BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk terhadap kemampuan individu untuk berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian (Kerlinger, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia kerja, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan atau profesi yang sebenarnya bertujuan membangun

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila memperoleh kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu jemu atau bosan (Syah, 2005:165). Kejenuhan yang dialami siswa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout Pada Pegawai. Maslach (dalam Cherniss, 1980), mendefinisikan burnout yaitu hilangnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan barang atau jasa sebagai produknya (Munandar, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. staf yang melayani masyarakat, pada tahun 1974, burnout merupakan representasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini istilah kuliner sering didengar, dibaca lewat media cetak maupun audio

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Malasah

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan (Stress) merupakan suatu tanggapan adaptif, diperantarai oleh

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. persaingan kerja yang sehat dan tidak sehat. Adanya persaingan kerja yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KONFLIK INTERPERSONAL DAN STRES KERJA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kepuasan kerja, yang pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya (Gomes, 1995). pikiran, perasaan, dan keinginan yang mempengaruhi sikap-sikapnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia,perusahaan juga dituntut untuk menghasilkan produk yang. dapat dijual ke negara-negara di Asia Tenggara.

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup dalam atmosfer kerja abad ke-21 ini tidaklah mudah. Segala sesuatunya tampak saling mendesak dan menuntut untuk segera dipenuhi. Dalam sebuah organisasi, lembaga atau instansi, baik itu organisasi swasta maupun organisasi pemerintahan, peningkatan kualitas SDM, mutlak dibutuhkan. Dunia perusahaan sebagai sebuah organisasi harus mampu mencapai tujuan yang direncanakan untuk dapat memenuhi tuntutan pembangunan dan kemajuan teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal tersebut biasanya terwujud dalam upaya peningkatan kualitas karyawan dan pengaturan manajemen organisasi. Peningkatan kualitas karyawan itu penting karena kemajuan suatu organisasi tidak hanya bergantung dari teknologi mesin tetapi faktor manusia memegang peranan penting di dalamnya. Bekerja merupakan aktifitas sosial yang memberikan isi dan makna pada kehidupan seseorang. Dengan adanya kerja akan memberikan status, mengikat individu serta masyarakat. Bekerja pada hakikatnya tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tapi juga bagi kepentingan yang memberi manfaat bagi orang lain (Andriani dan Subekti. 2004). Salah satu persoalan yang muncul berkaitan dengan diri individu di dalam bekerja untuk menghadapi tuntutan organisasi yang semakin tinggi dan persaingan yang keras di tempat kerja karyawan itu adalah stres. Stres yang 1

2 berlebihan akan berakibat buruk terhadap kemampuan individu untuk berhubungan dengan lingkungannya secara normal. Stres yang dialami individu dalam jangka waktu yang lama dengan intensitas yang cukup tinggi akan mengakibatkan individu yang bersangkutan menderita kelelahan, baik fisik ataupun mental. Keadaan seperti ini disebut burnout, yaitu kelelahan fisik, mental dan emosional yang terjadi karena stress diderita dalam jangka waktu yang cukup lama, di dalam situasi yang menuntut keterlibatan emosional yang tinggi (Leatz & Stolar, dalam Rosyid & Farhati, 1996). Burnout merupakan epidemi yang melanda dunia kerja dan burnout bisa menyerang siapa saja tanpa memandang pekerjaan dan usia. Burnout adalah istilah yang menggambarkan kondisi emosional seseorang yang merasa lelah dan jenuh secara mental, emosional dan fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat (Hardiyanti, 2013). Burnout dapat berdampak buruk, baik bagi organisasi (tempat kerja) maupun bagi individu itu sendiri. Akibat-akibat yang dapat diitimbulkan oleh burnout antara lain: terjadinya kekacauan (hambatan baik bagi manajemen maupun operasional kerja), mengganggu kenormalan aktifitas kerja maupun menurunkan produktifitas kerja. Wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa pegawai yang berinisial AG, AR dan SR, yang bekerja di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) menunjukkan adanya kelelahan yang ditandai dengan munculnya rasa bosan, sakit kepala, gelisah, merasa gagal, mudah tersinggung, cemas, adanya ketidakpuasan dengan pekerjaannya, kurang dapat akrab dengan rekan kerja, kurang menghargai dirinya

3 sendiri, keengganan untuk pergi kerja, masa bodoh (ignoring), merasa lelah dan letih setiap hari, mengisolasi dan menarik diri, bersikap menyalakan, serta kaku dalam berpikir serta bertahan untuk tidak berubah, hal itu mengindikasikan gejalagejala tersebut sebagai burnout. Gejala tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi pekerjaan dan akhirnya berdampak pada terkurasnya sumber energi dalam diri karyawan. Dampak lain bagi perusahaan adalah tidak optimalnya kinerja yang dilakukan akibatnya target dan pelayanan yang dilakukan kurang maksimal didapatkan. Untuk menciptakan kinerja yang tinggi dalam menjawab tuntutan pekerjaan yang tinggi, dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh karyawan guna menciptakan tujuan organisasi, sehingga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan organisasi. Namun dalam bekerja, karyawan tidak dapat lepas dari kondisi lingkungan kerjanya. Salah satu faktor rmunculnya burnout pada karyawan adalah kondisi lingkungan kerja yang kurang baik. Ketidak-sesuai antara apa yang diharapkan karyawan dengan apa yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya, seperti kurangnya dukungan dari atasan dan adanya persaingan yang kurang sehat antara sesama rekan kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja psikologis yang dapat mempengaruhi munculnya burnout dalam diri karyawan. Oleh sebab itu perusahaan harus sedapat mungkin menciptakan suatu lingkungan kerja psikologis yang baik sehingga memunculkan rasa kesetiakawanan, rasa aman, rasa diterima dan dihargai serta perasaan berhasil pada diri karyawan. Lingkungan kerja merupakan ruang sosialisasi bagi karyawan

4 dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, salah satu konsekwensi yang harus diterima seorang karyawan ketika terlibat dalam lingkungan kerja adalah saling mempengaruhi antara seseorang dengan lingkungannya. Kondisi lingkungan fisik juga bisa mendukung terjadinya burnout, seperti ruang kerja yang sempit, pencahayaan yang kurang, kebisingan, tata ruang, sirkulasi udara yang kurang baik, fasilitas kerja dan yang lainnya. Dari observasi yang dilakukan peneliti, lingkungan fisik tempat karyawan bekerja bisa menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya burnout pada karyawan. Karena lingkungan fisik tempat karyawan bekerja cukup bising, ruang kerja karyawan pengap, dan fasilitas kerja untuk karyawan kurang memadai. Wineman (dalam Syafika, 2004) menyatakan bahwa setiap lingkungan kerja selalu meliputi kondisi lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik merupakan keadaan ruangan beserta perlengkapan yang mendukung, sedangkan lingkungan psikologis merupakan kondisi organisasi dan interaksi sosial di dalamnya. Wesik (dalam Syafika, 2004) menyebutkan bahwa lingkungan psikologis adalah keadaan sekitar tempat kerja pada waktu individu melakukan pekerjaan dan kecenderungan ini merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan individu, sehingga individu akan berdaya guna untuk menghasilkan sesuatu. Lingkungan kerja psikologis tidak nampak tetapi nyata ada dan akan dirasakan oleh seseorang bila memasuki lingkungan kerja suatu organisasi. Untuk mengetahui keadaan tersebut dapat diketahui melalui persepsi individu terhadap lingkungan kerja psikologisnya, ( La Fellete dalam Sumaryani, 1997) Karyawan

5 yang mempunyai penilaian yang positif terhadap lingkungan kerja psikologisnya berarti karyawan merasa bahwa lingkungan kerja psikologisnya baik, sehingga menimbulkan semangat kerja yang tinggi dan akan menghambat lajunya tingkat burnout pada karyawan. Lingkungan kerja psikologis merupakan faktor penting dan berpengaruh terhadap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja psikologis sangat mempengaruhi keadaan karyawan dalam bekerja, dimana lingkungan kerja psikologis yang buruk akan menyebabkan timbulnya kelelahan, ketegangan emosi, serta motivasi yang rendah. Sebaliknya, lingkungan kerja psikologis yang baik menciptakan motivasi tinggi dan tidak menimbulkan kelelahan serta ketegangan emosi pada karyawan (Kartono, 1994). Dari uraian di atas disimpulkan bahwa di dalam bekerja karyawan memerlukan lingkungan kerja yang mendukung. Persepsi terhadap lingkungan kerja yang positif akan dapat mengurangi burnout pada karyawan dan secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas dan produtivitas di lingkungan karyawan bekerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang membelenggu karyawan akan mengakibatkan burnout terhadap pekerjaan yang dilakukan. Keadaan yang demikian merupakan faktor pokok yang menentukan perilaku kerja. Dengan merasakan susasana lingkungan kerja yang kurang mendukung, kurang enak, kurang sejuk, ataupun kurang menyenagkan, maka di dalam diri karyawan akan timbul burnout dalam bekerja. Berdasarkan pernyataan di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara persepsi terhadap lingkungan

6 kerja dengan burnout pada pegawai di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Indragiri Hilir. B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja dengan burnout pada Pegawai di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Indragiri Hilir. C. Maksud Dan Tujuan Penelitian Penelitian ini bermaksud mencari apakah ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja dengan burnout pada karyawan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Indragiri Hilir. Untuk mencapai maksud diatas maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk membuktikan sejauh mana hubungan persepsi terhadap lingkungan kerja dengan burnout pada pegawai di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Indragiri Hilir. D. Keaslian Penelitian Penelitian yang berkaitan dengan Burnout sebenarnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu meskipun dengan subjek dan variabel yang secara subtansi berbeda.

7 Penelitian yang dilakukan oleh Sihotang (2008) dengan judul Burnout Pada Karyawan Ditinjau dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis dan Jenis Kelamin, terdapat kesamaan variabel pada penelitian ini. Dimana variabel bebas peneliti adalah persepsi terhadap lingkungan kerja, dan variabel terikatnya adalah burnout. Pada penelitian Sihotang, variabel bebasnya adalah persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dan jenis kelamin, dengan variabel terikat adalah burnout. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian sihotang terletak pada jumlah dan subjek penelitian, tempat penelitian, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan. Selanjutnya penelitian Mayasari (2007) dengan judul burnout pada Perawat ICU Rumah Sakit Telogorejo Semarang Ditinjau dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja. Variabel bebas penelitian ini persepsi terhadap lingkugan kerja dan variabel terikatnya adalah burnout pada perawat ICU. Dalam penelitian ini terdapat perbedaan pada jumlah dan subjek penelitian dan teknik pengambilan sampel yang digunakan. E. Kegunaan Penelitian Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya ilmu pengetahuan psikologi organisasi, yaitu menjelaskan bagaimana persepsi terhadap lingkungan kerja secara simultan berhubungan dengan burnout pada karyawan.

8 2. Kegunaan Praktis a. Memberikan masukan kepada kepala UPT atau akademisi sumber daya manusia untuk meminimalisir burnout yang terjadi di dalam organisasi dan membantu mengetahui bagimana mengatasi burnout pada karyawan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk pihak lain yang berkepentingan dalam menangani masalah yang sama dan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.