PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS YANG TECERMIN DALAM KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA ISLAM ALMAARIF SINGOSARI MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pelik, kompleks, dan multidimensi.permasalahan-permasalahan di bidang

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

Agni Danaryanti dan Adelina Tri Lestari

BAB III METODE PENELITIAN. Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA POKOK BAHASAN INTERFERENSI CAHAYA BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK SISWA KELAS XII IPA MAN 3 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PQ4R PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS VII SMP

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SE GUGUS 2 KECAMATAN NGANTANG

BAB III METODE PENELITIAN. yang lebih spesifik agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan yang terjadi agar kegiatan yang

Daftar Isi. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian B. Definisi Operasional C. Partisipan...

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENGEMBANGAN

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

BAB III. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang di anggap suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Universias Negeri Malang. Jalan Semarang 5 Malang

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG

BAB III METODO PENELITIAN

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION MATERI ENERGI UNTUK MENDIAGNOSIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Firda Fauziah 1, Muhardjito, dan Asim Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) Universitas Negeri Malang 1 e-mail:firdafauziah_92@yahoo.com ABSTRAK Penanaman kebiasaan berpikir kritis memberikan dampak positif bagi siswa untuk mampu mempersiapkan diri pada berbagai disiplin ilmu serta dapat memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi diri. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevalusi dan menyimpulkan terhadap informasi yang telah dibaca disertai dengan alasan yang logis dan reflektif. Reflektif berarti mampu menciptakan alternatif jawaban dengan mempertimbangkan secara hati-hati sebelum mengambil keputusan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengembangkan berpikir kritis, diperlukan suatu instrumen yang dapat mendiagnosis kemampuan berpikir kritis. Supaya siswa mampu berpikir kritis maka siswa harus membaca kritis. Membaca kritis menuntut pembaca untuk memahami seluruh isi yang tertera bahkan kemampuan dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan informasi isi bacaan. Oleh karena itu dikembangakan instrumen penilaian berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan bepikir kritis siswa SMP. Kegiatan membaca kritis sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis dimulai dari kemampuan membaca secara kritis (Hassoubah, 2009). Penelitian menunjukkan bahwa melalui instrumen penilaian berbasis reading comprehension dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Karena dalam proses membaca terjadi proses menganalisis, mengevaluasi, dan mengidentifikasi teks bacaan. Siswa yang kritis akan menjawab soal sesuai dengan indikator berpikir kritis. Kata Kunci: berpikir kritis, reading comprehension. Penanaman kebaiasaan berpikir kritis memberikan dampak positif bagi siswa. Karena menurut Kartimi (2012:23) berpikir kritis mampu mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi dirinya Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam berpiki kritis, diperlukan suatu alat ukur yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis. Pengukuran dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk mengukur atribut atau karakteristik siswa tertentu. Berpikir kritis termasuk karakteristik psikologi seseorang yang dapat diketahui kualifikasinya (rendah, sedang, atau tinggi) dan itu dapat diketahui apabila diadakan pengukuran yang sesuai dengan insdikator berpikir kritis. Pengembangan instrumen penilaian berbasis reading comprehension digunakan untuk mendiagnosis kemampuan berpikir siswa SMP. Indikator berpikir kritis menurut Ennis (Kartimi, 2012:23) terdapat lima tahap berpikir masing-masing indikatornya sebagai berikut: (1) Memberikan penjelasan, meliputi: menfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, dan bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan, (2) Membangun keterampilan dasar, meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/tidak, dan mengamati dan

mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi, (3) Menyimpulkan, mendeduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan, (4) Memberikan penjelasan lanjut, meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi, dan mengidentifikasi asumsi, (5) Mengatur strategi dan taktik, meliputi: a) menentukan tidakan, b) berinteraksi dengan orang lain. Sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget bahwa tahap pemikiran operasional formal dimulai pada usia 11 dan 12 tahun. Tahap pemikiran operasional formal siswa sudah mulai mampu berpikir abstrak dan menciptakan alternatif jawaban. Menurut Syahbana (2012:51)berpikir kritis sudah dapat diterapkan pada anak usia SMP, karena anak usia SMP (12-15) sudah masuk dalam kategori tahap operasi formal. Oleh karena itu penelitian yang dikembangakan yaitu Pengembangan Penilaian Instrumen Berbasis Reading Comprehension Materi Energi untuk Mendiagnosis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori (Santrock,2008:357). Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar, dan berpikir secara kritis. Karena dalam proses berpikir melibatkan aktifitas kognitif dalam merenungkan, menganalisis, dan mempertimbangkan serta menarik kesimpulan dalam berbagai hal. Menurut Daniel (2010: 4) berpikir kritis mencakup tindakan untuk mengevaluasi situasi, masalah, atau argumen suatu permasalahan. Menurut Fisher (2009:10) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Berdasarkan pendapat para ahli maka dalam peneletian ini berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevalusi dan menyimpulkan terhadap informasi yang telah dibaca disertai dengan alasan yang logis dan reflektif. Reflektif berarti mampu n menciptakan alternatif jawaban dengan mempertimbangkan secara hati-hati sebelum mengambil keputusan. Proses membaca itu sebenarnya sama halnya dengan proses ketika orang sedang berpikir dan bernalar. Proses membaca melibatkan aspek-aspek berpikir, seperti mengingat, memahami, membadakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan akhirnya menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan. Tujuan membaca sangat berpengaruh dalam proses membaca dan pemahaman. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman. Menurut Taslim(2011) membaca pemahaman yaitu kegiatan membaca yang dilaksanakan oleh pembaca agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan. Dalam membaca pemahaman seseorang harus mampu mengungkap betul-betul memahami makna dan tujuan bacaan. Menurut Taslim (2011:64) membaca pemahaman ialah kemampuan seseorang pembaca untuk memahami seluruh informasi yang tertera dalam bacaan baik tersirat maupun tersurat, bahkan kemampuan seseorang pembaca untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan mengaplikasikan informasi atau isi dari bacaan. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis dimulai dari kemampuan memca secara kritis (Hassoubah, 2009).

METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan Reseach and Development (R & D) (Sukmadinata,2008:189). Secara garis besar langkah penelitian terdiri atas tiga langkah, yaitu studi pendahuluan, pengembangan produk, dan implementasi produk. Kegiatan pada pengembangan ini adalah (1) studi pendahuluan yang meliputi studi pustaka, studi lapangan, dan perencanaan. (2) pengembangan, meliputi pengembangan draf produk, asi instrumen, instrumen, uji coba terbatas, analisis hasil uji coba terbatas, dan produk hasil pengembangan. Studi pendahuluan meliputi studi pustaka dengan menkaji indikator berpikir kritis dan menyesuaikan materi dengan indikator. Sedangkan untuk study lapangan yaitu melalui wawancara guru fisika SMP untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Berdasarkah hasil studi pendahuluan dilakukan pengembangan instrumen berbasis reading comprehension. Tahap selanjutnya instrumen yang telah selesai dikembangkan dilakukan asi oleh ahli dan praktisi sebelum dilakukan uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data kepada evaluator berupa angket. Angket yang digunakan disusun dengan skala Lingkert berupa angka-angka acuan 4, 3, 2, 1. Angka-angka tersebut kemudian dikualitatifkan sehingga data disimpulkan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan. Data kualitatif berupa kritis, saran, dan tanggapan dari ator. Tabel 1 Skala Penilaian untuk Evaluasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension Baik Layak Jelas Mudah Tepat Sesuai Dapat Skala Penilaian 4 3 2 1 Cukup Baik Cukup Layak Cukup Jelas Cukup Mudah Cukup Tepat Cukup Sesuai Cukup Dapat (diadaptasi dari Arikunto, 2002: 216) Kurang Baik Kurang Layak Kurang Jelas Kurang Mudah Kurang Tepat Kurang Sesuai Kurang Dapat Baik Layak Jelas Sukar Tepat Sesuai Dapat Data angket dengan menggunakan skal lingket yang berkriteria tingkat empat kemudian dianalisis melalui persentase rata-rata skor item pada setiap jawaban dari setiap pertanyaan dalam angket, Analisis persentase dirumuskan dengan P = X X 1 x 100% (Arikunto, 2012:272) Keterangan: P = Persentase kelayakan instrumen X= jumlah total sekor jawaban evaluator X 1 = jumlah total sekor jawaban tertinggi

Penilaian nilai hasil evaluasi instrumen selanjutnya dibandingkan dengan kriteria pada Tabel berikut. Tabel 2 Kriteria Evaluasi Prosentase (%) Kriteria Evaluasi 85-100, dapat digunakan tanpa 70-85 Cukup, dapat digunakan namun perlu di kecil. 50-70 Kurang, disarankan tidak dipergunakan karena perlu besar. 0-50, tidak boleh dipergunakan. (diadaptasi dari Akbar, 2013:41) Persentase sekor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa adalah: P% = f 100% (Arikunto, 2012:272) N Keterangan: P: persentase kemampuan berpikir kritis siswa f: sekor rata-rata yang diperoleh N:sekor maksimal Kriteria pengukuran tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat di Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis Angka Keterangan 81% - 100%% Baik sekali 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pengembangan Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Instrumen berbasis reading comprehension terdiri dari:1) kisi-kisi instrumen berbasis reading comprehension, 2) teks beserta butirbutir soal uraian, 3) dan rubrik penilaian. Penyajian dan Analisis Data Hasil Validasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension Oleh Validator Ahli dan Praktisi Validasi instrumen berbasis reading comprehension melibatkan dosen Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang sebagai ator ahli dan guru SMP Negeri 1 Purwoharjo sebagai ator praktisi. Data yang diperoleh dari asi pengembangan instrumen berbasis reading comprehension sebagai berikut.

Tabel 4 Hasil Validasi Instrumen Berbasis Reading Comprehension NO I II III URAIAN Aspek Petunjuk: Petunjuk instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa dinyatakan dengan jelas Aspek Cakupan Soal Berbasis Reading Comprehension: a. Rumusan soal logis (realistis) b. Kesesuaian isi instrumen penilaian dengan indikator berpikir kritis c. Kesesuaian instrumen penilaian dengan KD d. Butir soal sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir kritis Aspek Bahasa: a. Rumusan kalimat soal komunikatif. VALIDATOR 1 2 3 4 Persentase(%) 3 4 4 3 87,5 4 4 4 4 100 4 4 4 4 100 4 4 4 4 100 3 4 3 3 87,4 3 3 3 3 75 Kriteria Validasi Cukup Keterangan Revisi sedikit

b. Butir soal menggunak an bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3 3 4 4 75 c. Rumusan soal tidak menggunak an kata atau kalimat yang 4 4 4 4 100 menimbulk an penafsiran berbeda. d. Bahasa soal tidak menggunak an bahasa 4 4 4 4 100 yang berlaku setempat. Total 32 34 34 33 92,36 Keterangan: V1: Validator ahli V2: Validator praktisi Cukup Revisi sedikit Berdasarkan Tabel, terlihat bahwa hasil persentase masing-masing kriteria terhadap instrumen berbasis reading comprehension sudah dan ada sedikit. Sedangkan secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata persentase dari asi ahli dan ari praktisi sebesar 92,36% dengan kriteria sangat. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan instrumen berbasis reading comprehension yang telah dikembangkan adalah. Namun untuk menyempurnakan perlu ada sedikit pada rumusan soal dan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Berdasarkan saran dan komentar ator demi menyempurnakan produk berupa instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis maka penulis melakukan penyempurnaan sesuai saran dan komentar ator. Hasil asi yang telah di dinyatakan sesuai hasil skor yang telah diperoleh. Selanjutnya dilakukan uji coba instrumen berbasis reading comprehension kepada siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Purwoharjo. Penyajian dan Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Berbasis Reading Comprehension oleh Siswa Data yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen berbasis reading comprehension berupa data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan berpikir kritis

siswa. Hasil tes siswa dalam uji coba instrumen berbasis reading comprehension oleh siswa kelas 8A, 8C, dan 8H SMP Negeri 1 Purwoharjo, bahwa secara keseluruhan siswa mengerjakan selama 70 sampai 80 menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan dalam mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis. Pemberian skor pada hasil tes dilakukan dengan cara memeriksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk semua siswa, kemudian diberi skor, dan setelah selesasi baru memeriksa nomor dua dan nomor nomor selanjutnya dengan cara yang sama. Cara ini memang membutuhkan waktu yang lama, namun lebih objektif karena jawaban setiap nomor untuk setiap siswa dapat diketahui dan dibandingkan. Cara pemberian skor ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan tingkat berpikir siswa. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Berbasis Reading Comprehension Instrumen berbasis reading comprehension yang telah diasi, kemudian di dan diketahui hasil asi ahli dinyatakan dapat digunakan. Langkah selanjutnya yaitu uji coba produk. Uji coba produk dilakukan di SMP Negeri 1 Purwoharjo yang diberikan kepada siswa kelas 8 yaitu kelas 8A, 8C, dan 8H. Instrumen berbasis reading comprehension digunakan untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis maka siswa harus dapat mengerjakan soal sebagai alat ukur untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam pelaksanaan uji coba produk rata-rata siswa mampu menyelesaikan dan mengerjakan soal selama 70 sampai 80 menit, artinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen soal berbasis reading comprehension bahwa waktu untuk mengerjakan soal selama 80 menit. Setelah siswa mengerjakan soal selanjutnya hasil tes dikoreksi untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa. Dalam pemberian skor disesuaikan dengan skor yang telah ditentukan dalam kisi-kisi instrumen berbasis reading comprehension dan rambu-rambu jawaban. Hasil uji coba tes kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan instrumen berbasis reading comprehension yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwoharjo memperolah hasil yang bervariasi. Hasil skor kemampuan berpikir kritis yang disertai dengan kriteria kemampuan bepikir kritis siswadisesuaikan dengan criteria yang telah ditentukan. Dari ketiga kelas uji coba produk skor tertinggi siswa dari tes kemampuan berpikir kritis menggunakan instrumen berbasis reading comprehension adalah 52 dengan nilai 92,86%. Skor terendah dari hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa yaitu 9 dengan nilai 16,07%. Skor dan nilai yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat dari kemampuan berpikir kritis kritis siswa. semakin tinggi skor dan nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa tinggi. Hasil uji coba tes kemapuan berpikir kritis dengan menggunakan instrumen berbasis reading comprehension, diketahui jumalah siswa dengan kriteria kemampuan berpikir kritis baik sekali sebanya 16 siswa, baik sebanyak 36 siswa, cukup sebanyak 30 siswa, dan kurang sebanyak 9siswa. Tes kemampuan berpikir kritis sebagai evaluasi yang bermakana, sehingga dari tes tersebut dapat digunakan sebagai bentuk latihan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Pemberian tes didasarkan pada manfaat dari

kemampuan berpikir kritis siswa menurut Kartimi (Kartimi, 2012:23) bahwa berpikir kritis mampu mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi dirinya. Saran Penamnfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut. Beberapa saran yang berkaitan degan pengembangan instrumen berbasis reading comprehension adalah sebagai berikut. 1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk a. Apabila guru ingin menggunakan instrumen berbasis reading comprehension, sebaiknya guru menyesuaikan dengan materi yang diberikan dan soal yang digunakan disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kritis. b. Dalam mengembangkan soal sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa. c. Teks yang digunakan diharapkan mampu memberikan informasi dan kontekstual agar dapat menambah wawasan bagi siswa. d. Diberikan gambar yang disesuaikan dengan teks bacaan agar siswa mudah menvisualisasikan soal. 2. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut a. Tahap pengembangan sebaiknya dilanjutkan pada tahap penyebarluasan karena pada pengembangan ini terbatas pada uji coba terbatas. b. Diharapkan ada tindak lanjut pengembangan instrumen penilaian untuk mendiagnosis kemampuan berpikir kritis dengan instrumen berbasis reading comprehension. c. Teks yang dikembangkan tidak hanya teks biasa namun berupa teks yang memberikan informasi kepada siswa agar pengetahuan siswa juga meningkat. d. Pengembangan tihak hanya pada materi energi namun juga materi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Sa adun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosda Arikunto, Suharsimi.2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara Hassoubah, Zalch I. 2007. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa. Joni, Raka. 1984. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.Surabaya: Karya Anda. Kartimi. 2012. Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pada Konsep Termokimia untuk Sisiwa SMA Peringkat Atas dan Menengah, (Online), 1(1) : 21-26 (http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii), diakses 9 Oktober 2013. Martutik. 2001. Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang. Nurnika, Dewi. 2012. Kemampuan Berpikir Kritis yang Tercermin dalam Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Al Maarif Singosari. Skripsi. Malang: FS UM. Tarigan, Henry Guntur. 1993. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Santrock. John W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.

Sumakdinata, Nana S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syahbana, Ali. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui pendekatan Contextual Taaching and Learning. Jurnal pendidikan 2(1):46-47.