Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Studi Eksperimental Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Fin pada Sudu

Studi Eksperimental Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Fin pada Sudu

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

STUDI PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA ABSTRACT

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

Pengaruh Pemasangan Sudu Pengarah dan Variasi Jumlah Sudu Rotor terhadap Performance Turbin Angin Savonius

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

Studi Pengembangan Model Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Savonius Tipe U dengan Penambahan Fin pada Sudu Menggunakan Pendekatan CFD

Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN VERTIKAL JENIS SAVONIUS DENGAN VARIASI JUMLAH STAGE DAN PHASE SHIFT ANGLE UNTUK MEMPEROLEH DAYA MAKSIMUM

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

Studi Eksprimental Perancangan Turbin Air Terapung Tipe Helical Blades

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SAT. Kajian Eksperimental dan Numerikal Turbin Air Helikal Gorlov Untuk Twist Angle 60 o dan 120 o. Iwan Kurniawan. 1. Pendahuluan

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

STUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : DANANG KURNIAWAN NIM. I

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS UNTUK SISTEM PENERANGAN PERAHU NELAYAN

Jurnal Mechanical, Volume 2, Nomor 2, September 2011

Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Jenis Savonius Dengan Integrasi Obstacle Untuk Memperoleh Daya Maksimum

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010

Jalan Ahmad Yani No. 200 Pabelan Kartasura Sukoharjo

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

PENGARUH PROFIL SUDU TERHADAP KOEFISIEN DAYA TURBIN GORLOV

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

Adanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SILINDER SIRKULAR Dosen Pembimbing SEBAGAI PENGGANGGU ALIRAN DI DEPAN SISI RETURNING BLADE TURBIN ANGIN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Desain Blade Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Banyuwangi Berbasis CFD

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

IRVAN DARMAWAN X

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : GALIH PERMANA NIM. I

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI JUMLAH BLADE PADA PROTOTYPE TURBIN ANGIN VENTURI

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Kaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL TIGA SUDU BERDIAMETER 3,5 METER. Adi Andriyanto

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP TORSI DAN PUTARAN TURBIN SAVONIUS TYPE U

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SILINDER SIRKULAR SEBAGAI PENGGANGGU ALIRAN DI DEPAN SISI RETURNING BLADE TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SAVONIUS

Bab IV Analisis dan Pengujian

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-108 Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5 Dwi Septyan Waluyo, dan Wawan Aries Widodo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: wawanaries@me.its.ac.id Abstrak Pemanfaatan energi angin sebagai energi alternatif ramah lingkungan di Indonesia masih tergolong sedikit. Salah satu penyebab adalah karakteristik arah angin di Indonesia yang memiliki kecenderungan berubah-ubah dikarenakan letak geografis Indonesia. Maka dari itu guna meningkatkan pemanfaatan energi angin, diperlukanlah penelitian mengenai Vertcal Axis Wind Turbin (VAWT). Salah satu jen is VAWT adalah Helical Savonius Blade. Penelitian mengenai Helical Savonius Blade dilakukan dengan metode pemodelan numerik 2D menggunakan software FLUENT dan uji seksperimen. Pemodelan numerik 2D dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik aliran yang melintasi turbin Savonius dengan variasi overlap ratio 0,1;0,3 dan 0,5 serta variasi posisi 90 o, 45 o, 0 o. Unjuk kerja turbin dinyatakan dalam nilai coefficient of power (Cp). Nilai Cp didapatkan dengan menggunakan pemodelan numerik 2D dan uji eksperimen. Berdasarkan pemodelan numerik 2D, nilai Cp tertinggi secara umum dimiliki oleh overlap ratio 0,1 sebesar 0,284. Sedangkan berdasarkan uji eksperimen nilai Cp terbesar tetap dimiliki overlap ratio 0,436 (perhitungan teoritis) dan 0,091 (perhitungan riil). Kata Kunci vertical axis wind turbine, helical savonius blade, overlap ratio, coefficient of power, pemodelan numeric 2D K I. PENDAHULUAN arakteristik arah angin di Indonesia memiliki kecenderungan berubah-ubah dikarenakan letak geografis Indonesia yang terletak diantara jalur pertemuan angin. Selain itu perubahan intensitas matahari pada musim peralihan juga berpengaruh terhadap kecepatan angin. hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian mengenai turbin angin yang dapat menerima angin dari segala arah, Vertical Axis Wind Turbine (VAWT). VAWT memiliki banyak jenis, salah satunya adalah turbin Savonius. Turbin Savonius pada umumnya memiliki bentuk blade lurus setengah lingkaran yang dibelah. Namun pada penelitian ini bentuk turbin Savonius akan dilakukan modifikasi bentuk dasarnya dengan menggunakan twist angle (sudut puntir) sebesar 90 o. Perubahan bentuk dasar dimaksudkan untuk meningkatan performa turbin. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Gorban, dkk (2001)[1] berjudul Limit of the turbine efficiency for free fluid flow. Turbin Savonius juga akan dilakukan modifikasi dengan tidak menggunakan poros tengah, tetapi dengan menggunakan pelat atas-bawah ( end plate), sehingga terdapat celah antar sudu (overlap distance). Perbandingan antara overlap distance dengan diameter blade disebut dengan overlap ratio. Adanya overlap ratio juga berpengaruh terhadap performa turbin jika dibandingkan dengan turbin yang menggunakan poros tengah. Perbandingan ini telah dilakukan penelitian oleh Kamoji, dkk (2009) [2] dengan judul Performance test on helical savonius rotors. Gambar 1. Desain helical savonius blade Aliran pada turbin dapat diketahui dengan melakukan pemodelan numerik 2D dengan menggunakan software FLUENT. Dengan menggunakan pemodelan numerik dapat diketahui bagaimana pengaruh overlap ratio terhadap karakteristik aliran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Akwa, dkk (2011) [3] tentang Discussion on the verivication of the overlap ratio influence on performance coefficient of a Savonius wind rotor using computational fluid dynamics. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik aliran yang melewati celah antar sudu turbin serta mengetahui performa turbin baik melalui perhitungan teoritis maupun perhitungan riil, dinyatakan dengan nilai coefficient of power (Cp). Melalui perhitungan akan diketahui nilai Cp terbesar diantara overlap ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-109 II. URAIAN PENELITIAN A. Metode Pemodelan Numerik Pemodelan numerik 2D dilakukan dengan cara memvariasikan overlap ratio sebesar 0,1 ; 0,3 dan 0,5 serta posisi dengan variasi sudut 90 o, 45 o, dan 0 o. FLOW DIRECTION Gambar 2. Variasi sudut posisi turbin Geometri pada GAMBIT menggunakan kondisi batas (boundary conditions) seperti berikut : Gambar 3. Boundary conditions GAMBIT Pada GAMBIT dilakukanlah proses meshing agar dapat disimulaskani dengan menggunakan FLUENT. Simulasi dilakukan pada FLUENT dengan model turbulensi ( viscous model) k-ω SST, model penyelesaian (solver model) adalah unsteady, dan diskritisasi menggunakan second order upwind. Pemodelan numerik 2D akan menunjukkan bagaimana karakteristik aliran fluida disekitar celah antar sudu turbin dengan visualisasi pathlines. Dalam menentukan nilai coefficient of power (Cp) digunakanlah metode perhitungan berdasarkan kecepatan di depan turbin dan kecepatan di belakang turbin. Secara perumusan Cp dapat ditulis : = (1) Hasil yang didapatkan dari pemodelan numerik adalah grafik antara nilai Cp dengan nilai tip speed ratio (TSR). Nilai TSR didapatkan berdasarkan perbandingan antara kecepatan di ujung blade (U) dengan kecepatan di depan turbin (V 1 ). Secara perumusan TSR dapat ditulis : TSR : tip speed ratio U : Kecepatan turbin = (4) B. Metode Uji Eksperimen Uji eksperimen dilakukan pada sebuah model turbin helical savonius di dalam lorong angin ( wind tunnel). Kecepatan angin yang dijadikan sebagai referensi awal adalah nilai putaran kipas wind tunnel yang menyebabkan turbin berputar. Putaran awal kipas wind tunnel adalah 1050 rpm dan divariasikan dengan kenaikan 10 rpm hingga 1160 rpm (sebanyak 12 variasi kecepatan). Dalam pengujian eksperimen dilakukanlah pengukuran kecepatan angin di depan turbin dan di belakang turbin dengan menggunakan anemometer, putaran turbin dengan menggunakan tachometer, serta pengukuran daya turbin dengan menggunakan generator yang dihubungkan avometer untuk tegangan listrik (voltase) dan arus listrik. Uji eksperimen akan menghasilkan dua data mengenai nilai coefficient of power secara perhitungan teoritis dan perhitungan riil. Perhitungan teoritis hanya menggunakan data kecepatan di depan dan di belakang turbin sebagai acuan. Sedangkan perhitungan riil, melibatkan data voltase dan arus yang dibangkitkan oleh generator, sehingga lebih banyak aspek yang berpengaruh. Secara perumusan nilai daya riil dapat ditulis : V : Voltase (V) I : Arus (ma) C. Skema Alat Uji = (5) Pengujian dilakukan dengan menggunakan model turbin angin jenis helical savonius blade dengan twist angle sebesar 90 o. Adapun skema model turbin adalah sebagai berikut : = 1 + (2) = (3) 2 3 P T : Power teoritis V 1 : Kecepatan di depan turbin / V in (m/s) V 2 : Kecepatan di belakang turbin / V out (m/s) P R : Power sesungguhnya (watt) C P : coefficient of power 1 2 4 5 Gambar 4. Model helical savonius blade

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-110 Keterangan gambar : 1. Blade 2. Pelat 3. Clamp C 4. Poros 5. Baut pengikat III. DATA & PEMBAHASAN A. Visualisasi FLUENT dan Grafik Berdasarkan pemodelan numerik 2D dan uji eksperimen, didapatkanlah data mengenai nilai V in, V out, Cp dan TSR. Melalui data tersebut dapat diplot menjadi grafik serta visualisasi karakteristik aliran sehingga dapat dilakukanlah analisa pada ketiga jenis model turbin. Pemodelan Numerik 2D (θ = 45 o ) Berdasarkan hasil simulasi pada FLUENT didapatkanlah visualisasi sebagai berikut : Gambar 5. Pathlines pada overlap ratio 0,1 (θ = 90 o ) Gambar 7. Pathlines pada overlap ratio 0,5 (θ = 90 o ) Visualisasi pathlines menunjukkan bahwa aliran fluida yang melewati celah antar sudu terkecil (overlap ratio 0,1) memiliki kecepatan yang paling tinggi dibandingkan overlap ratio lainnya. Hal ini disebabkan adanya perubahan luas penampang yang cukup signifikan antaraa luas penanmpang di bagian free stream dan celah antar sudu. Semakin tinggi kecepatan fluida yang melewati celah antar sudu mengakibatkan kemungkinan terjadinya aliran sekunder pada sisi bawah advancing blade semakin besar, namun sebaliknya kemungkinan terjadinya aliran sekunder pada sisi dalam returning blade semakin kecil. Semakin besar celah antar sudu maka kemungkinan aliran fluida untuk melewati keseluruhan sisi dalam returning blade akan semakin kecil. Secara visualisasi pathlines juga terlihat bahwa untuk overlap ratio 0,1 (terkecil) memiliki wake region yang lebih besar dibandingkan overlap ratio lainnya. Semakin besar wake region semakin besar pula daerah di belakang turbin yang tidak terlewati sepenuhnya oleh aliran fluida, sehingga kecepatan aliran dan tekanan di belakang turbin juga semakin kecil. Kecepatan di belakang turbin yang semakin kecil akan berpengaruh pada perbandingan nilai kecepatan di depan- nilai coefficient of power belakang turbin dalam menentukan (C P ). Gambar 6. Pathlines pada overlap ratio 0,3 (θ = 90 o ) Gambar 8. Grafik C P vs TSR (θ = 90 o )

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-111 Gambar 9. Grafik C P vs Reynolds Number (θ = 90 o ) Melalui simulasi FLUENT didapatkan data mengenai perbandingan kecepatan di depan dan di belakang turbin untuk mendapatkan nilai C P. Grafik hasil pengolahan data untuk simulasi FLUENT pada posisi θ = 90 o menunjukkan bahwa overlap ratio 0,1 memiliki trend grafik paling tinggi dibandingkan overlap ratio 0,3 dan 0,5 dalam perbandingan C P vs TSR maupun C P vs Kecepatan. Hal ini dikarenakan perbandingan antara kecepatan di depan dan di belakang turbin pada overlap ratio 0,1 lebih besar dibandingkan overlap ratio 0,3 dan 0,5. Terdapat kesesuaian antara hasil visualisasi dengan hasil yang ditunjukkan pada grafik yaitu pada overlap ratio 0,1 yang memiliki daerah wake lebih besar dibandingkan overlap ratio lainnya, berpengaruh terhadap besarnya nilai C P. Grafik juga menunjukkan bahwa semakin besar Reynolds Number maka akan semakin besar pula nilai C P yang dihasilkan. B. Eksperimen Perhitungan Teoritis Berdasarkan hasil perhitungan teoritis yang menggunakan parameter nilai kecepatan di depan dan di belakang turbin berdasarkan eksperimen didapatkanlah hasil grafik antara lain : Gambar 11.Grafik C P vs Reynolds Number (perhitungan teoritis) Hasil eksperimen menunjukan bahwa secara umum trend grafik yang dihasilkan melalui pengolahan data adalah berurutan, dimana overlap ratio 0,1 memiliki nilai Cp paling tinggi, kemudian diikuti 0,3 dan 0,5. Hal ini dipengaruhi oleh faktor luas sapuan energi angin (swept area) yang dipengaruhi oleh besarnya nilai diameter turbin. Nilai diameter dipengaruhi oleh besarnya celah antar sudu (overlap distance). Swept area akan mempengaruhi besarnya nilai daya teoritis. Selain itu, semakin besarnya celah antar sudu, memungkinkan semakin banyak aliran fluida melewati celah tersebut sehingga kecepatan di daerah belakang turbin semakin besar, atau dengan kata lain daerah wake semakin kecil. Grafik juga menunjukkan bahwa semakin besar Reynolds Number maka akan semakin besar pula nilai C P yang dihasilkan. C. Eksperimen Perhitungan Riil Berdasarkan hasil perhitungan riil yang menggunakan parameter nilai voltase dan arus listrik berdasarkan eksperimen didapatkanlah hasil grafik antara lain: Gambar 12. Grafik C P vs TSR (perhitungan riil) Gambar 10. Grafik C P vs TSR (perhitungan teoritis)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-112 1. Dalam proses pembuatan turbin perlu diperhatikan tentang permasalahan misalignment yang ditimbulkan dengan tidak adanya poros tengah. 2. Diperlukan adanya penelitian mengenai material yang cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan turbin agar dapat mempermudah turbin berputar pada kondisi awal (dari keadaan diam). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis D.S.W. mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kemendikbud yang telah memberikan dana sehingga penelitian dapat terlaksana. Gambar 13. Grafik C P vs Reynlods Number (perhitungan riil) Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hanya ada dua turbin saja yang dapat dilakukan eksperimen perhitungan riil dengan membangkitkan daya generator. Turbin dengan overlap ratio 0,5 memiliki celah paling besar sehingga memungkinkan kehilangan momentum akibat energi angin hanya melewati tanpa memberikan momentum untuk dapat melawan gaya gesek sehingga turbin dapat berputar. Secara umum trend grafik terlihat bahwa overlap ratio 0,3 lebih besar nilai Cp dibandingkan 0,1. Namun pada kondisi kecepatan lebih tinggi, untuk nilai Cp terbesar dimiliki oleh overlap ratio 0,1. Grafik juga menunjukkan bahwa semakin besar Reynolds Number maka akan semakin besar pula nilai C P yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Gorban Alexander, N, Gorlov Alexander,.M, Silantyev Valentine, M,. Limits of the Turbine Efficiency for Free Fluid Flow, Journal of Energy Resources Technology, Vol 123, (Desember 2001), 311-317. [2] Akwa, J.V, Gilmar Alves da Silva Junior, Adriane Prisco Petry,. Discussion on the verivication of the overlap ratio influence on performance coefficients of a Savonius wind rotor using computational fluid dynamics, Renewable Energy (2012) 38:141-149. [3] Kamoji, M.A, S.B, Kedare, S.V, Prabhu, Performance test on helical Savonius rotors, Renewable Energy (2009) 34:521 529. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode pemodelan numerik 2D dan uji eksperimen serta analisa grafik maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Secara umum turbin dengan overlap ratio 0,1 memiliki performa yang lebih dibandingkan 0,3 dan 0,5 yang ditunjukkan oleh besarnya nilai coefficient of power (Cp). 2. Nilai Cp terbesar hasil pemodelan numerik adalah 0,284 dengan overlap ratio 0,1 sedangkan nilai terendahnya adalah 0,099 dengan overlap ratio 0,3. 3. Nilai Cp terbesar hasil uji eksperimen perhitungan teoritis adalah 0,436 dengan overlap ratio 0,1 sedangkan nilai terendahnya adalah 0,247 dengan overlap ratio 0,5. 4. Nilai Cp terbesar hasil uji eksperimen perhitungan riil adalah 0,091 dengan overlap ratio 0,1 sedangkan nilai terendahnya adalah 0,031 juga dengan overlap ratio 0,1. 5. Semakin besar Reynolds Number, maka semakin besar pula nilai Cp yang dihasilkan. 6. Nilai Cp pada kondisi riil sangat jauh berbeda dengan kondisi teoritis dikarenakan proses pembuatan pada turbin dan pemilihan material turbin. B. Saran Demi kesempurnaan penelitian ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, antara lain :