2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

Oleh : Abdul Aziz*) Pambudi Rahardjo**) Kata Kunci : Faktor-faktor Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa Tingkat Akhir, dan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROKRASTINASI TUGAS AKHIR/SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

ANALISIS PROKRASTINASI TUGAS AKHIR/SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Semester (SKS). Dalam Sistem Kredit Semester terdapat satuan kredit yang

2016 PROFIL PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA BERDASARKAN TEORI ENAM TIPE PROKRASTINASI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju. dengan tata cara hidup orang dewasa (Ali dan Ansori, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus melewati tugas menyelesaikan skripsi terlebih dahulu untuk bisa mendapakan gelar S1. Menurut struktur kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) skripsi adalah tugas akhir (karya tulis) yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa program S1 dalam menyusun karya ilmiah sebagai muara dari keseluruhan pengalaman belajarnya, didasarkan atas hasil penelitian lapangan, dan ditulis dengan tata cara penulisan karya ilmiah. Fenomena di lapangan menunjukkan banyak mahasiswa UPI yang menunda menyelesaikan skripsi. Akibatnya mereka belum bisa bahkan tidak mampu untuk menyelesaikan skripsi dalam rentang waktu normal untuk lulus kuliah. Dalam aturan UPI tentang waktu mahasiswa dalam mengerjakan skripsi adalah enam bulan. Berdasarkan data yang diperoleh di jurusan psikologi UPI diketahui bahwa mahasiswa yang tercatat sedang mengontrak mata kuliah skripsi adalah angkatan 2006, 2007, 2008 dan 2009. Keempat angkatan ini telah melampaui enam bulan pengerjaan skripsi. Mereka telah melampaui standar waktu penyelesaian skripsi berdasarkan pedoman akademik UPI. Untuk jangka pendek penundaan menyelesaikan skripsi mungkin meringankan, akan tetapi beberapa penelitian menemukan bahwa penundaan juga menyebabkan stres, bahkan menimbukan perasaan cemas dan bersalah (Ferrari, Jonhson & Mccown 1995; Pychyl et al., 2000 dalam Arkerman & Gross, 2005, hlm.6). Pernyataan di atas didukung pula dengan penelitian dari Tice dan Baumeister (1997, hlm.457) yang menemukan bahwa penundaan memang memiliki keuntungan dalam mengurangi stres akibat tuntutan tugas, akan tetapi seiring berjalannya waktu dan mendekatnya batas penyelesaian tugas ternyata

2 tingkat stres pada orang yang menunda meningkat dan bahkan bertambah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Buari (2003, hlm.60) ditemukan hasil bahwa sumbangan menunda tugas akademik terhadap stres adalah 37%. Hasil penelitian Pangestuti (2003, hlm.209) menunjukan bahwa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan melakukan penundaan menyelesaikan skripsi mengalami peningkatan stres yang cukup tinggi. Istilah penundaan terhadap tugas seringkali disebut sebagai prokrastinasi. Prokrastinasi menunjukkan suatu perilaku yang kurang disiplin dalam penggunaan waktu. Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Tuckman, 2007). Penundaan atau penghindaran (procrastination or avoidance) dilakukan individu sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stres (Burka & Yuen, 2008, hlm.176). Prokrastinasi dalam American College Dictionary (Burke & Yuen, 2008, hlm.5), berasal dari kata procrastinate yang diartikan menunda untuk melakukan sampai waktu berikutnya. Sedangkan menurut Ghufron (2003, hlm.13) prokrastinasi dapat dikatakan sebagai penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai suatu kerja, namun prokrastinasi juga bisa dikatakan sebagai penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan yang tidak senang terhadap tugas dan ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas. Beberapa penelitian menemukan bahwa prokrastinasi mempengaruhi 50%- 95% mahasiswa (Jansen & Corton, 1999; Kachgal, Hansen, & Nutter, 2001; Pychyl et al., 2000: Pychyl, Morin & Salmon, 2000, dalam Arkerman & Gross, 2005, hlm.5). Hasil survey majalah New Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa 20% sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (dalam Ghufron 2003, hlm.3). Hasil penelitian Yosh (2007) juga menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat luas, dan pelajar pada lingkungan yang lebih kecil. Sekitar

3 25% sampai dengan 75% dari pelajar atau mahasiswa melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan suatu masalah dalam lingkup akademis mereka. Prokrastinasi akan melindungi individu dari perasaan takut gagal (fear of failure) yang tidak nyaman (Burka & Yuen, 2008, hlm.15). Menurut Selver (1974, dalam Ferari dkk 1995, hlm.6) prokrastinasi bukan tindakan sederhana terhadap penundaan suatu tugas. Lebih lanjut, Boice (1996, hlm.11-12) menambahkan bahwa prokrastinasi mempunyai 2 karakteristik. Pertama, prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah tugas yang penting dan sulit daripada tugas yang mudah, lebih cepat diselesaikan, dan menimbulkan lebih sedikit kecemasan. Kedua, prokrastinasi dapat berarti juga menunggu waktu yang tepat untuk bertindak agar hasil lebih maksimal dan resiko minimal dibandingkan apabila dilakukan atau diselesaikan seperti biasa, pada waktu yang telah ditetapkan. Solomon dan Rothblum (1984, hlm.504) mengemukakan bahwa prokrastinasi biasanya terjadi pada enam area, yaitu menulis, belajar, membaca, tugas administratif, menghadiri pertemuan akdemik dan kinerja akademik secara keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian Solomon dan Rothblum (1984, hlm.506) dilaporkan bahwa paling banyak mahasiswa melakukan prokrastinasi ketika menulis lembar tugas, dengan persentase sebanyak 46%, sedangkan 30% ketika mengerjakan tugas mingguan, 28% ketika belajar untuk ujian, 23% ketika menghadiri kelas dan 11% pada tugas-tugas administratif. Berdasarkan penelitian terhadap mahasiswa yang melakukan prokrastinasi, Solomon dan Rothblum (1984) mengategorikan faktor penyebab prokrastinasi menjadi 2 faktor utama, yaitu: (1) Takut gagal (fear of failure) dan (2) Menolak tugas dan malas (task aversiveness and laziness). Takut gagal atau motif kegagalan adalah suatu kecenderungan individu yang akan mengalami perasaan bersalah apabila tidak mencapai tujuan atau gagal. Faktor takut gagal ini berhubungan dengan selalu merasa cemas, penetapan standar performa yang terlalu tinggi atau perfeksionisme, kesulitan membuat keputusan, ketergantungan dengan orang lain, rendahnya tingkat kepercayaan diri individu, kurangnya

4 penerimaan diri dan takut akan keberhasilan. Individu yang mengalami hal ini dinilai tidak dapat memenuhi harapan dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan menolak tugas dan malas bisa diakibatkan karena adanya perasaan ketidaksukaan individu terhadap tugas yang menjadi tanggungannya. Ini mencerminkan akan adanya kekurangan energi yang dimiliki individu prokrastinator dan tugas yang dihadapi dinilai tidak menyenangkan. Solomon dan Rothblum mengungkapkan akan adanya hubungan antara faktor ini dengan hal-hal sebagai berikut: merasa terancam dengan tugas, kecenderungan untuk merasa kelelahan, pemberontakan terhadap otoritas, kemalasan, pengambilan resiko dan pengaruh teman sebaya. Bernard juga menjelaskan secara lebih rinci tentang faktor internal dan eksternal yang menjadi faktor-faktor penyebab prokrastinasi, yaitu: 1. Anxiety ataukecemasan, 2. Self-Depreciation, 3. Low Discomfort Tolerance, 4. Pleasureseeking, 5. Time Disorganization, 6. Environmental Disorganisation, 7. Poor Task Approach, 8. Lack of Assertion, 9. Hostility with others, 10. Stress and fatigue. Sedangkan Burka &Yuen (2008, hlm.11) sendiri menyatakan terbentuknya tingkah laku prokrastinasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: konsep diri, tanggung jawab, keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan, kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu. Seseorang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Dikaitkan dengan paparan tentang prokrastinasi di atas, maka mahasiswa yang menunda penyelesaian skripsi dapat disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinator menurut Chu & Choi (2005, hlm.250) dibedakan menjadi dua tipe yaitu prokrastinator aktif dan prokrastionator pasif. Prokrastinator pasif adalah para pelaku prokrastinasi dalam pengertian yang umum. Secara kognitif, prokrastinator pasif tidak mempunyai niat untuk melakukan prokrastinasi, tetapi mereka tetap menunda tugasnya karena mereka tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan bertindak secara cepat pula. Sebaliknya, prokrastinator aktif adalah mereka

5 yang mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan dan melaksanakan tugas pada waktunya. Akan tetapi, mereka dengan leluasa menunda-nunda tugas tersebut dan berfokus pada tugas-tugas penting lainnya. Karena itu, prokrastinator pasif dan prokrastinator aktif mempunyai perbedaan dalam dimensi kognitif, afektif, dan perilaku. Secara afektif, ketika tenggang waktu pelaksanaan tugas hampir habis, prokrastinator pasif merasa sangat tertekan dan memiliki pandangan yang pesimistis, terutama tentang kemampuannya dalam mencapai hasil prestasi yang memuaskan (Ferrari, dkk 1995, hlm.17). Keraguan mereka akan ketidakmampuannya memperbesar peluang kegagalan dan menimbulkan perasaan bersalah dan depresi (Ferrari, dkk 1995, hlm.19). Di pihak lain, prokrastinator aktif senang bekerja di bawah tekanan. Ketika mereka menyisakan sedikit waktu untuk melaksanakan tugas, mereka merasa tertantang dan termotivasi. Perasaan tersebut menjadikan mereka kebal dan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai macam kondisi menyakitkan. Sebagaimana yang dirasakan oleh prokrastinator pasif, dalam hal ini 3 subjek yang diwawancara awal termasuk dalam prokrastinator pasif. Dalam perspektif tersebut, prokrastinasi bermakna positif dan fungsional bila dilakukan sebagai upaya konstruktif untuk menghindari keputusan impulsif dan tanpa pemikiran yang matang, dan bermakna negatif dan disfungsional bila dilakukan karena malas atau tanpa tujuan yang pasti. Berdasarkan wawancara awal yang peneliti lakukan terhadap 3 orang mahasiswa jurusan psikologi UPI angkatan 2008 yang masih mengontrak skripsi, diperoleh informasi tentang alasan melakukan prokrastinasi yaitu ingin sempurna dalam mengerjakannya, sulit untuk membuat keputusan, ketergantungan dengan orang lain, kemalasan dan kurangnya percaya diri, rasa malas dan rendahnya motivasi, baik malas memulai mengerjakan skripsi atau membaca buku, tidak mendapat feedback yang berarti untuk kemajuan skripsi, khawatir pembimbing akan menilai buruk skripsi mereka dan memberikan banyak kritikan, merasa takut untuk bertemu dosen pembimbing, takut bahwa skripsinya akan ditolak atau

6 dosen pembimbing akan memarahinya kerena salah atau tidak adanya kemajuan, sulit mengambil keputusan tentang variable atau teori, selalu salah dalam merevisi sehingga terus menunda untuk mengikuti bimbingan, ragu-ragu untuk menyerahkan revisi karena merasa khawatir mempertanggungjawabkannya ketika bimbingan, dan beberapa kali harus ganti judul sehingga menjadi tidak percaya terhadap kemampuan dirinya untuk menyelesaikan skripsi. Sehubungan adanya fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa psikologi UPI. B. Rumusan Masalah Penelitian Prokrastinasi merupakan sebuah permasalahan yang terjadi pada dunia pendidikan, tidak terlepas pula dialami mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Skripsi yang menjadi sebagian syarat mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana seringkali menjadi fase yang penuh dengan hambatan yang dapat menimbulkan stres pada mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa mengatakan bahwa mereka sangat ingin lulus kuliah tepat waktu dan mampu menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester. Penundaan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi membuat mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Penundaan dalam bidang akademik atau yang disebut dengan istilah prokrastinasi akademik, dilakukan mahasiswa prokrastinator sebagai bentuk coping untuk menghindari situasi yang menimbulkan stres. Di jurusan Psikologi FIP UPI terdapat mahasiswa angkatan 2006, 2007, 2008 dan 2009 yang masih mengontrak mata kuliah skripsi. Keempat angkatan ini telah melewati 4 tahun dalam masa studinya. Alasan prokrastinasi mereka adalah ingin perfeksionis dalam mengerjakannya dan sulit untuk membuat keputusan, ketergantungan dengan orang lain, kemalasan dan kurangnya percaya diri, rasa malas dan rendahnya motivasi. Berdasarkan hasil pemaparan di atas peneliti membatasi definisi prokrastinasi akademik di sini merupakan prokrastinasi dalam menyelesaikan

7 skripsi. Berdasarkan pemaparan di atas juga peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana gambaran faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Psikologi UPI? C. Tujuan Penelitian Tujan penelitian ini adalah: Mendapat data empirik tentang faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan Psikologi UPI yang sedang mengontrak skripsi. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan sumbangan ilmiah pada pengembangan psikologi pendidikan khususnya tentang masalah faktor-faktor prokratinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa. 2. Manfaat praktis a. Memberikan gambaran bagi para pengajar (dosen), mahasiswa, orangtua, perguruan tinggi, maupun masyarakat secara umum tentang faktor-faktor penyebab prokrastinasi yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi, dengan demikian faktor-faktor penyebab prokrastinasi tersebut dapat dihindari sehingga penyelesaian skripsi oleh mahasiswa dapat lebih lancar. b. Khususnya untuk jurusan Psikologi diharapkan data yang diperoleh oleh peneliti bisa ditindaklanjuti atau dapat memberikan penanganan yang sesuai kepada mahasiswa yang mengalami prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi.

8