BAB IV PERHITUNGAN IGIP/RESERVES GAS

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN PERANGKAP GAS DAN PERHITUNGAN VOLUME GAS DI TEMPAT (IGIP) PADA AREA GTS N DAN I LAPANGAN TANGO, CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN TIMUR

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

Porositas Efektif

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERKIRAAN VOLUME GAS AWAL DI TEMPAT MENGGUNAKAN METODE VOLUMETRIK PADA LAPANGAN POR

BAB IV UNIT RESERVOIR

Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertamina EP yang berada di Jawa Barat (Gambar 1.1). Lapangan tersebut

Rani Widiastuti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut t Teknologi Sepuluh hnopember Surabaya 2010

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT

BAB I PENDAHULUAN I-1

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2011

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Sertifikasi Cadangan Migas Wahyu Djatmiko PPPTMGB LEMIGAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rani Widiastuti 1, Syamsu Yudha 2, Bagus Jaya Santosa 3

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III GEOMETRI DAN KARAKTERISASI UNIT RESERVOIR

BAB IV PEMODELAN RESERVOAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. V.1 Penentuan Zona Reservoar dan Zona Produksi

Gambar 4.5. Peta Isopach Net Sand Unit Reservoir Z dengan Interval Kontur 5 Kaki

BAB 3 ANALSIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN EVALUASI FORMASI RESERVOIR FORMASI BANGKO B

BAB IV RESERVOIR KUJUNG I

BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv. SARI...v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI...

Kata kunci: Interpretasi seismik, Petrofisika, Volumetrik, OOIP

PEMODELAN RESERVOIR BATUPASIR A, FORMASI MENGGALA DAN PENGARUH HETEROGENITAS TERHADAP OOIP, LAPANGAN RINDANG, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH

BAB III PEMODELAN RESERVOIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Peta Kontur Isopach

ANALISIS PENENTUAN ZONA PRODUKTIF DAN PERHITUNGAN CADANGAN MINYAK AWAL DENGAN MENGGUNAKANDATA LOGGING PADA LAPANGAN APR

Gambar I.1. : Lokasi penelitian terletak di Propinsi Sumatra Selatan atau sekitar 70 km dari Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

Cut-off Porositas, Volume shale, dan Saturasi Air untuk Perhitungan Netpay Sumur O Lapangan C Cekungan Sumatra Selatan

EVALUASI FORMASI SUMURGJN UNTUK PENENTUAN CADANGAN GAS AWAL (OGIP) PADA LAPANGAN X

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1

BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR

Gambar 3.21 Peta Lintasan Penampang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fasies dan evaluasi formasi reservoar dapat mendeskripsi

BAB IV METODE DAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Evaluasi Formasi dan Estimasi Permeabilitas Pada Reservoir Karbonat Menggunakan Carman Kozceny, Single Transformasi dan Persamaan Timur

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN


BAB III PEMODELAN GEOMETRI RESERVOIR

BAB III PEMODELAN GEOMETRI RESERVOIR

ANALISIS PETROFISIKA DAN PERHITUNGAN CADANGAN MINYAK PADA LAPANGAN BEAR CEKUNGAN SUMATRA TENGAH (Studi kasus PT Chevron Pacific Indonesia)

Bab III Pengolahan Data

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan X merupakan salah satu lapangan eksplorasi PT Saka Energy

BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI

TUGAS AKHIR B. Institut Teknologi Bandung. Oleh. Ade Himsari PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemodelan geologi atau lebih dikenal dengan nama geomodeling adalah peta

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Sumatera Selatan termasuk salah satu cekungan yang

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

V. PEMBAHASAN. dapat teresolusi dengan baik oleh wavelet secara perhitungan teoritis, dimana pada

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

Acara Well Log Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diperlukan uraian mengenai objek dan alat alat yang

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN CADANGAN MINYAK AWAL FORMASI KAIS PADA LAPANGAN Y

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

Evaluasi Cadangan Minyak Zona A dan B, Lapangan Ramses, Blok D Melalui Pemodelan Geologi Berdasarkan Data Petrofisika

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi menjadi hal yang sangat penting tidak terkecuali PT. EMP Malacca Strait

Bab III Pengolahan dan Analisis Data

BAB V INTERPRETASI DATA. batuan dengan menggunakan hasil perekaman karakteristik dari batuan yang ada

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN ESTIMASI CADANGAN MINYAK DI LAPANGAN X

BAB I PENDAHULUAN. reservoar, batuan tudung, trap dan migrasi. Reservoar pada daerah penelitian

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

Perbandingan Kinerja Reservoir Gas Konvensional dengan Coal Bed Methane (CBM) Suranto Dosen Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi hidrokarbon, salah satunya dengan mengevaluasi sumur sumur migas

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Bab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Permasalahan 1.3 Masalah Penelitian

ANALISIS PETROFISIKA DAN PERHITUNGAN CADANGAN GAS ALAM LAPANGAN KAPRASIDA FORMASI BATURAJA CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

TEKNIK RESERVOIR (3 SKS) Oleh : Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT

BAB I PENDAHULUAN. Analisa konektivitas reservoir atau RCA (Reservoir Connectivity Analysis)

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang dikaji adalah Formasi Gumai, khususnya interval Intra GUF a sebagai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik 3D PSTM Non

BAB I PENDAHULUAN. BAB I - Pendahuluan

BAB IV Perhitungan Cadangan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 5. Pengambilan Conventinal Core utuh dalam suatu pemboran... Gambar 6. Pengambilan Side Wall Core dengan menggunakan Gun...

BAB I Pendahuluan. 8km

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV INTERPRETASI SEISMIK

Deni Irawan dan Widya Utama Laboratorium Geofisika, Juruan Fisika, FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

ANALISA FISIKAMINYAK (PETROPHYSICS) DARI DATA LOG KONVENSIONAL UNTUK MENGHITUNG Sw BERBAGAI METODE

Sejarah Dan Lokasi Lapangan IBNU-SINA

Transkripsi:

BAB IV PERHITUNGAN IGIP/RESERVES GAS Setelah dilakukannya pemodelan perangkap hidrokarbon yang ada di Lapangan Tango, juga perhitungan properti reservoir dengan melakukan analisis kuantitatif untuk menghasilkan porositas (Φ) dan saturasi air (Sw), hal yang dilakukan kemudian adalah menghitung cadangan gas di tempat (IGIP) serta cadangan yang dapat diproduksi secara komersial (reserves). IV.1 PENGERTIAN INITIAL GAS IN PLACE (IGIP) Perhitungan IGIP dan cadangan sangatlah penting dalam industri minyak dan gas, karena dengan melakukan perhitungan ini kita dapat memperkirakan nilai ekonomis hidrokarbon yang terdapat dalam beberapa reservoir pada suatu lapangan migas. IGIP (Initial Gas In Place) adalah estimasi keseluruhan gas dalam satu reservoir, baik yang dapat diproduksi maupun yang belum dapat diproduksi (SPE, 1997). Perhitungan besarnya IGIP dapat menggunakan persamaan berikut (Tearpock dan Bischke, 1991): G = 43560 x Vb x Φ x (1-Sw) Bg Rumus 4.1. Perhitungan Initial Gas In Place (Tearpock dan Bischke, 1991). Keterangan: G = Initial Gas In Place (IGIP), scf Vb = Bulk Volume Reservoir, acre-ft Φ = porositas batuan reservoir Sw = saturasi air, dimana (1-Sw) = Sg (saturasi gas) Bg = faktor volume (Gambar 4.7) 37

Dengan memperhatikan rumus dasar dari perhitungan IGIP di atas (Rumus 4.1), maka dilakukanlah perhitungan dari setiap faktor perhitungannya, mulai dari bulk volume reservoir, porositas dan saturasi air, serta penentuan faktor volumenya agar perhitungan IGIP dapat diselesaikan. IV.1.1 Faktor Bulk Volume Reservoir (Vb) Bulk volume reservoir adalah volume reservoir yang dapat dihitung dengan metode Trapezoid dan metode Pyramid (Tearpock dan Bischke, 1991). Metode Trapezoid dapat digunakan jika perbandingan luas dua garis kontur isopach lebih besar dari 0,5, sedangkan metode Pyramid dapat digunakan jika perbandingan luas dua garis kontur peta isopach kurang dari 0,5. Perhitungan bulk volume reservoir akan dilakukan pada setiap tangki A, B, dan C (Gambar 3.13). Vt = ½ h (A 0 +A 1 ) Vp = h/3 (A 0 +A 1 +(A 0 *A 1 ) 1/2 ) Rumus 4.2. Perhitungan Metode Trapezoid dan Pyramid (Tearpock dan Bischke, 1991). Keterangan: Vt = bulk volume metode Trapezoid Vp = bulk volume metode Pyramid h = ketebalan antara kontur isopach yang berurutan A0 = luas bidang bawah A1 = luas bidang atas 38

IV.1.2 Faktor Porositas Reservoir dan Saturasi Air Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dengan melakukan analisis petrophysics dapat diketahui nilai porositas dan saturasi air pada sebuah reservoir. Porositas merupakan perbandingan antara volume rongga dengan volume keseluruhan reservoir. Bagaimana nilai dari porositas ini dihitung telah dijelaskan pada bab III.1.2, dengan mengacu pada rumus 3.3. Pada bab II.1.3 telah dijelaskan bahwa saturasi air, menyatakan perbandingan volume air terhadap porositas dalam suatu reservoir, pada Zona Dangkal Lapangan Tango sangat dipengaruhi oleh salinitas air yang ada. Pada Lapangan Tango trend salinitas yang digunakan adalah salinitas medium (Gambar 3.5), karena diinterpretasi paling mendekati kondisi sebenarnya. Berdasarkan persamaan Archie, jika digunakan nilai salinitas rendah maka nilai resistivitas air formasi akan tinggi, dan nilai saturasi air akan tinggi, yang berarti gas yang terkandung pada reservoir itu akan rendah, begitu juga sebaliknya. Untuk mengetahui nilai properti reservoir yang akan digunakan dalam perhitungan IGIP dan reserves dapat dilihat pada tabel 3.1. IV.1.3 Faktor Volume (Bg) Setelah komponen-komponen properti reservoir yaitu porositas dan saturasi air dapat didapatkan, perhitungan IGIP masih membutuhkan komponen faktor volume (Bg). Faktor volume (Bg) adalah faktor perkalian yang menunjukkan bahwa volume gas yang berada di dalam reservoir dapat berkembang lebih besar di permukaan. Faktor volume ini ditentukan oleh tim PVT dari Total E&P Indonesie berdasarkan hasil tes dibandingkan dengan kedalaman dari beberapa sumur yang ada di Zona Dangkal Lapangan Tango (Gambar 4.7). Berdasarkan pengujian tersebut didapatkan rumus sebagai berikut: 1/Bg = (Z + 19.774) / 11.962 Rumus 4.3. Perhitungan Faktor Volume (Bg) (Total Internal Report). 39

Keterangan: z = kedalaman 1/Bg = (Z + 19.774) / 11.962 Gambar 4.1. Persamaan 1/Bg (Total Internal Report). Berdasarkan langkah-langkah perhitungan bulk volume reservoir, properti reservoir, dan penentuan faktor volume seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perhitungan besarnya cadangan gas di tempat (IGIP) dapat dilaksanakan. Selain perhitungan IGIP, dalam industri minyak dan gas dikenal juga istilah reserves, yang kesemuanya sangat penting untuk dilakukan perhitungannya karena merupakan tujuan dari penelitian kali ini. Peritungan reserves sendiri akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya. 40

IV.2 PENGERTIAN CADANGAN (RESERVES) Selain perhitungan IGIP, dalam industri minyak dan gas dikenal juga istilah reserves, yang perhitungannya juga merupakan tujuan dari penelitian kali ini. Cadangan (reserves) adalah jumlah kuantitatif hidrokarbon yang dapat diproduksi secara komersial dengan aplikasi proyek pengembangan. Tingkat kepercayaan perhitungan cadangan gas pada suatu reservoir dapat dibagi menjadi dua klasifikasi utama, yaitu proved dan unproved, keduanya dipengaruhi oleh banyaknya data geologi dan data teknik lainya yang dapat digunakan (SPE, 1997). Cadangan proved adalah jumlah kuantitatif hidrokarbon yang secara rasional (umumnya memiliki tingkat kepercayaan 90%) dapat diproduksi, berdasarkan kondisi ekonomi, politik, dan teknologi yang ada. Dalam dunia industri migas, cadangan proved sering disebut juga 1P. Secara umum cadangan proved merupakan klasifikasi cadangan pada sebuah reservoir yang dapat diproduksi secara komersial berdasarkan data produksi dan data tes formasi yang aktual. Cadangan proved dibagi menjadi proved developed (PD) dan proved undeveloped (PUD). Cadangan PD adalah cadangan yang dapat diproduksi dengan menggunakan sumur bor yang telah ada dan perforasinya, atau dengan investasi tambahan yang minim. Cadangan PUD membutuhkan investasi yang lebih besar (pemboran sumur baru, perlatan tambahan, dan lainnya) untuk membawa minyak dan gas ke permukaan. Cadangan unproved diklasifikasikan berdasarkan data geologi dan teknik yang sama dengan cadangan proved, namun secara teknis, ekonomi, dan kebijakan lebih memiliki ketidakpastian dibandingkan cadangan proved. Cadangan unproved dibagi lagi menjadi dua jenis, probable dan possible, bergantung pada perkembangan kondisi ekonomi dan teknologi di masa datang. Cadangan probable didasari oleh perkiraan nilai tengah dengan tingkat kepercayaan 50%, dikenal sebagai 2P. Cadangan probable dari suatu reservoir diperkirakan berdasarkan data well log tetapi minim data inti bor dan data tes serta belum diproduksi, sedangkan cadangan possible memiliki tingkat kepercayaan lebih rendah yaitu 10%, dikenal sebagai 3P. Cadangan possible merupakan hasil dari interpretasi geologi pada suatu daerah yang memiliki kemungkinan 41

hidrokarbon, atau berdasarkan data sumur bor tetapi diperkirakan tidak dapat diproduksi secara ekonomis (SPE, 1997). Dalam penelitian kali ini perhitungan cadangan menggunakan pedekatan cadangan probable (2P), berdasarkan ketersediaan data dan tingkat kepercayaan fluida gas yang diinterpretasi. Dalam menghitung cadangan, selain nilai IGIP yang harus sudah didapat, besarnya nilai faktor recovery (RF) harus juga ditentukan. Untuk menghitung besarnya cadangan (reserves) dapat menggunakan persamaan berikut (Rumus 4.4): Reserves = IGIP x RF Rumus 4.4. Perhitungan Reserves. Keterangan: IGIP = Initial Gas In Place RF = Faktor Recovery IV.2.1 Penentuan Faktor Recovery (RF) Pada dasarnya faktor recovery (RF) didasari oleh hasil tes, tetapi kerena data tes tersebut tidak tersedia maka pada penelitian kali ini merujuk pada data statistik perusahaan. Pada Zona Dangkal di Lapangan Tango terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai RF, yaitu ketebalan gas, tipe kontak gas dan air (GWC/GDT), dan sand control (alat untuk mencegah pasir yang belum kompak ikut terproduksi). Kriteria pertama untuk menentukan nilai RF adalah jika fluida gas memiliki ketebalan lebih dari 3m dengan tipe kontak Gas Down To (GDT) atau memiliki ketebalan lebih dari 6m dengan tipe kontak Gas Water Contact (GWC). Kriteria kedua berhubungan dengan resiko produksi, yaitu digunakan atau tidaknya peralatan sand control. Nilai RF 0,7 jika kriteria pertama terpenuhi dan akan dipasang sand control, tetapi nilai RF 0,6 jika kriteria pertama terpenuhi dan tidak menggunakan peralatan sand control dalam proses produksinya nanti. Nilai RF 0,53 jika kriteria pertama tidak terpenuhi tetapi akan menggunakan sand contol, dan RF 0,45 jika semua kriteria tidak terpenuhi (Tabel 4.1) (Total Internal Report). 42

Tabel 4.1. Kriteria RF untuk Lapangan Tango (Total Internal Report). 43

IV.3 PERHITUNGAN IGIP DAN CADANGAN TANGKI A, B, DAN C Seperti telah disebutkan sebelumnya, tujuan akhir dari penelitian ini adalah menghitung volume gas dalam hal ini yaitu IGIP dan cadangan. Pada bagian-bagian sebelumnya telah diuraikan penjelasan dan proses pemodelan perangkap hidrokarbon, mulai dari peta struktur kedalaman, peta net sand isopach, dan peta net pay, juga proses perhitungan properti reservoir untuk menghasilkan porositas dan saturasi air. Dengan demikian proses perhitungan IGIP dan cadangan dapat dilaksanakan. IV.3.1 Analisis Tangki A Tangki A adalah reservoir yang berada pada interval fs1-mfs1 di GTS N dan memiliki net sand 12,85m pada sumur TN-N6 dan 8,83m pada sumur TN-N4. Reservoir ini diinterpretasi secara elektrofasies sebagai endapan channel dengan gas water contact (GWC) pada -1011m. Peta struktur bawah permukaan (Gambar 3.5) menggambarkan kondisi top marker fs1 dengan kecenderungan berarah utara timur laut-selatan barat daya, sesuai dengan kondisi struktur geologi Lapangan Tango. Distribusi tangki A berarah barat laut-tenggara seperti terlihat dari peta net sand isopach (Gambar 3.7). Overlay antara peta struktur bawah permukaan dengan peta net sand isopach menghasilkan peta net pay yang menggambarkan geometri tangki A yang terisi gas (Gambar 3.8) dengan perhitungan bulk volume seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Perhitungan Bulk Volume Tangki A. 44

Hasil perhitungan bulk volume tangki A sebesar 3.425acre-ft. Tangki A memiliki rata-rata porositas dan saturasi air sebesar 28% dan 42%, dan dari kedalaman marker fs1 akan diperoleh Bg rata-rata sebesar 0,012, maka besar Initial Gas In Place (IGIP) tangki A adalah 2.019.078.600scf. Setelah IGIP didapatkan, dengan menggunakan faktor recovery (RF) sebesar 0,53 sebagai faktor perkalian, maka dapat dihitung cadangan (reserves) gas yang ada pada tangki A adalah 1.070.111.658scf. IV.3.2 Analisis Tangki B Tangki B adalah reservoir yang berada pada interval fs1-mfs1 di GTS N dan memiliki net sand 21,35m pada sumur TN-N3 dan 16,17m pada sumur TN- N1. Reservoir ini diinterpretasi secara elektrofasies sebagai endapan channel dengan gas water contact (GWC) pada -1022m. Peta struktur bawah permukaan (Gambar 3.5) menggambarkan kondisi top marker fs1 dengan kecenderungan berarah utara timur laut-selatan barat daya, sesuai dengan kondisi struktur geologi Lapangan Tango. Distribusi tangki B berarah barat laut-tenggara seperti terlihat dari peta net sand isopach (Gambar 3.7). Overlay antara peta struktur bawah permukaan dengan peta net sand isopach menghasilkan peta net pay yang menggambarkan geometri tangki B yang terisi gas (Gambar 3.8) dengan perhitungan bulk volume seperti pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Perhitungan Bulk Volume Tangki B. 45

Hasil perhitungan bulk volume tangki B sebesar 17.558acre-ft. Tangki B memiliki rata-rata porositas dan saturasi air sebesar 27% dan 19%, dan dari kedalaman marker fs1 akan diperoleh 1/Bg rata-rata sebesar 0,012, maka besar Initial Gas In Place (IGIP) tangki B adalah 13.938.962.600scf. Setelah IGIP didapatkan, dengan menggunakan faktor recovery (RF) sebesar 0,7 sebagai faktor perkalian, maka dapat dihitung cadangan (reserves) gas yang ada pada tangki B adalah 9.757.273.819scf. IV.3.3 Analisis Tangki C Tangki C adalah reservoir yang berada pada interval fs8-fs7 di GTS I dan memiliki net sand 6m di sumur TN-I1, 9m di sumur TN-I5, 11,84m di sumur TN- I4, 11,39m di sumur TN-I3, dan 12,28m di TN-I2. Reservoir ini diinterpretasi secara elektrofasies sebagai endapan channel dengan gas water contact (GWC) pada -318m. Peta struktur bawah permukaan (Gambar 3.5) menggambarkan kondisi top marker fs1 dengan kecenderungan berarah utara timur laut-selatan barat daya, sesuai dengan kondisi struktur geologi Lapangan Tango. Distribusi tangki C berarah barat-tmur seperti terlihat dari peta net sand isopach (Gambar 3.7). Overlay antara peta struktur bawah permukaan dengan peta net sand isopach menghasilkan peta net pay yang menggambarkan geometri tangki C yang terisi gas (Gambar 3.8) dengan perhitungan bulk volume seperti pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Perhitungan Bulk Volume Tangki C. 46

Hasil perhitungan bulk volume tangki C sebesar 12.146acre-ft. Tangki C memiliki rata-rata porositas dan saturasi air sebesar 32% dan 32%, dan dari kedalaman marker fs8 akan diperoleh Bg rata-rata sebesar 0,037, maka besar Initial Gas In Place (IGIP) tangki C adalah 3.111.560.967scf. Setelah IGIP didapatkan, dengan menggunakan faktor recovery (RF) sebesar 0,53 sebagai faktor perkalian, maka dapat dihitung cadangan (reserves) gas yang ada pada tangki C adalah 1.649.127.312scf. 47