Faktor Minyak & APBN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

Simulasi Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) tahun 2014

patokan subsidi (Mean of Pajak BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Biro

TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012

Mengapa Harga BBM Harus Naik?

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Intisari...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

IDE. Institute of Development & Energy Economics. Bagian 2dari 3

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

Mencari formula subsidi BBM yang adil dan fleksibel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Negara Hadapi Risiko Likuiditas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BEBAN SUBSIDI BBM DALAM APBN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

1. Tinjauan Umum

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.02/2006 TENTANG

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TANGGAL 16 JANUARI 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI

Kondisi Perekonomian Indonesia

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM

WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM. Oleh: Nirwan Ristiyanto*)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Bukan berarti rencana tersebut berhenti. Niat pemerintah membatasi pembelian atau menaikkan harga BBM subsidi tidak pernah berhenti.

Ketidakwajaran perhitungan Pemerintah dan DPR (dugaan markup), terkait rencana kenaikan harga BBM 2012

SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/ PMK.02/ 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4848)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

IV. GAMBARAN UMUM. diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan fiskal secara keseluruhan. Indikator kerentanan fiskal yang dihadapi adalah meningkatnya

I. PENDAHULUAN. tetap rendah. Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:26). Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Transkripsi:

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Mengingat tingginya harga minyak dunia saat ini (yang sempat tembus US$110 per barel), sejumlah pihak meminta agar pemerintah melakukan kebijakan terobosan untuk mengamankan APBN 2008. Namun sayang, tidak ada satu opsi terobosan pun yang dapat ditawarkan oleh para pihak yang meminta agar pemerintah membuat terobosan tersebut. Kalaupun ada, opsi yang muncul pun terbilang klasik dan sering kita dengar. Belakangan ini, misalnya, muncul usulan agar pemerintah menaikkan harga BBM secara bertahap hingga 15%. Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai kesempatan tidak menginginkan opsi kenaikan harga BBM dilakukan. Penulis bisa memahami kenapa Presiden tidak memilih kebijakan yang tidak populer ini, meski mungkin secara ekonomis menjadi kurang realistis. Namun, menyelesaikan persoalan ekonomi memang tidak serta merta harus mengabaikan realitas non ekonomi, misalnya politik. Sehingga, memang harus dicari solusi ekonomi yang match dengan kepentingan non ekonomis yang dikehendaki pemerintah. Pertanyaannya, solusi ekonomi macam apa yang juga dapat memenuhi kepentingan non ekonomi tersebut? Faktor Minyak & APBN 2008 Sesungguhnya, jika harga minyak sebesar US$100 per barel, beban APBN 2008 akan tetap berat. Berdasarkan keterangan pemerintah, bila harga minyak mentah bertahan di level US$100 per barel, APBN 2008 akan mengalami tambahan defisit APBN sekitar Rp54,7 triliun. Angka tambahan defisit ini berasal dari (i) faktor eksternal karena perubahan asumsi harga minyak sebesar Rp14,4 triliun; (ii) faktor internal karena perubahan dalam parameter migas dan listrik sebesar Rp38,1 triliun, dan perubahan indikator ekonomi makro sebesar Rp2,2 triliun. Jika pemerintah tidak melakukan langkah-langkah pengamanan, maka tambahan defisit tersebut akan menyebabkan defisit APBN 2008 menjadi sekitar Rp128 triliun atau sekitar 3% dari PDB. Pemerintah sendiri telah menyiapkan sembilan langkah pengamanan APBN. Kesembilan langkah tersebut adalah (i) penggunaan dana cadangan APBN; (ii) penghematan dari perkiraan penyerapan alamiah belanja negara; (iii) pemanfaatan dana kelebihan daerah penghasil migas; (iv) penajaman prioritas anggaran belanja Kementerian/Lembaga; (v) perbaikan parameter produksi minyak, subsidi BBM dan listrik; (vi) efisiensi Pertamina dan PLN; (vii) optimalisasi penerimaan perpajakan dan dividen BUMN; (viii) pelonggaran defisit APBN 2008 diikuti dengan penyesuaian pembiayaan anggaran; dan (ix) melakukan counter cyclical untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi makro. 1 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Penulis melihat tidak mudah bagi pemerintah untuk dapat mengendalikan berbagai variabel dari kesembilan langkah pengamanan tersebut. Di tahun 2008 ini, pemerintah menargetkan adanya perbaikan parameter subsidi BBM dan listrik yang diharapkan dapat menekan subsidi BBM dan listrik. Namun, untuk dapat berhasil, langkah ini perlu diimbangi dengan kebijakan sektoralnya, seperti kebijakan transportasi, energi, dan industri. Fakta menunjukkan bahwa konsumsi energi terus meningkat. Selama tahun 2007, konsumsi BBM mencapai 378 juta barel, lebih tinggi dibandingkan tahun 2006 sebesar 373 juta barel. Peningkatan konsumsi BBM domestik terutama terjadi di sektor transportasi yang didorong oleh pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor dan sektor listrik. Kalau melihat karakteristiknya, kesembilan langkah tersebut juga lebih bersifat untuk menutup kerugian akibat kenaikan harga minyak, bukan pada upaya mencegah terjadinya kerugian akibat faktor minyak. Tanpa bermaksud mengabaikan pentingnya langkah pemerintah tersebut, sesungguhnya hal ini tidak perlu terjadi bila sejak awal pemerintah menyiapkan langkah strategis, yaitu dengan menutup sumber kerugian bagi APBN akibat faktor minyak ini. Pemerintah, misalnya, dapat menerapkan langkah lindung nilai () atas harga minyak untuk kebutuhan BBM dalam negeri. Kenapa Hedging? Hedging merupakan suatu transaksi derivatif berupa transaksi sistem lindung nilai dimana pihak yang akan melindungi nilai komoditi/keuangannya membayar pada harga kontrak kepada pihak lain untuk melindungi nilai komoditi/keuangannya terhadap volatilitas pasar. Bila dilakukan dengan perhitungan matang, akan memberikan kepastian (certainty) atas nilai tertentu/nilai patokan dan tingkat biaya tertentu, sehingga dapat meminimalkan risiko-risiko yang timbul karena volatilitas pasar. Bila ini dilakukan dalam konteks memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri, hal itu dapat meminimalkan risiko terjadinya pembengkakan defisit APBN akibat subsidi BBM. Pada tahun 1990/91, Meksiko adalah salah satu negara yang menerapkan strategi. Meksiko menerapkan strategi untuk melingungi sisi revenue (ekspor) minyak. Sehingga, Meksiko dapat menghindarkan diri akibat kerugian yang 2 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 disebabkan menurunnya harga minyak pada waktu itu. Selama ini, konsumsi BBM dalam negeri dipenuhi dari produksi refinery lokal dan impor. Produk BBM lokal pun sebagian bahan bakunya ( crude oil ) berasal dari impor. Yang mendapat tugas mengimpor BBM adalah Pertamina di transaksi di pasar minyak Singapura. Biaya impor BBM dan minyak mentah selain dipengaruhi oleh harga minyak dunia, juga dipengaruhi oleh volatititas kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika (US$). Volatilitas Rupiah selama ini cukup tinggi. Implikasinya, tingginya volatilitas Rupiah dan harga minyak menyebabkan biaya akhir pengadaan BBM menjadi lebih mahal sehingga subsidi BBM menjadi tinggi. Subsidi BBM dihitung berdasarkan harga jual eceran BBM setelah dikurang harga harga patokan BBM dikalikan volume BBM. Sedangkan harga patokan BBM yang digunakan adalah Mid Oil Platt s Singapore (MOPS) ditambah biaya distribusi dan margin (atau dikenal dengan Alpha). Tingginya volatilitas kurs Rupiah ini juga dapat merugikan Pertamina selaku pengimpor BBM dan minyak mentah. Posisi Pertamina sebagai leader dalam permintaan valas, dapat dimanfaatkan para spekulan untuk meraih gain dari fluktuasi kurs dengan cara menggoreng US$ di pasar. Data Bank Indonesia menyebutkan Pertamina menyumbang 30% dari total permintaan valas korporasi yaitu rata-rata sebesar US$1,4 miliar per bulan pada tahun 2007. Melalui, potensi risiko kerugian baik oleh Pemerintah dan Pertamina dapat diminimalkan. Sebab, harga kontrak impor BBM untuk periode tertentu sudah disepakati sejak awal. APBN akan terhindar dari tambahan biaya subsidi BBM. Sedangkan bagi Pertamina, juga dapat meminimalkan risiko kerugian akibat fluktuasi kurs Rupiah. Berdasarkan perhitungan penulis bila pemerintah melakukan saat ini, katakanlah pada level US$89 per barel, dengan sebuah bank 3 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 (biasanya berbentuk investment bank ), negara dapat menghemat APBN sekitar Rp45 triliun. Jumlah ini kira-kira dapat mengurangi hampir 83% sendiri dari kerugian tambahan defisit pada APBN 2008 yang sebesar Rp54,7 triliun di atas atau hampir dua kali lipat dibandingkan dividen BUMN yang diperoleh pemerintah (lihat Gambar 1 ). Opsi-Opsi Hedging Dalam dunia keuangan perminyakan, opsi-opsi strategi cukup beragam sehingga memberikan kemudahan bagi pemerintah untuk melakukan. Namun, setiap opsi memiliki biaya tersendiri karena risiko yang ditanggung bank untuk setiap opsinya juga berbeda. Pertama, adalah West Texas Intermediate (WTI) Swap. Bila opsi WTI Swap yang dipilih, harga yang disepakati adalah untuk periode beberapa tahun dan bersifat final serta kontrak tidak dapat dibatalkan. Biasanya harga yang harus dibayar dalam WTI Swap ini lebih mahal dibandingkan opsi lainnya. Kedua, adalah opsi WTI Cancellable Swap. Melalui opsi ini, meski kontrak dibuat untuk beberapa tahun seperti opsi Swap (misalnya 5 tahun), namun pihak bank bisa membatalkannya pada periode tertentu (misalnya 6 bulan) atas kontrak 4 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046. Biasanya ini dilakukan setelah melihat perkembangan harga minyak sehingga ada peluang bagi pihak bank untuk memperbarui kontrak baru. Ketiga, adalah WTI Collar. Opsi ini mirip dengan WTI Swap. Bedanya adalah pada struktur harga. Bila pada WTI Swap hargan ya adalah tunggal, maka dalam WTI Collar harganya dalam range tertentu. Keempat, adalah WTI Cancellable Collar. Opsi ini merupakan kombinasi antara WTI Collar dan WTI Cancellable Swap. Prinsipnya adalah harga yang disepakati dibuat range tertentu dan pihak bank bisa membatalkannya pada periode tertentu (misalnya 6 bulan) atas kontrak. Penulis berpendapat bahwa dengan pertimbangan manajemen risiko fiskal serta kemampuan APBN, opsi WTI Cancellable Swap atau WTI Cancellable Colar lebih menarik bagi Indonesia. Struktur dari kedua opsi ini terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Catatan Akhir Mengingat manfaat besar yang dapat diperoleh dari, tidak ada salahnya bila 5 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 pemerintah menerapkan langkah ini. Harga minyak saat ini memang sudah mulai pulih, yaitu dari US$110 per barel menjadi sekitar US$101 per barel. Namun, risiko terjadinya gejolak harga minyak masih bisa terjadi. Selain itu, ketika dilakukan pada harga minyak sedang turun, pemerintah justru akan berpeluang untuk memperoleh harga yang lebih kompetitif. Pemerintah memang perlu mempersiapkan segala sesuatunya, misalnya regulasi, untuk menuju penerapan ini. Namun tentunya, hal ini juga tergantung pada sejauh mana minat pemerintah untuk menempuh kebijakan yang memang masih asing dalam ranah fiskal kita.*** Gambar 2 Ilustrasi Struktur WTI Cancellable Swa Referensi Spot $110 per barel Harga Referensi WTI NYMEX (Rata-rata bulanan) 6 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Kuantitas 200.000 barel per bulan Penyelesaian ( Settlement ) Setiap Bulan Tanggal Mulai ( Start Date ) 01 April 2008 Tanggal Berakhir ( Final Expiry Date ) 7 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 31 Maret 2011 Cancellable Feature Hedging Bank memiliki hak (opsi) untuk membatalkan seluruh swap struktur Strike $89 per barel Payoff pada setiap bulannya - Jika Harga Referensi > harga Strike ; - Jika Harga Referensi harga Str Premium 8 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Zero Gambar 3 Ilustrasi Struktur WTI Cancellable Col Referensi Spot $110 per barrel Harga Referensi WTI NYMEX (Rata-rata bulanan) Kuantitas 9 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 200.000 barel per bulan Penyelesaian ( Settlement ) Setiap Bulan Tanggal Mulai ( Start Date ) 01 April 2008 Tanggal Berakhir ( Final Expiry Date ) 31 Maret 2011 Cancellable Feature 10 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Hedging Bank memiliki hak (opsi) untuk membatalkan seluruh swapstruktur Pemerintah membeli call pada harga $95 per barel Pemerintah menjual put pada harga $85 per barel Payoff pada setiap bulannya - Jika Harga Referensi > $95; Pemerintah membeli crude oil - Jika $85 < Harga Referensi $95; Pemerintah crude membeli oil pada Harg - Jika Harga Referensi Premium 11 / 12

Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Zero Oleh Sunarsip * & Helmi K. Lubis * * * Sunarsip adalah Ekonom Kepala The Indonesia Economic Intelligence. * * Helmi K. Lubis adalah analis dan praktisi di bidang keuangan perminyakan. Kedua penulis adalah juga mantan Tenaga Ahli Menteri Negara BUMN RI periode tahun 2004 2005. 12 / 12