BAB I PERKEMBANGAN LOGIKA FUZZY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Hubungan Proses Pembelajaran dengan Kepuasan Mahasiswa Menggunakan Logika Fuzzy

DASAR-DASAR LOGIKA 1

PENGENALAN LOGIKA INFORMATIKA

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PAPER MEKATRONIKA BOOLEAN & FUZZY LOGIC. Oleh: NAMA: RIZKI MUHAMMAD RIDHA SIHOMBING NIM: KELAS:B JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Apotek sebagai penyedia obat-obatan sering kali mengalami kesulitan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

PENGENALAN LOGIKA MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN TUNJANGAN DENGAN METODE FUZZY TAHANI BERBASIS WEB

BAB II TEORI PENUNJANG

LOGIKA FUZZY. Dr. Ade Gafar Abdullah JPTE-UPI

LOGIKA FUZZY 3/18/2017 OVERVIEW SEJARAH LOGIKA FUZZY WHAT IS FUZZY LOGIC? LOGIKA BOLEAN PERMASALAHAN DUNIA NYATA

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 LANDASAN TEORI

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59).

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Permintaan dan Persediaan Dengan Logika Fuzzy Menggunakan Metode Mamdani

Pengenalan Logika Informatika. Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng

: SRI ESTI TRISNO SAMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman

ke dalam suatu ruang output. Orang yang belum pernah mengenal logika fuzzy pasti

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY

REKAYASA APLIKASI KATALOG REKOMENDASI PEMILIHAN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAHANI

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

PENGENDALIAN KECEPATAN KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE MAMDANI

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

dan kesatuan nyata yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. [JOG99]

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T

DENIA FADILA RUSMAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH

Fuzzy Database. Abstrak. Pendahuluan. Pembahasan. Jarnuji.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pendukung Keputusan untuk Penentuan Kelolosan Beasiswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menggunakan Metode Fuzzy

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. usaha kecil dengan menggunakan metode fuzzy logic, yang antara lain meliputi :

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TAHUN AKADEMIK 2016/2017. : PENGANTAR INTELEGENSI BUATAN : Betha Nurina Sari, M.Kom. : Open Book via Google Form (90 Menit)

Transkripsi:

BAB I PERKEMBANGAN LOGIKA FUZZY 1.1. Apakah Logika Fuzzy? Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai suatu kondisi yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara tepat. Pemberian batasan secara eksak kadangkadang justru menyebabkannya menjadi tidak logis. Sebagai contoh, untuk menentukan seseorang termasuk dalam kategori pendek atau tinggi sangat bersifat relatif. Andaikan kita menentukan batas seseorang dikatakan pendek adalah jika tinggi badannya kurang atau sama dengan 160 cm dan masuk kategori tinggi jika lebih dari 160 cm, apakah kita akan secara otomatis menganggap orang dengan tinggi badan 161 cm termasuk dalam kategori tinggi? Untuk lebih memperjelas, apabila dua orang dengan tinggi badan 159 dan 161 disandingkan dengan orang yang mempunyai tinggi badan 180 cm, kita akan cenderung memasukkan orang dengan tinggi badan 159 cm dan 161 cm ke dalam kategori pendek. Akan menjadi sulit diterima jika kita memasukkan orang dengan tinggi badan 159 cm ke dalam kategori pendek sementara orang yang mempunyai tinggi badan 161 cm masuk ke dalam kategori tinggi. 3

180 180 161 160 161 160 a b. Gambar 1.1. (A) Orang dengan Tinggi 161 Cm Disandingkan dengan Orang Bertinggi 180 Cm. (B) Orang dengan Tinggi Badan 161 Cm Disandingkan dengan Orang Bertinggi 159 Cm Dari gambar 1.1 (a) dapat kita lihat ketika orang dengan tinggi badan 161 cm disandingkan dengan orang bertinggi badan 180 cm dan gambar 1.1 (b) ketika orang dengan tinggi 161 cm disandingkan dengan orang bertinggi 159 cm. Orang tersebut lebih cocok masuk dalam satu kategori dengan orang bertinggi 159 cm. Tetapi karena batas antara kategori pendek dan tinggi adalah 160 cm, maka orang dengan tinggi badan 159 cm akan masuk dalam kategori pendek sedangkan orang dengan tinggi badan 161 cm dan 180 cm akan masuk dalam kategori tinggi. pendek tinggi pendek tinggi 160 cm 150 170 4 a. b. Gambar 1.2. Contoh Pemberian Batasan yang Tegas (a.) dan Samar (b.) Dalam menghadapi permasalahan seperti dalam contoh di atas, pemberian batasan yang samar (fuzzy) justru lebih bisa diterima. Misalkan dengan pemberian batasan yang samar seperti pada gambar 1.2, terdapat daerah yang bisa

ditempati oleh tinggi badan dengan kategori tinggi dan rendah yaitu pada nilai 150 sampai dengan 170 sehingga orang yang memiliki tinggi 161 bisa masuk dalam kategori tinggi atau rendah sekaligus. 180 161 160 Gambar 1.3. Pemberian Batas Samar Membuat Orang dengan Tinggi Badan 161 Cm Dapat Masuk dalam Kategori Tinggi Maupun Rendah Konsep logika fuzzy diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadef (1965), seorang profesor dari Universitas California, Barkeley. Logika fuzzy diperkenalkan sebagai suatu cara pemrosesan data menggunakan serangkaian himpunan keanggotaan, yang terinspirasi dari proses persepsi dan penalaran yang dilakukan oleh manusia (Singh dkk, 2013). Pada tahun 1965, Lotfi A. Zadeh memodifikasi teori himpunan di mana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan kontinu antara 0-1, yang kemudian disebut sebagai himpunan fuzzy (samar). Pada tahun 1973, Lotfi A. Zadeh mengusulkan konsep linguistik untuk variabel fuzzy. Variabel-variabel yang dipakai dinyatakan sebagai suatu objek linguistik dan tidak sebagai bentuk numeris. Variabel-variabel tersebut dianalogikan sebagai kata benda (noun) misalnya temperatur, kecepatan, tinggi, dan tekanan. Kriteria fuzzy dianalogikan sebagai kata 5

sifat (adjective) yang memanipulasi variabelnya, misalnya sangat, agak, sedang, positif, dan negatif (Zadeh, 1973). Manusia sering kali tidak memerlukan informasi yang bersifat numeris dan presisi tetapi mampu mengendalikan suatu proses secara dinamis dengan baik. Berdasarkan fakta tersebut, logika fuzzy berusaha untuk memodelkan cara berpikir manusia yang tidak memerlukan informasi numeris yang presisi. Dalam aplikasinya, logika fuzzy dapat digunakan pada sistem yang mempunyai input tidak presisi atau input yang lebih bersifat linguistik. Logika fuzzy handal diterapkan pada sistem-sistem yang mempunyai parameter ketidakpastian, nonlinier dan tidak presisi serta tetap mampu menghasilkan output yang baik meskipun data yang diberikan kurang lengkap. Logika fuzzy memiliki keunikan dalam hal kemampuannya mengolah data yang bersifat linguistik. Informasi linguistik sangat penting dalam aplikasi yang minim data numeris, tetapi menjadi kurang berarti ketika terdapat data numerik. Hal inilah yang makin mendorong penggunaan fuzzy dalam aplikasi-aplikasi yang sulit dimodelkan secara matematis. Sistem-sistem yang kompleks akan lebih mudah dimodelkan dengan penalaran linguistik. Tidak seperti metode logika klasik yang memerlukan pemahaman mendalam tentang sistem, persamaan matematis, dan ketepatan nilai numeris, logika fuzzy menggabungkan berbagai macam cara berpikir yang memungkinkan pemodelan sistem kompleks berdasarkan pengetahuan dan pengalaman manusia. Fuzzy mengekspresikan pengetahuan ini dalam konsep bahasa/ linguistik (misalnya: tua, tinggi, besar,) yang kemudian dipetakan ke dalam rentang nilai yang tepat (eksak). 6

Kemampuan fuzzy dalam mengekspresikan konsep linguistik ini mengantar kepada konsep komputasi secara linguistik yang bertolak belakang dengan metode komputasi numeris. Logika fuzzy berkembang menjadi sebuah metode pemecahan masalah yang sangat tangguh yang banyak diaplikasikan dalam bidang kendali dan pemrosesan informasi. Logika fuzzy memberikan cara sederhana untuk menentukan suatu kesimpulan dari informasi yang tidak jelas, ambigu (bermakna ganda) dan tidak tepat (presisi). Kinerja fuzzy menyerupai cara manusia membuat keputusan berdasarkan pendekatan data yang diketahui kemudian menentukan solusinya. 1.2. Sejarah Logika Fuzzy Perkembangan logika fuzzy tidak terlepas dari perkembangan logika konvensional. Perkembangan logika tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Logika dan pengambilan kesimpulan telah mengalami evolusi selama ribuan tahun. Ide dasarnya tetap sama, tetapi metode yang dipergunakan yang mengalami perkembangan. Berbicara tentang logika tidak bisa dilepaskan dari seorang tokoh Yunani kuno yang banyak mengembangkan dunia ide. Aristoteles (384-322 SM) adalah seorang ahli filsafat Yunani yang sering disebut sebagai bapak logika, lebih tepatnya logika biner. Aristoteles bukanlah penemu logika, tetapi ia adalah orang pertama yang memulai menulis ide-ide dan aturan yang kemudian sering disebut proses logika. Aristoteles menulis buku berjudul Organon (instrumen atau alat) yang berisi analisis prior dan posterior. Aristoteles mendeskripsikan apa yang sekarang kita kenal dengan metode silogisme. Silogisme adalah sebuah 7

argumen. Sementara argumen adalah pernyataan yang digunakan ketika kita mendiskripsikan sesuatu secara logis (Stanford Encyclopedia, 2011). Sejak saat itu logika dipakai sebagai pemodelan proses pengambilan kesimpulan manusia. Logika biner didasarkan pada ide bahwa segala sesuatu adalah A atau bukan A. Logika biner dipakai ketika kita ingin mengevaluasi dengan kategori benar atau salah (dalam perkembangan lebih lanjut kategori benar sering disimbolkan dengan nilai 1 sedangkan salah disimbolkan dengan nilai 0). Logika biner dapat berlaku dengan baik jika diterapkan pada hal yang dapat dibedakan dengan jelas batas-batasnya. Misalnya pertanyaan, Apakah Anda seorang lelaki? dapat dijawab dengan mudah dengan menggunakan logika biner. Tetapi tidak semua orang setuju dengan logika biner. Plato mengindikasikan adanya daerah ketiga yang terletak di antara benar dan salah. Perkembangan logika mengalami masa transisi ketika pada tahun 1854 George Boole menciptakan sistem aljabar dan teori himpunan yang dapat dikaitkan secara metematis dengan dua nilai logika, pemetaan benar dan salah ke dalam nilai 1 dan 0 (Corcoran, 2003). Hasil karyanya itu dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Laws of Thought. Setelah munculnya Aljabar Boolean (pemberian nama aljabar bolean dipakai untuk menghormati George Boole), muncullah operasi logika biner. Ada 4 operasi dasar logika biner yaitu operasi AND (A.B), OR (A+B ), EX-OR (A B ) dan IMPLIKASI (A B). Setiap operasi logika biner menyatakan pengelompokan aturan sederhana yang terdiri dari 2 input. Operasi logika tersebut dapat dinyatakan dalam tabel 1.1 sebagai berikut: 8

Tabel 1.1. Tabel Operasi Logika A B A.B A+B A B A B 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 Jika suatu operasi memenuhi aturan operasi logika biner, maka nilai logika akan menghasilkan output benar atau 1, jika tidak memenuhi aturan operasi akan menghasilkan nilai salah atau 0. Selain itu operasi logika biner harus memenuhi sifat cascadability, maksudnya adalah output dari satu operasi dapat dipakai sebagai input operasi selanjutnya. Pembatasan ini menjaga agar hasil operasi OR (penjumlahan) tetap menghasilkan nilai output 1 atau 0 karena tanpa adanya pembatasan ini operasi penjumlahan bisa dihasilkan ouput bernilai 2. Apa yang dilakukan George Boole ini bukan hanya mengkuantitaskan logika tetapi juga berusaha menggabungkan logika dan probabilitas dalam satu teori. George Boole menyadari bahwa probabilitas dan logika mempunyai kemiripan dan memiliki ukuran yang bersifat derajat kepastian yang merupakan karakteristik probabilitas. George Boole hanya membatasi teorinya pada operasi linier yaitu penjumlahan (addition), pengurangan (subtraction), dan perkalian (multiplication). Hal ini menyebabkan penggunaan operasi perkalian untuk operasi AND. Pembatasan ini menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam pengambilan kesimpulan yang menyatakan bahwa logika adalah proses pengambilan kesimpulan secara 9