PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENIGKATKAN KINERJA PADA DINAS PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI RAWAS ANGGA *) DEWI FITRIYANI **)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH DALAM PELAYANAN PUBLIC ( Suatu Studi Badan Kepegawaian Daerah Kota Manado) Oleh: Claudya E. R.

PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA 1. Oleh : Fratiwi Binol 2

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA DINAS PARIWISATA DI KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO. Oleh : Rolandou Kansil, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak banyak kewenangan pemerintah yang dilaksanakan oleh

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

M A N A J E M E N A S N

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

KEPALA DINAS SEKRETARIS

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. keterlibatan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi segala

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diberikan kepada daerah diatur dalam TAP MPR RI Nomor XV/MPR/1998

KONTRAK PERKULIAHAN. adalah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian,

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUN 2011 BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN. SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, Mei 2010

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB V - Manajemen Tenaga Pendidikan. Manajemen Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

PENGARUH KEMAMPUAN KARYAWAN DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WANGSA JATRA LESTARI

PENGARUH SELEKSI TENAGA KERJA, TRAINING KERJA DAN PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PABRIK GULA MERITJAN KEDIRI

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan kunci penting

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, Kebijakan otonomi daerah yang tertuang dalam Undang-undang

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

VISI, MISI, TUJUAN, RENCANA STRATEGI DAN KEBIJAKAN BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri merupakan sebuah aparatur pemerintahan yang

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD 1. Strategi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. terarah, terpadu, dan berjenjang, mulai dari pusat sampai tingkat paling bawah.

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat berbagai kebijakan mengenai

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. akselerasi pembangununan sistem kinerja yang handal. Demikian halnya. perubahan paradigma masyarakat terhadap pemerintah, menuntur

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH DALAM MENIGKATKAN KINERJA PADA DINAS PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI RAWAS ANGGA *) DEWI FITRIYANI **) *) Alumni Prodi Manajemen Pemerintahan FISIP UNJA **) Staff Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Untuk mengetahui gambaran kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata Kabupaten Musi Rawas Penggadaan Pegawai, dinas pariwisata sudah selektif dalam pemilihan pegawai, demi kualitas kinerja dinas pariwisata Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan memiliki kompetensi tinggi dituntut perannya dalam pemerintahan. Perlu dilakukan melalui sistem pembinaan yang mencakup seluruh aspek pembinaan PNS secara terpadu, mulai dari perencanaan, pengadaan, penempatan, diklat, kesejahteraan, sampai pada pemberhentian dan pensiun. Sistem pembinaan karier pegawai pada hakekatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi. Pendidikan dan pelatihan, dinas pariwisata sudah melakukan hal terbaik demi pegawainya, dengan menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui proses-proses tersebut, seoranga aparatur diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para aparatur telah terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan dengan implementasi kerja mereka. Kata Kunci : Pemberdayaan, Aparatur Pemerintah, Kinerja Latar Belakang Kinerja pelayanan publik akan menjadi tolak ukur bagi kinerja pemerintah. Fungsi pemerintah beserta aparaturnya merupakan salah satu tuntutan dari reformasi birokrasi. Persepsi masyarakat yang selama ini cenderung dijadikan objek pelayanan, dalam arti masyarakat yang melayani harus dihilangkan. Setiap aparat pemerintah harus mulai bersikap profesional dalam memberikan pelayanan dan menjadikan masyarakat yang harus dilayani. Oleh sebab itu seluruh aparat pada tiap-tiap pemerintah haruslah bersinergi satu sama lain agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik selama ini haruslah terus menerus dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan dalam pelayanan. Menghadapi kenyataan itu maka pemberdayaan aparatur pemerintah yang memberikan pelayananan publik harus terus menerus dilakukan, agar hal tersebut tidak sebatas konsep, tapi menjadi kenyataan. Pemberdayaan aparatur 159

merupakan salah satu strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja pelayanan, dan memberikan penghargaan kepada unit-unit pelayanan yang dipandang mampu dalam memberikan pelayanan yang berkualitas disegala bidang. Suatu organisasi akan dapat menjalankan tugas fungsinya dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh aparatur yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya. Hal ini diharapkan menjadi kunci keberhasilan dalam penyediaan pelayanan. Berbagai bentuk pelayanan, baik berupa barang, jasa, dan administratif sangat ditentukan oleh bagaimana pegawai dalam organisasi tersebut melakukan pekerjaannya. Oleh sebab itu menjadi tantangan setiap organisasi pemerintah baik ipusat dan didaerah bagaimana mengelola pegawainya dengan sebaik-baiknya. Strategi yang biasa dilakukan dalam pengelolaan pegawai untuk mewujud kan pelayanan yang optimal adalah pemberdayaan pegawai. Hal ini merupakan suatu proses untuk mengikut sertakan para pegawai disemua level dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Berdasarkan yang peneliti lakukan pada Dinas pariwisata Kabupaten Musi Rawas., kinerja pegawai masih rendah hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut : 1. Masih adanya pegawai yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan tepat pada waktunya. 2. Kurangnya potensi yang dimiliki oleh masing-masing pegawai, khususnya dalam peningkatan taraf pendidikan, akses sumber kemajuan ekonomi seperti teknologi dan informasi, sehingga pegawai dinas pariwisata tersebut kurang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam memanfaatkan fasilitas kantor yang telah tersedia, sehingga dalam melaksanakan tugas kurang maksimal Perumusan Masalah 1. Bagaimana upaya pemberdayaan pegawai dalam meningkatkan Kinerja Dinas Pariwisata Kabupaten Musi Rawas? 2. Faktor apakah yang mempengaruhi Pemberdayaan pegawai dalam meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah pada Dinas Pariwisata di Kabupaten Musi Rawas? Tujuan Dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Musi Rawas dalam dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah pada Dinas Pariwisata di Kabupaten Musi Rawas Universitas Jambi Kampus Sarolangun. METODE PENELITIAN Jenis Data a. Data Primer Data yang diperoleh penulis dari responden yang berupa data yang menyangkut pendapat responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan melalui wawancara. b. Data Sekunder Data yang diperoleh melalui kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membawa dan menelaah bahan bacaan atau literatur yang bersumber dari 160

buku-buku, majalah dan koran-koran guna mendapatkan bahan yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Operasionalisasi Variabel Penelitian Untuk mempermudah pengukuran obyek penelitian melalui data yang telah diperoleh, maka konsep-konsep tersebut yang telah dikemukakan di atas perlu dioperasionalisasikan secara rinci dalam indikator-indikator sebagai berikut: a. Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Daerah 1. Pengadaan Pegawai Proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang efektif dan efisien membantu mencapainya tujuan organisasi. 2. Pembinaan Karier Adanya pembinaan karier yang terencana dan terprogram. Sehingga frekuensi untuk mendapat promosi/ peningkatan jabatan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja dapat ditingkatkan dan dapat memacu semangat kerja pegawai. 3. Pendidikan dan Pelatihan Meningkatkan frekuensi mengikuti diklat untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan yang dilakukan secara bertahap dan berjenjang serta penerapan metode-metode diklat dan pemberian materi-materi diklat yang dilakukan dengan praktis. b. Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian atau sikap para pegawai sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan kerja serta pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir pada seorang pegawai. c. Pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan yang sekarang atau yang akan datang melalui pegembangan tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak. 4. Penggajian, Tunjangan dan Kesejahteraan Sistem penggajian yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dan pemberian gaji dan kompensasi berdasarkan hasil kerja/ prestasi serta adanya peningkatan kesejahteraan tunjangan, seperti: jabatan, anak, pensiun, dan askes. d. faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan aparatur pemerintah daerah yaitu : faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor Pendukung, meliputi : 1. Promosi Kerja Merupakan faktor yang mempengaruhi profesionalisme aparatur pemerintah karena dengan promosi akan dapat mengembangkan pola kerja dari aparat yang bersangkutan. 2. Rekruitmen Aparat Kemampuan Aparat/ Pegawai dalam memenuhi syarat- syarat yang telah ditetapkan serta partisipasi aktif dalam pelaksanaan tugas. e. Faktor Penghambat, meliputi : 1. Sarana dan Prasarana 2. Kualitas SDM yang Rendah 3. Tingkat Pendidikan Pegawai 161

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dalam meningkatkan kinerja Dinas Pariwisata Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada dinas pariwisata kabupaten musi rawas, pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dalam meningkatkan kinerja pada dinas pariwisata dapat dicapai dengan pengadaan pegawai, pembinaan karier, pendidikan dan pelatihan, penggajian daan kesejahteraan. 1. Pengadaan Pegawai Penarikan dan seleksi pegawai merupakan tahapan pertama dalam pengadaan pegawai. Penarikan merupakan upaya mencari calon pegawai yang memenuhi syarat tertentu sehingga dinas pariwisata dapat memilih orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang ada. Proses penarikan pegawai juga disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang diinginkan. Penarikan dapat dilakukan melalui kenalan, dari perguruan tinggi, dan dari pusat-pusat pelatihan calon pegawai. Agar dapat terjaring tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan, maka dalam informasi perlu dijelaskan persyaratannya, misalnya usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dan persyaratan lainnya. 2. Pembinaan Karier Pembinaan Karier pegawai dilaksanakan berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja yang dititikberatkan pada sistem karier. Untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembagunan secara berdayaguna dan berhasilguna, diperlukan sistem pembinaan pegawai yang mampu memberikan keseimbangan terjaminnya hak dan kewajiban PNS dengan memotivasi kinerja yang memungkinkan potensi pegawai dikembangkan secara optimal dalam rangka mencapai tujuan pemerintah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sistem pembinaan karier harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin terciptanya kondisi obyektif yag mendorong peningkatan prestasi pegawai. Hal ini dapat tercipta apabila penempatan pegawai didasarkan atas tingkat keserasian antara persyaratan jabatan dengan kinerja pegawai. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan memiliki kompetensi tinggi dituntut perannya dalam pemerintahan. Perlu dilakukan melalui sistem pembinaan yang mencakup seluruh aspek pembinaan PNS secara terpadu, mulai dari perencanaan, pengadaan, penempatan, diklat, kesejahteraan, sampai pada pemberhentian dan pensiun. Sistem pembinaan karier pegawai pada hakekatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi. 3. Pendidikan dan pelatihan Untuk membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil seperti tersebut di atas, diperlukan Pendidikan & Pelatihan yang mengarah pada : a. Peningkatan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa, negara, dan tanah air. b. Peningkatan kompetensi teknis, manajerial, dan atau kepemimpinannya. c. Peningkatan dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan 162

lingkungan kerja dan organisasi Dasar pemikiran yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut adalah : a. Pendidikan & pelatihan merupakan bagian integral dari sistem pembinaan Pegawai Negeri Sipil. b. Pendidikan & pelatihan mempunyai keterkaitan dengan pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil. c. Sistem Pendidikan & pelatihan meliputi proses identifikasi kebutuhan, perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi Pendidikan & pelatihan. d. Pendidikan & pelatihan diarahkan untuk mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil agar memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan dan kebutuhan organisasi, termasukpengadaan kader pimpinan dan staf. 4. Penggajian, tunjangan dan kesejahteraan Dalam meningkatkan kinerja aparatur yang dilakukan adalah dengan menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui proses-proses tersebut, seoranga aparatur diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab lingkungan kerja yang baik serta pemberian motivasi pada dasarnya adalah hak para aparatur dan merupakan kewajiban dari pihak perusahaan untuk mendukung kontribusi para karyawannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Faktor yang mempengaruhi pemberdayaan pegawai dalam menigkatkan kinerja pegawai pada dinas pariwisata kabupaten musi rawas 1. Promosi Kerja. Promosi kerja adalah salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan kinerja pegawai, dengan adanya promosi kerja pegawai dapat berlomba dalam memperbaiki kinerja karena akan dapat kesempatan dalam promosi kerja sehingga sistem kinerja pegawai akan baik dengan sendiriny. 2. Rekrutmen Aparat. Rekrutmen aparat ini seharusnya pada awal pengretrutan harus teliti dalam pemilihan karyawan, sehingga ini akan berpengaruh pada dinas pariwisata kedepannya 3. Sarana dan prasarana,sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah dilakukan berdasarkan azas tertib, adil, transparan, efisien dan efektif, manfaat, keselamatan, kesejahteraan, kepatutan, dan akuntabel, serta memperhatikan kemampuan keuangan daerah. Penataan sarana dan prasarana kerja dilakukan untuk: a. kelancaran proses pekerjaan; b. kelancaran hubungan kerja intern dan ekstern antar pejabat/pegawai; c. memudahkan komunikasi; d. kelancaran tugas pengawasan dan pengamanan; dan e. memudahkan pengamanan arsip dan dokumentasi. Penataan sarana dan prasarana kerja bertujuan untuk menjamin: a. keselamatan, keamanan, kesehatan jasmani dan rohani; b. keleluasaan bergerak secara sehat dan teratur; c. cahaya dan fentilasi yang sehat balk slang maupun malam; f. kemungkinan perkembangan bagian kantor untuk perubahan sesuai 163

perkembangan volume/ beban kerja dan struktur organisasi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut ; Dalam pemberdayaan aparatur pegawai perlu disiapkan dari awal, seperti : 1. Penggadaan Pegawai, dinas pariwisata sudah selektif dalam pemilihan pegawai, demi kualitas kinerja dinas pariwisata 2. pembinaan pegawai yang mampu memberikan keseimbangan terjaminnya hak dan kewajiban PNS dengan memotivasi kinerja yang memungkinkan potensi pegawai 3. Pendidikan & pelatihan diarahkan untuk mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil agar memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan dan kebutuhan organisasi, termasukpengadaan kader pimpinan dan staf. Saran 1. Untuk dapat meningkatkan pemberdayaan SDM pada dinas pariwisata Kabupaten Musi Rawas, diperlukan pegaawai yang yang berwawasan mengenai iptek maupun dibidangnya, memiliki keahlian harus ditingkatkan, harus dapat mengembangkan potensi dan kemampuannya, agar menjadi seorang pegawai yang berkualitas 2. Seiring dengan era globalisasi dan semakin ketatnya persaingan kdrja seharusnya pimpinan dinas pariwisata Kabupaten Musi Rawas lebih memperhatikan keterampilan pegawai, dari tingkat pendidikan mereka yang disesuaikan dengan keahliannya. 3. Untuk masa yang akan datang pimpinan terutama didalam perekrutan pegawai baru hendaknya lebih mengutamakan pegawai perempuan. Daftar Pustaka Ari kunto. Asas-Asas Manajemen. Diterjemahkan oleh Winardi. Bandung: Alumni. 2000 Bungin Burhan, Metode Penelitian Kualitatif, Rajawali Pers, Jakarta.2010, hal 58 Cook. Kinerja aparatur negara. Penerbit Erlangga. Bandung Deepa narayan. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbitan STIE YKPN. Yogyakarta. 2004. Diana. Otonomi Daerah : Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat, PT. Sembrani Aksara Nusantara, Jakarta,2005, hal 128 Durianto. Analisa Evaluasi Kinerja. erlangga. semarang. 2001. Koswara. Manajemen Sumber Daya Manusia. Prenada Media Group. Jakarta 2001. Manulang. Manajemen Dasar, Pengertian dan Maslah. Bumi Aksara. Jakarta 2005. Mustika. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Refika Aditama. Bandung 2001 Sarwono. Manajemen Sumber Daya Manusia. CV Andi Offset. Jakarta 2003. Sedarmayanti. Sistem Manajemen Kinerja. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta 2000. Shardlow. Manajemen SDm Dalam Organisasi. Erlangga. Jakarta 2000. 164

Sugiono. Sistem Kinerja Pemerintah. Lembaga Penerbitan STIE YKPN. Jawa Barat 2006. Surandajang. Sistematis Kinerja Pegawai. Erlangga. Jakarta 2001 Suyatno. Manajemen Teori Administrasi Publik. Bumi Aksara. Jakarta 2002 SP Siagian. Pengantar Manajemen Sumber. Surakarta 2001. Thoha. Aparatur Pemerintah. Erlangga. Surabaya 2002 Prijono dan Pranarka. Manajemen Sumber Daya Manusia. 2002. Widjaja. Pemberdayaan Kinerja Pegawai. Bandung 2000 Yudoyono, Bambang, 2001. Otonomi Daerah, Desentralisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 165