PENGETAHUAN MASYARAKAT DAN STATUS MALARIA DI DESA BUMI SARI KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik.

Pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap malaria pada masyarakat di Kecamatan Alue Bilie, Kabupaten Nagan Raya, Aceh

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

Peran Media Komunikasi terhadap Pemahaman Konsep Malaria pada Masyarakat di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar

KOMPOSISI PARASIT MALARIA DI DAERAH LOMBOK BARAT BERDASARKAN MALARIOMETRIC SURVEY (MS)

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Wajo Kota Bau-Bau Provinsi Sulawesi Tenggara

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

Tri Wijayanti, SKM, M.Sc. Instalasi Parasitologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penelitian. Vol. 4, No. 3, Juni Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Hal :

BAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

DISTRIBUSI KASUS MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPENAN KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan bagi negara tropis/

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

Proses Penularan Penyakit

Rataan Kepadatan A. punctulatus yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah di Desa Dulanpokpok, periode Mei-Agustus 2009

SKRINING MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUASIN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO PROPINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

ABSTRAK. Kata kunci : Prevalensi, Intensitas, Leucocytozoon sp., Ayam buras, Bukit Jimbaran.

Filariasis cases In Tanta Subdistrict, Tabalong District on 2009 After 5 Years Of Treatment

KAJIAN DESKRIPTIF KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 APRIL Catur Pangesti Nawangsasi

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN ELIMINASI MALARIA DI KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan

C030 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN MIMIKA

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Tingkat Kepatuhan Penderita Malaria Vivax... (M. Arie Wuryanto) M. Arie Wuryanto *) *) Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal

GAMBARAN PENINGKATAN KEJADIAN MALARIA DI DESA TETEL KECAMATAN PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

Prevalensi pre_treatment

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI AYAK III KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang

BAB 1 PENDAHULUAN. agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DEFINISI KASUS MALARIA

Identifikasi Vektor Malaria di Daerah Sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang Pada Tahun 2011

ANALISIS MODEL PENYEBARAN MALARIA YANG BERGANTUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN NYAMUK SKRIPSI. Oleh : Renny Dwi Prastiwi J2A

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYUMBA PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

Gejala dan Tanda Klinis Malaria di Daerah Endemis

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Summery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hal 79-84 PENGETAHUAN MASYARAKAT DAN STATUS MALARIA DI DESA BUMI SARI KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA Community knowledge and malaria status at Bumi Sari Village, Beutong, Nagan Raya Yulidar Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh Email: yulidar_virgo78@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan masyarakat terhadap malaria dan mendapatkan gambaran status malaria di desa Bumi Sari wilayah kerja pusekmas Beutong, Kabupaten Nagan Raya.Metodologi penelitian yang digunakan adalah survei eksploratif non intervensi dan pemeriksaan mikroskopis sediaan darah jari. Hasil wawancara yang dilakukan pada 75 responden menunjukkan sebesar 74,7% memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan 25,3% tingkat pengetahuan yang kurang baik terhadap malaria. Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis pada 119 sampel, tidak ditemukan sampel darah yang positif mengandung parasit penyebab malaria, oleh karena itu gambaran status malaria desa Bumi Sari wilayah kerja puskemas Beutong berada pada tahap preeliminasi. Kata kunci: Pengetahuan, Malaria, Beutong Abstract The aims of the research were to explore the community knowledge about malaria and to describe the status of malaria at Bumi Sari village, Beutong Central Health working area, Nagan Raya District. The research was conducted 75 respondents of non-intervention exploratory survey methods with microscopic test of finger s blood. The results showed that 74.7% respondents had a good level of knowledge and 25.3% had a poor level of knowledge of malaria. Based on 119 samples of the microscopic test, nore the sample were found positive of malaria s parasit. Status of malaria at Bumi Sari village, Beutong Central Health working area, could be state as pre-elimination stage. Keywords: Knowledge, Malaria, Beutong PENDAHULUAN Malaria hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan secara global termasuk di Indonesia.Selain beban sakit dan kematian yang ditimbulkan, penyakit ini juga mengakibatkan dampak sosial-ekonomi yang besar khususnya bagi penduduk di daerah endemik.penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit darah golongan Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Parasit malaria yang infektif dikenal di Indonesia yaitu: Plasmodium falciparum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria berat, Plasmodium vivax penyebab malaria tertian, Plasmodium malariae penyebab malaria quartana. Pemerintah Provinsi Aceh mencanangkan Aceh bebas malaria atau tahap eliminasi malaria di tahun 2015. Tahap eliminasi atau tahap angka insidens parasit ( API=Annual parasiti incident) merupakan tahap dimana ditemukan 1 parasit pada 1000 penduduk yang diperiksan darahnya. Beberapa kabupaten yang dianggap sudah bebas malaria yaitu Lhokseumawe, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, dan Banda Aceh (Pergub, 2010). Salah satu kabupaten yang masih endemis malaria adalah Kabupaten Aceh Barat dengan angka API 5,4% (2007), 7,55% (2008), 11,8% (2010) (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2011). Salah satu faktor yang menyebabkan Aceh Barat menjadi wilayah endemis malaria di duga akibat penggalian wilayah Gunong Ujen untuk tambang emas, setelah tidak digunakan lagi galian ini menjadi tempat perindukan vektor malaria karena menampung air hujan. Kabupaten Nagan Raya beresiko endemis malaria karena merupakan wilayah pemekaran dari Aceh Barat dengan demografi 79

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol 5, Nomor 2,Desember 2013, hlm 79-84 wilayah yang dikelilingi oleh sebagaian besar hutan dan kebun sawit. Mata pencaharaian penduduk umunya adalah sebagai petani sawit maka dapat dipastikan aktivitas ekonomi ke wilayah Kabupaten Nagan Raya cukup tinggi dari Kabupaten Aceh Barat atau sebaliknya. Secara epidemiologi endemis malaria dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan.faktor lingkungan merupakan salah satu faktor resiko penularan malaria misalnya penularan setempat, migrasi penduduk dan juga faktor pengetahuan masyarakat itu sendiri.oleh karena itu, diperlukan kajian untuk mengeksplorasi pengetahuan masyarakat terhadap malaria dan mendapatkan gambaran status malaria di desa Bumi Sari, wilayah kerja puskesmas Beutong, Kabupaten Nagan Raya. METODE Penelitian ini menggunakan metode spot survei dengan desain survei eksploratif non intervensi di wilayah kerja puskesmas Beutong Kabupaten Nagan Raya yaitu desa Bumi Sari. Eksplorasi informasi tingkat pengetahuan masyarakat menggunakan instrument kuesioner terstruktur yang diukur dengan nilai baik dan kurang baik berdasarkan anumerik statistik.pengumpulan data dilakukan pada bulan oktober dan November 2012. Untuk mengetahui ada tidaknya parasit darah atau Plasmodium dalam darah maka dilakukan pemeriksaan mikroskopis.darah positif mengandung Plasmodium terlihat di bawah mikroskop penampakan ungu akibat dari pewarnaan Plasmodium oleh Giemsa.Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (SDr, sediaan darah) tebal dan preparat darah tipis. Pengambilan darah jari, pembuatan sediaan darah dan pewarnaan dilakukan seperti di bawah ini : Pegang tangan kiri responden dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas. Pilih jari tengah atau jari manis, bersihkan jari dengan kapas alkohol untuk menghilangkan kotoran dan minyak yang menempel pada jari. Setelah kering, jari ditekan agar darah banyak terkumpul dai ujung jari. Tusuk ujung jari (agak di pinggir, dekat dengan kuku) secara cepat dengan menggunakan lancet. Tetes darah pertama yang keluar dibersihkan dengan kapas kering, untuk menghilangkan bekuan darah dan sisa alkohol. Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil object glass bersihkan (pegang ditepinya). Posisi object glass berada di bawah jari. Teteskan 1 tetes darah di bagian tengah object glass untuk slide darah tipis (SDr). Bersihkan sisa darah di ujung jari dengan kapas. Letakkan object glass yang berisi tetesan darah diatas meja atau permukaan yang rata. Untuk SDr, ambil object glass baru (object glass kedua) tetapi bukan cover glass. Tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil sampai darah tersebut menyebar sepanjang object glass. Dengan sudut 450 geser object glass kedua ditempelkan pada ketiga tetes darah tebal. Darah dibuat homogeny dengan cara memutar ujung object glass searah jarum jam, sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1 cm. Pemberian label/etiket dilakukan pada bagian pangkal SDryang sudah kering dengan pensil. Tulis nama, nomor dan tanggal pembuatan. Jangan menggunakan ballpoint atau spidol dalam pembuatan label. Proses pengeringan SDr harus dilakukan secara perlahan-lahan di tempat yang datar. Tidak dianjurkan menggunkan lampu/pengering lainnya. Selama proses pengeringan SDr harus terhindar dari gangguan serangga, debu, panas, kelembaban yang tinggi dan getaran. Setelah kering segera dilakukan proses pewarnaan dengan giemsa. Kemudian lakukan pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop untuk mengidentifikasi Plasmodium. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik umum masyarakat Data hasil analisis disajikan dalam Tabel 1 dibawah ini. Terlihat bahwa 77,3% masyarakat yang diwawancara pada usia produkti. Responden yang diwawancara umunya hanya tamatan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.diduga, masyarakat beranggapan bahwa pendidikan bukan suatu hal penting terbukti lebih dari 50% masyarakat dengan tingkat pendidikannya rendah. 80

Yulidar: Pengetahuan Masyarakat dan Status Malaria di Desa Bumi Tabel 1 data wawancara tentang karakteristik masyarakat. Kec. Kec. Rincian Rincian Beutong Beutong N % N % Usia Produktif 58 77.3 Kelompok Kepemudaan 1 1.3 Tidak produktif Kegiatan 17 22.7 Posyandu 0 0 Masyarakat Jenis Laki-laki 33 44 Pengajian 0 0 Kelamin Perempuan 42 56 Remaja masjid 0 0 Suku Aceh 49 65.3 Pekerjaan Petani 48 64 Jawa 26 34.7 Peternak 0 0 Pendidikan Tidak pernah Sekolah 5 6.7 Pedagang 1 1.3 Tidak tamat SD 7 9.3 Wiraswasta 1 1.3 Tamat SD 28 37.3 Pegawai 1 1.3 Tidak tamat SMP 1 1.3 IRT 22 29.3 Tamat SMP 24 32 Honorer 1 1.3 Ikutsertaan Kelompok Kegiatan Masyarakat Tidak tamat SMA 2 2.7 Pensiunan 0 0 Tamat SMA 6 8 Dukun kampong Akademi / PT 2 2.7 0 0 Ya 43 57.3 Penghasilan tidak bekerja 1 1.3 <Rp. 1.350.000,- 32 42.7 Tidak 32 42.7 >= Rp. 1.350.000,- 43 57.3 N = Jumlah sampel yang mengisi kuesioner dalam populasi Namun demikian, rasa solidaritas dan kebersamaan masih terjalin dengan bagus, mencapai 57,3% masyarakat yang aktif ikutserta dalam kegiatan kelompok masyarakat. Keikutsertaan dalam kegiatan kelompok masyarakat dapat dijadikan suatu wadah bagi para kader atau petugas puskesmas untuk saling berbagi informasi mengenai malaria. Perbandingan jumlah masyarakat yang diwawancara antara laki-laki dengan perempuan adalah 46% berbanding 56%.Masyarakat yang tinggal di desa Bumi Sari ternyata tidak hanya suku aceh, namun demikian dapat dipastikan bahwa suku aceh dominan sebagai responden dikarenakan lokasi penelitian adalah di Aceh.Prosentase masyarakat berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki khal ini disebabkan oleh waktu pengumpulan data. Waktu pengumpulan data dari jam 10.00 s.d 14.00 merupakan waktu bagi sebagian besar laki-laki berada di luar rumah untuk beraktivitas mencari nafkah. Pekerjaan masyarakat desa Bumi Sari 64% sebagai petani sawit dan 57,3% masyarakat yang diwawancara memiliki penghasilan rata-rata Rp. 1.350.000/bulan. Bila pendapatan rata-rata Rp. 1.400.000 per bulan dikonversikan dengan jumlah beras yang dapat dibeli per kg beras (Rp. 10.000/kg) untuk setiap keluarga dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang akan mendapat beras sebanyak 140 kg/bulan/kapita sehingga setiap anggota keluarga mendapatkan 35 kg beras (=140 kg/4orang). Menurut Sayogyo (1979) dalam Suharjo (2004), seseorang dinyatakan tidak dianggap dalam kategori ekonomi lemah apabila dapat membeli beras (kebutuhan pokok) sebanyak 480 kb/tahun/kapita. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebagian masyarakat di loaksi penelitian tergolong ke dalam kategori kurang mampu karena dalam satu anggota keluarga hanya bisa memperoleh beras sebanyak 35 kg x 12 = 420 kg/tahun/kapita. Pengetahuan masyarakat mengenai malaria Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengetahuan masyarakat kurang baik tentang sebutan malaria atau nama lain untuk penyakit malaria di desa Bumi Sari, hanya 40% masyarakat yang menjawab malaria sebagai nama untuk penyakit malaria. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang tempat berkembang biak nyamuk dapat dikatakan baik yaitu mencapai 74,7% menjawab ditempat-tempat genangan air. Untuk pengetahuan tentang bahaya penyakit malaria 64% masyarakat tahu tentang tanda-tanda orang sakit malaria dan hanya sebagian kecil saja yang memiliki pengetahuan kurang baik 81

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol 5, Nomor 2,Desember 2013, hlm 79-84 yaitu 36%. Suharjo (2004) juga menyatakan bahwa 57,0% masayarakat di Kabupaten Banjarnegara tahu tentang tanda-tanda malaria. Pendapat yang sama juga pernah dikemukakan oleh Sukowati (2003), tetapi hanya 49,4% masyarakat tahu tentang tanda-tanda orang sakit malaria di Kecamatan Banjarnegara sedangkan di KecamatanPurwodadi mencapai 89%. Pendapat yang sama pernah dikemukakan oleh Waris L (2012)di Kekayap, Nunukan 79,5% masyarakat tahu tentang malaria dan 72,7% tahu tentang tandatanda orang terserang malaria. Pengetahuan masyarakat desa Bumi Sari mengenai penyebab dan penularan malaria dapat dikatakan baik, hasil analisis statistik mencapai 81,3% dan 84,1%. Sedangkan 77,3% masyarakat memiliki pengetahuan yang baik dengan menjawab gigitan nyamuk pada golongan darah yang sama sebagai objek penularan penyakit malaria. Hanya sebagian kecil masyarakat saja yang tidak mengetahui objek penularan malaria. Pendapat yang berbeda pernah diungkapakn oleh Siti.S.S (1983 & 1995) dalam Sukowati (2003), bahwa masyarakat Banjarnegara, Jawa Tengah dan Masyarakat desa Berakit di Kepulauan Riau sebagian besar tidak tahu penyebab malaria. Masyarakat yang mengetahui tanda-tanda nyamuk malaria mencapai 88% sedangkan yang tidak tahu tanda-tanda nyamuk malaria hanya 12%.Berdasarkan angka prosentase diketahui bahwa tingkat pengetahuan masyarakat untuk tanda-tanada nyamuk malaria sangat baik.hal yang sama juga dikemukakan oleh Shinta (2005) bahwa pengetahuan masyarakat mengenai tanda-tanda nyamuk malaria mencapai 87,9% dari 94 masyarakat di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan malaria sebesar 84%, dan 4%dari 75 responden yang tahu jenis-jenis obat malaria yang digunkan. Sedangkan pengetahuan untuk jenis obat tradisional tidak ada satupun masyarakat atau responden yang tahu (0%). Dapat dikatakan bahwa, hampir sebagian besar masyarakat tahu bagaimana cara untuk mencegah malaria namun sangat sedikit yang tahu jenis-jenis obat yang digunakan.perbandingan pengetahuan masyarakat tentang cara konsumsi obat malaria yang baik dengan tidak baik hanya 28%.Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pengetahuan masyarakat sudah cukup baik, rata-rata lebih dari 6 pertanyaan yang angka prosentasenya di atas rata-rata. Shinta (2005) menyebutkan bahwa untuk pengetahuan masyarakat tentang pencegahan malaria di Kec. Purwodadi Kab Purworeja, 75,9% yang menjawab bahwa malaria bisa dicegah. Untuk jenis-jenis obat tidak ada informasi bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat, akantetapi usaha yang dilakukan oleh masyarakat apabila ada keluarga yang kena malaria mencoba mengobati sendiri dengan obat warung atau obat tradisional. Prosentase pengetahuan masyarakat yang tahu tentang jenis-jenis obat tradisional untuk mengobati malaria yaitu sebesar 66,7% dari 94 responden. Tabel 2 hasil wawancara tentang pengetahuan mengenai malaria. Desa Bumi Sari Rincian Kec. Beutong variabel n % Tingkat Baik 56 74.7 Pengetahuan Kurang Baik 19 25.3 N = Jumlah sampel yang mengisi kuesioner dalam populasi Pengetahuan masyarakat mengenai malaria (Tabel 1) diakumulasi dari jawaban pertanyaan yang ada dalam kuesioner sebanyak sembilan pertanyaan.bila masyarakat menjawab enam atau lebih pertanyaan dengan jawaban yang benar, maka masyarakat tersebut dikategorikan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang malaria. Pertanyaan pengetahuan yang diajukan ke masyarakat mencakup nama penyakit malaria di daerah ini, tempat berkembangbiak nyamuk malaria, bahaya penyakit malaria, tanda-tanda orang sakit malaria, penyebab penyakit malaria, penularan penyakit malaria, jenis-jenis obat malaria, cara mengkonsumsi obat malaria, jenisjenis obat tradisional untuk penyakit malaria. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat di desa Bumi Sari mempunyai pengetahuan yang baik (menjawab 6 pertanyaaan yang diajukan tingkat prosentase diatas rata-rata) yaitu mencapai 74,7% (Tabel 2). Sedangkan, Suharjo (2004) menyatakan bahwa hanya 57,0% masyarakat yang tahu masayarakat mengenai malaria di Kabupaten Banjarnegara. Status malaria Hasil pemeriksaan didapatkan seluruh sampel tidak mengandung Plasmodium (Tabel 2).kemungkinan hal ini disebabkan oleh setiap wilayah mempunyai masa-masa puncak atau pola epidemiologi berbeda-beda yang dipengaruhi oleh musim hujan. Musim hujan di Aceh terjadi pada 82

Yulidar: Pengetahuan Masyarakat dan Status Malaria di Desa Bumi bulan September sampai dengan Januari.Curah hujan di Kabupaten Nagan Raya termasuk hujan ringan dengan kelembaban 70-97% (BMKG Aceh, 2012). Pengambilan sampel darah dilakukan pada bulan oktober, pada bulan ini wilayah Kabupaten Nagan Raya sedang pada musim hujan walaupun intensitas turun hujan tidak setiap hari.faktor lingkungan mempengaruhi epidemiologis malaria, semakin tinggi curah hujan maka semakin banyak terbentuknya genangan-genangan air yang memungkinkan adanya tempat-tempat perindukan vektor. Pada saat sedang musim hujan, perkembangbiakan vektor belum terjadi dan akan terjadi setelah musim hujan selesai. Tabel 3hasil pemeriksaan slite sediaan darah tipis. No Kecamatan Kode Mikroskopis Jumlah (+/-) Sampel Ket 1. Beutong (wilayah kerja puskesmas Beutong) BS 01 BS 199-199 100% Negatif Dapat dikatakan, pengumpulan data pada bulan oktober mempengaruhi penularan dan keberadaan parasit malaria. Hal yang sama juga pernah dilaporkan oleh Hadifah (2012) Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah jari dilakukan pada bulan Oktober di Kota Sabang, Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar juga tidak menemukan adanya Plasmodium malaria dalam darah masyarakat yang diperiksa. Berbeda dengan pendapat Asih (2012) hasil pemeriksaan mikroskopis malaria yang dilakukannya di Kota Sabang pada bulan april ternyata 10 slide positif mengandung Plasmodium falcifarum dari 16.229 sediaan darah yang tersedia. Apabila dibandingkan curah hujan Kota Sabang dengan Kabupaten Nagan Raya maka kedua kota ini terletak dalam lingkup wilayah Aceh, ada kemungkinan waktu pengumpulan pengambilan sampel darah mempengaruhi kasus malaria sehingga mempengaruhi ada tidaknya Plasmodium malaria. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat desa Bumi Sari terhadap malaria dapat dikategorikan baik, sebanyak 74,7% dari 75 masyarakat yang diwawancara mampu menjawab lebih dari 6 pertanyaan pengetahuan yang diajukan. Hasil pemeriksaan mikroskopis darah jari pada 119 masyarakat yang diperiksa, tidak ditemukan slide yang positif mengandung Plasmodium malaria, sehingga dapat dikatakan desa Bumi Sari wilayah kerja puskesmas Beutong Kabupaten Nagan Raya pada tahap pre-eliminasi. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Kepala Badan Litbang Kesehatan Jakarta, Kepala Loka Litbang Biomedis Aceh, konsultan penelitian, teman-teman keluarga besar litbang kesehatan dan Kepala dinas Kesehatan Nagan Raya beserta Staf atas bantuan sehingga terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Asih, P.B.S., Ismail, E.R., Herdiana., Nandha, R P., Anggi, P.N. H., Sylvia, S. M.,Sully., et al. 2012. The baseline distribution of malaria in the initial phase of elimination in Sabang Municipality, Aceh Province, Indonesia. Malar. J. 11; 291. Hadifah, Z., Abidah, Maria Ulva., Sari, H., Ulil, A.M., Asmaul, H. 2011. Identifikasi dan pemeriksaan parasit malaria di Kab. Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang. Laporan penelitian. UPF Litkes NAD. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan, Jakarta. [Pergub]. 2010. Peraturan Gubernur Aceh No. 40 tahun 2010 tentang Program Eliminasi Malaria di Aceh. Aceh. [Dinas Kesehatan]. 2011. Profil Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2011. Aceh. Shinta.,Supratman, S dan Titik,S.S. 2005. Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap malaria di daerah endemis, di Kabupaten Purworejo, Jawa 83

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol 5, Nomor 2,Desember 2013, hlm 79-84 Tengah.Jurnal Ekologi Kesehatan. 4 (2): 258-259. Suharjo, S., Sukowati, S., dan Enny, W. L. 2003.Perilaku masyarakat dalam menggunakan kelambu celup di daerah endemik malaria Mimika Timur, Irian Jaya.Jurnal Ekologi Kesehatan. 2 (2): 227. Sukowati, S., Siti, S.S dan Enny, W. L. 2003.Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang malaria di daerah Lombok Timur, NTB.Jurnal Ekologi Kesehatan. 2 (1): 176. Waris, L., Yuniarti, S dan Sri, S.2012. Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap malaria di Desa Kekayap Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Buski. 4 (1) : 38-40. 84