian akan diujicobakan lagi dengan menyesuaikan kembali dari segi pengkalimatan dan kebahasaan setiap butir MII dan meyusun urutan dari tata butir inventory dan pengkodean data disesuaikan dengan kemampuan anak SMP kelas VIII. Konsep dan sub-konsep indikator serta nomor soal dari angket kecerdasan Majemuk/Multiple Intelligences Inventory (MII) adalah sebagai berikut:

29 Tabel 1 Konsep, Sub-Konsep, Indikator Empirik dan Nomor Butir Multiple Intellegences Inventory (MII) (Harms, 1998) No Konsep dan Sub- Konsep 1 Linguistics intelligence / kecerdasan linguistik yaitu ukuran kompetensi berbahasa Indikator Empirik Penguasaan berbahasa berasas tinggi secara lisan dan tertulis Nomor Butir Soal 1. Buku sangat penting bagi saya. 2. Saya telah menulis sesuatu yang sungguh-sungguh bisa saya banggakan karena lewat hal ini saya bisa mendapatkan pengakuan atau penghargaan dari orang lain. 3. Saya dapat mendengar kata-kata dalam pikiran saya sebelum membaca, berbicara, atau menuliskannya. 4. Saat berkendaraan ke luar kota saya menyimak katakata di papan iklan atau poster daripada pemandangan yang ada. 5. Saya lebih sering mendengarkan informasi dari radio atau pembicaraan dalam kaset daripada televisi ataau film. 6. Topik pembicaraan saya sering berkaitan dengan hal-hal yang pernah saya baca atau dengar. 7. Saya suka menghibur diri sendiri dan orang lain dengan permainan kata plesetan atau bunyibunyian tidak logis.

30 No Konsep dan Sub- Konsep 1 Linguistics intelligence / kecerdasan linguistik yaitu ukuran kompetensi berbahasa 2 Logicalmathematics intelligence / kecerdasan matematislogisyaitu kelancaran menangani konsep, pola abstrak dalam pembuktian. Indikator Empirik Penguasaan berbahasa berasas tinggi secara lisan dan tertulis Kelancaran menggunakan konsep abstrak dan matematika dalam berpikir ilmiah Nomor Butir Soal 8. Bahasa Inggris, Ilmu Sosial dan Sejarah bagi saya lebih mudah daripada Matematika dan Ilmu Alam. 9. Saya menyukai permainan scrabble, anagram, atau password. 10. Orang lain kadangkala meminta saya untuk menjelaskan arti kata dari tulisan dan ucapan saya. 11. Saya dapat dengan mudah menghitung angka-angka dalam benak atau pikiran saya. 12. Saya menyukai permainan atau memecahkan teka-teki asah otak yang membutuhkan pemikiran logis atau nalar. 13. Saya kadang berpikir dalam konsep-konsep yang jelas, abstrak, tak terkatakan, dan yang tak terbayangkan. 14. Saya suka berpikir mencari pola-pola keteraturan, atau tatanan logika pada segala sesuatu. 15. Saya meras lebih nyaman jika sesuatu telah terukur, terkelompokan, teranalisis, dan terjumlah secara tepat. 16. Saya tertarik dengan perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan. 17. Saya percaya bahwa hampir semua hal memiliki penjelasan yang rasional atau masuk akal.

31 No Konsep dan Sub- Konsep 2 Logicalmathematics intelligence / kecerdasan matematislogisyaitu kelancaran menangani konsep, pola abstrak dalam pembuktian. 3 Spatial intelligence / kecerdasan spasial yaitu kepekaan pandangan inderawi dan memvisualisasi benda. Indikator Empirik Kelancaran menggunakan konsep abstrak dan matematika dalam berpikir ilmiah Ketajaman pengamatan terhadap dimensi benda dan gerak secara visual. Nomor Butir Soal 18. Saya menyukai aturan eksperimen atau percobaan bagaimana bila ( bagaimana bila saya menambahkan air dua kali lipat dari biasanya pada tanaman bunga mawar setiap harinya ). 19. Pelajaran kesukaan saya di sekolah adalah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). 20. Saya menemukan kekurangan-kekurangan logis pada hal-hal yang dikerjakan dan dikatakan orang atau teman di rumah, di sekolah. 21. Saya dapat melihat gambar visual ( bentuk bendabenda ) atau membayangkan sebuah benda dengan jelas ketika saya menutup mata. 22. Saya sangat peka terhadap warna-warna. 23. Saya sering memakai kamera atau camcorderatau handycam untuk merekam apa yang saya lihat di lingkungan sekitar. 24. Saya menyukai teka-teki labirin, teka-teki jigsaw dan gambar 3D.

32 No Konsep dan Sub- Konsep 3 Spatial intelligence / kecerdasan spasial yaitu kepekaan pandangan inderawi dan memvisualisasi benda. Indikator Empirik Ketajaman pengamatan terhadap dimensi benda dan gerak secara visual. Nomor Butir Soal 25. Saya masih ingat mimpi saya tadi malam. 26. Saya tahu jalan dan tidak akan tersesat bila berada di tempat yang belum saya kenal atau belum pernah saya kunjungi. 27. Saya suka menggambar dan mencorat-coret. 28. Di sekolah saya lebih suka materi pelajaran geometri ( bangun datar dan bangun ruang ) dari pada materi pelajaran aljabar ( sistem persamaan dan pertidaksaman linear satu variabel ). 29. Saya dapat dengan baik membayangkan bentuk suatu benda jika telah mengamati benda tersebut dengan seksama. 30. Saya lebih suka membaca buku, koran, atau majalah yang dilengkapi dengan banyak gambar di dalamnya. Instrumen penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini diujicobakan dengan metode Try Out terpakai yaitu penyebaran angket dilaksanakan sekali dan data yang diperoleh langsung digunakan untuk kepentingan penelitian, selanjutnya dianalisis validitas dan reliabilitasnya. I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas Instrumen Suryabrata (2008) mengemukakan bahwa validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu

33 merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2005). Suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasinya 0,3 ( Azwar, 2000 ). Kategori inilah yang untuk menentukan apakah item dalam instrumen tersebut valid atau tidak. Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik corrected item total corelation memakai program SPSS for windows versi 16.0 pada item-item instrumen penelitian. n XY ( X)( Y) r = n X ( X) n Y ( Y) Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total n = Jumlah Sampel XY = Jumlah kali antara skor item dengan skor total X = Jumlah skor masing-masing item Y = Jumlah skor seluruh item (Riduwan dan Sunarto, 2009) 2. Reliabilitas Instrumen Suatu data penelitian yang valid, data tersebut juga harus reliable karena akurasi memerlukan konsistensi. Menurut Priadana (2009) konsep reliabilitas adalah konsistensi di antara butir-butir pertanyaan atau pertanyaan dalam suatu instrumen. Tingkat keterkaitan antara butir pertanyaan atau pertanyaan dalam suatu instrumen untuk mengukur construct tertentu menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal instrumen yang bersangkutan. Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach s Alpha> 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini akan digunakan

34 penghitungan reliabilitas dengan teknik koefisien Alpha Cronbach menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. k α = (k 1) 1 Σσ σ Keterangan: α = Koefisien Alpha Cronbach k = Bilangan konstan Σσ = Mean kuadrat error σ = Mean kuadrat subyek (Muhidin dan Abdurahman, 2009) J. Penentuan Pengukuran Kategori Variabel Untuk menentukan tinggi rendahnya masing-masing pengukuran variabel digunakan lima kriteria sesuai dengan banyaknya alternatif pilihan jawaban dari 1 sampai 5. Interval untuk menentukan kriteria variabel digunakan rumus : F = N 1 N Keterangan : F = Interval N = Jumlah alternatif jawaban Dari rumus diatas diperoleh interval sebesar 0,8 sehingga interval kategori adalah 1,00 1,79 = Kategori sangat rendah 1,80 2,59 = Kategori rendah 2,60 3,39 = Kategori sedang 3,40 4,19 = Kategori tinggi 4,20 5,00 = Kategori sangat tinggi (Issu, 2005)

35 K. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data dalam penelitian digunakan teknik analisis data berikut: 1. Teknik Analisis Deskriptif Analisis ini digunakan dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai data pada masing-masing variabel penelitian. Pengukuran deskriptif yang dilakukan seperti pengukuran rata-rata, standar deviasi, range, nilai maksimum dan nilai minimum. Pengukuran interval frekuensi variabel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Interval = 2. Teknik Analisis Korelasi Teknik analisis korelasi digunakan untuk menentukan hubungan antar variabel yaitu dalam penelitian ini untuk menentukan hubungan hubungan antara linguistic intelligence (X 1 ), logicalmathematics intelligence (X 2 ), dan spatial intelligence (X 3 ) dengan prestasi belajar matematika siswa (Y). Penelitian korelasional atau hubungan antar variabel, hubungan antar variabel dikatakan positif bila nilai suatu variabel X ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel Y dan sebaliknya bila nilai suatu variabel X diturunkan, maka akan menurunkan variabel Y; hubungan antar variabel dikatakan negatif bila nilai suatu variabel X dinaikkan maka akan menurunkan variabel Y dan sebaliknya bila nilai suatu variabel X diturunkan maka akan menaikkan variabel Y. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar atau sempurna = 1, koefisien korelasi negatif terbesar atau sempurna = -1 dan koefisien korelasi terkecil = 0. Koefisien korelasi tersebut dapat dinyatakan dalam interval 1 > r > -1. Analisis korelasi dilakukan melalui penghitungan dengan menggunakan formula dari Pearson Product Moment memakai program SPSS for windows versi 16.0.

36 Rumus korelasi yang digunakan adalah n XY ( X)( Y) r = n X ( X) n Y ( Y) Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total n = Jumlah Sampel XY = Jumlah kali antara skor item dengan skor total X = Jumlah skor masing-masing item Y = Jumlah skor seluruh item (Riduwan dan Sunarto, 2009) 3. Teknik Analisis Korelasi Ganda Teknik analisis korelasi ganda digunakan untuk menentukan besarnya hubungan dan kontribusi dari dua variabel atau lebih secara simultan atau bersama-sama dengan variabel terikat, dalam penelitian ini untuk menentukan hubungan hubungan antara linguistic intelligence (X 1 ), logical-mathematics intelligence (X 2 ), dan spatial intelligence (X 3 ) secara simultan dengan prestasi belajar matematika siswa (Y). Analisis korelasi ganda dilakukan melalui penghitungan dengan menggunakan formula dari Pearson Product Moment memakai program SPSS for windows versi 16.0. Rumus korelasi ganda adalah sebagai berikut: R = r (Riduwan dan Sunarto, 2009) + r 2(r ). (r ). (r ) 1 r