II. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan memiliki keanekaragaman yang sangat tinggi. Tumbuhan sendiri

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB IV SIMULASI PEMBENTUKAN PHYLOGENETIC TREE PADA BEBERAPA DATA KOLEKSI DAN MELIHAT HUBUNGAN KEKERABATANNYA

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

1b. Bibir bagian atas terpisah dari moncongnya oleh suatu lekukan yangjelas;pangkal bibir atas tertutup oleh lipatan kulit moncong 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

III. METODE PENELITIAN

Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen dan Dendogram

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. 3.1 Tempat dan Waktu. Penelitian ini akan dilaksanakan di areal perkebunan kelapa sawit PT Salim

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FILOGENETIK TIGA POPULASI DUKU TURAK (Lansium domesticum Corr.) ASAL KABUPATEN KUANTAN SINGINGI BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

Karakter fenotip. Siti K. Chaerun

nyamuk bio.unsoed.ac.id

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi a. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi penelitian a. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel dilakukan pada

HUBUNGAN KEKERABATAN CRUSTACEA (DECAPODA) DI SUNGAI CIJALU KECAMATAN MAJENANG KABUPATEN CILACAP SKRIPSI. Oleh RENA TRI HERNAWATI B1J008095

TEKNIK PENATAAN KOLEKSI IKAN SEBAGAI MEDIA INFORMASI ILMIAH PLASMA NUTFAH IKAN PERAIRAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

4. METODA PENELITIAN. 4.1 Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2008 yang dilaksanakan di su

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI SIMILARITAS UNTUK HUBUNGAN KEKERABATAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pengoleksian Kutu Tanaman

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

III. METODE PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. secara luas. Selain memiliki peran yang sangat penting dalam bidang ekologi,

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah : 1. Kadar klorofil daun mahoni (Swietenia macrophylla King)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

UKBM BIO

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

SISTEMATIKA DAN FILOGENETIKA MOLEKULER. Topik Hidayat dan Adi Pancoro. suatu organisme dan merekonstruksi hubungan kekerabatannya terhadap organisme

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dasar. Penelitian dasar

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG TUPANGAN KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Transkripsi:

4 II. METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan dari Ordo Siluriformes koleksi Dr. Agus Nuryanto yang disimpan di Laboratorium Taksonomi Hewan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman yang ditangkap di Sungai Cijalu Kabupaten Cilacap (sebagai ingroup), ikan Nemacheilus chrysolaimos dari Ordo Cypriniformes (sebagai outgroup), dan alkohol 70%. 1.2. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan adalah botol koleksi, bak preparat, sarung tangan, pinset, kertas label, alat tulis, kertas millimeter blok, jangka sorong, jarum preparat, sterofoam, dan kamera digital. 1.3. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel ikan yang diteliti adalah koleksi Laboratorium Taksonomi Hewan yang ditangkap dari Sungai Cijalu Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap. Pengamatan dan pengukuran sampel telah dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penelitian ini diselesaikan selama 5 bulan, dimulai bulan Januari sampai Mei 2014. 2. Metode Penelitian 2.1. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dari koleksi spesimen ikan Ordo Siluriformes Dr. Agus Nuryanto

5 yang disimpan di Laboratorium Taksonomi Hewan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman yang diambil dari Sungai Cijalu Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap. Spesimen yang dipilih hanya individu yang berukuran cukup besar dengan ukuran lebih dari 8 cm dengan alasan untuk memudahkan pengamatan dan identifikasi. Variabel yang diamati meliputi karakter morfologi yaitu (letak mulut, sirip, bentuk garis rusuk, bentuk sirip ekor, tipe sisik, panjang tubuh total, panjang tubuh standar, tinggi badan, tinggi batang ekor), jumlah spesies, jumlah individu per spesies, dan jenis ikan Ordo Siluriformes yang diperoleh dari Sungai Cijalu Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap. Variabel untuk keanekaragaman meliputi jumlah jenis dan jumlah individu per jenis, sedangkan variabel untuk analisis filogenetik meliputi kekerabatan atau hubungan satu ikan dengan ikan yang lain berdasarkan nenek moyangnya. 2.2. Cara Kerja Penelitian 2.2.1. Penyortiran dan Pengawetan Sampel Koleksi ikan yang masih tercampur dalam box plastik dipisahkan dan dikelompokkan berdasarkan kesamaan morfologinya. Ikan dimasukkan ke dalam botol sampel berlabel, kemudian botol diisi larutan alkohol 70% yang baru hingga ikan terendam dan dibiarkan satu malam. Pada hari berikutnya ikan dicuci dan difiksasi kembali menggunakan alkohol 70%. 2.2.2. Pengamatan dan Pengukuran Sampel Sampel yang sudah diawetkan diletakkan di atas millimeter blok yang sudah di laminating dan di bawahnya diberi sterofoam untuk mempermudah penancapan jarum. Posisi kepala ikan berada di sebelah kiri dan sirip ikan dibiarkan dalam posisi normal kemudian diamati karakter morfologinya (lampiran 5).

6 2.2.3. Identifikasi, Determinasi, dan Penentuan Karakter Morfologi Sampel yang diperoleh diidentifikasi dan dideterminasi berdasarkan buku pedoman Taksonomi dan Identifikasi Ikan menurut Kotellat et al. (1993) yang berjudul Freshwater Fishes of Western Indonesian and Sulawesi. Sampel ikan kemudian diamati morfologinya, pada beberapa karakter meliputi sirip, bentuk garis rusuk, bentuk sirip ekor, tipe sisik, letak mulut, panjang tubuh total, panjang tubuh standar, tinggi badan, tinggi batang ekor, jumlah spesies, dan jumlah individu per spesies (Lampiran 4). 2.2.4. Penentuan hubungan kekerabatan Hubungan kekerabatan filogenetik pada spesies ikan yang didapatkan ditentukan dengan urutan kerja sebagai berikut: a. Menentukan Satuan Taksonomi Operasional atau OTU ( Operational Taxonomic Unit) dalam hal ini berupa spesies yang dibandingkan. b. Menyeleksi sifat dan karakter morfologi dari masing-masing spesies yang dapat dibandingkan untuk memberi gambaran secara umum dari ciri satuan taksonomi operasional. Karakter data yang digunakan dalam analisis dapat kuantitatif atau kualitatif. Karakter kuantitatif menunjukkan distribusi kontinyu yang dibagi berdasarkan interval. Karakter kualitatif diklasifikasikan berdasarkan karakter biner atau karakter multistate. Karakter biner (binary characters) memiliki 2 states yang diwakili oleh ada atau tidak ada, artinya apabila terdapat karakter yang diamati diberi angka 1 dan apabila tidak diperoleh diberi angka 0. Karakter multistate (multi-state characters) adalah karakter yang memiliki lebih dari 2 states yaitu 3 states atau lebih, diberi angka 0 apabila spesies memiliki karakter yang pertama, diberi angka 1 apabila

7 spesies memiliki karakter yang kedua, dan diberi angka 2 apabila spesies memiliki karakter yang ketiga. c. Menyusun data hasil pengamatan berupa ciri-ciri morfologi ke dalam bentuk tabel atau matriks untuk semua wakil spesies sampel yang merupakan satuan taksonomi. d. Matriks data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode parsimony (parsimony method) dan melalui software komputer yaitu program PAUP (Phylogenetic Analysis Using Parsimony) versi 4.0.b, untuk menghasilkan matriks similarity atau dissimilarity yang selanjutnya digunakan untuk menghasilkan pohon kekerabatan atau kladogram (Swofford, 2002). 3. Metode Analisis Data ciri morfologi ikan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui deskripsi lengkap masing-masing spesies. Deskripsi lengkap spesies diperoleh setelah semua spesimen ikan diidentifikasi dan dideterminasi berdasarkan Kotellat et al. (1993). Analisis hubungan kekerabatan dilakukan dengan menggunakan metode kladistik dan algoritma maximum parsimony dengan bantuan program PAUP 4.0.b dan hasil disajikan dalam bentuk kladogram atau pohon kekerabatan (Swofford, 2002). Langkah-langkah dalam melakukan analisis filogenetik dan merekonstruksi pohon filogenetik menurut Anonymous (2002) adalah : 1. Membuat hasil pengamatan karakter morfologi dan pemberian skoring untuk tiap karakter. 2. Memindahkan matriks data ke dalam program PAUP dalam bentuk nexus files.

8 3. Menyimpan data dalam posisi yang benar (tidak terdapat kesalahan pemasukkan matriks skoring, sesuai urutan dan karakter yang diamati) dengan ketik nama file dengan menambahkan nex kemudian klik Save. 4. Buka program PAUP. 5. Buka nexus files yang telah disimpan, klik File kemudian klik kembali Open / Execute. 6. Data tersebut dianalisis sampai selesai, kemudian untuk menyimpan pohon ketik Savetrees, pilih Open / Execute. 7. Buka software Treeview (Treev32) untuk membuka pohon kekerabatan atau kladogram yang telah didapatkan. Contoh sebuah pohon filogenetik atau kladogram yang secara skematis menggambarkan hubungan kekerabatan antar takson ( dekat dan jauhnya hubungan kekerabatan antar takson) : Gambar 2.1. Kladogram yang Menunjukkan Hubungan Kekerabatan Keterangan : A : nenek moyang (sebagai outgroup atau pembanding) yang memiliki hubungan kekerabatan terjauh dari turunannya (spesies ingroup). B-E : keturunan (spesies ingroup), dimana hubungan kekerabatannya masih dekat antar spesies. F-G : kelompok monofiletik, dengan F sebagai sister taxa. A-G : nodus terminal H-L : nodus internal 1-4 : Nilai bootstrap pada nodus (mengukur tingkat kepercayaan pada nodus)