PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis dengan Menggunakan Model Discovery Learning di SMAN 5 Banjarmasin

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REACT PADA MATERI ELASTISITAS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INTRUCTION

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMK FARMASI ISFI BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MELATIHKAN PENERAPAN KONSEP SISWA SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT SIKAP ILMIAH BERBASIS SELF ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC

III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN KOORDINAT PADA MATERI VEKTOR KELAS XI SMK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS STRATEGI PQ4R DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin mauizatil4rusjiah99@gmail.com Abstrak: Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran disekolah dinilai masih kurang layak. Selain itu kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran juga menyebabkan kurang maksimalnya proses pembelajaran yang berlangsung. Untuk mengatasi hal demikian maka dilakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan tujuan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan, (2) Mendeskripsikan kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari keterlaksanaan RPP, dan (3) Mendeskripsikan efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari hasil belajar kognitif produk siswa. Pengembangan perangkat pembelajaran ini mengacu pada model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implement, and Evaluate). Teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid dengan revisi kecil, (2) kepraktisan perangkat pembelajaran dinilai terlaksana sangat baik, dan (3) efektivitas perangkat pembelajaran dinilai efektif. Diperoleh simpulan bahwa perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran. Kata kunci: Perangkat pembelajaran, model pembelajaran penemuan terbimbing, dan gerak. PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 17

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama guru. Untuk melaksanakan profesinya,tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap peserta didik mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal dan utuh (mencakup matra kognitif, afektif, dan psikomotor). Tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya (Syah, 2011). Upaya membelajarkan siswa dapat dirancang tidak hanya dalam berinteraksi dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan berinteraksi dengan semua sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan dan diharapkan. Sebagaimana menurut AECT (Association Education Center and Technology), sumber belajar dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar atau lingkungan (Majid, 2012). Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hapalan saja. Usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 18

komponen yang masing-masing akan saling memengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia (Sardiman, 2012). Model pembelajaran penemuan adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan siswa. Menurut Wilcox dalam pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri dalam keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsipprinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri (Hosnan, 2014). Melalui penelitian sebelumnya saat PPL II di SMP Negeri 27 Banjarmasin dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA yang bersangkutan khususnya kelas VII dimana hasil belajar IPA (fisika) masih belum memuaskan atau masih relatif rendah, hal ini dikarenakan sebagian besar siswa belum bisa memahami konsep fisika dengan baik. Selain itu siswa tidak diwajibkan memiliki buku paket, akan tetapi siswa mempunyai buku LKS (buku PR) dimana di dalam buku tersebut hanya berisi materi-materi ringkas, contoh soal dan soal latihan, dimana untuk LKS praktikum siswa, hampir tidak pernah digunakan karena sangat jarang dilaksanakan praktikum dalam pembelajaran, kecuali hanya beberapa kali praktikum saat sekolah ini ikut mencoba menerapkan kurikulum 2013. Pembelajaran yang hanya terpusat pada guru, mengakibatkan siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 19

menjadi pasif dan sulit mendapatkan informasi secara mandiri. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit dalam menerima pelajaran dan sulit memperoleh hasil belajar yang baik sesuai yang diharapkan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing yang merupakan salah satu alternatif untuk membuat siswa aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan kemampuan siswa agar lebih memahami pelajaran yang dibahas, serta dapat memperoleh informasi secara mandiri. Salah satu materi fisika yang perlu dikembangkan perangkat pembelajarannya adalah materi gerak, cakupan materi ini cukup luas sehingga perlu perhatian khusus dari guru. Materi gerak memiliki berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, aplikasi tersebut dapat ditunjukkan melalui percobaan-percobaan sederhana. Dengan perangkat pembelajaran yang mendukung, siswa akan lebih mudah melakukan percobaan sederhana itu sehingga siswa tidak hanya diberi informasi tentang materi pelajaran tetapi juga mampu menemukan sendiri informasi tersebut dan melakukan prosesnya sendiri. Kegiatan pembelajaran yang efektif pada umumnya berpusat pada peserta didik. Peserta didik merupakan subjek utama dalam kegiatan pendidikan sehingga semua aktivitas hendaknya diarahkan untuk membantu perkembangan peserta didik. Keberhasilan proses pembelajaran terletak dalam perwujudan diri peserta didik sebagai pribadi yang mandiri, pembelajar efektif, dan pekerja produktif. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik pada umumnya merupakan pembelajaran aktif yang melibatkan peserta didik dalam aktivitas fisik (Sani, 2013). Perencanaan dan persiapan mengajar merupakan faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar oleh guru kepada anak Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 20

didiknya. Agar proses pembelajaran terhadap anak didik dapat berlangsung baik, amat tergantung pada perencanaan dan persiapan mengajar yang dilakukan oleh guru yang harus baik pula, cermat, dan sistematis. Perencanaan dan persiapan berfungsi sebagai pemberi arah pelaksanaan pembelajaran, sehingga tidak berlebihan apabila dibutuhkan pula gagasan dan perilaku guru yang kreatif dalam menyusun perencanaan dan persiapan mengajar ini, yang tidak hanya berkaitan dengan merancang materi pelajaran serta waktu pelaksanaan, tetapi juga segenap hal yang terkait di dalamnya, seperti rencana penggunaan metode, media belajar, pengembangan gaya bahasa, pemanfaatan ruang, sampai dengan pengembangan alat evaluasi yang akan digunakan (Hosnan, 2014). Berdasarkan hal ini peneliti memilih mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, karena perangkat pembelajaran sangat berpengaruh dalam mendukung proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah penelitian dan pengembangan yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing pada Materi Gerak. KAJIAN PUSTAKA Penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan. Perangkat pembelajaran merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Prastowo, 2013). Nieveen mengatakan bahwa suatu perangkat pembelajaran dikatakan berkualitas jika Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 21

memenuhi aspek-aspek antara lain validitas (validity), kepraktisan (practicity), dan keefektivan (effectivieness). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika (1) para akademisi dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diimplementasikan, (2) kenyataan menunjukkan bahwa yang dikembangkan dapat diterapkan. keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah proses belajar mengajar. Efektivitas perangkat pembelajaran pada penelitian ini ditentukan oleh hasil belajar kognitif produk siswa. Pembelajaran menurut Bruner (Hosnan: 2014) adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Hal yang menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam belajar di kelas. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model intruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (Discovery Learning). Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Dahar, 1998 dalam Trianto, 2008). Bruner menyarankan agar siswasiswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsepkonsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 22

METODE PENELITIAN Penelitian dan pengembangan yang dilakukan yakni pengembangan perangkat pembelajaran pada materi gerak untuk siswa SMP kelas VII. Langkah-langkah penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE (analysis, design, develop, implement dan evaluate). Subjek uji coba ini adalah 35 orang siswa kelas VII-C SMP Negeri 27 Banjarmasin tahun ajaran 2014/2015. Mereka terdiri atas 19 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Mei 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, materi ajar, dan tes hasil belajar. Pembahasan ini mencakup kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu validitas, kepraktisan, dan efektivitas perangkat pembelajaran. Validitas Perangkat Pembelajaran Hasil penilaian validasi rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi aspek penilaian format RPP, bahasa, dan isi RPP dalam kategori valid dengan revisi kecil dengan rata-rata skor keseluruhan 3,58 berkatagori sangat baik., nilai reliabilitas keseluruhan pada validasi RPP adalah 98,70% termasuk dalam kriteria reliabel. Aspek validasi lembar kerja siswa meliputi format LKS, bahasa, dan isi LKS. Validitas LKS dinyatakan baik (valid dengan sedikit revisi), dengan rata-rata skor keseluruhan 3,58 berkategori sangat baik, dan reliabilitanya sebesar 99%. Nilai reliabilitas ini 75% maka termasuk dalam kategori reliable. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 23

THB yang dikembangkan berupa pretest dan posttest yang dibuat mengacu pada tujuan pembelajaran di RPP. THB ini disusun menjadi kisi-kisi yang berisi nomor soal, tujuan pembelajaran, soal, ranah kognitif, kunci jawaban, dan skor. Tes hasil belajar siswa yang dikembangkan terdiri dari 11 soal essai tentang materi gerak. Hasil validasi konstruksi umum dan validasi butir THB dinyatakan valid dengan revisi kecil dan berkategori sangat baik dengan rata-rata skor 3,66 dan reliabilitas 99% tergolong reliabel. Materi ajar gerak yang dikembangkan digunakan sebagai sumber belajar siswa untuk kegiatan belajar. Materi ajar yang dikembangkan terdiri dari sampul, kata pengantar, daftar isi, peta konsep, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, judul bab beserta isi materi gerak, tokoh IPA, rangkuman, uji kompetensi, glosarium, dan daftar pustaka. Validitas materi ajar yang diperoleh adalah valid dengan revisi kecil. Rata-rata skor validasi secara keseluruhan adalah 3,67 berkategori sangat baik dan reliabilitas 99% tergolong reliabel. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Keterlaksanaan RPP diamati oleh 2 orang pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan RPP. keterlaksanaan RPP pada pertemuan pertama 3,40 dengan kategori terlaksana baik dan pada pertemuan kedua 3,58 dengan kategori terlaksana sangat baik. Reliabilitas rata-rata sebesar 95,50% termasuk reliabel. RPP dikatakan terlaksana artinya setiap langkah-langkah kegiatan dalam tiap-tiap fase model pembelajaran penemuan terbimbing pada RPP yang terdiri dari 5 fase dilaksanakan oleh guru. Langkah kegiatan RPP ini terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan mengguakan model pembelajaran penemuan terbimbing terlaksana dengan sangat baik. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 24

Efektivitas Perangkat Pembelajaran Mengetahui efektif atau tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa melalui pretest dan posttest yang dihitung dengan uji gain. Di dalam uji gain tersebut ada tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. ada 9 siswa atau 25,71% yang memiliki kategori tinggi atau sangat efektif dimana hasil gain skor lebih dari 0,7 dan ada 19 siswa atau 54,29% yang berkategori sedang dimana hasil gain skor antara 0,3 sampai 0,7 kemudian ada 7 siswa atau 20,00% yang berkategori rendah dimana hasil gain skor kurang dari 0,3. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil pengembangan dan uji coba, maka diperoleh simpulan bahwa perangkat pembelajaran pada materi gerak menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing yang dikembangkan layak untuk digunakan atau diimplementasikan. Berdasarkan pernyataan sebagai berikut: (1)Validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan menurut validator adalah valid dengan revisi kecil dan layak digunakan. (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran berkategorikan terlaksana sangat baik dari tingkat kesesuaian tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing diamati dengan lembar pengamatan keterlaksanaan RPP. (3) Efektifitas perangkat pembelajaran berkategori efektif diihat dari tingkat pencapaian hasil belajar siswa terhadap tujuan pembelajaran yang telah dihitung dengan uji gain dan diukur dengan menggunakan tes berupa pre-test maupun post-test. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 25

DAFTAR PUSTAKA Hosnan, M. 2014. Pendekatan Ilmiah dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prastowo, A. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Sani, R.A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016 26