TUI{TUTAII DEALER SEPEDA Mt T(lR AKIBAT WA]IPRESIASI PEIIBELI DALAiI PERIAIIIIA]I SEWA BEII iiusimaii DI I$BUPAIEII PRIIB(ITIIIGGII

dokumen-dokumen yang mirip
BALII( IIAMA HAK SETTA IAIIAH KtlTAMAlIYA SURABAYA TERHADAP STAIUS IGPEMITIIMil ATAS BA]IGUIIAII

r994 FAKUTTAS IIUI(UilI UIIIYERSITAS SURABAYT SURABAYA ABSTRAK SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKI.'M BAGI PEMBELI YANG BERITIKAD BAIK

BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

ASPEK HUKUM SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR Oleh : Firman Floranta Adonara S.H.,M.H.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

I. PENDAHULUAN. Seiring meningkatnya perekonomian Indonesia, maka semakin tinggi pula

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

sunabryt KEWEIIA]IGA]I BAIII( TERHADAP I(EIIDARTAII YA]IG IERII$I I ATATI PERIAI{IIAII SE IA - BETI tal(uttas HUI(U]' UIIIYERSITAS SURABAYA tg92

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

FAI(UITAS HUtruil UilIVERSIIIS SURABAYA SURTBAYT t993

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. ASLI MOTOR DELANGGU KLATEN

SKRIPSI PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR ( STUDI KASUS DI DEALER ASLI MOTOR KLATEN )

BAB I PENDAHULUAN. adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya

BAB III PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

ABSTRAKSI. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan. dana dalam pembinaan perekonomiannya. Perekonomian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

Ftfiutlts RU[un uiltvenstlrs sunmara SUNTBTYA t991. ttllt ilt TAII8GU]IG EUGTT TTAS IGCETIIOA]I YIXG IERIII}I III ABSTRAK SKRIPSI RESPATI ISHARSUNTORO

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN SEBAGAI HAK JAMINAN. A. Dasar Hukum Pengertian Hak Tanggungan

AESTRAKSI. Latar Belakanc Pemi lihan Judu'l. Asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang-undang. Hukum Dagang (selanjutnya disingkat KUHD) adalah suatu

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

OtEH ABSTRAK SKRTPSI. DESSY EVALINA NRP N RM t. 36&n IIUI(UM BAOI PEI{ERIMA GIR(I BITYIT DIBATAI.I(AI{ {IIEII PEI{ARII(

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Pengadilan Agama Malang yang Penggugat dan Tergugat sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari

Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR DI PT. HARPINDO JAYA SEMARANG

Ketentuan-ketentuan Umum Dalam Hukum Kontrak A. SOMASI l. Dasar Hukum dan Pengertian Somasi 2. Bentuk dan Isi Somasi

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

199{ ABSTRAK SKRIPSI. tfi(uttas Hu!(uil UlllvERslTls surlbayr SURABAYA. fl lilauall IEltIAllG lgpll il TAtl llatfff llubull GAllllI A llell0lll

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI PERALATAN ELEKTRONIK

PERJANJIAN SEWA BELI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Komparatif Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor di Beberapa Perusahaan Finance Surakarta)

abu, 21 November 2012

L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Tentang Pengadilan Agama Malang

ABSTRAK SKRIPSI. dalam. Masalah perbankan di Indonesia diatur. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia.i tu tidak. I epas dari masal ah hut ang-p iut ang, Dengan adanya hutang-piutang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

Grafik Peningkatan Jumlah Nasabah

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

POTENSI KEJAHATAN KORPORASI OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI KENDARAAN SECARA KREDIT Oleh I Nyoman Gede Remaja 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA KRISNA FINANCE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan memiliki rumah yang terjangkau bagi banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dalam hubungan antara kreditur (pemberi kredit) dengan debitur

KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN. Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Agama Surabaya Tentang Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Tuban. itu juga termasuk di dalamnya surat-surat berharga dan intelektual.

Wawancara. 4. Apakah laporan hasil survey diserahkan oleh verifier kepada Credit Analysis Coordinator untuk dianalisis?

ANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

FAKULTAS HOKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I. Pendahuluan. ilmu pengetahuan dan juga ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IX MUZARA AH. Bagian Pertama Rukun dan Syarat Muzara ah

Transkripsi:

TUI{TUTAII DEALER SEPEDA Mt T(lR AKIBAT WA]IPRESIASI PEIIBELI DALAiI PERIAIIIIA]I SEWA BEII iiusimaii DI I$BUPAIEII PRIIB(ITIIIGGII ABSTRAK SKRIPSI OtEH ERRY SUCAHYO ltrp 28EOr83 ]{frm 88. 7. 004. I 2021.08119 FAI(UITTS HUKUM UIIIYERSITAS SURABAYA SURABAYA 1994

Surabaya, APril 1994 Mahasiswa yang bersangkutan ERRY SUCAHYO tt'engetahui Daniel Djoko Tarl iman, Daniel Djoko Tarliman, S.H.,ll.S. Johan Sidharta, S.H.,!1.S.

ABSTRAKSI Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Pembangunan dalam bidang ekonomi merupakan pembangunan yang utama, karena dengan perekonomian yang baik dan mantap, maka pembangunan dalam bidang-bidang yang lain dapat terlaksana dengan lancar. Untuk itu diperlukan keikutsertaan seluruh warga masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya v{arga masyarakat yang melakukan usaha dengan dikelola oleh pihak yang yang bersangkut an. Salah satu usaha yang dilakukan oleh warga masyarakat guna menuniang pelaksanaan pembangunan adalah da- I am usaha perdagangan. Berbagai macam perdagangan yang dilakukan diantaranya adalah perdagangan kendaraan bermotor. Dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Probolinggo ada suatu perianjian sewa beli sepeda motor yang dikenal dengan sewa beli musiman, dalam arti pembeli sepeda motorcukup dengan membayar uang muka yang ditetapkan sedangkan pelunasannya hanya dapat dilakukan angsuran saat pembe'l i telah memetik hasil.tanaman secara padinya (panen), maka hak milik sepeda motor adalah pembeli.

Namun dalam perjanjian sena beli musiman itu tidak menutup kemungkinan terjadi permasalahan. sebagaimana diketahui bahwa hasil suatu penanaman padi tidak dapat dipastikan akan memperoleh hasil yang baik' mengingat dapat saja seorang petani gagal dalam panen karena gangguan hama tanaman padi dan juga bencana alam seperti banj i r. Apabi I a petani menga'lami kegagal an dal am penanaman padihys, tentu petani tersebut tidak dapat melakukan pembayaran terhadap kredit sepeda motornya' Hal ini jelas menimbulkan kerugian bagi pihak dealer. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang hendak dikemukakan adalah : Bagaimanakah tuntutan dari pihak dealer dalam perjanjian seura beli musiman akibat petani tidak mampu melunasi pembayaran kredit sepeda motor karena kegagalan pada saat panen? Apabila ditinjau dari istilah perianjian sewa beli musiman tersebut, maka nampak jelas bahwa pihak pembeli sewa tidak akan melakukan pembayaran apabila panen belum tiba, dan pihak penjual sewa tidak dapat menuntut pembayaran dari pembeli sewa apabila panen belum tiba. Terhadap permasalahan yang timbul antara dua orang atau lebih, tentunya diperlukan upaya penyelesaian

agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang terkait. Seperti halnya permasalahan yang timbul dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor yang dilakukan dengan cara musiman, dimana petani sebagai pembeli seu,a tidak dapat melaksanakan kewajibannya karena hasil panen yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh petani. Hal ini jelas merupakan suatu kerugian bagi pihak P-T. Put ra Jaya Motor sebagai pi hak deal er yang berkedudukan sebagai penjual sewa. Berdasarkan uraian tersebut di atas, nampak ielas bahwa pada dasarnya perianjian sewa beli musiman sama dengan ketentuan perianjian sewa beli pada umumnya dan memberlakukan ketentuan pada umumnya. Jadi dalam hal ini apabila pihak pembeli sewa tidak melaksanakan kewaj iban-kewajiban sebagaimana mestinya maka pihak dealer sebagai peniual sewa, dalam hal ini P.T. Putra Jaya Motor akan menarik kembali kendaraan bermotor yang menjadi obyek perianjian sewa beli yang berada dalam kekuasaannya. Namun selama ini P.T. Putra Jaya Motor tidak pernah sampai melakukan penarikan terhadap kendaraan bermotor yang berada di tangan pembeli sewa' Pihak petani tetap berusaha untuk melakukan pelunasan angsuran, karena

para petani tersebut pada umumnya tidak menginginkan kendaraan yang sudah berada di tangannya ditarik kembali oleh dealer. penarikan kembali sepeda motor oleh dealer dari tangan petani, dapat dilakukan sendiri oleh dealer. Hal ini dibenarkan oleh hukum, karena penarikan kembali oleh dealer tersebut dilakukan dengan itikad baik. Apabila pihak petani yang melakukan wanprestasi dan pihak dealer menarik kembali kendaraan yang berada di tangan petani' dan petani menyerahkan dengan baik, maka dilakukan iual beli antara petani dengan dealer. Mendasarkan pada jual beli tersebut, maka dealer dapat melakukan balik nama kendaraan bermotor. Adapun bal i k nama kendaraan bermotor tersebut dapat dilakukan setelah adanya jual beli dari petani kepada dealer, karena telah disebutkan bahwa sepeda motor itu atas nama petani. Dalam praktek sewa beli sepeda motor biasanya petani telah membuat kuitansi kosongan rangkap 3 (tiga). Sedangkan pihak dealer tinggal mclakukan pengisian saja. Dengan demikian telah terjadi jual beli dari petani kepada dealer. Setelah terjadi jual beli, maka dengan sendirinya sepeda motor tersebut mutlak menjadi hak dealer. Mengingat sepeda motor sudah meniadi hak dealer, maka agar

0""r"1. leluasa memindah-tangankan sepeda motor, maka dealer terlebih dahulu harus membalik nama BPKB menjadi atas nama dealer sebagaimana telah diuraikan di atas. Apabila pihak petani menolak penarlkan kembali sepeda motor tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan oleh dealer adalah mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri setempat dengan maksud meminta pada petani untuk menyerahkan sepeda motor pada dealer. Gugatan yang dilakukan oleh dealer itu juga dimaksudkan untuk membatalkan perjanjian sewa beli yang telah terjadi sebelumnya antara pihak dealer dengan pihak petani. Apabila hakim telah memutus bahwa perjanjian antara petani dengan dealer diputus batal dan putusan itu telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka petani harus menyerahkan sepeda motor kepada dealer. Dengan mendasarkan pada putusan hakim Pengadilan Negeri tersebut, maka pihak dealer dapat melakukan bal ik nama. Kalau diperhatikan sebenarnya tampak sekali kejanggalan dalam perjanjian sewa beli, dimana dalam perjanjian sewa beli berarti sepeda motor masih milik dealer, tetapi anehnya BPKB atas nama petani. Padahal secara yuridis sepeda motor itu milik petani. Seharusnya BPKB tersebut atas nama dealer, jika sudah lunas pembayaran sewa beli tersebut barulah dibaliknamakan atas

nama petani. Perjanjian sewa beli adalah perianjian yang merupakan kombinasi antara sewa menyewa dan jual beli, dimana pengertian seu,a menyewa itu diatur dalam Pasal 1548 KUH Perdata, sedangkan pengertian jual beli itu sendiri siatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata. Obyek perjanjian se$,a beli tersebut baru berpindah hak miliknya pada pembeli sewa apabila pembeli telah melunasi uang angsuran. Jadi pembeli sewa masih dianggap sebagai penyewa apabila belum melunasi uang angsuran kendaraan. Sedangkan perjanjian sewa beli tersebut diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 34/KP/IIl8O, Pasal 1 butir a. Dalam kehidupan masyarakat di Probolinggo ada perianjian kredit yang disebut dengan perjanjian se$,a beli musiman yaitu pihak petani hanya akan membayar angsuran kendaraan bermotor apabila panen tiba. DaIam perianjian sewa beti musiman ini tidak menutup kemungkinan terjadi suatu permasalahan yang dapat merugikan pihak dealer, yaitu apabila hasil panen yang dicapai oleh petani kurang baik, maka dengan sendirinya angsuran tersebut tidak akan terbayar. Pihak dealer sebagai salah satu pihak dalam perjanjian kredit musiman tersebut, masih memberikan kesem-

patan pada petani pada panen berikutnya untuk melakukan pembayaran angsuran. Namun apabila sampai tiga kali masa panen, pihak petani masih tetap tidak dapat melakukan pembayaran, maka dealer akan menarik kembali kendaraan tersebut. Penarikan kembali sepeda motor oleh dealer dapat dilakukan karena wujud daripada perianjian itu adalah per jan j ian sefrra bel i dan bukan jual bel i angsuran. Mengingat apabila berbentuk jual beli angsuran maka menurut pasal 1464 KUH Perdata, jika pembelian dilakukan dengan uang muka t i dak dapat I ah deal er meni adakan pembel i an itu/menyuruh mengembal ikan sepeda motor atau mengembal i- kan uang muka tersebut.