BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEKANBARU AUTOMOTIVE CENTRE

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Bergerak dan berhubungan adalah sifat dasar dari manusia dalam pemenuhan

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB I PENDAHULUAN

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

REDESAIN SHOWROOM DAN BENGKEL TOYOTA NASMOCO TERPADU DI SEMARANG

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang strip center mall Strip center mall

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG. I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

Latar Belakang Eksistensi Proyek. rumah tangga, industri, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

Tabel 4.2. Pelaku, Aktivitas, dan Fungsi Ruang pada Mall

PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan

Bab I PENDAHULUAN. satu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik retail-retail kecil dan

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

ONE STOP TOYOTA AUTOMOBILE SHOPPING DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang maksimal dalam penjualanya. Pelanggan adalah ujung dari usaha yang dijalankan.

Medan_Electronic_Mall

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

EXHIBITION HALL DI BANDUNG

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Showroom dan Bengkel Mobil KIA di Semarang

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

Landasan konseptual perencanaan dan perancangan Pusat Showroom Otomotif di Tulang Bawang- Lampung 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS

BAB V HASIL RANCANGAN

AUTO MALL DI YOGYAKARTA

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG

SEA SIDE MALL PADA KAWASAN WATERFRONT KOTA BENGKALIS-RIAU (Studi Kasus pada Pantai Andam Dewi Bengkalis) Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

AUTOMOTIVE MALL DI SEMARANG

PUSAT PROMOSI, INFORMASI DAN PERDAGANGAN PRODUK AUDIO VISUAL DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Toyota Retail Sales Sumber : Toyota Retail Sales Progress, 2008

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK. i ii iv vii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. xii xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Umum PT. Hyundai Mobil Indonesia

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Judul 1.2. Pengertian Judul Kota Klaten

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kapabilitas yang akan berujung pada kompetensi inti yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini dengan mengikuti perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. SIRKUIT TERPADU TAWANG MAS DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur High Tech)

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

HOTEL DAN CONVENTION CENTER BAB I PENDAHULUAN

KANTOR SEWA DAN SHOPPING MALL SEBAGAI MIXED USE BUILDING TAHUN 2014 DI SOLO BARU

BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

PUSAT DESAIN SURABAYA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RICHARD MEIER

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PUSAT PERBELANJAAN ELEKTRONIK DI KUNINGAN JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN STRUKTUR HIGH-TECH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)

SEMARANG AUTOMOTIVE CENTER

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Produsen mobil asal Jerman, yang dikenal dengan merk dagang BMW (Bayerische

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

Bandar Udara Intemasional sebagai pusat bisnis 1

JAKARTA ELECTRONIC CENTER Penekanan Desain Konsep Arsitektur Hi Tech

MILIK UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peradapan manusia pun mengikuti arus perkembangan tersebut. Kualitas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya zaman maka jenis alat transportasi pun akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap hasil kerja yang berkualitas tinggi, merupakan salah satu faktor penentu dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Total Produksi Kendaraan Bermotor Domestik dan Ekspor-Impor Kendaraan Bermotor di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya adalah kota metropolis terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Seiring dengan kemajuan jaman, wajah kota pun berkembang dengan adanya pembangunan di segala bidang. Pembangunan fisik banyak dijumpai di Surabaya. Puluhan bangunan pencakar langit (high-rise building) berdiri di berbagai kawasan kota. Peruntukkan fungsi gedung pencakar langit tersebut bervariasi, mulai berfungsi sebagai hotel, apartemen, kantor sewa atau bahkan pusat perbelanjaan. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat keterbatasan lahan di Surabaya, sehingga pembangunan dilakukan secara vertikal. Di Surabaya banyak bermunculan pusat-pusat perbelanjaan baru. Dahulu di era tahun 90-an hanya terbatas beberapa saja, antara lain Plaza Tunjungan, Plaza Surabaya, dan Wijaya yang semuanya masih berlokasi di pusat kota. Pusat-pusat perbelanjaan baru sekarang berdiri tidak berada di pusat kota tetapi tesebar di seluruh penjuru kota untuk mendekatkan pada permukiman penduduk. Royal Plaza, Pakuwon Super Mall, Galaxy Mall, Hi-tech Mall, World Trade Center, Mangga Dua Center, dan lain-lain adalah pusat-pusat perbelanjaan baru. Terdapat kondisi yang menarik di antara jajaran pusat-pusat perbelanjaan baru tersebut yaitu terkonsentrasinya penjualan satu jenis produk dalam satu tempat perbelanjaan. Hi-tech Mall adalah pusat perbelanjaan yang diprioritaskan untuk penjualan produk komputer. World Trade Center (WTC) fokus penjualan pada handphone, Mangga Dua Center fokus penjualan pada spare part dan kendaraan bermotor, Tunjungan Electronic Center fokus penjualan pada peralatan elektronik. Pusat perbelanjaan atau penjualan di kota Surabaya yang menjual produk sejenis tidak hanya terwadahi dalam satu massa bangunan saja, ada juga yang berupa satu kawasan atau satu koridor jalan. Jalan Praban adalah pusat penjualan sepatu, Jalan Kertajaya sebagai pusat showroom mobil, Jalan Kedungdoro sebagai pusat penjualan spare part dan aksesoris mobil dan masih banyak tempat lain. Semakin banyaknya pendirian pusat perbelanjaan hal ini mengindikasikan bahwa

2 kondisi perekonomian masyarakat kota Surabaya khususnya semakin membaik setelah ditimpa krisis moneter tahun 1998. Surabaya juga sebagai rujukan bagi konsumen ataupun agen penjualan dari kawasan Indonesia timur untuk pembelian suatu produk atau memasok suatu produk dan menjual kembali ke daerahnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa perekonomian kota Surabaya berkembang pesat di bidang perdagangan dan jasa. Tabel 1.1 Perkembangan pertumbuhan ekonomi kota Surabaya tahun 2000 s/d 2004 Sumber: Bappeko Surabaya 2005, dalam studi penyusunan produk domestic regional bruto kota Surabaya, tahun 2004. Bidang perdagangan yang berkembang salah satunya adalah dunia otomotif. Potensi pasar otomotif di Indonesia sangat baik disamping dukungan perekonomian yang mulai stabil, banyaknya kegiatan otomotif juga menjadi penyebabnya. Adanya penyelenggaraan balap mobil A1 Grand Prik di Sentul, lomba modifikasi otomotif, pameran mobil tingkat internasional yang diselenggarakan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Gaikindo adalah asosiasi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) kendaraan bermotor yang berupa mobil. Acara pameran yang diselenggarakan Gaikindo berupa auto expo. Gaikindo Auto Expo adalah sebuah pameran otomotif terbesar di Indonesia. Indonesia merupakan negara keempat di Asia yang memperoleh akreditasi OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d Automobiles) setelah Jepang, Korea, dan Thailand sehingga ajang pameran otomotif di

3 Indonesia bertaraf internasional dan berubah dengan nama Indonesian International Motor Show. Acara tersebut lebih dikhususkan untuk mempromosikan mobil terbaru atau yang masih berupa konsep oleh pabrikanpabrikan mobil dunia. Dominasi barang yang dipamerkan adalah mobil sedangkan pabrikan sepeda motor yang memamerkan produknya sedikit ikut serta. Pada tahun 2005 transaksi yang dilakukan di pameran tersebut mencapai 1,19 trilyun rupiah (http://id.wikipedia.org/wiki/gaikindo). Masih banyak acara bertema otomotif lainnya cukup untuk merangsang pasar akan produk otomotif. Selain itu, dengan melihat potensi pasar yang besar, beberapa pabrikan mobil yang berasal dari Jepang mulai mendirikan pabrik di Indonesia untuk meningkatkan penjualannya karena harga jual dapat ditekan. Potensi pasar ini dijadikan Gaikindo untuk menargetkan penjualan produk otomotifnya mulai tahun 2007 sampai 2011 naik yang tergambar dalam grafik di bawah ini: Gambar 1.1 Proyeksi penjualan kendaran bermotor dalam negeri Sumber: www.gaikindo.com

4 Tidak seperti tahun 2005, penjualan mobil di tahun 2006 sedang lesu tetapi di akhir tahun 2006 pada grafik dibawah ini menunjukkan angka yang mulai naik. Perlu adanya suatu usaha yang dapat mendongkrak penjualan pada tahun yang akan datang. Gambar 1.2. Perbandingan penjualan mobil tahun 2005 dan 2006. Sumber: www.gaikindo.com Pabrikan-pabrikan mobil dunia berusaha sebanyak mungkin untuk menjual produknya ke pasar, maka dibangun showroom resmi sebagai strategi promosi ke pasar. Tidak cukup memalui showroom, banyak pabrikan mobil mengadakan ajang pameran/exhibition tingkat internasional atau nasional untuk promosi keunggulan produknya. Kota Surabaya sering menjadi tempat penyelenggaraan pameran otomotif sebatas tingkat nasional. Salah satu diantaranya adalah Djarum Black Trough yaitu ajang pameran dan kontes modifikasi mobil. tidak hanya itu kontes sepeda motor modifikasi juga sering diselenggarakan. Acara pameran tersebut disamping mengutamakan nilai komersial melalui promosi juga dapat sebagai tempat rekreasi alternatif. Selama ini kegiatan pameran mobil berlangsung

5 di beberapa tempat exhibisi seperti AJBS, Convention Hall Tunjungan Plaza III atau dapat juga dilaksanaakan pada bangunan exhibisi baru di Surabaya yaitu Jatim Expo. Semua tempat tersebut sebagai ruang pamer umum yang tidak memiliki karakter khusus untuk pameran mobil. Kegiatan otomotif mulai dari promosi dan pameran perlu diwadahi dalam suatu fasilitas. Showroom-showroom otomotif yang ada di Surabaya lokasinya tersebar di berbagai kawasan baik di pusat kota ataupun di pinggiran kota. Hal ini tentu menyulitkan para konsumen yang akan membeli dengan mengkomparasikan beberapa merek mobil dengan tipe sejenis. Keterbatasan lahan pengadaan sirkuit test drive yang berfungsi untuk mencoba mobil bagi konsumen juga salah satu masalah yang dialami showroom-showroom. Selain itu produksi otomotif karya anak bangsa juga tenggelam di tengah merek mobil dunia. Penyebabnya adalah kuranganya promosi produk ke pasar dan keterbatasan showroom. Sebenarnya Indonesia sudah memiliki mobil nasional antara lain Timor, Kancil, dan Perkasa dari Texmaco. Keberadaan tempat promosi bersama antara produk nasional dan internasional sangat diperlukan sehingga dapat menjadikan arena persaingan bisnis automotif secara sehat dalam menarik perhatian pasar. Suatu bangunan promosi bersama berbagai merek mobil baru di dunia beserta fasilitas yang mendukung kegiatan dunia otomotif di Surabaya sangat dibutuhkan, mengingat Surabaya sebagai rujukan konsumen otomotif untuk pasar Indonesia timur. Bangunan dapat berupa Mall Otomotif dengan massa yang linear dan hanya bertingkat pendek yaitu satu atau dua lantai saja. Mall Otomotif harus memiliki lahan yang luas karena harus mampu mewadahi banyak retail atau showroom mobil beserta tempat parkir dan tentunya lokasi harus strategis. Tempat yang strategis dan kompetitif sangat potensial untuk menarik animo pasar. Beberapa fungsi pendukung juga perlu ditambahkan sehingga dapat menjadi pusat perbelanjaan berkonsep specialist shopping center of automotif yaitu berupa layanan terhadap pemenuhan seluruh kebutuhan pengunjung khusus di bidang otomotif khususnya mobil yang diperoleh dalam satu tempat tanpa harus pindah ke lokasi lain. Pusat perbelanjaan spesialis menawarkan satu kategori perdagangan utama, yang dilengkapi dengan sejumlah toko lain untuk mendukung

6 bisnis penjualan yang utama seperti kafe, hypermarket, dan layanan pendukung lainnya. Bangunan pusat perbelanjaan spesialis mobil diperlukan ruang yang fleksibel. Fleksibel dalam arti mampu mewadahi barang yang dijual dengan kapasitas luas. Selain itu, fleksibilitas ruang akan memberikan keleluasaan bagi tenant untuk mengatur interior retail atau showroom-nya sehingga pabrikan mobil dapat mengekspresikan motto pabrikannya. Untuk menghasilkan ruang yang fleksibel perlu didukung dengan sistem struktur yang sesuai. Sistem struktur yang bentang panjang akan menjadikan ruang dalam bebas kolom sehingga dapat mewadahi ruang-ruang dalam yang fleksibel dalam arti luas kapasitas daya tampungnyadan kemudahan dalam mengaturnya. Bangunan tersebut mewadahi mobil-mobil pada lantai yang bertingkat sehingga diperlukan struktur yang kuat dan kokoh berupa Rigid frame. Struktur rigid frame dari bahan utama yang dipakai beton bertulang. Beton bertulang memiliki nilai ekonomis yang lebih daripada bahan lainnya seperti baja. Balok dengan bentang panjang dapat dibuat dari struktur post-tensioning yang memiliki keunggulan dalam ketebalannya sehingga dapat memperbesar volume ruang. Pengaturan sikulasi ruang juga perlu diperhatikan. Selain orang, bangunan juga mewadahi mobil sehingga perlu adanya jalan khusus untuk menaikan mobil ke lantai atas. Pengaturan sirkulasi penghubung antar fungsi ruang harus tepat sehingga akan mendukung kelancaran beraktivitas dan pergerakkan di dalam Mall Otomotif mengingat tuntutan mobilitas dalam mall dan tapak yang tinggi. 1.2. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Adapun masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Penjualan produk otomotif pada tahun 2005 menurun drastis dan perlu ditingkatkan penjualan mobil untuk memenuhi target. 2. Belum adanya fasilitas khusus berupa bangunan dapat yang mewadahi dunia otomotif sebagai kegiatan promosi dan pameran, atau pusat penjualan berkonsep specialist shopping center of Automotif.

7 3. Showroom-showroom mobil resmi yang ada di Surabaya tersebar di berbagai lokasi dengan keterbatasan lahan. 4. Showroom-showroom mobil hanya mempromosikan satu merek saja sehingga sulit untuk mengkomparasikan dengan merek lain baik dari domestik maupun luar negeri. 1.2.2. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan permasalahan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Ruang lingkup permasalahan ditekankan pada fleksibilitas ruang dalam arti memiliki daya tampung yang besar dan kemudahan dalam mengatur interiornya pada Mall Otomotif dengan pendekatan struktural sebagai wadah bagi kegiatan promosi dan exhibisi. 2. Mall yang dirancang berlokasi di kota Surabaya yang sebagai pusat perdagangan dan jasa untuk kawasan Indonesia timur. 3. Produk otomotif yang dijual pada Mall Otomotif difokuskan pada mobil baru dan mobil bekas dengan beragam jenisnya serta komponenkomponen yang berupa aksesoris mobil. 4. Pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung di dalam mall untuk menerapkan konsep specialist shopping center of automotif. 1.3. Rumusan Masalah Adapun permasalahan-permasalahan yang diharapkan mampu terselesaikan adalah: Bagaimana merancang bangunan Mall Otomotif di Surabaya yang berkonsep specialist shopping center of automotif yang ditekankan pada fleksibilitas ruang terhadap daya tampung dan kemudahan dalam pengaturan interiornya dengan pendekatan struktural?

8 1.4. Tujuan Adapun tujuan dari perancangan Mall Otomotif di Surabaya ini adalah dapat merancang dengan baik suatu bangunan Mall Otomotif di Surabaya yang berkonsep specialist shopping center of automotif dengan penekanan pada fleksibilitas ruang terhadap daya tampung dan kemudahan dalam pengaturan interiornya yang dicapai dengan pemakaian struktur beton bertulang dan posttensioning fabrikasi pada baloknya. 1.5. Manfaat Adapun manfaat dibangunnya Mall Otomotif ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah a. Dapat meningkatkan pendapatan daerah. b. Meningkatkan kualitas visual kota Surabaya dengan hadirnya landmark baru. c. Sebagai daya tarik kota akan rekreasi berbasis perbelanjaan. 2. Bagi Produsen Mobil a. Dapat meningkatkan penjulan produknya. b. Sebagai sarana promosi pabrikan mobil dalam dan luar negeri. c. Meningkatkan persaingan kualitas produk secara sehat. 3. Bagi Konsumen/Masyarakat a. Memberi kemudahan untuk membeli mobil dengan sistem komparasi dan mencoba secara langsung. b. Membuka lapangan pekerjaan baru. c. Sebagai tempat mengetahuai informasi seputar dunia otomotif. d. Tempat rekreasi alternatif keluarga berbasis perbelanjaan. Adapun manfaat perancangan Mall Otomotif ini adalah mampu memahami fungsi dan tipe struktur yang dipakai dalam perancangan bangunan komersial yang berupa Mall Otomotif di Surabaya.

9 1.5. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan pada laporan skripsi Mall Otomotif di Surabaya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan mengenai pendahuluan yang menyangkut didalamnya latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah yang akan diangkat, tujuan dan kegunaan perancangan yang ingin dicapai, dan sistematika pembahasan. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan tentang kajian teori mengenai landasan dalam mendesain dan standar-standar yang diperlukan dalam perancangan objek skripsi. 3. BAB III METODE PERANCANGAN Menjelaskan mengenai metode yang digunakan perancangan objek skripsi. Pada Bab III meliputi metode pembahasan skripsi, metode pengumpulan data, metode penyelesaian data, metode analisis dan sintesis, serta metode pembentukkan konsep dasar. 4. BAB IV DESKRIPSI PROYEK SKRIPSI Menjelaskan tentang kondisi eksisting tapak meliputi lokasi, kondisi lahan, serta peraturan bangunan setempat yang berpengaruh dalam perancangan. Pada Bab IV menjelaskan juga komparasi sebagai studi banding objek yang akan dirancangan dengan bangunan yang sama fungsinya. Selain itu, Bab IV berisikan tentang konsep perancangan yang meliputi program ruang, konsep dasar, konsep tapak, dan konsep bangunan. 5. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Menjelaskan mengenai hasil perancangan yang dilakukan. Meliputi deskripsi tentang bentuk, tapak, ruang, dan sistem bangunan. Penjelasan hasil perancangan dilengkapi dengan gambar-gambar hasil perancangan. 6. BAB VI PENUTUP Menjelaskan kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada uraianuraian sebelumnya beserta saran untuk perbaikan perancangan skripsi selanjutnya.