PERENCANAAN BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO. Claudia Ratna KD, Dwiarta A Lubis Sutarto Edhisono, Hary Budieni

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN BENDUNGAN MATENGGENG DI KABUPATEN CILACAP. Frangky A Pangaribuan, Bernard Septian, Sri Sangkawati *), Sutarto Edhisono *)

PERENCANAAN EMBUNG CABEAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

PERENCANAAN EMBUNG TAMANREJO KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL. Bachtiar Khoironi Wibowo, Arvie Narayana, Abdul Kadir *), Dwi Kurniani *)

PERENCANAAN EMBUNG TAMBAKROMO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BAKU. Mushafa Fahmi, Fandy Halim Pranoto Samto Atmojo, Sriyana

PERENCANAAN EMBUNG TAMANREJO KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

PERENCANAAN EMBUNG SIDOMULIH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

PERENCANAAN BENDUNGAN SALAK KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA. Aprilia Cheni Hermawati 1, Arinda Puspitaningtyas 1 Suseno Darsono 2, Sugiyanto 3

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

DESAIN BENDUNG LANANG DI KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH. Rizky Herdianto Singgih, Ryan Hermawan Nasrudin Robert J. Kodoatie, Sutarto Edhisono *)

PERENCANAAN BENDUNGAN BENDO PONOROGO

PERENCANAAN LONG STORAGE KEMALANG KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

PERENCANAAN GROUND SILL DI SUNGAI SENJOYO KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

ABSTRAK Faris Afif.O,

PENINGKATAN FUNGSI BENDUNG PLUMBON-SEMARANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR

PERENCANAAN BENDUNG DAMAR KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN BENDUNG MRICAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

PERENCANAAN STRUKTUR BENDUNGAN BANDUNGHARJO DESA BANDUNGHARJO - KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB II METODOLOGI 2.1 Bagan Alir Perencanaan

4. BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

NORMALISASI SUNGAI KERUH DAN TEKNIK NILAI JEMBATAN PLOMPONG, KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

HALAMAN PENGESAHAN...

PERENCANAAN BENDUNG PROGOPISTAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH. Herdi Janitra, Irzal Lathanza, Suharyanto *), Hary Budieny *)

PERENCANAAN DAM DAN SPILLWAY YANG DILENGKAPI PLTMH DI KAMPUS TEMBALANG

DESAIN ULANG BENDUNG UNTUK PENINGKATAN DEBIT AIR IRIGASI DI WAEKOKAK KEC LELAK KAB MANGGARAI NTT

PERENCANAAN BENDUNGAN BENDO PONOROGO

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

PERENCANAAN BENDUNGANTUGU KABUPATEN TRENGGALEK. Tedy Wibowo, Rizki D Putro, Sri Sangkawati *), Hari Nugroho *)

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

Feasibility Study Pembangunan Embung Taman Sari dan Sumber Blimbing, Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi

PERENCANAAN BENDUNG CIKAWUNG PADA DAERAH NON-CEKUNGAN AIR TANAH DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

PERENCANAAN EMBUNG KERSULO KABUPATEN PATI JAWA TENGAH

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO

REDESAIN WADUK KLAMPIS KECAMATAN KEDUNGDUNG KABUPATEN SAMPANG SEBAGAI BANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA AIR

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis data dan perencanaan Instalasi Pengolahan Air

I. PENDAHULUAN. Redesain Bendungan Way Apu Kabpaten Buru Provinsi Maluku

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP SUNGAI KREO DI KOTA SEMARANG DAN PENANGANANNYA

PERENCANAAN CHECK DAM SUNGAI GLUGU KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

PERENCANAAN EMBUNG MAMBULU BARAT KECAMATAN TAMBELANGAN KABUPATEN SAMPANG MADURA

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA NERACA AIR DAERAH PENGALIRAN SUNGAI LOGUNG. Disusun Oleh : Ir. Bambang Pudjianto, MT NIP.

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI BERINGIN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LONG STORAGE

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA

TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN EMBUNG UNTUK KEPERLUAN IRIGASI DI DAERAH BATU BETUMPANG KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERENCANAAN BENDUNG PROGO JUMO,SUNGAI PROGO KABUPATEN TEMANGGUNG. Bhre Brahmasta I, Lintang Jata A Sri Eko Wahyuni, Dwi Kurniani

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

PERENCANAAN EMBUNG PARAS KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN BENDUNGAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA, JAWA BARAT. Kalih Amanis Shofa, Muhammad Qorib Hidayat Sri Eko Wahyuni *), Suseno Darsono

PERENCANAAN EMBUNG ROBATAL KABUPATEN SAMPANG

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh : 1. EDWIN ALIBI NIM. L2A HANIK MARI A ULFAH NIM. L2A Semarang, November 2005

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

PERENCANAAN BENDUNG SIDOREJO DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA DAERAH IRIGASI SIDOREJO KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

Perencanaan Sistem Drainase Pada Sungai Buntung Kabupaten Sidoarjo ABSTRAK:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI FUNGSI BENDUNG DAN PERENCANAAN KEMBALI BENDUNG KATULAMPA

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS BANGUNAN AIR BENDUNG PADA SUNGAI MANAU JAMBI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tinjauan Umum

KAJIAN PENGENDALIAN EROSI PADA SUNGAI PEDES KABUPATEN BREBES

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI

RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

Transkripsi:

ABSTRAK PERENCANAAN BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Claudia Ratna KD, Dwiarta A Lubis Sutarto Edhisono, Hary Budieni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi Sungai Bogowonto untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di wilayah sungai tersebut adalah dengan membendung sungai Bogowonto dan merencanakan pembangunan Bendungan Bener, di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Bendungan Bener diharapkan dapat menjamin pemenuhan kebutuhan air irigasi di sawah eksisting seluas 1800 Ha dan pembukaan sawah baru dengan total luas daerah irigasi 407 Ha dan air baku di delapan kecamatan di Kabupaten Purworejo. Bendungan Bener menggunakan desain bendungan material urugan batu dengan inti lempung. Tinggi tubuh bendungan 112 meter dengan kemiringan 1: 2,5 di bagian hulu dan 1 : 2,25 di bagian hilir dengan umur rencana bendungan 50 tahun dan volume tampungan sebesar 28 juta m 3. Kata Kunci : Bendungan, Bendungan Urugan, Umur Rencana ABSTRACT One of the efforts to develop the potency of Bogowonto River and increase the wellness and the living of the people near the river is by making a Dam.The most advantage for the dam is at Guntur Village, Bener Subdistrict, Purworejo Regency. It is planned the dam will be able to irrigate 1800 Ha of existing and 407 Ha of expanded rice field and water demand in eight subdistricts of Purworejo Regency. Bener Dam is designed with rock fill dam as its structure. The height of the Dam is 112 meters with slope ratio 1:2.5 at the upper course and 1:2.25 at the lower course for 50 years lifetime and storage capacity 28 million m 3. Keywords: Dam, Rock Fill Dam, Lifetime PENDAHULUAN Sungai Bogowonto memiliki potensi sumber daya air yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Purworejo. Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi tersebut adalah dengan perencanaan pembangunan Bendungan Bener di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. 1

Dengan adanya Bendungan Bener diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air irigasi di sawah eksisting maupun untuk pembukaan lahan baru serta kebutuhan air baku penduduk di Kabupaten Purworejo yang dapat dilayani secara gravitasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, tugas akhir ini bertujuan untuk merencanakan suatu konstruksi bangunan air berupa bendungan pada Sungai Bogowonto. Pembuatan bendungan ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan air baku di sekitar Sungai Bogowonto. ANALISIS HIDROLOGI Hidrologi adalah bidang pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian serta penyebab air alamiah di bumi. Faktor hidrologi yang mempengaruhi wilayah hulu Sungai Bogowonto adalah curah hujan (presipitasi). Curah hujan pada suatu daerah merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi di suatu wilayah. Berdasarkan data curah hujan tersebut kemudia dilakukan perhitungan untuk memperkirakan debit banjir rancangan, kebutuhan air dan debit andalan. Adapun langkah - langkah dalam perhitungan hidrologi adalah sebagai berikut: a. Menentukan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) beserta luasnya. b. Menganalisis curah hujan harian Daerah Aliran Sungai. c. Menghitung parameter statistik. d. Memilih jenis sebaran yang dapat digunakan. e. Menguji kecocokan sebaran. f. Menganalisis curah hujan rencana. g. Menghitung intensitas curah hujan rencana. h. Menghitung hujan berpeluang maksimum. i. Menghitung debit banjir rencana. j. Menghitung debit andalan. k. Menghitung kebutuhan air baku. l. Menghitung kebutuhan air irigasi. m. Menghitung volume tampungan bendungan. n. Menganalisis volume tampungan bendungan. o. Menghitung neraca air yang merupakan perbandingan antara debit air yang tersedia dengan debit air yang dibutuhkan. Dalam analisis curah hujan rata rata digunakan metode Thiessen dengan tiga stasiun hujan yang berpengaruh dalam perhitungan yaitu Stasiun Guntur, Stasiun Watujagir, dan Stasiun Ngasinan. Dari data yang didapat, hasil perhitungan curah hujan ditunjukkan pada Tabel berikut 2

No Tahun Tabel 1 Perhitungan Curah Hujan dengan Metode Thiessen Sta. Ngasinan Sta. Guntur Sta. Watujagir RH Rencana Tanggal RH Rencana Maks Mm Mm Mm Mm mm Bobot (%) 49,306 45,162 5,532 1 159 6 10 87 5 Februari 2011 16 140 19 82 24 Januari 108 35 6 160 108 20 Desember 2 137 0 8 72 26 Mei 2010 70 150 102 159 8 Maret 163 0 130 188 163 15 Mei 3 91 5 39 69 20 April 2009 25 150 7 84 28 Desember 84 16 15 110 76 30 November 4 94 30 61 94 9 Oktober 2008 81 100 8 90 4 November 94 0 32 119 80 15 November 5 110 0 30 71 24 Februari 2007 19 34 34 44 16 Maret 77 0 0 140 77 2 November 6 110 0 0 54 24 Februari 2006 16 40 17 35 14 April 108 0 4 108 62 23 Mei 7 110 19 21 74 24 Februari 2005 8 141 0 68 17 Februari 75 0 0 136 75 5 Desember 8 105 11 76 99 23 Februari 2004 64 210 28 142 28 Desember 142 23 2 165 104 7 November 9 182 8 60 127 5 Maret 2003 102 149 163 208 5 Januari 208 0 41 180 118 7 Maret 10 126 106 92 161 24 November 2002 92 145 144 191 26 Desember 191 92 145 144 191 26 Desember Curah Hujan Maks di Stasiun Ngasinan Curah Hujan Maks di Stasiun Guntur Curah Hujan Maks di Stasiun Watujagir Kemudian menghitung parameter stastistik dan menentukan distribusi sebaran yang akan diuji dengan metode Chi Kuadrat dan Smirnov Kolmogorof. Berdasarkan analisis distribusi data hujan menggunakan distribusi sebaran Log Pearson Tipe III di dapat rekapitulasi curah hujan rencana sebagai berikut : 3

Tabel 2 Rekapitulasi perhitungan curah hujan rencana dengan Metode Log Pearson Tipe III Periode Ulang Curah Hujan Rencana 2 114,36 5 156,28 10 186,9 25 228,71 50 261,98 100 297,44 200 335,32 Perhitungan debit rencana menggunakan beberapa metode, antara lain Rasional,Weduwen, Haspers, dan HSS Gamma I. Hasil perhitungan debit rencana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang Weduwen Harspers Rasional HSS Gama I 2 155,6389 238,6022 224,3409 432,711 5 237,3654 326,0459 306,558 642,226 10 303,0076 389,9296 366,6233 604,492 25 399,0107 477,173 448,6522 1025,706 50 479,7524 546,5723 513,9034 1200,883 100 569,8876 620,5546 583,4638 1387,629 Dari hasil perhitungan debit di atas dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan hasil perhitungan antara metode-metode yang dipakai. Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan dari segi keamanan dan ketidakpastian besarnya debit banjir yang pernah terjadi pada daerah tersebut maka ditetapkan bahwa debit banjir rencana yang digunakan adalah debit banjir periode ulang 100 tahun yang diambil dari perhitungan metode Harsper yaitu sebesar 620,5546 m 3 /dt. Setelah mengetahui debit banjir rencana, kemudian mencari debit andalan dengan menggunakan cara analisis water balance dari Dr. F.J Mock berdasarkan data curah hujan bulanan, jumlah hari hujan, evapotranspirasi, dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran. Hasil rekapitulasi perhitungan debit andalan disajikan dalam tabel berikut : 4

Tabel 4 Rekapitulasi Perhitungan Debit Andalan TAHUN BULAN RANK JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES TOTAL ING 2002 23,35 11,74 15,22 6,58 4,54 3,02 2,02 1,35 1,00 0,57 11,30 25,48 106,19 5 2003 27,58 23,35 19,51 6,32 6,48 4,43 2,53 1,70 1,36 4,19 8,15 22,49 128,08 7 2004 17,93 13,63 14,22 9,23 8,41 3,47 4,84 1,85 1,45 2,53 13,98 19,64 111,19 6 2005 11,64 16,65 7,82 9,81 2,73 5,14 2,54 1,62 1,39 1,79 4,66 7,45 73,25 2 2006 11,07 15,14 6,62 11,96 7,64 4,32 2,84 1,80 1,21 0,67 0,84 7,61 71,73 1 2007 8,67 14,85 13,30 12,12 5,33 4,70 3,42 1,88 1,27 1,45 5,13 5,41 77,53 3 2008 4,22 4,48 10,32 7,13 2,96 1,91 1,54 1,01 0,76 9,60 24,90 11,69 80,54 4 2009 36,22 17,04 10,61 19,08 12,32 5,99 3,27 2,22 2,21 4,15 17,77 13,76 144,63 9 2010 37,59 21,62 26,86 12,44 22,93 13,26 10,97 7,72 26,84 19,96 22,94 21,22 244,35 10 2011 23,39 17,61 17,01 16,75 16,61 4,67 4,19 2,39 1,76 2,15 13,50 12,16 132,18 8 Debit Andalan yang digunakan adalah debit andalan dengan kemungkinan terjadi 20%. Dari hasil perhitungan debit andalan tiap tahun, kemudian dicari debit andalan dengan kemungkinan terjadi 20%. Ranking tersebut didapat dengan persamaan : = = 3 Dengan : m = ranking n = jumlah data Dengan perhitungan 20% di atas, yang digunakan untuk perhitungan adalah data curah hujan pada ranking ke-3 yaitu debit andalan pada tahun 2007. Kemudian menganalisis kebutuhan air irigasi dan air baku di daerah yang akan dilayani oleh Bendungan Bener, yaitu sawah eksisting dan pembukaan lahan baru dengan luas total lahan 2207 Ha dan kebutuhan air baku di delapan Kecamatan di Kabupaten Purworejo. Untuk menentukan lokasi bendungan, dicari beberapa alternatif pemilihan lokasi bendungan. Berdasarkan tinggi dan volume tampungan kemudian dipilih lokasi yang memiliki tampungan maksimal. Gambar 1. Alternatif Pemilihan Lokasi Bendungan 5

Tampungan x 10000 m3 Tabel 5 Perbandingan Kapasitas Volume Tampungan Masing-masing Alternatif Lokasi Beda Vol tampungan Elevasi A B C 12,50 310.312,50 144.881,47 33.186,55 25,00 1.293.047,06 775.165,23 334.160,96 37,50 3.075.231,81 2.066.023,66 1.226.670,21 50,00 5.910.910,94 3.834.015,67 2.714.562,80 62,50 9.823.162,19 5.920.129,06 4.698.310,79 75,00 14.557.805,25 8.462.795,39 8.619.972,22 1.000,00 800,00 600,00 400,00 200,00 Titik A Titik B Titik C - 0,0 12,5 25,0 37,5 50,0 Elevasi 62,5 (m) 75,0 87,5 100,0112,5 Gambar 6. Grafik Perbandingan Kapasitas Volume Tampungan Masing-masing Alternatif Lokasi Kesimpulan dari ketiga lokasi tersebut titik A, B, dan C, dengan beda elevasi yang sama, didapat volume kapasitas tampungan bendungan maksimal di titik A. Dengan demikian lokasi bendungan terpilih ada di titik A dengan kapasitas tampungan 28juta m3 dengan tinggi bendungan 112 m. Dari perhitungan debit andalan dan kebutuhan air, kemudian dibuat neraca air untuk mengetahui kemampuan bendungan untuk melayani kebutuhan air. 60.000.000 40.000.000 20.000.000 0 Neraca Air Inflow Outflow tampungan bendungan Gambar 7. Grafik Neraca Air 6

PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN Bendungan Bener berfungsi sebagai penyedia air baku untuk kawasan kabupaten Purworejo dan juga untuk memenuhi kebutuhan air irigasi daerah sekitar. Dalam perencanaan ini dibatasi pada perencanaan tubuh bendungan, analisis stabilitas, dan bangunan pelengkap, yang meliputi bangunan pelimpah dan bangunan penyadap. Berdasarkan analisis tampungan bendungan, muka air normal, banjir dan tampungan mati, didapat dimensi tubuh bendungan sebagai berikut : Lebar Mercu Bendungan 15 m. Lebar Dasar Bendungan 547 m. Panjang Bendungan 624,72 m. Kemiringan Lereng Bendungan (slope gradient) dengan pertimbangan keamanan stabilitas longsor, maka diambil kemiringan 1:2,5 untuk sebelah hulu dan 1:2,25 untuk sebelah hilir. Gambar 8 Sketsa penentuan tinggi, lebar, dan panjang dasar bendungan RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN Rencana Anggaran Biaya untuk desain Bendungan Bener adalah sebagai berikut: Tabel 6 Rencana Anggaran Biaya No Uraian Pekerjaan Total I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 17.800.265,00 II PEKERJAAN PENGELAK Rp 10.083.630.148,84 III PEKERJAAN UTAMA Rp 691.868.938.579,65 IV PEKERJAAN PELIMPAH Rp 31.446.328.540,57 V PEKERJAAN TOWER INTAKE Rp 210.357.863,95 TOTAL Rp 733.627.055.398,00 PPN 10% Rp 73.362.705.539,80 TOTAL + PPN 10% Rp 806.989.760.937,81 DIBULATKAN Rp 806.989.000.000,00 TERBILANG DELAPAN RATUS ENAM MILYAR SEMBILAN RATUS DELAPAN PULUH SEMBILAN JUTA RUPIAH 7

Pelaksanaan bendung direncanakan dengan waktu 48 minggu. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : Bendungan Bener direncanakan memiliki kapasitas tampungan 28.000.000 m3, dipergunakan sebagai suplai air baku di delapan kecamatan dengan proyeksi selama 50 tahun dan daerah irigasi sawah eksisting maupun pembukaan sawah baru dengan luas total 2207 ha. Dari data yang diperoleh dan hasil perhitungan konstruksi, bendungan yang direncanakan adalah tipe bendungan urugan batu dengan inti lempung, karena kondisi tanah di sekitar bendungan adalah lempung dengan elevasi puncak bendungan pada + 312,00 m. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan perhitungan lebar mercu didapatkan lebar mercu bendungan sebesar 15,00 m. 2. Pelimpah banjir (spillway) untuk saluran pengarah aliran didapatkan lebar sebesar 30 m. 3. Tingkat Layanan untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 60%. 4. Dari perhitungan didapatkan ukuran kolam olak adalah 30 m x 50 m, dengan USBR tipe 2. 5. Pada terowongan pengelak dipakai terowongan dengan panjang 543 m dengan total panjang saluran pengelak 647 m. 6. Urugan tanah untuk mendukung beban dari tubuh bendungan diambil dari tanah disekitar Bendungan Bener, Kabupaten Purworejo. Saran : 1. Untuk mendapatkan perhitungan desain yang benar-benar akurat, maka pemakaian metode perhitungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Disamping itu data-data yang digunakan dalam perhitungan juga haruslah dianalisis secara teliti dengan menggunakan berbagai macam teori yang ada. 2. Untuk memaksimalkan fungsi dari bendungan ini maka perlu diadakan penyuluhan terhadap masyarakat yang ada di sekitar. 3. Perlu pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi konstruksi agar kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat. 4. Perlu adanya penghijauan pada DAS mengingat cukup besarnya sedimentasi endapan yang terjadi pada kolam tampungan bendungan dalam kurun waktu 50 tahun. 5. Dibentuk kelompok - kelompok pemakai air, sehingga pemakaian air bisa diatur dengan merata dan efisien supaya tidak terjadi perselisihan antara masyarakat pemakai. 6. Agar bendungan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, maka hal yang harus diperhatikan adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berkelanjutan dengan mengeruk sedimen setiap 5 tahun sekali. DAFTAR PUSTAKA Joetata et. al. 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Penerbit Gunadarma, Jakarta. Kodoatie, R. J., Sjarief, R. 2005. Pengelolaan Sumber Daya air Terpadu. Penerbit Andi, Yogyakarta. Kodoatie, R. J. 2002. Hidrolika Terapan. Penerbit Andi, Yogyakarta.Loebis, Joesron. 1987. Banjir Rencana untuk bangunan Air. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Bandung. Sosrodarsono, Suyono. 2002. Bendungan Type Urugan. Pradnya Paramita, Jakarta. Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi, Yogyakarta. 8