PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 7

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Shot Case Study (Sugiono 2010: 110) menjelaskan bahwa terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Al-Huda Jati

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti (Sutana dan Sudrajat, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semester ganjil Tahun Ajaran pada semester ganjil. bulan (Desember-Januuari 2014) Tahun Ajaran

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 12 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh kelas VII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejak Maret 2017 sampai dengan Agustus Semesta Jl. Kemanggisan raya no 19 Jakarta Barat.

Metode Penelitian. Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TIARA DEWI AZOLLAWATI 090201035 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2013

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun Oleh: TIARA DEWI AZOLLAWATI 090201035 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2013

PENDAHULUAN Saat ini diperkirakan 27% - 30% dari penduduk dunia usia remaja usia antara 10 24 tahun dan 83% dari mereka berada di negara berkembang. Jumlah penduduk remaja yang cukup besar tersebut membawa konsekuensi yang tidak ringan bagi Indonesia, padahal untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak dihasilkan melalui proses yang cepat, tetapi memrlukan proses yang berkelanjutan ( Sudrajat, 2002). Tahap tumbuh kembang remaja merupakan masa yang kritis dan selalu ingin mencoba dengan hal yang baru. Sebagai contoh yaitu faktor lingkungan seperti pengaruh teman dalam pengguna napza, banyak beredarnya aksi film pornografi yang bisa diakses oleh siapa saja di internet dan gaya anak muda yang mengikuti trend (Hawari, 2006). Pengaruh negatif dalam pergaulan remaja sering terjadi penyimpangan seksual dengan segala resiko negatif sehingga menggangu taraf ketentraman dan kebahagiaan kehidupan bermasyarakat. Dampak dari penyimpangan seksual di kalangan remaja seperti kehamilan diluar nikah serta resiko tertular penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS (Basri, 2004) HIV/AIDS merupakan masalah global yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Seseorang yang mengidap HIV/AIDS, daya tahan tubuhnya akan menurun sehingga lebih rentan terkena penyakit (Hawari, 2006). Segala penyakit yang selalu berakhir dengan kematian, dan karena tidak adanya vaksin atau pengobatan yang terdapat adalah penyakit yang benar benar serius. Akan menjadi lebih parah lagi jika penyakit ini menyebar dengan cepat (Richardson, 2002, hlm 11). Tingginya kasus HIV/AIDS salah satunya karena kurangnya sarana edukasi dan penyampaian informasi tentang HIV/AIDS kepada remaja. Generasi muda merupakan salah satu faktor penyebab angka penyebaran virus ini meningkat (Aliyah, 2009, Pencegahan HIV/AIDS Dengan Edukasi). Kurangnya informasi dan pengetahuan seseorang dampak berdampak terhadap pembentukan sikap. Pengetahuan yang tinggi dapat mempengaruhi seseorang bersikap positif. Sebaliknya pengetahuan yang kurang dapat mempengaruhi seseorang bersikap negatif. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yangmasih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2002). METODE PENELITIAN Pada penelitian ini mengguanakan metode penelitian pre eksperimen yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang ditimbulkan sebagai akibat adanya intervensi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,2002). Pada penelitian ini pengaruh yang di timbulkan adalah sikap seksual remaja terhadap HIV/AIDS, sedangkan intervensinya adalah penyuluhan kesehatan HIV/AIDS. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri Sedayu yang berjumlah 275 orang, dan sampelnya sebanyak 42 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner untuk kondisi kerja berjumlah 18 pertannyaan yang isinya HIV/AIDS terkait sikap seksual remaja. Sebelum kuesioner digunakan untuk menuntun observasi, maka kuesioner tersebut dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu agar instrumen yang digunakan benar-benar telah memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai alat ukur data (Notoatmodjo, 2006). Uji validitas menggunakan rumus product moment dilakukan menggunakan bantuan SPSS. Hasil uji validitas pada kuesioner HIV/AIDS terkait sikap seksual remaja, dari 20 item diperoleh hasil r hitung lebih besar dari r tabel dengan N = 30 yaitu 0,361 sebanyak 20 pertanyaan dan terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid. Pada item yang tidak valid tersebut, tidak dipakai dalam instrumen penelitian. Hasil analisis uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60 (Sugiyono,2006). Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di SMA Pangudi Luhur pada tanggal 25 Mei 2013, dengan jumlah responden 30 orang yang memiliki karakteristik sama dengan kriteria sampel, maka berdasarkan analisis menggunakan rumus Alfa Cronbach untuk kuesioner HIV/AIDS terkait sikap seksual didapatkan r hitung sebesar 0,874, hal ini berarti r hitung > 0,60 sehingga disimpulkan bahwa kuesioner HIV/AIDS terkait sikap seksual reliabel atau handal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap sikap seksual remaja kelas 2 di SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian ini meliputi profil responden, data kategori sikap seksual remaja sebelum dan setelah diberikan penyuluhan, dan analisis statistik. Remaja kelas 2 di SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebelum diberikan penyuluhan kesehatan, terlebih dahulu dilakukan pre-test untuk mengetahui bagaimana sikap seksual remaja sebelum diberi penyuluhan kesehatan. Berikut tabel deskriptif statistic data pre test sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta sebelum diberikan penyuluhan kesehatan: Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Data Sikap Seksual Sebelum Diberikan Penyuluhan Kesehatan No Sikap seksual Jumlah 1 Skor terendah 29,00 2 Skor tertinggi 57,00 3 Rerata skor 44,02 (Sumber: data primer diolah) Hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4.2 diperoleh bahwa sebelum diberikan penyuluhan kesehatan, sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta mempunyai nilai deskriptif statistik skor rendah yaitu 29,00, skor tertinggi 57,00 dan mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 44,02. Hasil Data Post-test (setelah diberikan penyuluhan kesehatan)

Penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada remaja kelas 2 di SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta akan menambah sikap seksual yang baik. Berikut hasil distribusi frekuensi data post test sikap seksual remaja setelah diberikan penyuluhan kesehatan: Tabel 4.3 Deskriptif Data Sikap Seksual Setelah Diberikan Penyuluhan Kesehatan No Sikap seksual Jumlah 1 Skor terendah 44,00 2 Skor tertinggi 63,00 3 Rerata skor 52,33 (Sumber: data primer diolah 2013) Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta setelah diberikan penyuluhan mempunyai nilai deskriptif statistik skor rendah 44,00, skor tertinggi 63,00 dan mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 52,33. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS mampu meningkatkan sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta dilihat dari nilai rata-rata sesudah penyuluhan lebih besar dari rata-rata sebelum penyuluhan. Uji normalitas dilakukan sebelum analisis statistik parametrik yakni uji t. Penggunaan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal dan tidaknya distribusi data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan uji t. Uji normalitas diujikan pada masing-masing data penelitian yaitu data pre test dan data post test. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal jika nilai signifikansi signifikansi > 0,05 dan sebaliknya jika jika nilai signifikansi signifikansi < 0,05 sebaran dikatakan tidak normal. Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-smirnov) Variabel Kologorov Smirnov Z signifikansi Keterangan Pre test 0,927 0,960 Normal Post test 0,357 0,315 Normal (Sumber: data primer diolah 2013) Berdasarkan dari hasil uji normalitas pada tabel 4.4 diperoleh nilai signifikansi masing-masing data lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, sehingga data dianalisis lebih lanjut dengan statistik parametrik yaitu menggunakan uji t. Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Variabel Mean Selisish Mean t- hitung Sig. Keterangan Pre test 44,0238 8,3 8,331 0,000 Signifikan Poss test 52,3333 (Sumber: data primer diolah 2013)

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata data pre test sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta sebesar 44,0238 dan rata-rata data post test sebesar 52,3333. Rata-rata data post test di sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta sesudah memperoleh penyuluhan kesehatan lebih baik dibanding dengan rata-rata data pre test sikap seksual sebelum diberikan penyuluhan kesehatan, keduanya memiliki selisih 8,3, peningkatan rerata signifikan/bermakna. Nilai t yang diperoleh dari hasil uji t pre test dan post test sebesar 8,331; dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, hal ini menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan t hitung lebih besar dari t tabel (8,331>1,684) sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hal itu menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap sikap seksual remaja kelas 2 di SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta. PEMBAHASAN Sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul sebelum diberi penyluhan kesehatan Hasil kategori sebelum diberikan penyuluhan kesehatan menunjukkan bahwa sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul mempunyai nilai deskriptif statistik skor rendah yaitu 29,00. Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS sikap remaja mempunyai nilai ratarata skor sebesar 44,02. Hal ini mengindikasikan kurangnya wawasan mengenai kesehatan reproduksi sehingga berdampak pada sikap seksual remaja. Kurangnya informasi dan pengetahuan seseorang dampak berdampak terhadap pembentukan sikap. Hasil analisis sebelum diberikan penyuluhan konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2002) yang menyatakan banwa pengetahuan yang tinggi dapat mempengaruhi seseorang bersikap positif. Sebaliknya pengetahuan yang kurang dapat mempengaruhi seseorang bersikap negatif. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Pendidikan kesehatan khususnya tentang HIV/AIDS sangat dibutuhkan oleh kalangan remaja agar pengetahuan mereka bertambah. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa penyuluhan dan bimbingan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan yaitu suatu usaha untuk membantu individu kelompok / masyarakat dalam meningkatkan kemampuan /perilaku untuk mencapai kesehatan yang optimal. Penyuluhan dilakukan pada remaja kelas 2 SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta ternayata efektif dalam meningkatkan sikap seksual remaja. Sikap seksual remaja dipengaruhi oleh pengetahuan masing-masing individu. Pengetahuan dapat diperoleh dari orang lain maupun dari media cetak dan elektronik. Semakin berkembangnya zaman membuat teknologi semakin canggih sehingga pengetahuan mudah diperoleh. Akan tetapi tidak semua orang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk hal positif. Kaitannya dengan penelitian ini yaitu, dengan adanya teknologi canggih memungkinkan remaja untuk mengakses film porno di situs internet. Apabila hal ini tidak dipantau, dikhawatirkan terjadi hal negatif yang tidak diinginkan sehingga timbul sikap seksual yang kurang baik.

Sikap seksual remaja kelas 2 di SMA N 1 Sedayu Bantul setelah diberi penyuluhan kesehatan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan penyuluhan kesehatan remaja sikap seksual kelas 2 SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta mempunyai nilai deskriptif statistik skor rendah 44,00, skor tertinggi 63,00 dan mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 52,33. Sikap seksual remaja kelas 2 SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 52,33 yang lebih tinggi dari pada nilai sikap sebelum penyuluhan. Hasil penelitian ini didukung oleh Widyastuti, dkk (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan repoduksi khususnya HIV/AIDS akan mempengaruhi pengetahuan seseorang yang berdampak terhadap pembentukan sikap remaja yang baik terhadap pencegahan HIV/AIDS. Namun jika ditemukan hasil yang menyatakan cukup tetap ke cukup tidak ada peningkatan yang berarti bisa diperkirakan karena faktor ketidaksungguhan siswa dalam mengisi kuesioner, dan bisa juga karena siswa satu dengan yang lainnya saling mencontek sehingga hasil yang diperoleh tidak efisien. Menyebabkan kategorinya tidak ada peningkatan yang signifikan, namun dari hasil tidak ada pengkategorian hanya sebagai tambahan. Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh penyuluhan kesehatan terkait HIV/AIDS terhadap sikap seksual remaja kelas II SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta dalam penelitian ini terbukti. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung yang diperoleh dari hasil uji t dan nilai signifikansi yang menunjukkan hipotesis diterima. Selain pembuktian secara statistik, juga dapat ditinjau dari selisih rata-rata bahwa nilai rata-rata data pre test di kelas II SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta sebesar 44,02; rata-rata data post test sebesar 52,33, memiliki selisih sebesar 8,3. Rata-rata data post test di kelas II SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta sesudah memperoleh penyuluhan kesehatan lebih baik dibanding dengan rata-rata data pre test sebelum diberikan penyuluhan kesehatan. Selisih kedua data pre test dan post test bermakna. Hal ini berarti dengan adanya penyuluhan kesehatan yang diberikan dapat meningkatkan sikap seksual remaja. Peningkatan sikap seksual remaja kelas 2 SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta dalam kategori baik bertambah banyak, hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS bermanfaat menambah pengetahuan remaja kelas 2. Walaupun penyuluhan hanya dilakukan sekali tetapi siswa memperhatikan dengan baik. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Devicha Dian Rahmawati (2009) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan HIV/AIDS Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS Pada Siswa Kelas 1 SMK Saptosari Yogyakarta. Menurut Nasronudin (2007) menyatakan bahwa HIV/AIDS adalah virus yang menyebabkan sistem imun atau kekebalan tubuh manusia menurun atau lemah. Tingginya kasus HIV/AIDS salah satunya karena kurangnya sarana edukasi dan penyampaian informasi tentang HIV/AIDS kepada remaja. Masa remaja yang cenderung ingin mengetahui hal-hal baru sehingga mereka cenderung ingin mencoba. Soetjiningsih (2004) menyatakan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa anak- anak menjadi seorang dewasa yang terjadi perubahan pada biologis, psikologis dan kognitif.

Peran dunia pendidikan bagi generasi penerus bangsa sangatlah besar. Artinya, dunia pendidikan sebagai institusi yang mendidik genarasi penerus memiliki andil yang besar untuk menciptakan moral yang baik bagi siswa. Penyuluhan kesehatan dapat diberikan di sekolah, bisa disampaikan oleh guru maupun petugas kesehatan yang bekerjasama dengan pihak sekolah. Guru dapat mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi saat pelajaran agama, dapat juga saat pelajaran keolahragaan sehingga pengetahuan tentang kesehatan meningkat. Hal ini perlu dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan yang benar sehingga rasa penesaran dan keingintahuan siswa dapat terjawab. Adanya pengetahuan yang benar dapat meminimalis resiko penyimpangan seksual sehingga angka HIV/AIDS dapat ditekan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: Sikap seksual remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas 2 SMA Negeri 1 Sedayu sebelum diberi penyuluhan mempunyai rerata nilai sebesar 44,02.Sikap seksual remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas 2 SMA Negeri 1 Sedayu setelah diberi penyuluhan mempunyai rerata nilai sebesar 52,33.Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap sikap seksual remaja kelas 2 di SMA Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta. (t = -8,331 ; P < 0,05). Saran Bagi mahasiswa ilmu keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta Hasil penelitian ini disarankan bagi Mahasiswa keperawatan Aisyiyah dapat ikut berpartisipasi untuk memberikan penyuluhan kesehatan HIV/AIDS ke sekolah, masyarakat atau di tempat yang membutuhkan penyuluhan tersebut. Mahasiswa dapat melakukannya saat praktik atau terjun ke lapangan. Bagi remaja kelas 2 SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta Disarankan bagi remaja usia produktif agar aktif mencari informasi mengenai HIV/AIDS. Sumber informasi langsung bisa diperoleh dari penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh guru di sekolah saat pelajaran olahraga maupun pelajaran agama. Sumber informasi tidak langsung dapat diperoleh dari buku bacaan, majalah, dan internet. Adanya informasi yang jelas dan benar akan meningkatkan pengetahuan yang baik pada remaja tentang HIV/AIDS sehingga kasus HIV/AIDS di kalangan remaja dapat diminimalisasi. Bagi sekolah SMA N 1 Sedayu Bantul Yogyakarta Disarankan untuk pihak sekolah bekerja sama dengan petugas kesehatan dilingkungan sekitar, seperti dari puskesmas atau dinas-dinas kesehatan yang mencangkup wilayah tersebut untuk memberikan pendidikan kesehatan dan meningkatkan pengetahuan serta mencegah dari hal- hal yang tidak di inginkan. Bagi penelitian selanjutnya Disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti sikap seksual selain yang di teliti dengan penyuluhan juga dapat dilakukan dengan meneliti faktor lain seperti pendidikan kesehatan, bimbingan orang tua, pengetahuan tentang HIV/AIDS, lingkungan sekitar.