Hanna Mutiara, Susi Susanti, Anggraeni Janar Wulan, Tri Umiana Sholeha. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI 5 BANDA ACEH. Nova Rizki, Awaluddin,Tursinawati.

Muhartono, Fitria Saftarina, Indri Windarti. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Deteksi dini Gangguan Gizi (Malnutrisi) pada Kelompok Berisiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1)

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa Kelas IV dan V di Sekolah Dasar Tarakanita Gading Serpong

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. Meningkatkan status gizi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN

ISSN Vol 2, Oktober 2012

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat

Bagan Kerangka Pemikiran "##

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber daya manusia yang memperhatikan beberapa faktor seperti faktor

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN HIPERTENSI

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat

PEDOMAN PELATIHAN DOKTER KECIL PUSKESMAS TAMAN BACAAN KEC. SEBERANG ULU II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh karena itu pembangunan kesehatan

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terdiri dari 5,7% balita yang gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi

JUKNIS PELAKSANAAN KELAS GIZI TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI ANAK USIA BALITA (0-59 BULAN) DI POSYANDU RW 15 KELURAHAN CICADAS KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak saja masalah kekurangan zat-zat esensial, tetapi juga masalah gizi lebih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

Kartu Menuju Sehat (KMS)

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru di Indonesia. Selain berperan sebagai ibu rumah. tangga, banyak wanita berpartisipasi dalam lapangan pekerjaan

Transkripsi:

Screening Pertumbuhan dan Peningkatan Pengetahuan tentang Pola Makan Gizi Seimbang pada Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Lampung Selatan dalam Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak Indonesia Hanna Mutiara, Susi Susanti, Anggraeni Janar Wulan, Tri Umiana Sholeha Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Pembangunan kesehatan memerlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Termasuk diantaranya adalah pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, yakni upaya promotif dan preventif. Penilaian status kesehatan anak penting dilakukan untuk mempersiapkan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memantau pertumbuhan anak dengan antropometri yang dapat menggambarkan status gizinya. Status gizi dapat dipengaruhi oleh pola makan. Pola makan adalah informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang. Pola makan yang baik dapat memberikan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktivitas seseorang. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan yang kemudian dihitung sehingga mendapatkan angka IMT. IMT kemudian dianalisis dengan mengacu pada Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, Kementerian Kesehatan RI 2010. Selain itu, dilakukan pula penyuluhan mengenai pola makan gizi seimbang untuk meningkatkan pengetahuan peserta. Peningkatan pengetahuan dinilai berdasarkan perbandingan nilai pre-test dan post-test. Hasil kegiatan ini adalah terdapat 84,8% peserta dengan status gizi normal, 9,1% peserta dengan status gizi kurus, 3% peserta dengan status gizi kegemukan dan 3% peserta mengalami obesitas. Peningkatan pengetahuan terdapat pada 89% peserta, namun terdapat 8% peserta dengan pengetahuan yang tetap dan 3% peserta dengan nilai pre-test yang lebih baik. Kegiatan ini bermanfaat dalam memantau pertumbuhan anak dan meningkatkan pengetahuan peserta, sehingga kegiatan serupa sebaiknya dilakukan secara kontinyu. Kata kunci: pertumbuhan, penyuluhan, pola makan gizi seimbang Korespondensi: dr. Hanna Mutiara, M.Kes Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandarlampung HP 08164869769 e-mail: hanna_dr@yahoo.com PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih menghadapi berbagai masalah, sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Sistem ini merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa secara terpadu dan saling mendukung. Penyelenggaraannya dilakukan melalui beberapa hal, diantaranya informasi kesehatan, upaya kesehatan, peran serta, dan pemberdayaan masyarakat. Penyelenggaranya pun tidak berpusat pada pemerintah pusat saja, namun melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat. Salah satu hal yang ditekankan dalam pelaksanaan SKN adalah peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, sehingga pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, yakni upaya promotif dan preventif, lebih diutamakan. 1 Tingkat derajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan melalui umur harapan hidup, mortalitas, morbiditas, dan status gizi. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan tersebut, anak dan ibu merupakan dua anggota keluarga yang diprioritaskan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap status kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Upaya pemeliharaan kesehatan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak dalam kandungan hingga usia delapan belas tahun.

Pada masa awal memasuki sekolah merupakan hal penting bagi tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, diantaranya adalah masalah gizi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penjaringan kesehatan terhadap murid sekolah dasar. Kegiatan penjaringan kesehatan dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan anak secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk. 2 Salah satu kegiatan penjaringan kesehatan adalah pemantauan pertumbuhan anak. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan erat kaitannya dengan status gizi anak yang dapat dipantau melalui pengukuran antropometri. 2 Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang, diantaranya adalah pola makan. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang. Pola makan yang baik seharusnya mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur karena semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan pemiliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan. Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. 3 Pemilihan bahan makanan dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu, diantaranya adalah pengetahuan dalam memilih dan mengolah pangan mereka sehari-hari. Pola makan masyarakat atau kelompok di mana anak berada, akan sangat mempengaruhi kebiasaan makan, selera, dan daya terima anak akan suatu makanan. Oleh karena itu, di lingkungan anak hidup terutama keluarga perlu pembiasaan makan anak yang memperhatikan kesehatan dan gizi. 4 Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan suatu pelayanan kesehatan yang merupakan upaya yang mendukung program penjaringan kesehatan anak usia sekolah dasar. Penjaringan kesehatan tersebut dapat menjadi dasar intervensi dini yang mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak yang optimal. Penjaringan kesehatan merupakan upaya promotif dan preventif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan anak, yang merupakan generasi penerus bangsa. Walaupun belum dapat dilakukan secara serentak dan keseluruhan, namun memulainya melakukan dalam komunitas yang kecil diharapkan dapat menjadi awal yang baik. Diharapkan kegiatan ini kemudian dapat berkembang sehingga manfaatnya dapat mencakup masyarakat secara luas. METODE PENGABDIAN Sasaran kegiatan ini adalah siswasiswi SDN 1 Krawangsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Pada peserta dilakukan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Hasil pengukuran kemudian dihitung untuk mendapatkan skor indeks massa tubuh (IMT). BB, TB, dan IMT dianalisis dengan melakukan konversi pada grafik dan tabel pertumbuhan sesuai pada Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, Kementerian Kesehatan RI 2012. 5 Berdasarkan grafik dan tabel tersebut akan diketahui status gizinya. Upaya untuk meningkatan pengetahuan tentang pola makan dengan gizi seimbang dilakukan melalui metoda penyuluhan. Rangkaian kegiatan tersebut sebagai berikut: a) Mengukur pengetahuan (prior knowledge) peserta mengenai pola makan dengan gizi seimbang melalui pre-test. b) Penyuluhan dengan metode ceramah, memperlihatkan gambar dan video serta tanya jawab tentang pola makan dengan gizi seimbang c) Mengukur pengetahuan peserta setelah penyuluhan melalui post-test. d) post-test akan dibandingkan dengan pre-test. Apabila terjadi peningkatan pengetahuan pada lebih dari 70% peserta, maka kegiatan JPM Ruwa Jurai Volume 1 Nomor 1 Oktober 2015 58

penyuluhan dianggap berhasil meningkatkan pengetahuan peserta. Kegiatan ini akan melibatkan beberapa pihak, diantaranya adalah pihak sekolah, siswa- siswi sekolah dasar, dan tim pengabdian dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Tim pengabdian terdiri atas dosen dan melibatkan beberapa orang mahasiswa yang dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai sarana pengaplikasian ilmu dan keterampilan yang telah dimiliki, namun masih berada dalam pengawasan dan bimbingan dosen. Pada tahap persiapan, tim pengabdian menghubungi pihak sekolah untuk menjelaskan serta meminta izin penyelenggaraan kegiatan. Kemudian perwakilan pihak tim pengabdian dan pihak sekolah mendiskusikan waktu penyelenggaraan. Evaluasi yang dilakukan terbagi atas dua tahap, yakni: a) Evaluasi pelaksanaan pengukuran BB dan TB. Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi di SDN Krawangsari 01, yang berjumlah 74 orang. Kegiatan dinilai baik apabila pengukuran dapat dilakukan pada 70% siswa. b) Evaluasi peningkatan pengetahuan tentang pola makan dengan gizi seimbang. Sebelum pelaksanaan penyuluhan, dilakukan pengukuran pengetahuan (prior knowledge) peserta mengenai pola makan dengan gizi seimbang melalui pre-test. Kemudian setelah penyuluhan dan diskusi serta tanya jawab, dilakukan pengukuran pengetahuan peserta kembali melalui post-test. posttest kemudian dibandingkan dengan pre-test. Apabila terjadi peningkatan pengetahuan pada lebih dari 70% peserta, maka kegiatan penyuluhan dianggap berhasil meningkatkan pengetahuan peserta. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan dilaksanakan secara dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk pengukuran tinggi badan dan berat badan peserta. Data tersebut kemudian diolah sehingga didapatkan status gizi peserta dengan indikator IMT/U. Tahap kedua dilakukan untuk meningkatan pengetahuan peserta terkait materi gizi anak. Pelaksanaan kegiatan ini bekerja sama dengan berbagai pihak, yakni: a) Pihak sekolah yang memberikan izin serta menyediakan tempat dan waktu kegiatan b) Siswa-siswi SDN 01 Krawangsari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan yang bersedia mengikuti kegiatan tersebut c) Tim pengabdian dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang terdiri atas dosen serta melibatkan beberapa orang mahasiswa FK Unila angkatan 2012. Kegiatan pertama diikuti oleh 66 siswa-siswi, sementara kegiatan kedua diikuti oleh 64 orang siswa-siswa SDN Krawangsari 01 Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan kedua dilakukan dengan menggunakan metode penyuluhan. Sebelum penyampaian materi penyuluhan, peserta mengisi kuisioner pre-test yang berisi pertanyaan mengenai materi yang akan diberikan. Pengisian kuisioner oleh siswa dan siswi yang belum lancar membaca dilakukan dengan pendampingan oleh panitia yang membantu membacakan pertanyaannya. Setelah lembar pre-test kembali dikumpulkan, pemberian materi penyuluhan dimulai. Selama penyampaian materi oleh narasumber, peserta menyimak dengan tekun dan antusias walaupun terkadang peserta riuh sesaat ketika pemateri menampilkan video maupun gambar yang menarik. Setelah narasumber selesai menyampaikan materi dilanjutkan dengan forum tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. Setelah kegiatan berakhir, dilakukan evaluasi akhir dengan memberikan post-test kepada peserta yang berisi pertanyaan yang sama dengan pretest. Skor nilai pre-test dibandingkan dengan post-test untuk melihat ada tidaknya peningkatan pengetahuan peserta. Adapun data hasil kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. JPM Ruwa Jurai Volume 1 Nomor 1 Oktober 2015 59

Tabel 1. Status gizi peserta berdasarkan indikator IMT/U No No Kelas L/P IMT/U Interpretasi Urut Urut Kelas L/P IMT/U Interpretasi 1 1 P ---- TD 38 3 L 20,9 obesitas 2 1 L 14,8 normal 39 3 P 12,6 kurus 3 1 L 13,5 normal 40 3 L 20,2 normal 4 1 P ----- TD 41 4 P 15,6 normal 5 1 P 16,3 normal 42 4 P 12,6 kurus 6 1 L 14,1 normal 43 4 P 15,0 normal 7 1 L 14,9 normal 44 4 P 15,7 normal 8 1 L 15,5 normal 45 4 P 14,7 normal 9 1 L 16,6 normal 46 4 P 14,4 normal 10 1 P ----- TD 47 4 P 13,3 normal 11 1 P 14,4 normal 48 4 P 15,4 normal 12 1 P 14,4 normal 49 4 P 13,8 normal 13 1 P 14,3 normal 50 4 L 14,2 normal 14 1 L ----- TD 51 4 L 14,5 kurus 15 1 P ----- TD 52 4 L 15,3 normal 16 1 L ----- TD 53 4 L 18,9 gemuk 17 1 L 14,7 normal 54 4 L 14,8 normal 18 2 L 15,3 normal 55 4 L 14,6 normal 19 2 L 13,7 normal 56 4 L 15,5 normal 20 2 L 12,5 kurus 57 5 L 14,8 normal 21 2 P 12,7 normal 58 5 L 16,2 normal 22 2 L 14,0 normal 59 5 P 15,1 normal 23 2 L 14,6 normal 60 5 L 17,2 normal 24 2 P 12,9 normal 61 5 P 16,7 normal 25 2 L 13,8 normal 62 5 P 14,1 normal 26 2 P 15,9 normal 63 5 L ----- TD 27 2 L 13,5 normal 64 5 L 16,9 normal 28 2 L 16,9 normal 65 5 L 16,9 normal 29 3 L 15,5 normal 66 5 P 16,6 normal 30 3 L 27,4 obesitas 67 5 P 23,4 gemuk 31 3 L 14,1 normal 68 6 L 14,9 normal 32 3 L 14,8 normal 69 6 L 14,0 kurus 33 3 L 14,5 normal 70 6 P 15,4 normal 34 3 P 12,4 kurus 71 6 L 14,7 normal 35 3 P 17,0 normal 72 6 P 17,7 normal 36 3 L 14,4 normal 73 6 P 14,7 normal 37 3 P 13,6 normal 74 6 P ----- TD Keterangan: TD = Tidak terdapat data (tidak mengikuti kegiatan) JPM Ruwa Jurai Volume 1 Nomor 1 Oktober 2015 60

sehingga tidak dapat ditentukan status gizinya. Hasil pemeriksaan tersebut kami sampaikan kepada pihak sekolah dan orang tua siswa. Selain itu, pada peserta dengan status gizi kurang atau melebihi standar normal, diberikan catatan sehingga diharapan dapat dilakukan intervensi sedini mungkin, dan disarankan untuk konsulatsi kembali ke pusat kesehatan masyarakat terdekat 1 bulan yang akan datang. Gambar 1. Pengukuran Berat Badan Gambar 3. Penyuluhan Pola Makan Gizi Seimbang Gambar 4. Penampilan video animasi pada penyuluhan Pola Makan Gizi Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa sebagian besar, yakni 84,8% status gizi peserta kegiatan adalah normal. Terdapat 6 (9,1%) peserta memiliki status gizi kurus, 2 (3%) peserta dalam status gizi kegemukan dan 2(3%) peserta mengalami obesitas. Selain itu, terdapat 8 orang siswa yang tidak mengikuti kegiatan Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pada 57 (89%) peserta, namun terdapat 5 (8%) peserta dengan pengetahuan yang tetap. Selain itu, terdapat 2 (3%) peserta dengan nilai pretest lebih baik dibandingkan post-test. Hal ini dapat terjadi mungkin saja dikarenakan peserta yang tidak konsentrasi dan tidak sungguh sungguh dalam mengerjakan post- testnya. Oleh karena didapatkan lebih dari 70% peserta mengalami peningkatan pengetahuan berdasarkan indikator perbandingan nilai pre-test dan post-test tersebut, maka kegiatan penyuluhan tersebut telah berhasil meningkatkan pengetahuan peserta. JPM Ruwa Jurai Volume 1 Nomor 1 Oktober 2015 61

Tabel 2. Perbandingan Skor Pre-Test dan Post-Test Peserta No urut peserta pre-test posttest Ket No urut peserta pre-test posttest 1 60 80 meningkat 33 50 80 meningkat 2 60 70 meningkat 34 40 60 meningkat 3 60 70 meningkat 35 40 70 meningkat 4 40 80 meningkat 36 60 70 meningkat 5 70 70 tetap 37 60 80 meningkat 6 40 90 meningkat 38 70 70 tetap 7 30 70 meningkat 39 60 70 meningkat 8 30 80 meningkat 40 50 50 tetap 9 0 60 meningkat 41 50 70 meningkat 10 40 70 meningkat 42 60 90 meningkat 11 20 80 meningkat 43 40 70 meningkat 12 60 90 meningkat 44 40 60 meningkat 13 50 80 meningkat 45 70 80 meningkat 14 50 80 meningkat 46 50 80 meningkat 15 60 90 meningkat 47 40 70 meningkat 16 40 90 meningkat 48 60 80 meningkat 17 40 70 meningkat 49 40 80 meningkat 18 30 60 meningkat 50 40 90 meningkat 19 50 80 meningkat 51 30 100 meningkat 20 60 80 meningkat 52 50 80 meningkat 21 30 50 meningkat 53 70 100 meningkat 22 20 80 meningkat 54 50 70 meningkat 23 30 70 meningkat 55 50 90 meningkat 24 60 50 menurun 56 70 100 meningkat 25 40 70 meningkat 57 70 90 meningkat 26 20 60 meningkat 58 60 100 meningkat 27 0 40 meningkat 59 40 90 meningkat 28 80 70 menurun 60 20 50 meningkat 29 60 60 tetap 61 40 80 meningkat 30 70 80 meningkat 62 20 70 meningkat 31 80 80 tetap 63 20 80 meningkat 32 60 80 meningkat 64 30 80 meningkat Ket DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional. Jakarta: PP RI; 2013. 2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014 3. Almatsier S. Penuntun diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2010 4. Santoso, AL Ranti. Kesehatan dan gizi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya; 2004. 5. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta; Kemenkes RI; 2012. JPM Ruwa Jurai Volume 1 Nomor 1 Oktober 2015 62