BAB I PENDAHULUAN. produk-produk layanan telekomunikasi yang beredar di Indonesia. Sebagai salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

Analisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Sehingga semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula. kemakmuran pemilik saham (Husnan, 2012:7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi selular yang digunakan untuk berkomunikasi dengan. banyak permintaan dari konsumen.

I. PENDAHULUAN. suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik skala kecil maupun besar senantiasa berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

I. PENDAHULUAN. Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan oleh pemegang saham adalah pendapatan berupa deviden (divident

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah pengguna telepon seluler

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat kondisi perekonomian pada saat ini serta persaingan era

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang semakin baik sekarang ini dapat. menyebabkan timbulnya persaingan bisnis yang ketat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. di Bursa Efek Indonesia juga mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini. perekonomian Indonesia menjadi lebih kuat.

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan usaha yang semakin keras menuntut. perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk saham mempunyai tingkat risiko yang tinggi karena sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu perusahaan memberikan konstribusi yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

I. PENDAHULUAN. 2009). Dengan kata lain perusahaan adalah suatu bentuk badan usaha yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah Economic Value Added (EVA), Return on Assets

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian ini sebagai faktor internal perusahaan yaitu Return on Asset (ROA), Debt

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat cepat seiring

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia sangatlah pesat. Keadaan ini didukung oleh semakin canggihnya alat telekomunikasi serta kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat. Kehadiran perusahaan jasa layanan telekomunikasi untuk memfasilitasi alat telekomunikasi yang semakin canggih. Jasa layanan telekomunikasi yang diberikan seperti jasa layanan telepon selular, jasa internet, jasa keuangan elektronik, serta jasa telepon tidak bergerak. Persaingan antara perusahaan jasa layanan telekomunikasi semakin ketat. Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat banyak menjadi pasar potensial bagi perusahaan jasa layanan telekomunikasi. Hal ini terlihat dari banyaknya produk-produk layanan telekomunikasi yang beredar di Indonesia. Sebagai salah satu contohnya ialah terdapat lebih dari 10 produk jasa layanan telekomunikasi, seperti Kartu Halo, Simpati, Kartu As, Mentari, IM3, Matrix, 3, XL, Axis, Telkom Flexi, Esia, Smartfren, dan lain-lain. Beberapa perusahaan telekomunikasi yang beroperasi di Indonesia telah terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia. Perdagangan sekuritas perusahaan telekomunikasi menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan arus informasi yang bertambah deras, sehingga dibutuhkan jasa telekomunikasi untuk mengakomodasi hal tersebut. Dengan

I I I I I 2 demikian, banyak perusahaan penyedia jasa telekomunikasi beroperasi di Indonesia. Banyaknya investor yang tertarik untuk terjun dalam sekuritas perusahaan jasa telekomunikasi (Fahmi, 2010). Hal ini ditunjukkan dengan pergerakan harga saham perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Di bawah ini terdapat pergerakan harga saham dari masing-masing perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, serta PT Bakrie Telecom Tbk) sejak bulan Januari 2008 hingga Desember 2012. 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 2008 2009 2010 2011 2012 High (Rp) Low Close Sumber : Data diolah, 2013 Gambar 1.1 Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk Periode 2008-2012 Dari gambar di atas, diketahui bahwa harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami fluktuatif. Harga saham tertinggi yaitu Rp 10.350,00

I I I I I 3 per lembar saham pada triwulan IV tahun 2008 dan triwulan IV 2009. Sedangkan harga saham terendah terjadi pada triwulan I tahun 2009 pada harga Rp. 5.750,00 per lembar saham. Selain itu harga penutupan tertinggi pada tahun 2008 yaitu pada harga Rp. 9.650,00 per lembar saham, sedangkan harga saham terendah pada triwulan I tahun 2012 yaitu pada harga Rp. 7.000,00 per lembar saham. 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 High Low Close 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Data diolah, 2013 Gambar 1.2 Harga Saham PT Indosat Tbk Periode 2008-2012 Dari gambar harga saham milik PT Indosat Tbk dari tahun 2008-1012 mengalami fluktuasi dan cenderung menurun, walaupun pada triwulan II mulai mengalami peningkatan. Harga saham tertinggi adalah Rp. 8.750,00 per lembar saham yang terjadi pada triwulan I tahun 2008. Sedangkan harga saham terendah yaitu Rp. 3.425,00 yang terjadi pada triwulan II tahun 2012. Harga saham

I I I I I 4 penutupan tertinggi adalah Rp. 7.100,00 pada tahun 2008, sedangkan harga saham penutupan terendah adalah Rp. 4.325,00 pada triwulan II tahun 2012. 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 High Low Close 1,000 0 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Data diolah, 2013 Gambar 1.3 Harga Saham PT. XL Axiata Tbk Periode 2008-2012 Berdasarkan gambar harga saham PT XL Axiata tahun 2008-2012, dapat dilihat bahwa harga saham PT XL Axiata Tbk mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat, walaupun pada triwulan IV tahun 2012 mengalami penurunan harga saham pada penutupan (close). Harga saham tertinggi yaitu Rp. 7.400,00 pada triwulan IV tahun 2012. Sedangkan harga saham terendah yaitu Rp. 830,00 pada triwulan IV tahun 2008.

I I I I I 5 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 High Low Close 0 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Data diolah, 2013 Gambar 1.4 Harga Saham PT Smartfren Telecom Tbk periode 2008-2012 Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa harga saham PT Smartfren Telecom mengalami fluktuasi dan cenderung menurun. Puncak penurunannya terjadi pada dimana terjadi penurunan harga saham dari Rp. 1.667,00 per lembar saham menjadi Rp.98,00- per lembar saham pada akhir triwulan I tahun 2012. Berdasarkan gambar di atas, harga saham tertinggi yaitu Rp.3.300,00 per lembar saham pada triwulan I tahun 2008. Sedangkan harga terendah yaitu Rp.65,00 per lembar saham yang terjadi pada triwulan I dan triwulan II tahun 2012.

I I I I I 6 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 High Low Close 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Data diolah, 2013 Gambar 1.5 Harga Saham PT Bakrie Telecom Tbk periode 2008-2012 Gambar di atas menunjukkan fluktuasi harga saham PT Bakrie Telecom Tbk selama tahun 2008-2012. Pada tahun 2008, triwulan I dan triwulan II tahun 2009 harga saham PT Bakrie Telecom Tbk mengalami harga terendah yaitu Rp.50,00 per lembar saham. Seiring berjalannya waktu, harga saham terendah kembali terjadi pada triwulan IV yaitu pada harga Rp. 50,00 tahun 2012. Terdapat kesamaan dari kelima gambar dari masing-masing perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semua gambar menunjukkan penurunan harga saham pada tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi global tahun 2008. Dampak krisis ekonomi global tahun 2008-2009 masih mempengaruhi keadaan ekonomi berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Menurut Arafat (2009), yang menjadi penyebab krisis global ini adalah krisis Subprime Mortgage

7 yang terjadi di Amerika pada tahun 2008. Salah satu penyebab munculnya hal ini adalah macetnya pembayaran utang oleh debitur. Dampak krisis ini telah mengglobal serta memberikan ekses terhadap tatanan ekonomi global. Selain itu, penyebab fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh keadaan suatu negara. Ketidakpastian di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan masih melanda Indonesia. Salah satunya adalah masih banyaknya kasus korupsi yang menyeret pejabat dan aparat negara. Perusahaan jasa telekomunikasi membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Namun, krisis tahun 2008 mengakibatkan turunnya kepercayaan investor. Hal ini menjadi permasalahan serius bagi seluruh entitas ekonomi, tak terkecuali perusahaan jasa telekomunikasi. Perlu dilakukan beberapa upaya oleh perusahaan untuk mengembalikan kepercayaan investor dalam menanamkan modal, salah satunya memberikan tingkat pengungkapan yang baik atas nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena tujuan investor dalam menanamkan modal adalah untuk meningkatkan kekayaan investor itu sendiri. Dengan keadaan yang seperti ini, setiap perusahaan harus meningkatkan kualitas kinerja keuangannya guna meningkatkan daya saing di era industrialisasi sekarang ini. Persaingan yang terjadi dewasa ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan kinerja keuangan untuk mendapatkan laba yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan dengan cara berfokus pada kegiatan operasional dan finansial perusahaan.

8 Berbagai upaya dapat dilakukan guna meningkatkan daya saing perusahaan. Meningkatnya kinerja perusahaan maka akan meningkatkan daya saing perusahaan. Meningkatnya daya saing perusahaan akan menarik perhatian investor. Sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan harga saham. Dengan demikian nilai perusahaan pun mengalami peningkatan. Sebelum investor mengambil keputusan investasi, investor tersebut harus menganalisis dan mengidentifikasi tentang keadaan ekonomi perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar investor dapat mengetahui gambaran dan kemampuan perusahaan tersebut dalam memberikan keuntungan yang sesuai dengan harapan. Investor dapat mengetahui gambaran dan kemampuan perusahaan dilihat dari nilai perusahaan yang tercermin dalam nilai saham perusahaan tersebut (Nurlela dan Islahudin, 2008). Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Wirawati (2008) menyatakan bahwa PBV merupakan rasio untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin meningkatnya rasio PBV pada suatu perusahaan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memakmurkan para pemilik perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, investor berpandu pada laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal.

9 Menurut PSAK no.1 Revisi 2009, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan menggambarkan kondisi perusahaan dilihat dari perspektif keuangan. Selain itu, laporan keuangan merupakan tanggung jawab bagi manajemen untuk melaporkan hasil operasional perusahaan selama satu periode tertentu. Investor menggunakan alat analisis untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, yaitu berupa rasio keuangan. Terdapat beberapa rasio keuangan perusahaan, antara lain rasio likuiditas, rasio profitablitas, serta rasio solvabilitas. Rasio keuangan ini mengolah data dari laporan keuangan perusahaan guna mengetahui keadaan keuangan perusahaan tersebut. Namun angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan dari setiap rasio keuangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Rasio keuangan tersebut dapat berguna jika terdapat perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Zahro (2010) meneliti tentang pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap nilai perusahaan pada entitas syari ah. Penelitian ini menguji variabel Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt Equity Ratio (DER) sebagai variabel bebas serta Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan nilai Price to Book Value (PBV) sebagi variabel terikat. Penelitian ini menghasilkan bahwa hanya variabel DER yang berpengaruh secara signifikan.

10 Alivia (2013) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh faktor profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV. Sedangkan, penelitian yang dilakukan Tito (2007) dalam Alivia (2013) menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Penelitian Tito (2007) dalam Alivia (2013) menghasilkan kesimpulan bahwa Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan oleh PBV. Alfredo Mahendra (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Variabel kinerja keuangan yang diteliti yaitu profitabilitas, leverage, dan likuiditas. Namun hasil penelitian ini menyimpulkan hanya profitabilitas yang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan nilai dari Tobin s Q. Terdapat ketidakkonsistenan pada hasil penelitian sebelumnya. Ketidakkonsistenan tersebut tercermin pada jenis rasio keuangan yang digunakan pada setiap penelitian tersebut. Dari beberapa jenis rasio keuangan yang memproksikan kinerja keuangan pada setiap penelitian, hanya sedikit yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penyebab dari ketidakkonsistenan pada setiap hasil penelitian yang dilakukan adalah kelemahan utama rasio keuangan. Hal ini disebabkan oleh karena rasio keuangan tidak memperhatikan resiko yang dihadapi oleh perusahaan,

11 yaitu dengan mengabaikan unsur biaya modal. Hal ini menyebabkan investor sulit mengetahui keberhasilan dari suatu perusahaan dalam menciptakan nilai. Dilatarbelakangi oleh adanya kelemahan rasio keuangan maka Joel M Stern dan G Bannet Stewart II yang merupakan analis keuangan dari Stern Stewart & Co. of New York City dalam Mariana Sri Rahayu (2007), menciptakan konsep analisis keuangan yang disebut Economic Value Added (EVA). Metode EVA memfokuskan pada upaya perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan. Secara sederhana perhitungan EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan dalam menghasilkan laba. Jadi EVA secara eksplisit memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dan mengakui bahwa risiko yang dihadapi pemilik ekuitas lebih tinggi, sehingga besarnya tingkat biaya modal atas ekuitas lebih tinggi dari tingkat biaya modal atau hutang. Dengan penggunaan metode EVA, maka perusahaan harus selalu berhatihati dalam membuat kebijakan mengenai struktur modal. Manajemen harus mengetahui seberapa besar biaya modal sebenarnya yang terdapat pada usaha bisnis yang dilakukan. Sehingga jumlah ekuitas dan tingkat pengembalian dapat terlihat jelas. Dengan kelebihan dari metode Economic Value Added dan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berbeda-beda, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memfokuskan pada pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan dengan metode Economic Value Added (EVA) terhadap nilai perusahaan yang

12 diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Selain itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa layanan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun rentang waktu yang digunakan adalah tahun 2008-2012. Dengan demikian, penelitian mengenai kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan serta hasilnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Jasa Layanan telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan diatas maka terdapat beberapa masalah yang timbul dalam penelitian ini. Masalah tersebut yaitu : 1. Bagaimana gambaran kinerja keuangan perusahaan jasa layanan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 2. Bagaimana gambaran nilai perusahaan pada perusahaan jasa layanan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 3. Apakah kinerja keuangan mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan jasa layanan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012?

13 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan jasa layanan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 2. Untuk mengetahui nilai perusahaan dari perusahaan jasa layanan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan jasa telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan. Kegunaan dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam mengukur kinerja keuangan yang diukur dengan metode pengukuran alternatif, yaitu Economic Value Added serta mengukur nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value. Selain itu, penelitian ini memberikan informasi tentang pengaruh kinerja keuangan yang

14 diukur dengan Economic Value Added terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value. Penelitian ini juga memeberikan kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi para investor untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melakukan investasi pada industri jasa telekomunikasi. Sehingga para investor dapat mengambil keputusan investasi secara tepat.