KARAKTERISASI LAHAN JAGUNG AHUKLEAN DI KAWASAN BESIKAMA, KABUPATEN BELU, NUSA TENGGARA TIMUR. B. Murdolelono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

PENGARUH PEMUPUKAN PADABUDIDAYA JAGUNG AHUKLEAN DI BESIKAMA, BELU, NTT [Influence of Fertilizing toahuklean Corn Cultivation in Besikama, Belu, NTT]

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH PADA LAHAN KERING DI NTT

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

Pemetaan Spasial Varietas Jagung Berdasarkan Musim Tanam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

PENGGUNAAN KACANG HIJAU VARIETAS VIMA-1 SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF DALAM PENGELOLAAN SISTEM USAHATANI YANG PRODUKTIF DI LUAR MUSIM

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

KELAYAKAN PAKET TEKNOLOGI USAHATANI TANAMAN PANGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) OESAO KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TIME SERIES TERHADAP PENGELOLAAN SUT KACANG HIJAU BELU (klon berhipokotil Putih) DI LAHAN KERING SETELAH PANEN JAGUNG

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

RAKITAN TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEDELAI VARIETAS BALURAN UNTUK SUMBER BENIH DAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI PANGAN

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, serta HASIL PENGELOLAANNYA Peraturan menteri Negara Ristek No.04/Kp/III/2007

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG HIJAU SEGERA SETELAH PANEN PADA SAWAH DI KOLISIA DAN NANGARASONG KABUPATEN SIKKA NTT

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau dengan garis pantai sepanjang km, merupakan

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

PEMETAAN PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI LAHAN KERING IKLIM KERING

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di areal pertanaman nanas (Ananas comosus) PT. GGP

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH KACANG HIJAU BELU DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN KELUARGA TANI PADA SISTEM USAHATANI LAHAN KERING

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PENGARUH OLAH TANAH TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH PADA LAHAN KERING BERPASIR

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

LAPORAN KEGIATAN PANEN RAYA PADI GOGO RANCAH DI LOKASI P4MI, DESA KEMIRI, KECAMATAN KUNDURAN, KABUPATEN BLORA Tanggal 13 Maret 2007

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

KERAGAAN SUMBERDAYA LAHAN, PEMANFAATAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN BERBAGAI DAERAH DI SULAWESI SELATAN

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

LAPORAN KEMAJUAN TERMIN I X.46

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari

Lampiran 1. Segitiga Oldeman Untuk Menentukan Kelas Agroklimat

Transkripsi:

KARAKTERISASI LAHAN JAGUNG AHUKLEAN DI KAWASAN BESIKAMA, KABUPATEN BELU, NUSA TENGGARA TIMUR B. Murdolelono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Ahuklean adalah teknologi indegenous di Kawasan Besikama, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Teknologi budidaya jagung ahuklean dilakukan pada musim kemarau, tanpa air irigasi serta tidak memerlukan tambahan air siraman. Ahuklean hanya memanfaatkan kelembaban tanah. Jagung yang ditanam secara ahuklean dapat menghasilkan 1 t/ha pada pola petani. Teknologi ini berpeluang untuk dikembangkan sebagai ilmu baru dalam bidang pertanian. Peluang pengembangan ahuklean tidak hanya terbatas pada komoditas jagung saja, tetapi berpeluang untuk komoditas lainnya, serta berpeluang dikembangkan di daerah lain yang agro-ekosistemnya mirip. Dengan demikian teknologi budidaya jagung ahuklean perlu dipelajari. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman tanah 1 2 cm yang dilaksanakan sebanyak 2 kali yakni pada awal penanaman dan akhir penanaman. Sampel tanah diidentifikasi SPTnya yang dilakukan dengan cara mencocokkan dengan peta SPT yang dibuat oleh Puslittannak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Jagung ahuklean di Kawasan Besikama terletak pada SPT 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 2, 22 dan 23, (b) Kadar air tanah pada saat penanaman jagung ahuklean berkisar 11 29%, (c) Kedalaman air tanahnya pada area penanaman jagung ahuklean berkisar 1 35 cm. Kata kunci: Ahuklean, Jagung, Kawasan Besikama PENDAHULUAN Latar Belakang Ahuklean merupakan teknologi indigenous yang berkembang di Kawasan Besikama, kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Ahuklean (bahasa Tetun: tugal dalam) adalah teknologi budidaya jagung yang dilakukan pada musim kemarau, serta tidak memerlukan tambahan air siraman maupun air irigasi. Ahuklean dilakukan pada puncak kemarau bulan Juli November. Budidaya jagung sistem ahuklean hanya mengandalkan kelembaban tanah yang dilakukan dengan cara membuat lubang tanam lebih dalam dibanding dengan tanam jagung biasa. Kedalaman lubang tanam ahuklean berkisar 11 3 cm. Penentuan kedalamannya tergantung kelembaban tanah pada saat tanam (Murdolelono et al, 1999). Ahuklean mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, namun karakternya belum banyak diketahui. Persyaratan tumbuh jagung yang ditanam dengan cara ahuklean (kedalaman lubang tanam 11-3 cm) akan berbeda dengan persyaratan tumbuh jagung biasa (kedalaman lubang tanam 5-1 cm). Oleh sebab itu langkah penting yang perlu dilakukan adalah mempelajari karakteristik jagung ahuklean secara in-situ. Untuk tujuan itu, keadaan yang berkaitan dengan medium perakaran, kemampuan medium tumbuh dalam menyediakan lengas, serta sistem perakaran harus dimengerti sebagai informasi penting yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan teknologi budidaya jagung dengan cara ini. Apabila karakteristik jagung ahuklean telah dipelajari maka teknologi ini berpeluang untuk dikembangkan sebagai ilmu baru dalam bidang pertanian. Peluang pengembangan ahuklean tidak hanya terbatas pada komoditas jagung saja, tetapi berpeluang untuk komoditas lainnya, serta berpeluang dikembangkan di daerah lain yang agro-ekosistemnya mirip dengan lokasi ahuklean di Kawasan Besikama tersebut. Untuk itu upaya terpenting yang dapat dilakukan dalam pengembangan jagung ahuklean adalah memperbaiki teknologi indigenous ahuklean di lokasi ahuklean itu sendiri (in situ). Bila upaya ini berhasil diharapkan dapat membantu mengatasi defisit suplai jagung yang setiap tahunnya terjadi. Tujuan

Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi karakteristik lahan yang setiap tahun ditanami jagung ahuklean di Kawasan Besikama, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Desember 23 di Kawasan Besikama, kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Kawasan Besikama bertopografi datar, kondisi tanah relatif subur, bahan induk tanah berupa endapan liat dan pasir, serta bersolum dalam. Luas kawasan Besikama 56. ha (Puslittannak, 1996). Pengambilan data Pengambilan sampel tanah dilaksanakan sebanyak 2 kali yakni pada awal penanaman dan akhir penanaman. Pengambilan sampel tanah sebanyak 2 kali tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi secara utuh antara saat tanam sampai dengan saat panen. Penentuan lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara mengunjungi lokasi yang ada tanaman jagung ahuklean, kemudian lokasi tersebut diidentifikasi SPTnya yang dilakukan dengan cara mencocokkan dengan peta SPT yang dibuat oleh Puslittannak (1989). Jumlah pengambilan sampel tanah pada masing-masing SPT tidak sama tergantung dari luas pertanaman jagung pada masing-masing SPT. Daftar lokasi pengambilan sampel tanah ditunjukkan Tabel 1. Tabel 1. Lokasi pengambilan sampel tanah No Jumlah Lokasi SPT sampel 7 2 Onularan (ds Fafoe), Atokama (ds Angkaes) 8 6 Pinggir kali (ds Haitimuk), Kakeolaran (ds Lasaen), ds Lamea, Ds Sekaermaten, Angkaes (ds Angkaes), Fahiluka (ds. Lawalu) 9 3 Ds Haitimuk, Ds Maktihan, Umadedato (ds Umalor) 11 1 Ds Laleten 12 1 Kp Bateti (ds Rabasa) 13 6 Ds Alkani, Ds Umasukaer, Manumuti Brubit (ds Naimana), Pelita (ds Fahiluka), Weleun (ds Bakeruk), Kota Bone 14 1 Lawalu (ds Fahiluka) 15 1 Ds Maktihan 17 1 Ds Fafoe 18 1 Ds Lamudur 2 1 Manumuti Burubit (ds Naimana) 22 1 Ds Seserai 23 1 Ds Rabasa - 1 Bekas banjir ds Naimana Jumlah 27 Pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman tanah 1 2 cm. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah ring paralon berdiameter 5,2 cm dan tingginya 1 cm sehingga volume sampel sebesar 849,83 cm 3. Cara pengambilan sampel tanah: 1. Tanah digali sedalam 1 cm, kemudian permukaan tanahnya diratakan 2. Ring sampel diletakkan di atas tanah yang telah digali, kemudian dipukul ke bawah dengan palu/hamer sampai permukaan ring sampel benar-benar rata dengan tanah 3. Ring sampel diambil, kemudian dibungkus dengan plastik agar struktur tanah di dalam ring tidak rusak dan sekaligus mencegah penguapan air 4. Ring sampel diberi label, kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis data

Jenis data yang dikumpulkan dari lapangan meliputi kedalaman air tanah (sumur) saat tanam dan kedalaman air tanah (sumur) saat panen. Sedangkan data yang dikumpulkan dari analisis tanah di laboratorium adalah: 1. Kandungan pasir, debu dan liat 2. Kadar air tanah saat tanam 3. Kadar air tanah saat panen 4. Kerapatan isi tanah saat tanam 5. Kerapatan isi tanah saat panen Data yang dikumpulkan dianalisis lebih lanjut dengan analisis deskriptif kuantitatif dengan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Media tumbuh Jagung ahuklean ditanam pada musim kemarau tanpa bantuan pengairan. Sehingga untuk menunjang pertumbuhan tanaman hanya mengandalkan kelembaban tanah di sekitar perakaran. Oleh karena itu biji jagung harus diletakkan pada tanah yang lebih dalam sebab apabila biji jagung diletakkan pada tanah bagian atas maka akan terancam kekeringan. Biasanya penanaman jagung ahuklean pada kedalaman 11 3 cm, sementara system tanam jagung berpengairan hanya 5 1 cm. Untuk mempertahankan kelembaban tanah, maka pengolahan tanah tidak dapat dilakukan karena pengolahan tanah justru akan merusak struktur tanah, yang pada akhirnya kelembaban tanah akan menurun, selain itu pengolahan tanah akan mempercepat proses penguapan air. Oleh karena itu penanaman harus dilakukan pada tanah yang tidak diolah atau pernah diolah pada musim tanam sebelumnya. Perakaran jagung akan berkembang pada tanah-tanah yang gembur. Apabila tanah di sekitar perakaran padat maka akar jagung tidak dapat menembus tanah dan akibatnya tanaman tidak dapat berkembang. Oleh karena itu informasi medium tumbuh pada lokasi penanaman jagung ahuklean harus dimengerti. Terdapat 3 (tiga faktor) penting yang menentukan suatu lahan dapat ditanami jagung ahuklean yakni a). kandungan pasir, debu dan liat, serta b). kerapatan isi tanah. Kandungan pasir, debu dan liat Hasil pengamatan pada lokasi-lokasi penanaman jagung ahuklean di Kawasan Besikama menunjukkan bahwa tanah didominasi oleh kandungan pasir dan debu yakni masing-masing sebesar 47,34% dn 46,61%, sementara kandungan liatnya hanya 6,4% (Gambar 1, 2 dan 3). Menurut Sarief (1986) tekstur tanah di lokasi ahuklean tersebut diklasifikasikan jenis lempung berpasir atau lempung. 16 Kandungan pasir (%) 14 12 1 8 Frequency 6 4 Std. Dev = 1.42 2 Mean = 47.34 N = 27. 42.5 43.5 44.5 45.5 46.5 47.5 48.5 43. 44. 45. 46. 47. 48. Kandungan pasir (%) Kandungan debu (%) Gambar 1. 8Kandungan pasir lokasi penanaman jagung ahuklean 6 4 Frequency 2 38. 42. 46. 4. 44. 5. 54. 48. 52. 56. Std. Dev = 4.28 Mean = 46.6 N = 27. 58. Kandungan debu (%)

Gambar 2. Kandungan debu lokasi penanaman jagung ahuklean 8 Kandungan liat (%) 6 4 Frequency 2 Std. Dev = 3.73 Mean = 6. N = 27.. 2. 4. 6. 8. 1. 12. 14. Kandungan liat (%) Gambar 3. Kandungan liat lokasi penanaman jagung ahuklean Kerapatan isi tanah Kerapatan isi tanah menggambarkan perbandingan antara massa padat dengan volume total (volume udara + volume air + volume padat). Hosang et al (1999) menyatakan bahwa tanah yang kerapatan isinya > 1,2 g/cm 3 sudah harus diolah karena terlalu padat sehingga berpengaruh pada jumlah pori tanah, ketersediaan oksigen dalam tanah serta aktivitas peredaran tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kerpatan isi tanah lokasi penanaman jagung ahuklean pada saat tanam pada kedalaman 2-3 cm sebesar 1,32 g/cm 3, sedangkan pada akhir penanaman tanahnya semakin padat yakni nilainya meningkat menjadi 1,41 g/cm 3 (Gambar 4). Hasil ini mirip dengan pengamatan pada tahun sebelumnya yakni kerapatan isi tanah pada kedalaman 1, 2 dan 3 cm masing-masing sebesar 1,26, 1,34, dan 1,35 g/cm 3 (Murdolelono et al, 2). Kerapatan isi tanah (g/c 3.5 3. 2.5 2. 1.5 1..5. Saat panen Saat tanam Sampel tanah

Gambar 4. Perbandingan kerapatan isi tanah pada awal tanam dan akhir tanam Penyediaan lengas oleh air tanah Keberhasilan budidaya jagung secara ahuklean terletak pada kemampuan medium tumbuh dalam menyediakan lengas. Penyediaan lengas tanah sangat tergantung dari kadar air tanah pada saat penanaman dan kedalaman sumber air tanah. Kadar air tanah Kadar air tanah merupakan indikator penting bisa atau tidaknya suatu lahan ditanami jagung secara ahuklean. Pada tahun 22 telah diamati bahwa lahan yang becek ditugal lebih dangkal dibanding lahan yang tanahnya kering. Pada tahun 23 ini menunjukkan bahwa kisaran kadar air tanah pada saat penanaman jagung ahuklean sebesar 11,39 28,64% dengan ratarata sebesar 18,64%. Penurunan kadar air tanah pada saat penanaman dan saat panen ditunjukkan Gambar 5. 6 5 Kadar air (% 4 3 2 Saat tanam 1 Saat panen Sampel tanah Gambar 5. Perbandingan Kadar air tanah saat penanaman dan saat panen.

Kedalaman sumur Umumnya lokasi ahuklean kedalaman air tanahnya dangkal. Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa kedalaman air tanah di lokasi ahuklean cukup dangkal. Rata-rata kedalaman air tanah (sumur) pada saat tanam sebesar 187 cm, sedangkan pada saat panen sebesar 253 cm, berarti ada penurunan permukaan air tanah sebesar 66 cm. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lokasi bukan penanaman ahuklean ternyata air tanahnya lebih dalam. Hal ini berarti bahwa pada lokasi bukan penanaman jagung ahuklean lengas tanahnya lebih kecil, yang berakibat rendahnya kelembaban tanah. Kedalaman air tanah (c 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Saat panen Saat tanam Sampel tanah Gambar 6. Perbandingan kedalaman sumur saat tanam dan saat panen Prospek pengembangan jagung ahuklean Berkaitan dengan informasi media tumbuh dan penyediaan lengas tanah tersebut di atas maka peluang perluasan areal jagung ahuklean dapat dilakukan pada: a. Lahan-lahan yang SPTnya sama di Kawasan Besikama, yakni SPT 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 2, 22 dan 23 asalkan kadar air tanah pada saat penanaman berkisar 11 29% dan kedalaman air tanahnya 1 35 cm. b. Pada SPT 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 2, 22 dan 23 di Kawasan Besikama dengan kedalaman air tanahnya > 35 cm dan kadar air tanah pada saat penanaman berkisar 11 29% perlu diuji coba dengan cara memajukan waktu tanam. c. Pada SPT lainnya di Kawasan Besikama asalkan kandungan pasirnya berkisar 42-48% dan debunya 38-58%, kadar air tanah pada saat penanaman berkisar 11 29% dan kedalaman air tanahnya 1 35 cm. d. Pada SPT lainnya di Kawasan Besikama dengan kandungan pasirnya berkisar 42-48% dan debunya 38-58%, serta kedalaman air tanahnya > 35 cm, perlu diuji coba terdahulu asalkan kadar air tanah pada saat penanaman berkisar 11 29%. e. Lokasi lainnya bukan Kawasan Besikama asalkan kondisi lahannya mirip dengan SPT 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 2, 22 dan 23, kadar air tanah pada saat penanaman berkisar 11 29% dan kedalaman air tanahnya 1 35 cm.

KESIMPULAN 1. Lahan-lahan di Kawasan Besikama pada SPT 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 2, 22 dan 23, kadar air tanah pada saat penanaman berkisar 11 29% dan kedalaman air tanahnya 1 35 cm merupakan kondisi yang sesuai bagi penanaman jagung ahuklean. 2. Penanaman jagung ahuklean dapat dilakukan pada lahan yang agroekosistemnya berbeda asalkan medium tumbuh dan lingkungannya mirip dengan SPT 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 2, 22 dan 23. DAFTAR PUSTAKA Hosang, E.Y., B. Murdolelono, N.H. Kario, Endrizal dan A. Bamualim. 1999. Sistem Usaha Pertanian (SUP) Padi Gogo di Kabupaten Belu. Kerjasama BPTP Naibonat dengan Proyek PKPN Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dati II Belu. Murdolelono,B., J.Bobihoe dan A.Bamualim. 2. Peningkatan Produktivitas Ahuklean Melalui Introduksi Jagung Varietas Bisma. Suatu Kajian Superimposed Sistem Usaha pertanian (SUP) Jagung Bisma. Badan Litbang Pertanian. Belum Dipublikasikan. Murdolelono,B., D.F.Fahik, J.Bobihoe dan A.Bamualim. 1999. Ahuklean, Teknologi Indigenous Budidaya Jagung di Kawasan Besikama. Makalah disampaikan pada Lokakarya Regional Teknologi Indigenous dan Teknologi Maju Menunjang Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara. Kupang 1-2 Maret 1999. Pusat Penelitian Tanah. 1989. Peta Tanah Semi Detail Daerah Besikama Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur Skala 1 : 5.. Proyek Pengelolaan Data Base Tanah. Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat. 1996. Pemetaan Tanah Tingkat Semi Detail Daerah Dataran Besikama Provinsi Nusa Tenggara Timur Skala 1:5.. Badan Litbang Pertanian. Sarief, E.S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.