HIDROLISIS TULANG SAPI MENGGUNAKAN HCL UNTUK PEMBUATAN GELATIN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN GELATIN DARI TULANG AYAM BOILER DENGAN PROSES HIDROLISA

TINJAUAN PUSTAKA. Tulang adalah subtansi hidup yang dapat diperbaharui yang memiliki

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

EKSTRAKSI GELATIN DARI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI (Scomberomorus sp.) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM YANG BERBEDA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

4.1. Pengaruh Pra Perlakuan dan Jenis Larutan Ekstraksi terhadap Rendemen Gelatin yang Dihasilkan.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

EKSTRAKSI GELATIN DARI KAKI AYAM BROILER MELALUI BERBAGAI LARUTAN ASAM DAN BASA DENGAN VARIASI LAMA PERENDAMAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

I. TINJAUAN PUSTAKA. pengisi. Bahan pengisi pada tulang terdiri dari protein dan garam-garam mineral.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANISAN KERING BENGKUANG

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III. (HCl), 40 gram NaOH, asam fosfat, 1M NH 4 OH, 5% asam asetat (CH 3 COOH),

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

CABE GILING DALAM KEMASAN

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

MANISAN BASAH BENGKUANG

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

SKRIPSI HIDROLISIS PROTEIN KONSENTRAT DALAM BLONDO LIMBAH HASIL PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

B. Struktur Kulit Ikan

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Transkripsi:

HIDROLISIS TULANG SAPI MENGGUNAKAN HCL UNTUK PEMBUATAN GELATIN Dyah Suci Perwitasari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi IndustriUPN Veteran Jatim Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar Surabaya 294 E-mail: dyah@ftiupnjatim.ac.id Abstrak Dalam era industrialisasi, masih banyak bahan dasar yang murah dan mudah didapat yang belum dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk yang lebih potensial dan berdaya guna tinggi. Salah satu bahan dasar tersebut adalah tulang sapi yang diperoleh dengan mudah dari rumah potong hewan.dengan meningkatkan penggunaan tulang sapi tersebut untuk dijadikan gelatin.gelatin merupakan protein sederhana hasil hidrolisis kolagen (komponen tulang dan kulit, terutama pada jaringan penghubung binatang) yang diperoleh dengan cara hidrolisis asam. Pembuatan gelatin dilakukan dengan proses hidrolisis secara asam dan basa. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah mengenai pembuatan gelatin dari tulang sapi dengan proses hidrolisis secara asam. Dalam proses ini, bahan dasar yang digunakan adalah tulang sapi yang dicuci, dikeringkan lalu direndam dalam larutan HCl. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viskositas, warna, kekenyalan dan densitas gelatin pada hidrolisis tulang sapi dengan menggunakan HCl 15 %.Variabel yang dikerjakan adalah lama perendaman 4 hari, 8 hari, 12 hari, 15 hari dan temperatur hidrolisis o C, o C, o C, o C. Dari hasil penelitian ini densitas yang baik diperoleh pada waktu perendaman 15 hari dan suhu o C adalah 2,2932 gr/ml. Dan viskositas yang baik diperoleh pada waktu perendaman 15 hari pada suhu o C adalah 1,1885 gr/cm.s. Kata kunci : hidrolisis, tulang sapi,gelatin PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era industrialisasi ini, masih banyak bahan dasar yang murah dan mudah didapat yang belum dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk yang lebih potensial dan berdaya guna tinggi. Salah satunya bahan dasar tersebut adalah tulang sapi yang diperoleh dengan mudah dari rumah potong hewan. Untuk itu diusahakan dalam meningkatkan penggunaan tulang sapi tersebut untuk dijadikan gelatin. Gelatin merupakan protein sederhana hasil hidrolisis kolagen (komponen tulang dan kulit, terutama pada jaringan penghubung binatang) yang diperoleh dengan cara hidrolisis asam (Imeson, 1992). Pembuatan gelatin melalui proses sesuai dengan bahan dasar yang digunakan. Proses yang digunakan yaitu proses hidrolisis secara asam dan basa. Pada peneliti pendahulu (Kemal Tarwiyah 01) pembuatan gelatin dibuat dengan bahan dasar tulang sapi menggunakan larutan kapur. Disini kami melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan gelatin dari tulang sapi dengan proses hidrolisis secara asam. Dalam proses ini, bahan dasar yang digunakan adalah tulang sapi yang dicuci, dikeringkan lalu direndam dalam larutan HCl. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui viskositas, warna, kekenyalan dan densitas gelatin pada hidrolisis tulang sapi dengan menggunakan HCl. TINJAUAN PUSTAKA Gelatin merupakan protein sederhana hasil hidrolisis kologen (komponen tulang dan kulit, terutama pada jaringan penghubung) yang diperoleh dengan cara hidrolisis asam. Istilah gelatin mulai populer kira-kira tahun 10 dan berasal dari bahasa latin gelatus yang berarti kuat/kokoh atau dibuat beku secara fisik gelatin membeku atau dibuat beku. Secara fisik gelatin berbentuk padat, kering, tidak berasa, dan transparan. Walaupun istilah gelatin kadang-kadang digunakan mengacu pada pembentuk-pembentuk gel lain, ini secara tepat hanya digunakan untuk bahan-bahan protein yang diperoleh dari Kolagen. (Imeson, 1992). Menurut (Considine D.M & G.D, 1982) ada tiga sifat-sifat gelatin yang paling menonjol, yaitu : C10-1

1. Kemampuan untuk membentuk gel-gel atau viskositas 2. Kekenyalan 3. Kekuatan lapisan tinggi Gelatin memiliki banyak sifat yang lazim terdapat pada getah-getah tanaman, walaupun ini adalah sebuah protein. Ini adalah sebuah polimer tinggi alami yang memiliki berat melekular (untuk gelatin komersial) dari 20.000 sampai.000. Gelatin dipersiapkan dari bahan yang mengandung kolagen (termasuk kulit, tulang dan tendon) dengan pemecahan hidrolis melalui pendidihan dengan air atau dengan pengerjaan menggunakan uap yang sangat dipanaskan. Dalam hal ini gelatin, sebuah produk yang dibutuhkan harus murni dan tanpa bau dan yang menjadi setengah padat seperti agar agar dalam larutan berair. (Imeson, 1992). Menurut (Imeson, 1992) gelatin mempunyai komposisi yang dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel I. Komposisi Gelatin (Imeson, 1992) Komponen Jumlah (%) Protein 85-90 Humadity 8 13 Abu 0,5 2 Tulang Menurut (Arvind, 2001) tulang pada dasarnya adalah sebuah jaringan penghubung seperti kartilago yang terdiri atas sel-sel yang bertempat di lakuna dan serat-serat kolagen. Dalam tulang biasanya hanya satu sel terdapat dalam tiap lakuna dan berhubungan dengan yang lainnya, melalui serangkaian tulang yang melintasi sebuah matriks yang banyak terdapat pada serat kolagen/zat albuminoid dan juga diresapi garamgaram kalsium yang paling berlimpah. Matriks dan serat-serat kolagen tersusun atas pelat-pelat pada jaringan ossein. Tetapi menurut (Ward, 1977) tulang adalah jaringan keras dalam tubuh yang terdiri dari dua tipe jaringan yaitu jaringan kompak dan bunga karang mengandung kolagen dalam jumlah yang hampir sama. Warna tulang segar adalah putih kekuningan dan bila direbus akan menjadi putih bersih. Tulang terdiri dari bahan organik dan anorganik sebagian besar bahan anorganik, seperti : kalsium fosfat dan kalsium karbonat. Sedangkan sisanya adalah ion-ion seperti Mg,K,F,CI. Bahan-bahan anorganik dalam tulang berfungsi untuk memberikan kekerasan pada struktur tulang. Tabel II. Komposisi tulang secara umum (Ward, 1977) Komponen Jumlah (%) Air 14 44 Lemak 1 27 Bahan organik lainnya 16 33 Bahan anorganik 25 56 Tabel III. Komponen Tulang Sapi (BPPI) Komponen Jumlah (%) CaCO 3 7,07 Mg 3 (PO 4 ) 2 2,09 Ca 3 (PO 4 ) 2 58,30 CaF 2 1,96 Kolagen 4,62 2.1.3. Kolagen Kolagen merupakan komponen protein utama yang berlimpah di dalam tubuh binatang, lebih dari sepertiga protein tubuh adalah kologen terdapat dalam seluruh. Organisme bertulang belakang, karena kologen dapat dijumpai pada tuas-tuas tulang belakang jaringan kulit, urat / otot (tendon), jangat dan ossein dan juga di seluruh membran dasar pada tulang (Considine D.M & G-D, 1982). Di dalam tubuh kologen berfungsi sebagai bantalan antar sel, lapisan penguat tendon, seperti penyokong kulit dengan organ-organ dalam kolagen juga merupakan penjaga bentuk dan struktur tubuh kita yang menjaga dan menyambung jaringan halus pada rangka tubuh (Nia Kurniaringsih, 2002) Kolagen bercirikan sebuah kandungan tinggi dari asam amino glysin dan dua asam amino yang lain yaitu prolin dan hidroksiprolin yang berfungsi sebagai penstabil struktur kolagen, dimana setiap rantai polipeptida membentuk pilinan ganda tiga dari rangkaian asam yang berulang yaitu glysin, prolin dan hidroksiprolin. Galatin mempunyai konfigurasi (Imeson, 1992) yaitu : C10-2

CH 2 CHOH CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 N CH NH CH 2 NH N CH CQ - NH CO CO CH CO NH CO CH CO R R Clysine proline Glysine Hydroxyproline 2.1.4. Sifat Fisika dan Kimia 1. Sifat Fisika a. Solubilitas/kelarutan - Pada pemanasan gelatin akan cepat menjadi larutan dimana kelarutannya merupakan fungsi temperatur. - Pada garam-garam, seperti : fosfat, sitrat dan sulfat pada konsentrasi rendah akan - membantu kelarutan gelatin sedangkan konsentrasi tinggi dari garam-garam tersebut akan mengendapkannya. - Gelatin larut dalam polyhydric alcohol, seperti : gliserol sebagai pelarut tambahan, propylene, glycol, terutama air. - Gelatin tidak larut dalam alcohol, acetone, benzene, CCl 4 dan petroleum eter. b. Viskositas - Gelatin mempunyai jelly strength yang besar ( pada gelatin kualitas baik) biasa mempunyai viskositas yang rendah. - Viskositas akan turun secara eksponensial dengan meningkatnya suhu. - Viskositas gelatin akan menurun oleh beberapa keadaan antara lain : 1. Pemanasan yang lama pada temperature tinggi. 2. Pendidihan 3. Pengaruh baketri, mikroorganisme dan enzim c. Stabilitas - Gelatin yang murni disimpan dalam tempat yang rapat pada suhu kamar, akan tetap sifatsifatnya tetapi akan berubah bila dipanaskan hingga lebih tinggi dari C. - Larutan gelatin murni bila disimpan, pada kondisi yang dingin dan steril akan stabil. ( Kirk-Othmer, 1978) 2. Sifat Kimia a. Harga rata-rata berat molekul gelatin bervariasi antara 15.000-25.000. b. Gelatin apabila dilihat dari rumusnya ternyata merupakan protein seperti halnya molekulmolekul lain dari protein maka molekul gelatin juga kompleks dan besar. 2.2. Landasan Teori Pada proses pembuatan gelatin dari tulang sapi, antara lain : 1. Perendaman Perendaman dengan larutan asam, tujuan dari pengasaman ini adalah untuk memudahkan hidrolisis kolagen menjadi gelatin, karena serabut-serabut kolagen akan mengembang sehingga kolagen tersebut lebih mudah dihidrolisis. Selama perendaman dengan larutan asam ini zat organik yang ada akan dilarutkan sehingga diperoleh kolagen murni. 2. Hidrolisis Kolagen Pada pembuatan gelatin menggunakan proses hidrolisis, yaitu proses penguaraian zat dengan cara penambahan H 2 O sehingga terjadi reaksi hidrolisis dimana ion-ion hasil penguraian H 2 O diikat oleh kolagen sehinnga terbentuk gelatin. CO C 102 H 149 N 31 O 38 + H 2 O C 102 H 151 N 31 O 39 Kolagen Air Gelatin C10-3

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hidrolisis menurut (Groggins,1958), antara lain : - Temperatur Pada temperature hidrolisis yang rendah C umumnya diperoleh gelatin dengan sifat-sifat fisik yang baik, sehingga pada temperature yang tinggi > C sifat-sifat gelatin akan menurun. - Waktu Untuk hidrolisis pada temperature yang lebih rendah biasanya dibutuhkan waktu yang lama. Dengan waktu yang semakin lama maka hidrolisis akan semakin rata dan luas kontak permukaan antara partikel dengan liquid semakin tinggi, tetapi apabila waktu terlalu lama maka hal itu tidak efektif. - Air yang digunakan Sifat-sifat air yang digunakan untuk hidrolisis ini sesuai produk yang diinginkan. Jumlah optimum perbandingan antara air dan kolagen untuk proses ini adalah terbatas, mengingat sulitnya proses penguapan kembali air untuk pengeringan gelatin yang akan diperoleh. - Pengadukan Dengan adanya pengadukan maka akan mempercepat terjadinya homogenitas antara partikel dan liquid. Selain itu pengadukan mencegah terjadinya pengendapan. - Viskositas Viskositas dipengaruhi oleh temperature, semakin besar suhu operasi semakin kecil viskositas yang didapat.( Imeson,1992) METODELOGI PENELITIAN Susunan Gambar Alat 1 7 6 2 4 3 8 ON 5 OFF Keterangan : 1. Motor penggerak 5. Penangas 2. Pengaduk 6. Kondensor 3. Termometer 7. Klem holder dan statif 4. Labu leher tiga 8. Beaker glass Peubah Peubah yang Ditetapkan Kecepatan putaran pengadukan 300 rpm Berat tulang sapi gram Volume HCl 15 % 200 ml Volume Aquadest 200 ml Peubah yang Dikerjakan Lama perendaman 4 hari, 8 hari, 12 hari, 15 hari Temperatur hidrolisis o C, o C, o C, o C C10-4

Metode Penelitian Tahap Pembersihan Bahan Pertama tulang sapi dibersihkan dari dagingnya dengan menggunakan pisau. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sebagian dari daging yang berlebihan dan kotoran-kotoran yang menempel pada tulang terlepas, agar tidak mengganggu proses berikutnya. Kemudian tulang di hancurkan lalu dicuci dengan air berulang ulang sampai bersih, setelah itu ditimbang sebanyak gram. Tahap Pengurangan Lemak Tulang yang telah ditimbang dimasukkan dalam air hangat, untuk mengurangi lemak. Lalu tiriskan dan dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering. Selanjutnya tulang direndam dalam HCl 15 % sesuai dengan variabel yang dikerjakan. Tahap Hidrolisis Setelah mengalami pencucian kemudian dihidrolisis dengan ditambahkan H 2 O dalam labu leher tiga dengan temperatur hidrolisis o C, o C, o C, o C sambil diaduk dengan kecepatan 300 rpm selama 4 jam. Tahap analisa Setelah proses hidrolisis selesai produk gelatin ini di analisa warna, kekenyalan, densitas dan viskositasnya. C10-5

Blok Diagram Pembuatan Gelatin Tulang Sapi Penghancuran + Pencucian Dibersihkan kotorannya Hancuran Tulang Sapi gram Direndam dlm air hangat Dikeringkan dalam oven pada suhu o C selama 1/2 jam Direndam dalam HCl 15 % selama 4 hari, 8 hari, 12 hari, 15 hari Dihidrolisis + H 2 O pada suhu,,, ( o C) dan diaduk dengan kecepatan 300 rpm selama 4 jam Penyaringan Residu dibuang Filtrat Dianalisa C10-6

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dari Hidrolisis tulang sapi menggunakan HCL menjadi gelatin didapatkan sebagai berikut : Tabel IV.1. Hasil Penelitian Warna Gelatin pada Berbagai Variabel Peubah Suhu Lama Perendaman ( o C) 4 hari 8 hari 12 hari 15 hari Cerah Cerah Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Tabel IV.2 Hasil Penelitian Kekenyalan Gelatin pada Berbagai Variabel Peubah Suhu Lama Perendaman ( o C) 4 hari 8 hari 12 hari 15 hari Lembek Lembek Lembek Suhu ( o C) Tabel IV.3 Hasil Penelitian Berat Gelatin pada Berbagai Variabel Peubah Lama Perendaman (Hari) 4 8 12 15 Berat Gelatin (gram) 49,53 52,71 54,49 56,63 49,73 52,91 55,33 56,82 49,81 52,97 55,38 56,84 50,07 53,48 55,43 57,33 Suhu ( o C) Tabel IV.4 Hasil Penelitian Densitas Gelatin pada Berbagai Variabel Peubah Lama Perendaman (Hari) 4 8 12 15 Densitas Gelatin (gr/ml) 1,9812 2,1084 2,1956 2,2652 1,9892 2,1164 2,2132 2,2728 1,9924 2,1188 2,2152 2,2736 2,0028 2,1392 2,2172 2,2932 2.30 2.25 Densitas (gr/ml) 2.20 2.15 2.10 2.05 4 hari 8 hari 12 hari 15 hari 2.00 1.95 90 Suhu (C) Grafik 4.1. Hubungan antara suhu dengan densitas gelatin berbagai variasi lama perendaman C10-7

Dari grafik dan tabel diatas terlihat jelas bahwa semakin lama suhu hidrolisis maka semakin tinggi densitas gelatin pada berbagai variasi lama perendaman. Namun kenaikan ini tidak terlalu tinggi karena densitas gelatin sedikit dipengaruhi lama perendaman, hal ini dikarenakan densitas sedikit dipengaruhi waktu perendaman dan perbedaannya hanya terletak pada kekenyalan dan warna gelatin. Kondisi yang baik pada densitas gelatin diperoleh pada suhu o C dengan lama perendaman 15 hari yaitu 2,2932 gr/ml. Suhu ( o C) Tabel IV.5 Hasil Penelitian Viskositas Gelatin pada Berbagai Variabel Peubah Lama Perendaman (Hari) 4 8 12 15 Viskositas Gelatin (gr/cm.s) 1,1757 1,14 0,8766 0,8799 0,6886 0,6941 0,4487 0,4456 1,1824 0,89 0,6947 0,4504 1,1885 0,8895 0,69534 0,4543 Viskositas (gr/cm.s) 1.20 1.12 1.04 0.96 0.88 0. 0.72 0.64 0.56 0.48 0.40 4 hari 8 hari 12 hari 15 hari 90 Suhu (C) Grafik 4.2. Hubungan antara suhu dengan viskositas gelatin berbagai variasi lama perendaman Dari grafik dan tabel diatas terlihat jelas bahwa semakin lama suhu hidrolisis berbagai variasi lama perendaman, viskositas gelatin yang diperoleh semakin kecil. Hal ini dikarenakan semakin lama suhu, viskositas gelatin semakin encer jadi nominal viskositasnya semakin kecil. Pada berbagai variasi lama perendaman gelatin hampir sama, hal ini disebabkan karena lama perendaman sedikit mempengaruhi viskositas gelatin. Perbedaan ini hanya terletak pada kekenyalan dan warna gelatin. Kondisi yang baik viskositas gelatin didapat pada suhu o C dan lama perendaman 15 hari yaitu diperoleh 1,1885 gr/cm.s. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Warna gelatin yang diperoleh dari semua variabel peubah rata rata berwarna kuning dan sifat kekenyalannya baik. 2. Kondisi yang baik untuk densitas gelatin diperoleh pada suhu o C dengan lama perendaman 15 hari yaitu diperoleh densitas 2,2932 gr/ml. 3. Kondisi yang baik untuk viskositas gelatin didapat pada suhu o C dan lama perendaman 15 hari yaitu diperoleh viskositas 1,1885 gr/cm.s. Saran Penelitian dilanjutkan antara lain menghitung banyaknya gelatin yang didapat dengan menggunakan variabel yang lain dan proses yang lain. C10-8

μ 1 = Viskositas air μ 2 = Viskositas gelatin ρ 1 = Berat jenis air ρ 2 = Berat jenis gelatin t 1 = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dalam viskometer t 2 = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan gelatin dalam viskometer Diketahui : ρ air pada suhu o C = 0,98208 gr/cm 3 (Mc. Cabe Appendik 14) μ air pada suhu o C = 0,0047 gr/cm.s (Mc. Cabe Appendik 14) t 1 = 7,5 detik t 2 = 930 detik Maka : 0,0047 0,98208 x 7,5 = μ 1,9812 x 930 Gelatin μ Gelatin = 1,1757 gr/cm.s Perhitungan selanjutnya di sajikan dalam bentuk tabel dan dapat dilihat ditabel 4.3 BAB IV. C10-9