Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital

dokumen-dokumen yang mirip
Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital

MENGUKUR KECEPATAN DAN PERCEPATAN GERAK KAKI MANUSIA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-316

JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)

Gambar 1. Post Trauma Arthritis [1]

Studi Simulasi Stick-Slip Friction akibat Multi- Directional Contact Friction

Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat pada Dental Prosthesis

Studi Eksperimen Dan Analisa KeausanJournal Bearing Dry ContactPada Rotary Valve Mesin Pembuat Pasta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Kinematis untuk Menentukan Dimensi Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Anatomi Femoral, Tibial, dan Patellar Component (teijin-nakashima.co.jp)

KAJIAN DAN PERANCANGAN TEKNOLOGI SISTEM PENGUKURAN AGILITY DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) SEBAGAI METODE SELEKSI ATLIT

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Gambar 1.1. Anatomi sendi lutut normal (Jun, 2011)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) F-396

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB I PENDAHULUAN. akibat adanya kontak atau gesekan. Gesekan biasanya didefinisikan sebagai gaya

BAB III KONTAK PADA KOMPONEN ACETABULAR

Perancangan Sistem Pengukuran ph dan Temperatur Pada Bioreaktor Anaerob Tipe Semi-Batch

Analisa Gesekan Material Implantasi Prosthesis Pada Total Hip Joint Replacement Akibat Gerak Adduksi Abduksi Menggunakan Metode Elemen Hingga

KINEMATIKA PARTIKEL. Gerak Lurus Gerak Melingkar

Gambar 1 Temporomandibular joint manusia

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage

Studi Eksperimen dan Analisa Laju Keausan Material Alternatif pada Sepatu Rem Lokomotif

BAB I PENDAHULUAN. Gambar Ilustrasi sendi lutut yang sehat (kiri) dan sendi lutut yang telah cedera hingga mengalami osteoarthritis (kanan)

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Pembahasan a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat) b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

GERAK MELINGKAR. Gerak Melingkar Beraturan

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)

Karena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Copyright all right reserved

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

ANALISA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN (GEA)

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

SOAL TRY OUT FISIKA 2

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

Antiremed Kelas 10 FISIKA

SOAL DINAMIKA ROTASI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pengujian Ketelitian Pada Flexible Fixture Tanpa Beban Pemesinan

Analisis Stabilitas dan Kekuatan Pengait Bak Angkut Kendaraan Multiguna Pedesaan

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

RANCANG BANGUN KURSI RODA YANG BISA NAIK TANGGA

FIsika DINAMIKA ROTASI

Pemodelan dan Analisis Simulator Gempa Penghasil Gerak Translasi

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

Uji Kompetensi Semester 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM UNTUK TRAJECTORY PLANNING

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

BAB I PENDAHULUAN. Hip Joint. Femur

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306

BAB IV ANALISA KECEPATAN

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro H.Prof.Sudharto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, 50275

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan

USAHA, ENERGI & DAYA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Panorama 360 o untuk Virtual Touring pada Museum Tugu Pahlawan Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Mekanik

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Analisa Perilaku Gerak Belok Mobil Listrik ITS 1

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No., (1) ISSN: 31-971 1 Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital Adi Wahyu Christianto, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 111 Indonesia e-mail: y_kaelani@me.its.ac.id Abstrak Sendi lutut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengakomodasi tegangan yang tinggi dengan tetap mempertahankan mobilitas dan stabilitas tubuh manusia. Pergerakan sendi lutut tersebut pasti mempunyai kecepatan. Akan tetapi kecepatan pergerakan sendi lutut tersebut sulit untuk kita ukur. Pada pengujian keausan sebelumnya, harga kecepatan diambil dari asumsi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengukuran kecepatan. Dalam melakukan pengukuran tersebut, digunakan beberapa metode antara lain menghitung secara manual, menggunakan alat ukur seperti tachometer dan lain-lain. Pada tugas akhir ini dilakukan metode pengukuran kecepatan melalui perantara kamera digital. Analisa dilakukan dengan mengambil gambar suatu gerakan dari orang yang sedang berjalan diatas treadmill yang diberi titik pada tiap persendian pada kaki orang tersebut dan diatur kecepatannya. Yang menjadi acuan bahwa orang tersebut bergerak, yaitu titik tersebut mengalami perpindahan posisi. Dari data perpindahan tersebut akan diproses menjadi data kecepatan dan percepatan. Dari hasil penelitian didapatkan kecepatan kumulatif, kecepatan sudut pada tibia, kecepatan sudut femur, percepatan sudut tibia serta percepatan sudut pada femur pada saat melakukan aktivitas berjalan, berlari, menaiki, dan menuruni tangga. Kata Kunci frame per second, kecepatan sudut, lutut, resolusi, Visual Basic.. M I. PENDAHULUAN ANUSIA dewasa yang memiliki usia lebih dari tahun, banyak diantara manusia dewasa tersebut memiliki gangguan pada kesehatan. Menurut survei di Amerika Serikat [1], gangguan pada sendi lutut memiliki jumlah yang paling besar diantara gangguan kesehatan yang lain. Gangguan pada sendi lutut yang cukup parah hingga membatasi aktifitas manusia tentunya disarankan untuk melakukan knee joint replacement (penggantian sendi lutut). Penggantian sendi lutut dilakukan pada ujung femur dan tibia. Pergerakan femur terhadap tibia ini dimungkinkan akan terjadi gesekan. Gesekan yang terjadi tentunya akan menyebabkan keausan. Oleh karena itu dilakukan pengujian biomekanik untuk meneliti tentang keausan tersebut. Pada pengujian biomekanik yang sudah ada yaitu pengujian yang telah dilakukan oleh Moch. Solikin [] dilakukan pengujian dengan asumsi variasi kecepatan,13 m/s dan,3 m/s, dimana variasi kecepatan tersebut didapatkan dari asumsi. Penelitian yang dilakukan oleh Wong Windra Gunawan [3] didapatkan metode pengukuran kecepatan dan percepatan melalui software Visual Basic.. Dari acuan penelitian Wong Windra, penulis dalam penelitian kali ini ingin mencoba menggunakan metode tersebut untuk melakukan pengukuran kecepatan dan percepatan persendian lutut dengan menggunakan software Visual Basic.. Pengukuran kecepatan dan percepatan dengan Visual Basic. ini diujicobakan dengan menggunakan objek penelitian berupa kaki manusia yang berjalan pada alat treadmill yang diatur kecepatannya dan ketika melakukan aktifitas menaiki dan menuruni tangga. Pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan digital camera, yang nantinya akan diekstrak dengan bantuan software ACDSee sehingga movie akan terpecah menjadi gambar dengan format JPEG (.jpg), lalu gambar tersebut diproses menggunakan software Visual Basic. untuk diukur kecepatan dan percepatannnya. II. URAIAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan langkah kerja. Awalnya objek berupa kaki manusia dilakukan pemberian titik pada pinggul, lutut, dan mata kaki. Selanjutnya letakkan kamera digital sejajar dengan objek yang akan direkam, lalu ukur jarak antara objekkamera dan ketinggian kamera. Selanjutnya rekam aktifitas objek dalam bentuk file.avi ketika melakukan aktifitas di atas treadmill pada saat berjalan km/h pada, berlari km/h dan ketika menaiki, menuruni tangga baik saat berjalan maupun berlari. Kecepatan teradmill km/h dan km/h didapatkan dari data kecepatan manusia normal pada saat berjalan yaitu 3-5 km/h [] akan tetapi pada penelitian ini ditujukan kepada manusia yang telah mengalami pergantian sendi lutut, tentunya kemampuan berjalan dan berlari manusia yang telah mengalami penggantian lutut keceil kemungkinan untuk bisa menyamai kemampuan manusia normal. Jadi diambil angka km/h untuk berjalan dan km/h untuk berlari. Gambar 1 Titik yang diamati pada objek Dari file.avi didapatkan gambar hasil ekstrak software ACDSee, lalu dilakukan pengolahan menggunakan bantuan program yang telah dibuat pada Visual Basic.. Maka

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No., (1) ISSN: 31-971 akan dihasilkan koordinat titik dalam ukuran piksel pada pinggul, lutut dan mata kaki. Selanjutkan dilakukan proses converting yaitu merubah ukuran dalam piksel ke ukuran dalam cm maka didapatkan koordinat dalam ukuran cm, setelah itu dilanjutkan dengan mencari displacement dari masing masing titik yang didapatkan dengan mengurangkan koordinat ke n dengan koordinat ke n-1. Dengan mengetahui bahwa waktu per frame adalah,33 detik maka didapatkan nilai kecepatan linier dari tiap titik tersebut dengan membagikan displacement dengan waktu per frame. Dari hasil koordinat bisa diketahui Θ dan Θ 3. Dengan mengetahui panjang paha R = cm dan panjang betis R 3 = cm. Maka akan diketahui ω dan ω 3. III. HASIL DAN ANALISA Pada bagian ini akan dibahas dan dianalisa hasil 3 titik yang telah diberi tanda yaitu pada pinggul, lutut, dan mata kaki. Hasil akan dianalisa dan dibahas dalam grafik. Pembahasan dimulai dengan penelitian pada saat objek berjalan diatas treadmill dengan kecepatan km/h, berlari diatas treadmill dengan kecepatan km/h, menaiki tangga, menuruni tangga, menaiki tangga dengan berlari, dan terakhir menuruni tangga dengan berlari. A. Berjalan Diatas Treadmill dengan Kecepatan km/h Hasil dari pengujian didapatkan displacement maksimum terjadi pada titik C yaitu pada pada posisi mata kaki baik pada koordinat X maupun Y lalu diikuti oleh titik B (lutut) dan titik A (pinggul). Hal ini terjadi karena pada titik C mengalami perpindahan posisi yang cukup besar setiap frame-nya dibandingkan kedua titik lainnya. Perpindahan posisi paling besar terjadi pada saat posisi kaki mulai mengayun kearah depan (frame 5-31) seperti yang terlihat pada gambar. 1 8-1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 1 3 5 7 9 31-8 -1-1 ω ω3 Gambar Kecepatan sudut pada saat berjalan pada treadmill Perubahan yang cukup signifikan terjadi akibat perubahan sudut yang terjadi pada frame 1-, dimana pada pada saat mengayun ke arah depan. Perubahan yang cukup terlihat juga terjadi pada frame 7-3 dimana pada frame tersebut kaki mulai terangkat akibat dari gerakan fleksi, yaitu gerakan menekukkan kaki dari posisi kaki yang sebelumnya lurus. 3 1-1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 1 3 5 7 9 - -3 - α Gambar 5 Percepatan sudut pada saat berjalan pada treadmill Pada percepatan sudut terjadi trendline yang cenderung tetap akan tetapi pada frame dan 9 terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Trendline grafik percepatan sudut paling besar terjadi pada frame 7 baik pada α (femur) dan α 3 (tibial) lalu diikuti dengan frame ke. Perubahan trendline yang cukup signifikan disebabkan oleh perubahan kecepatan sudut. Perubahan yang cukup besar ini terjadi karena nilai kecepatan sudut pada femur dan tibia ini juga cukup besar. Untuk mencari percepatan sudut terdapat kuadrat kecepatan sudut baik pada femural maupun tibial. Gambar. 5-31 pada saat berjalan pada treadmill Kemudian diikuti pada posisi kaki mengayun kearah belakang (frame1-5), seperti yang terlihat pada gambar 3 B. Berlari Diatas Treadmill dengan Kecepatan km/h Kecepatan sudut paling besar terjadi pada frame pada ω (femur) yang memiliki trendline yang cenderung fluktuatif sampai frame 15 kemudian terjadi kenaikan pada frame 15- sedangkan pada ω 3 (tibia) terjadi trendline yang fluktuatif pula akan tetapi terjadi penurunan pada saat memasuki frame ke 15 sampai ke frame. Gambar 3 1-5 pada saat berjalan pada treadmill Hal yang sama juga terjadi pada kecepatan linier. Kecepatan linier paling besar terjadi pada posisi C (mata kaki) pada saat kaki mulai diayunkan kearah depan. Gambar 15- pada saat berlari pada treadmill

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No., (1) ISSN: 31-971 3 - - - 1 3 5 7 8 9 1111131151171819 Gambar 7 Kecepatan sudut pada saat berlari pada treadmill Perubahan yang fluktuatif terjadi akibat perubahan sudut yang terjadi pada keseluruhan siklus, pada frame 1-15 terjadi garakan fleksi dimana pada ω 3(tibial) terjadi putaran cenderung ke arah CW(searah jarum jam) yang memiliki nilai positif sedangkan pada ω (femur) terjadi putaran cenderung CCW(berlawanan jarum jam) yang memiliki nilai negatif, sedangkan pada frame 15- terjadi gerakan ekstensi yang memiliki nilai dan arah gerakan yang berkebalikan dari gerakan ekstensi baik pada ω (femur) maupun ω 3(tibial). Axis Title 1-1 - Gambar 8 Percepatan sudut pada saat berlari pada treadmill Pada percepatan sudut terjadi trendline yang fluktuatif, percepatan terbesar terjadi pada frame yaitu pada grafik α 3(tibial) lalu diikuti oleh frame 1, pada α (femur) juga terjadi grafik yang fluktuatif dimana percepatan tertinggi terdapat pada frame 1. Nilai percepatan sudut yang besar disebabkan oleh nilai kecepatan sudut. Telah kita ketahui bahwa untuk mencari percepatan sudut terdapat kuadrat kecepatan sudut baik pada femural maupun tibial. C. Menaiki Tangga ω Hasil kecepatan sudut paling besar terjadi pada frame 1 pada ω 3 (tibial) yang memiliki trendline yang cenderung tetap akan tetapi pada frame 9 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Rad/s 5 3-1 1 - -3 - ω ω3 Gambar 9 Kecepatan sudut pada saat menaikii tangga Pada ω (femur) memiliki trendline yang cenderung tetap akan tetapi pada frame 9 terjadi kenaikan yang cukup signifikan lalu terjadi penurunan pada frame 1 lalu ω3 1 3 5 7 8 9 1111131151171819 α 1 3 5 7 8 9 1 11 1 13 1 15 1 17 18 19 trendline kembali seperti frame ke 1- yaitu memiliki kecenderungan yang tetap. Dapat dilihat pada gambar 13. Gambar 1 1-5 pada saat menaikii tangga Perubahan yang cukup signifikan terjadi akibat perubahan sudut yang terjadi pada frame 9, dimana pada pada saat menanjak pada tangga sesaat sebelum posisi kaki menjadi lurus. 1 3 5 7 8 9 1 11 1 13 1 15 1 17 18 - α Gambar 11 Percepatan sudut pada saat menaikii tangga Pada percepatan sudut terjadi trendline yang cenderung tetap akan tetapi pada frame 7 terjadi kenaikan yang cukup signifikan, akan tetapi turun lagi pada frame ke 8 dan membentuk trendline yang mempunyai kecenderungan tetap. Trendline grafik percepatan sudut paling besar terjadi pada frame 7 baik pada α (femur) dan α 3(tibial). Perubahan trendline yang cukup signifikan pada frame ke 1 disebabkan oleh perubahan kecepatan sudut. Perubahan yang cukup besar ini terjadi karena nilai kecepatan sudut pada femural dan tibial ini juga cukup besar. Untuk mencari percepatan sudut terdapat kuadrat kecepatan sudut baik pada femural maupun tibial. D. Menuruni Tangga Hasil kecepatan sudut paling besar terjadi pada frame 17 baik pada ω 3(tibia) maupun ω (femur) yang memiliki trendline fluktuatif pada frame 1-1 akan tetapi terjadi kenaikan sampai frame 17 lalu terjadi penurunan yang cukup signifikan. 5-5 1 3 5 7 8 9 1111131151171819 ω3 ω Gambar 1 Kecepatan sudut pada saat menuruni tangga Trendline yang cenderung tetap pada awalnya terjadi akibat posisi kaki yang tetap lurus pada saat kaki mulai menginjak tangga sampai telapak kaki menginjak sempurna pada tangga. Perubahan yang cukup signifikan terjadi akibat perubahan sudut yang terjadi pada frame 1-19, dimana pada frame tersebut terjadi perubahan sudut yang cukup besar dibandingkan frame 1-1, dimana pada seluruh frame

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No., (1) ISSN: 31-971 ini kaki melakukan gerakan fleksi nilai positif pada ω 3(tibial) terjadi karena tibial cenderung bergerak searah jarum jam (CW) sedangkan pada ω (femur) terjadi gerakan berlawanan jarum jam (CCW). 1-1 - 1 3 5 7 8 9 1111131151171819 α Gambar 13 Percepatan sudut pada saat menuruni tangga Pada percepatan sudut terjadi trendline yang fluktuatif dengan percepatan sudut yang terbesar terdapat pada frame 1 pada grafik α 3(tibial). Begitu pula dengan α (femur) terjadi trendline yang sama, yaitu cenderung fluktuatif dengan percepatan terbesar pada frame 15. Nilai percepatan sudut yang besar disebabkan oleh nilai kecepatan sudut. Telah kita ketahui bahwa untuk mencari percepatan sudut terdapat kuadrat kecepatan sudut baik pada femural maupun tibial. E. Menaiki Tangga dengan berlari Pada hasil kecepatan sudut paling besar terjadi pada frame 1 pada ω 3 (tibial) yang memiliki trendline yang menurun. Pada ω (femur) memiliki trendline yang memiliki kecenderungan naik. 8-1 3 5 7 ω ω3 Gambar 1 Kecepatan sudut pada saat menaiki tangga dengan berlari Perubahan yang cukup signifikan terjadi akibat perubahan sudut yang terjadi pada frame 1-3 (gambar), dimana pada pada saat mengayun ke arah depan. Perubahan pada frame 1 ke 3 menunjukkan gerakan fleksi yang terjadi cukup cepat. Gambar 15 1-5 pada saat menaiki tangga dengan berlari Untuk hasil percepatan sudut terjadi trendline yang menurun akan tetapi pada frame - cenderung fluktuatif, percepatan terbesar terdapat pada frame ke 1 yaitu pada α (femur). Begitu pula dengan trendline grafik α 3(tibial) terjadi trendline menaik dengan percepatan terbesar terdapat pada frame ke 1. 1-1 - Percepatan sudut 1 3 5 α Gambar 1 Percepatan sudut pada saat menaiki tangga dengan berlari Perubahan yang cukup signifikan pada frame 1 menuju frame ke disebabkan oleh penurunan kecepatan sudut yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan bahwa untuk mencari nilai percepatan sudut terdapat kuadrat kecepatan sudut baik pada femur maupun tibia. F. Menuruni Tangga dengan berlari Gambar 17 1-5 pada saat menuruni tangga dengan berlari Hasil kecepatan sudut paling besar terjadi pada frame 1 pada ω 3(tibial) yang memiliki trendline yang cenderung naik akan tetapi terjadi penurunan pada frame 5, lalu kembali terjadi kenaikan sampai pada frame ke 9. Pada ω (femur) memiliki trendline yang cenderung naik akan tetapi pada frame 1 terjadi penurunan yang cukup signifikan lalu terjadi kenaikan hingga frame ke 9. - - - -8 1 3 5 7 8 9 ω ω3 Gambar 18 Kecepatan sudut pada saat menuruni tangga dengan berlari Perubahan kecepatan sudut yang terjadi dikarenakan pada awal gerakan yang terjadi adalah gerakan meluruskan kaki, akan tetapi ketika telapak menginjak pada tangga terjadi gerakan menekukkan kaki yang terus menerus terjadi hingga siklus usai. Nilai positif terjadi karena pada ω 3(tibial) terjadi gerakan searah jarum jam (CW) sedangkan pada ω (femur) terjadi sebaliknya. 3 1-1 - -3-1 3 5 7 8 α Gambar 19 Percepatan sudut pada saat menuruni tangga dengan berlari

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No., (1) ISSN: 31-971 5 Pada percepatan sudut terjadi trendline yang menurun yang mempunyai kecenderungan fluktuatif, percepatan terbesar terdapat pada frame ke 1 yaitu pada α 3 (tibial). Begitu pula dengan trendline grafik α (femur) terjadi trendline menaik dengan percepatan terbesar terdapat pada frame ke 1. Perubahan yang cukup signifikan pada frame 1 menuju frame ke disebabkan oleh penurunan kecepatan sudut yang cukup signifikan. Akan tetapi pada frame ke sampai frame ke 8 trendline cenderung tetap dikarenakan tidak ada perubahan kecepatan sudut yang drastis. IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada kondisi objek sedang berjalan didapatkan kecepatan kumulatif tertinggi pada titik C (mata kaki) = 11,7 cm/s, kecepatan sudut tertinggi pada femur (ω ) = 1,3815, pada tibia (ω 3) = - 1,13781, percepatan sudut tertinggi pada femur (α ) = 5,779 pada tibia (α 3) = - 3,8989.. Pada kondisi objek sedang berlari didapatkan kecepatan kumulatif tertinggi pada titik C (mata kaki) = 175,959 cm/s, kecepatan sudut tertinggi pada femur (ω ) = 5,9315, pada tibia (ω 3) =,8399, percepatan sudut tertinggi pada femur (α ) = -111,35 pada tibia (α 3) = 15,779. 3. Pada kondisi objek sedang menaiki tangga didapatkan kecepatan kumulatif tertinggi pada titik B (lutut) = 9,8193 cm/s, kecepatan sudut tertinggi pada femur (ω ) = 5,131511, pada tibia (ω 3)= - 3,513153, percepatan sudut tertinggi pada femur (α ) = 137,937 pada tibia (α 3) = - 1,8373.. Pada kondisi objek sedang menuruni tangga didapatkan kecepatan kumulatif tertinggi pada titik B (lutut) = 191,55 cm/s, kecepatan sudut tertinggi pada femur (ω ) = -,88, pada tibia (ω 3)=,357, percepatan sudut tertinggi pada femur (α ) = -,381 pada tibia (α 3) = 9,1551. 5. Pada kondisi objek sedang menaiki tangga dengan berlari didapatkan kecepatan kumulatif tertinggi pada titik B (lutut) = 1,558 cm/s, kecepatan sudut tertinggi pada femur (ω ) = 3,89, pada tibia (ω 3)=,98, percepatan sudut tertinggi pada femur (α ) = 15,391 pada tibia (α 3) = - 1,335.. Pada kondisi objek sedang menuruni tangga dengan berlari didapatkan kecepatan kumulatif tertinggi pada titik B (lutut) = 19, cm/s, kecepatan sudut tertinggi pada femur (ω ) = -,38, pada tibia (ω 3)= 3,71738, percepatan sudut tertinggi pada femur (α ) = -39,398 pada tibia (α 3) = 37,71. DAFTAR PUSTAKA [1] Brault, M. 5. 7.5 Million U.S. Adults Report a Disability; Arthritis Remains Most Common Cause, http://www.cdc.gov/features/dsadultdisabilitycauses/ [] Solichin, Moch. 1. Studi Eksperimental Laju Keausan (Specific Wear Rate) Antara Ultra High Molecular Weight Polyethylene (Uhmwpe) Dengan Stainless Steel Sebagai Sendi Lutut Buatan (Total Knee Replacement Prosthesis) Manusia. Surabaya. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin ITS. [3] Gunawan, Wong Windra. 9. Rancang Bangun Software Untuk Mengukur Kecepatan Dan Percepatan Sebuah Partikel Dengan Online Web Camera. Surabaya. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin ITS. [] W Bohannon, Richard., 1997. Comfortable and Maximum Walking Speed of Adults Aged -7 Years: Reference Values and Determinants. Age and Ageing (1997) 15 19. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Angkasa Pura yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa BUMN dan kepada Bapak Ir. Yusuf Kaelani, MSc.E yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian kali ini.