PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

KEMENTERIAN PERINDUSTRI. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Telepon:

ISU STRATEGIS, PROGRAM PRIORITAS DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI. Oleh : DR. Dedi Mulyadi, M.Si

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

Industri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

PROGRAM KERJA DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU TAHUN ANGGARAN 2018

Willem P. Riwu. Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri (PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM USAHA INDUSTRI-BPKIMI-KEMENPERIN)

Tujuan pengembangan wilayah pada tahun adalah mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

Kegiatan Prioritas Tahun 2011

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DISERTAI STANDART OPERASIONAL DAN PROSEDURE

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

SAMBUTAN Pada Acara FORUM EKONOMI JAWA BARAT. Bandung, 8 Juni 2013

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

BERITA NEGARA. No.1851, 2016 KEMENKO-PEREKONOMIAN/KETUA DEWAN NASIONAL KAWASAN EKONOMI KHUSUS. Kegiatan Utama.

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REVIEW RKP & RPJM SEKTOR INDUSTRI

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

STRATEGI DAN KESIAPAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SULAWESI SELATAN MENGHADAPI AEC 2015

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Untuk itu, kami berpesan kepada para mahasiswa yang akan menjalani pendidikan selama tiga

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Pokok Bahasan PENDAHULUAN PERANAN DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PROGRAM KERJA DITJEN BIM 2012 PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI DEDI MULYADI

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2015

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PENGEMBANGAN FASILITASI INDUSTRI WILAYAH II TAHUN 2015

PERKUATAN STRUKTUR INDUSTRI NASIONAL UNTUK PENINGKATAN SINERGI DAN DAYA SAING

Nomor: 163.1/M-IND/ 1/2016. Sehubungan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 4 tahun 2015

BAPPEDA Planning for a better Babel

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

PERAN PROVINSI DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

Sambutan Presiden RI pd Pertemuan Bisnis para Pengusaha Indonesia dan..., Beijing, tgl 27 Mar 2015 Jumat, 27 Maret 2015

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

MENATA ULANG INDONESIA Menuju Negara Sejahtera

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

Prospek Pengembangan KEK di Sulawesi Selatan

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

Roadmap Industri Telematika

Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015

Transkripsi:

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Oleh: DR. Dedi Mulyadi, M.Si Jakarta, 1 Februari 2012 Rapat Kerja Kementerian Perindustrian

OUTLINE I. PENDAHULUAN II. PROGRAM KERJA DITJEN PPI TAHUN 2012 III. IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2

I. PENDAHULUAN

ALOKASI ANGGARAN 2012 Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri pada tahun 2012 mempunyai pagu anggaran sebesar Rp. 113.130.784.000,- yang terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp. 8.593.627.000,-, belanja barang sebesar Rp. 60.194.933.000,- dan belanja modal sebesar Rp. 44.342.224.000,-. Pagu anggaran tersebut dialokasikan untuk empat unit eselon II yaitu: OUTPUT/RINCIAN/AKUN PAGU % Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri 113.130.784.000 100 Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I 19.373.150.000 17,1 Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II 10.281.240.000 9,1 Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah III 19.483.100.000 17,2 Sekretariat Ditjen PPI 63.993.294.000 56,6 *) *Keterangan : Pengadaan peralatan laboratorium Pusat Inovasi Sei Mangkei, Rp. 23,75 M dan alat/mesin pengolahan rumput laut dan rotan, Rp. 8,37 M 4

SASARAN KINERJA PRIORITAS 2012 Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan industri yang terintegrasi dalam koridor ekonomi Sasaran Kinerja : 1. Terbangunnya pusat inovasi berbasis kelapa sawit KEK Sei Mangkei 2. Terbangunnya pusat inovasi rotan kawasan industri Palu 3. Terfasilitasinya pengembangan kawasan industri di daerah Pengembangan kompetensi inti industri daerah dan industri unggulan provinsi Sasaran Kinerja : 1. Terwujudnya industri berbasis sumber daya lokal yang memiliki keunggulan bersaing 2. Meningkatnya peranan sektor industri terhadap PDRB 3. Tersebarnya industri di luar Pulau Jawa 5

II. PROGRAM KERJA DITJEN PPI TAHUN 2012

RENCANA KERJA PRIORITAS DITJEN PPI TAHUN 2012 1. Dalam Rangka Mendukung MP3EI 2. Pengembangan Kawasan Industri 3. Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah 7

PEMBANGUNAN PUSAT INOVASI BERBASIS KELAPA SAWIT SEI MANGKEI Sei Mangkei adalah salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Koridor Sumatera dan memiliki potensi sumber daya berbasis kelapa sawit. Untuk mempercepat pertumbuhan di Sei Mangkei diperlukan pembangunan pusat inovasi Pembangunan pusat inovasi dapat mengefektifkan pelaksanaan pengembangan industri dan meningkatkan daya saing produk sekaligus dapat menjadi model pengembangan industri di daerah lain. Pembangunan pusat inovasi Sei Mangkei dianggarkan sebesar Rp. 8,8 Milyar dan pengadaan peralatannya sebesar Rp. 23,75 Milyar. 8

PEMBANGUNAN PUSAT INOVASI ROTAN NASIONAL DI PALU Palu adalah daerah sumber penghasil rotan terbesar di Indonesia. Kemenperin telah melakukan pengembangan kawasan industri di Kota Palu sehingga perlu dilakukan pembangunan pusat inovasi. Pembangunan pusat inovasi rotan nasional Palu dianggarkan sebesar Rp. 5,5 Milyar dan pengadaan peralatannya sebesar Rp. 3,4 Milyar 9

PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI KARAWANG/PURWAKARTA DAN PELABUHAN CILAMAYA Pengembangan Pelabuhan Cilamaya sebagai alternatif infrastruktur logistik bagi industri di Karawang, Bekasi, Purwakarta, Subang dan sekitarnya. Pelabuhan Cilamaya Kegiatan Ditjen PPI TA 2012 yang mendukung pengembangan wilayah Cilamaya adalah penyusunan Master Plan pengembangan KI dan kegiatan penguatan MP3EI Koridor Ekonomi Jawa 10

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) Pengembangan KI bertujuan untuk meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan serta meningkatkan daya saing industri dan investasi. KI yang potensial diarahkan untuk menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) Kawasan industri yang baru diarahkan menjadi kawasan industri generasi ketiga dengan ciri-ciri: Berbasis KIID (champion industry) Terintegrasi dengan seluruh dukungan sarana (area komersial, R&D, pendidikan, perumahan, listrik, dll) Memperhatikan lingkungan Berorientasi pada pelayanan (services) Mempunyai arah pengembangan menuju kota baru Kawasan industri generasi ketiga diharapkan mampu menjawab berbagai kekurangan dari konsep kawasan industri sebelumnya, sehingga diperoleh pembangunan daya saing industri nasional yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Terwujudnya konsep industri modern dengan ciri berbasis sumber daya industri daerah dan didukung infrastruktur terpadu. 11

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) No Daerah Output Industri Champion 1 Batu Licin Strategic Business Plan Besi Baja 2 Kariangau Strategic Business Plan Minyak dan Gas 3 Tanjung Api-Api Strategic Business Plan Gasifikasi Batubara 4 Sei Bamban Masterplan Karet 5 Tanjung Buton Masterplan Oleokimia 6 Bangka Masterplan Timah 7 Gresik Masterplan Petrokimia 8 Lamongan Strategic Business Plan dan Studi Kelayakan Perkapalan 9 Jombang Studi Kelayakan Alas Kaki 10 Kulonprogo Masterplan Besi Baja 11 Majalengka Masterplan Tekstil 12 Boyolali Masterplan dan DED Tekstil 13 Halmahera Timur Masterplan Ferronikel 14 Tangguh Masterplan Minyak dan Gas 15 Bitung DED Warehouse 16 Jeneponto Masterplan Garam 12

Sei Bamban Tanjung Buton Tanjung Api-Api Bangka Batu Licin Kariangau Jeneponto Bitung Halmahera Timur Majalengka Kulonprogo Boyolali Jombang Lamongan Gresik Tangguh Jumlah KI yang difasilitasi tahun 2012 sebanyak 16 KI: Wilayah I : 6 kawasan Wilayah II : 6 kawasan Wilayah III : 4 kawasan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH Kebijakan dalam pembangunan industri di daerah diarahkan untuk meningkatkan daya saing daerah melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki daerah dan direncanakan secara sinergi antara pusat-daerah dan antar daerah secara sistematik dan komprehensif. Sampai tahun 2011 jumlah kabupaten/kota yang telah difasilitasi dalam pengembangan KIID sebanyak 211 kabupaten/kota. Jumlah roadmap KIID yang telah ditetapkan sebanyak 5 kabupaten/kota dan roadmap IUP sebanyak 18 provinsi. Pada tahun 2012 jumlah kabupaten/kota yang akan ditetapkan roadmap dalam pengembangan KIID sebanyak 89 kabupaten/kota dan IUP sebanyak 15 provinsi yaitu: - Wilayah I : 24 kabupaten/kota dan 5 provinsi - Wilayah II : 24 kabupaten/kota dan 6 provinsi - Wilayah III : 41 kabupaten/kota dan 4 provinsi Salah satu fasilitasi implementasi pengembangan KIID Tahun 2012 adalah pemberian bantuan mesin dan peralatan untuk pusat inovasi rumput laut di Tual sebesar Rp. 4,9 Milyar dan bantuan mesin dan peralatan untuk pengujian rotan di Katingan sebesar Rp. 3,5 Milyar 14

KEGIATAN PENDUKUNG 1. PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK UNTUK RUU KAWASAN INDUSTRI Pembangunan suatu kawasan industri selain harus memenuhi kaidah-kaidah kelayakan teknis, ekonomis, dan finansial juga harus mendapat dukungan peraturan dan kebijakan pemerintah yang kondusif sebagai acuan dan pedoman Keberadaan undang-undang yang mengatur mengenai kawasan industri sebagai bentuk peraturan perundangan yang memiliki tingkat kekuatan hukum yang lebih tinggi dan mengikat sangat diperlukan. Pada tahun 2012 Ditjen PPI akan menyusun menyusun naskah akademik Rancangan Undang-Undang (RUU) Kawasan Industri sebagai dukungan bagi kawasan industri dalam rangka pengembangan industri di daerah yang berdaya saing global. 15

KEGIATAN PENDUKUNG 2. PENINGKATAN KERJA SAMA, PROMOSI, DAN INVESTASI KAWASAN INDUSTRI Dalam rangka meningkatkan investasi perlu dilakukan kegiatan promosi melalui kegiatan forum bisnis dan media promosi. Promosi diharapkan dapat mendorong masuknya investor ke dalam kawasan yang pada akhirnya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perolehan devisa nasional. Kegiatan Ditjen PPI yang mendukung peningkatan investasi di kawasan industri yaitu fasilitasi promosi pengembangan industri dan peningkatan kerja sama promosi dan investasi kawasan industri. 3. RAPAT KOORDINASI DENGAN PEMERINTAH KAB/KOTA DAN PROVINSI Dimaksudkan untuk mewujudkan sinergi, sinkronisasi program pembangunan sektor industri Sebagai sarana untuk mengkoordinasikan kegiatan pengembangan industri daerah dengan kabupaten/kota di seluruh Indonesia 16

III. IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENPERIN

STRATEGI Pengembangan Pusat Pertumbuhan Melalui Koridor Ekonomi Membangun pusat-pusat pertumbuhan industri yang berbasiskan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh daerah Memperkuat Konektivitas Nasional Menghubungkan masing-masing pusat-pusat pertumbuhan industri dengan sesamanya dan juga dengan hub/gerbang penghubung internasional Mempercepat Kemampuan SDM dan IPTEK Nasional Membangun pusat inovasi dan sekolah/politeknik 18

PRINSIP DASAR Perubahan harus terjadi untuk seluruh komponen bangsa; Perubahan pola pikir (mindset) dimulai dari Pemerintah dengan birokrasinya; Perubahan membutuhkan semangat kerja keras dan keinginan untuk membangun kerjasama dalam kompetisi yang sehat; Produktivitas, inovasi, dan kreatifitas didorong oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menjadi salah satu pilar perubahan; Peningkatan jiwa kewirausahaan menjadi faktor utama pendorong perubahan; Dunia usaha berperan penting dalam pembangunan ekonomi; Kampanye untuk melaksanakan pembangunan dengan mempertimbangkan prinsipprinsip pembangunan yang berkelanjutan; Kampanye untuk perubahan pola pikir untuk memperbaiki kesejahteraan dilakukan secara luas oleh seluruh komponen bangsa. 19

PRASYARAT Peran Pemerintah dan Dunia Usaha Reformasi Kebijakan Keuangan Negara Reformasi Birokrasi Penciptaan Konektivitas Antar Wilayah di Indonesia Kebijakan Ketahanan Pangan, Air, dan Energi Jaminan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan 20

IMPLEMENTASI Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi melalui Koridor Ekonomi Memperkuat konektivitas nasional Mempercepat kemampuan SDM dan IPTEK Nasional Pembangunan kawasan industri terpadu dengan ciri-ciri: - Arah pengembangan kota baru - Infrastruktur sudah dengan sistem logistik terintegrasi - Berorientasi pada services - Pendidikan kekhususan industri - Didirikan pusat inovasi - Memerhatikan lingkungan

IMPLEMENTASI MP3EI DALAM BIDANG INDUSTRI Benefit and Risk Kebutuhan Dalam Negeri Tuntutan Dunia Internasional Kawasan Industri Masa Depan Regulasi Penataan Ruang Produk Wawasan Lingkungan Area Komersial Infrastruktur Pendidikan Research and Development 22

CONTOH: KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI 23

KORIDOR EKONOMI SUMATERA Sei Mangkei : Industri Turunan CPO Sei Bamban : Industri Karet Dumai: Industri Turunan CPO Karimun: Industri Perkapalan Sarolangun : Industri Karet Bangka: Industri Timah Tanjung Api-Api: Industri Gasifikasi Batubara Muara Enim: Industri Karet dan Batubara Cilegon: Industri Besi Baja 24

KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN Mempawah : Industri Smelter Grade Alumina Tayan : Industri Chemical Grade Alumina Puruk Cahu: Industri Batubara Maloy: Industri Turunan CPO Batu Licin: Industri Besi Baja 25

KORIDOR EKONOMI JAWA Semarang : Industri Tekstil Gresik: Industri Petrokimia Lamongan: Industri Perkapalan Jabodetabek: Industri Permesinan dan Alat Transportasi Majalengka: Industri Tekstil Bandung: Industri Telematika Kulon Progo: Industri Besi Baja Boyolali: Industri Tekstil 26

KORIDOR EKONOMI SULAWESI Bitung : Hub Internasional Palu: Industri Kakao Donggi Senoro: Industri Migas Soroako: Industri Ferronikel Gowa: Industri Kakao Mandiodo: Industri Ferronikel Pomalaa: Industri Ferronikel 27

KORIDOR EKONOMI PAPUA DAN KEP. MALUKU Halmahera Timur: Industri Ferronikel Tangguh: Industri Petrokimia Timika: Industri Tembaga 28

PENUTUP Kementerian Perindustrian telah menyusun rencana aksi implementasi MP3EI untuk setiap koridor ekonomi Kunci sukses MP3EI: Dilaksanakannya kerjasama dan kolaborasi antara akademisi, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan dunia usaha Fungsi koordinasi, pengendalian, pemantauan dan evaluasi yang dijalankan dengan baik dan benar Konsistensi dan keberlanjutan pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 29