BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Imunisasi sebagai salah satu pencegahan upaya preventif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Roekmy Prabarini Ario, Widodo J. Pudjiraharo, Djazuly Chalidyanto

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

Merdha Rismayani*H.Junaid**Jusniar Rusli Afa** Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dimana keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 jumlah bayi di dunia yang diberi imunisasi sama dengan jumlah bayi yang meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10 detik 1 bayi meningal. Tuberkulosis, difetri, tetanus, hepatitis polio dan campak merupakan penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas pada anak, sehingga dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan upaya pencegahan, yaitu pemberian imunisasi serta memiliki hak untuk terlindungi dari penyakit infeksi (Sulistiadi, 2012). Salah satu upaya pencegahan penyakit adalah dengan dilakukannya imunisasi.imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap suatu penyakit (Umar, 2006). Imunisasi merupakan program upaya pencegahan kementrian Republik Indonesia untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kemataian akibat penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu difetri, tetanus, hepatitis, polio dan campak. Keberhasilan pelaksanaan imunisasi dapat di ukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) yaitu minimal 80% bayi di desa atau kelurahan telah mendapat imunisasi lengkap (Depkes RI, 2010). Pemerintah mewajibkan imunisasi yang termasuk dalam program pengembangan imunisasi (PPI), imunisasi tersebut di kenal dengan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang merupakan imunisasi wajib bagi anak di bawah usia satu tahun (Depkes RI, 2010) 1

2 Upaya imunisasi di Indonesia mulai di selenggarakan pada tahun 1956, ini merupakan upaya kesehatan yang paling cost effective, karena imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia di nyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Pada tahun 1977 upaya imunisasi di perluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam rangka Pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu difetri, tetanus, hepatitis, polio dan campak (Sulistiadi, 2012). Menurut data yang di peroleh pada tahun 2013 di Indonesia cakupan bayi di Imunisasi dengan jumlah sasaran 4.851.942 jiwa, imunisasi BCG (80, %), Polio 1 (77,7 %), DPT/HB 1 (76,1%), Polio 2 (75,2 %), DPT/HB 2 (73,0%),Polio 3 (62,8%), DPT/HB 3 (71,8%), Polio 4 (79,9%), Campak (68,2%) dari data tersebut menunjukan bahwa status imunisasi dasar belum mencapai standar Universal Child Immunization (UCI) yaitu sebesar 80% secara merata (Depkes,2013). Imunisasi selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain. Apabila ini di biarkan dapat menimbulkan wabah yang menyebar ke mana-mana dan menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak. Perlindungan imunisasi tidak 100% artinya setelah di imunisasi bayi dan anak masi dapat terkena penyakit, tetapi hanya kemungkinan kecil skitar 5-15% (Soedjatmiko, 2009). Tanpa imunisasi di Indonesia kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan, 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus, dan dari 200.000 anak 1 akan menderita penyakit polio (Proverawati,2010). Upaya peningkatan kesehatan (preventif) petugas kesehatan sangat diperlukan dalam pelaksanaannya, namun cakupan yang diharapkan tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya dukungan dari masyarakat.

3 Perlu ditekankan bahwa pemberian imunisasi dasar pada anak tidak hanya memberikan pencegahan terhadap anak tersebut tetapi akan memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan di masyarakat. Oleh karena itu peranan orang tua dan keluarga sangat penting dalam pemberian imunisasi. Penelitian yang di lakukan Muhamad di Puskesmas Dinoyo malang menemukan data presentase ibu yang bekerja adalah 69% dan pengetahuan, pendidikan ibu 83% hal ini terlihat dari jawaban responden yang menjawab kusioner dengan baik. Menurut penelitian sebelumnya yang di lakukan muhamad (2009), di Puskesmas Dinoyo Malang, ia mengemukakan terdapat hubungan antara pengetahuan, pendidikan orang tua dengan pemberian cakupan imunisasi, karena ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan renda mempunyai resiko 3-4 kali tidak mengimunisasikan anaknya p<α (0,05) (Muhamad, 2009) Menurut Muhamad (2009) ia mengemukakan bahwa terdapat hubungan pekerjaan orang tua dengan pemberian cakupan imunsasi, karena pada masa yang akan datang di Indonesia akan terjadi perubahan dari negara agraris menjadi gara industri dengan adanya perbaikan dan perhatian terhadap perempuan menyebabkan semakin meningkatnya tenaga kerja perempuan, baik di sektor formal maupun informal, sehingga perempuan cenderung mementingkan memenuhi kebutuhan hidupnya p<α ( 0,05). (Muhamad, 2009) Data di Provinsi Gorontalo tahun 2013dari ke lima jumlah cakupan imunisasi dasar yang telah melaksanakan, imunisasi dasar di beberapa kabupaten di Provinsi Gorontalo,yang tertinggi adalah Kota Gorontalo yakni (79,4%), sedangkan Kabupaten Gorontalo (76,8%), dan yang terendah adalah Kabupaten Gorontalo utara (72,6%) jumlah iani meningkat dari tahun sebelumnya, namun masih di bawah target Nasional, seperti yang di tetapkan Universal Child Immunization ( UCI) yakni (80%).

4 Frekuensi Kejadian Luar Biasa di Provinsi Gorontalo khususnya kasus dari imunisasi dasar lengkap dapat di lihat dari angka kematian bayi di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2013 adalah 22 per 1000 kelahiran hidup, 3 dari kelahiran 100 anak meninggal karena penyakit campak. 2 dari 100 kelahiran anak meninggal karena batuk rejan. 1 dari 100 kelahiran anak meninggal karena Tetanus. Pada tahun 2013 adalah 12 per 1000 kelahiran hidup, 1 dari kelahiran 100 anak meninggal karena tetanus, 3 kelahiran 100 anak meninggal karena defteri (Dikes Prov.Gorontalo, 2013). Meskipun dari data yang ada di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo tidak merupakan kabupaten yang cakupan imunisasinya rendah, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa belum sepenuhnya cakupan imunisasi dasar lengkap yang belum terealisasikan di kecamatan yang ada di kabupaten. Data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten 2013 diketahui jumlah cakupan anak yang diimunisasi sebanyak 9.725 anak dengan jumlah sasaran sebanyak 9.697 anak, yang tersebar di 17 kecamatan, karena mengingat Kab.Gorontalo merupakan kabupaten yang jumlah kecamatannya terbanyak dan memiliki beberapa kecamatan baru seperti kecamatan Limboto Barat (Dikes Kab.Gorontalo, 2013) Kecamatan Limboto Barat merupakan kecamatan termuda yang merupakan hasil pemekaran dari kecamatan limboto, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah cakupan imunisasi sudah terpenuhi secara maksimal sampai ke desadesa, karena kita ketahui bersama bahwa imunisasi sangat berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia yang akan datang. Dari hasil pengambilan data awal yang di lakukan di puskesmas limboto barat, di dapatkan bahwa jumlah cakupan anak yang belum terimunisasi dasar lengkap, tertinggi di desa huidu yaitu sebanyak 7 orang anak (83%) dan belum mencapai target 100% sesuai program puskesmas Limboto Barat.

5 Selain itu dari hasil pengambilan data awal yang peneliti lakukan kepada petugas kesehatan pada bulan Juni 2013 di Wilayah keja Puskesmas Kecamatan Limboto Barat, kemungkinan belum tercapainya cakupan imunisasi dasar dikarenakan beberapa faktor yaitu Faktor endogen meliputi pengetahuan orang tua, tingkat pendidikan, dan pekerjaan, Sedangkan faktor eksogennya meliputi dukungan masyarakat dan sarana dan pra sarana. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pencapaian Imunisasi Dasar Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Menurut data yang di peroleh pada tahun 2013 di Indonesia cakupan bayi di Imunisasi dengan jumlah sasaran 4.851.942 jiwa, imunisasi BCG (80, %), Polio 1 (77,7 %), DPT/HB 1 (76,1%), Polio 2 (75,2 %), DPT/HB 2 (73,0%),Polio 3 (62,8%), DPT/HB 3 (71,8%), Polio 4 (79,9%), Campak (68,2%) dari data tersebut menunjukan bahwa status imunisasi dasar belum mencapai standar Universal Child Immunization (UCI) yaitu sebesar 80% secara merata (Menkes,2013). 2. Dari hasil pengambilan data awal yang di lakukan di puskesmas limboto barat, di dapatkan bahwa jumlah cakupan anak yang belum terimunisasi dasar lengkap, tertinggi di desa huidu yaitu sebanyak 7 orang anak (83%) dan belum mencapai target 100% sesuai program puskesmas Limboto Barat. dan kemungkinan belum tercapainya cakupan imunisasi dasar dikarenakan beberapa faktor yaitu Faktor endogen meliputi pengetahuan orang tua, tingkat pendidikan, dan pekerjaan, Sedangkan faktor eksogennya meliputi dukungan masyarakat serta sarana dan pra sarana.

6 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Apa saja faktor yang berhubungan dengan pencapaian imunisasi dasar pada anak di wilayah Puskesmas Limboto Barat. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum Untuk menganalisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian imunisasi dasar pada di wilayah Kerja Puskesmas Limboto Barat. 1.4.2 Tujuan khusus 1. Untuk menganalisis hubungan pendidikan orang tua dengan pencapaian 2. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan orang tua dengan pencapaian 3. Untuk menganalisisi hubungan Pekerjaan orang tua dengan pencapaian imunisasi dasar pada anak di wilayah kerja puskesmas limboto barat. 4. Untuk menganalisis hubungan dukungan masyarakat dengan pencapaian 5. Untuk menganalisisi hubungan sarana dan prasarana dengan pencapaian 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfat teoritis Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat memeberikan manfaat bagi pengetahuan di bidang kesehatan serta sebagai media informasi untuk pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan anak sehingga ilmu tersebut dapat di terapkan ke dalam situasi yang nyata yaitu masyarakat.

7 1.5.2 Manfaat praktis 1. Bagi institusi pendidikan keperawatan Memberikan sumbangan dalam bidang ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya dalam konteks keperawatan komunitas. 2. Bagi pelayanan kesehatan Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan sebagai pertimbangan untuk memberikan mutu pelayanan kesehatan. 3. Bagi orang tua Penelitian ini di harapkan menjadi media informasi manfaat dari imunisasi, sehingga setelah mendapatkan informasi masyarakat akan lebih mau dalam memberikan imunisasi pada anaknya.