Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Key Performance Indicators Perusahaan

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DAN PAIRWISE COMPARISON DI PT. ASTON SYSTEM INDONESIA.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORE CARD BERBASIS ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PT. MULIAOFFSET PACKINDO

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB II KAJIAN LITERATUR

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

Perancangan Key Performance Indicators Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus : PT. Aston System Indonesia)

Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan)

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PERANCANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN BALANCED SCORECARD DAN ANP

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

ANALISIS PERSPEKTIF PELANGGAN DENGAN SASARAN STRATEGIS PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (BSC)

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Organisasi Non Profit (Studi Kasus pada UTDC PMI Surakarta)

Prosiding Teknik Industri ISSN:

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH)

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Sistem Penilaian dan Perencanaan Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Penentuan Strategi Berdasarkan Analisis Pengukuran Kinerja Di PT Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, performance measurement. viii. Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD PADA UNIT USAHA KECIL MENENGAH: STUDI KASUS SEBUAH RESTORAN DI JAKARTA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, Strategy, Strategic Management System

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

MEMAHAMI KONSEP BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

Keywords: Balanced Scorecard, Financial Perspective, Customers Perspective, Internal Business Process Perspective, Learnings and growth Perspective.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

Pengukuran Kinerja dengan Metode Balance Scorecard pada Perusahaan Printpro

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Efektifitas Kinerja. Materi 3

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PROSES BISNIS PADA PT. TIRTA KURNIA JASATAMA SEMARANG MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (BSC)

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, employee performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Performa (2014) Vol. 13, No.1: 1-6 Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia Febrinata *1), Murman Budijanto 2), dan Irwan Iftadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret Abstract High demand to the printer s product also affecting the increase of companies that run in the printer sales and services. This makes the competition in the printer sales and services company getting higher. PT. Aston System Indonesia is one of the companies that run in the printer sales and services. In order to compete, companies are required to make improvements in all aspects. Therefore, it is necessary a performance measurement for measuring the performance of the company. This study used the Balanced Scorecard to develop Key Performance Indicators (KPI) as the reference performance measurement at PT. Aston System Indonesia. To determining KPIs are used the Pairwise Comparison method to weighted strategic objectives. The result of the research conducted 19 strategic objectives, 39 performance indicators and 10 KPIs. Keywords: balanced scorecard, key performance indicator, pairwise comparison, performance measurement 1. Pendahuluan Masih banyaknya permintaan terhadap produk printer maka semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan servis printer. Hal tersebut membuat persaingan diantara perusahaan distribusi printer semakin ketat. PT. Aston System Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan servis printer yang telah menjadi bisnis waralaba. Kantor pusat PT. Aston System Indonesia terletak di Salatiga, Jawa Tengah dan memiliki puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia terutama di Pulau Jawa. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, PT. Aston Printer Indonesia dituntut untuk selalu melakukan perbaikan pada semua bidang di perusahaan. Sebelum menentukan perbaikan yang akan dilakukan maka diperlukan pengukuran kinerja terhadap performansi perusahaan. Menurut Armstrong dan Baron (1998) dalam Hendrastuti (2011), pengukuran kinerja adalah suatu strategi dari pendekatan terpadu untuk menghasilkan keberhasilan yang berkelanjutan pada suatu organisasi dengan peningkatan kinerja dari orang-orang yang bekerja didalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas kontribusi baik secara tim maupun individu. Pengukuran kinerja yang umum dilakukan adalah pengukuran kinerja melalui kondisi keuangan, namun pada PT. Aston System Indonesia informasi keuangan dari setiap outlet atau pewaralaba sulit didapatkan karena pewaralaba enggan memberikan laporan keuangan secara detail. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah pengukuran kinerja yang tidak hanya bersumber dari laporan keungan. Metode pengukuran kinerja yang mengukur aspek finansial dan non-finansial yang sering diterapkan adalah Performance Prism, Integrated Performance Measurement System (IPMS), dan Balanced Scorecard (BSC). Metode Performance Prism menekankan pada stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution untuk setiap stakeholder yang mempengaruhi perusahaan. Sedangkan metode IPMS menekankan kepada kebutuhan setiap stakeholder perusahaan. Metode Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang * Correspondance : azbynoto@gmail.com

2 Performa Vol. 13, No.1 1-6 dikembangkan oleh Robert S Kaplan dan David P Norton. Menurut Kaplan dan Norton (1996) tujuan dan performansi sebuah organisasi digambarkan melalui empat perspektif yaitu financial(keuangan), customer (pelanggan), internal bisnis processes (proses bisnis internal),dan learning and growth (tumbuh dan belajar). Metode Balanced Scorecard merupakan suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi kedalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang semuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat (Luis dan Biromo, 2010). PT. Aston System Indonesia memiliki banyak cabang dan tersebar, sehingga diperlukan sebuah tool agar visi dan strategi yang dimiliki perusahaan dapat diterjemahkan dengan baik pada operasional tiap cabangnya sehingga memudahkan untuk melakukan pengukuran kinerja secara menyeluruh. Metode Balanced Scorecard dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi, sehingga Balanced Scorecard memungkinkan organisasi untuk mengaitkan strategi yang dibangun dengan proses pelaksanannya. Proses pelaksanaan itu dapat dipantau tingkat pencapaiannya dengan menggunakan Key Performance Indicators (KPI) (Luis dan Biromo, 2010). 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan metodologi seperti pada gambar 1. Dalam perancangan KPI menggunakan BSC, hal pertama yang dilakukan adalah penjabaran visi perusahaan. Adapun visi dari PT. ASI adalah Menjadi Market Leader di Bidang Printer Sebagai Pilihan Utama bagi Masyarakat Melalui Komitmen Selalu Memberikan Produk dan Pelayanan Terbaik. Visi tersebut kemudian dijabarkan menjadi strategi-strategi yang dapat dilakukan dan mudah dipahami oleh seluruh karyawan. Penjabaran dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan Direktur PT. ASI. dilakukan wawancara dan kuesioner yang dibagikan kepada direktur, manajer marketing dan manajer keuangan. 3. Pembahasan Strategi-strategi dalam BSC disebut sasaran strategis (SS) yang dibagi menjadi 4 perspektif yaitu, perspektif financial, perspektif customer, perspektif internal bussiness process, dan perspektif learning and growth. Keempat perspektif tersebut merupakan patokan wilayah dalam menentukan SS, sehingga SS diletakkan pada setiap perspektif yang relevan. Dalam penetapan SS dilakukan studi literatur, wawancara dan kuesioner yang dibagikan kepada direktur, manajer marketing dan manajer keuangan. SS yang telah ditetapkan perlu dilakukan pembobotan yang berfungsi untuk mengetahui SS mana saja yang menjadi fokus dari perusahaan. Pembobotan dilakukan menggunakan Pairwise Comparison (perbandingan berpasangan) dari AHP dengan cara membagikan kuesioner perbandingan berpasangan kepada para pengambil keputusan di PT. ASI. Setelah dilakukan pembobotan maka dihasilkan bobot SS. Setelah semua SS perusahaan ditetapkan maka dilakukan penentuan indikator kinerja (PI). PI berfungsi untuk mengukur pencapaian dari SS yang diterapkan sehingga setiap SS harus memiliki minimal 1 PI. PI diperoleh dengan melakukan studi literatur dan diskusi dengan pihak manajemen. Selain pembobotan SS, dilakukan juga pembobotan prioritas PI tiap SS. Pembobotan PI berfungsi untuk mengetahui prioritas PI dalam tiap SS sehingga dapat diketahui bobot masing-masing PI. Untuk SS yang hanya memiliki 1 PI, maka otomatis bobot PI dalam SS tersebut adalah 1 sehingga PI tidak perlu dibobotkan. Sedangkan untuk SS yang memiliki lebih dari satu PI maka PI diurutkan prioritasnya dari yang paling penting ke yang kurang penting kemudian diberi bobot. Setelah bobot SS dan bobot prioritas PI diketahui maka dapat ditentukan bobot akhir PI. Bobot akhir PI ditentukan dengan cara mengalikan bobot prioritas PI dengan bobot SS-nya. Bobot akhir PI merepresentasikan dari tingkat kepentingan PI sehingga semakin besar bobot PI maka semakin penting pula PI tersebut. Setelah bobot akhir PI diketahui maka ditentukan Key Performance Indicator (KPI). Penentuan KPI berdasarkan bobot PI tertinggi dengan aturan yang dikemukakan oleh Hope dan Fraser dalam Parmenter (2010)

Febrinata, Budijanto, Iftadi Perancangan Key Performance Indicators (KPI)... 3 bahwa perusahaan sebaiknya memiliki 10 KPI. Sehingga KPI yang dipilih adalah 10 PI dengan bobot tertinggi. 3.1 Menjabarkan Visi Misi Perusahaan Dari visi perusahaan ada tiga hal pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan visi tersebut yaitu : - Bagaimana perusahaan dapat menjadi market leader dalam bidang penjualan dan servis printer. - Bagaimana perusahaan membuat masyarakat atau konsumen memiliki persepsi yang baik terhadap perusahaan. - Bagaimana perusahaan dapat memberikan produk dan pelayanan terbaik terhadap konsumen. 3.2 Menentukan Sasaran strategis Setelah dilakukan penjabaran visi misi, wawancara dan kuesioner kepada para pengambil keputusan dihasilkan sasaran strategis seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Sasaran Strategis PT. Aston System Indonesia Perspektif Sasaran Strategis (Objective) F1 Meningkatkan profit Financial F2 Meningkatkan pemanfaatan asset F3 Efisiensi biaya operasional F4 Pertumbuhan pendapatan C1 Meningkatkan pangsa pasar C2 Meningkatkan loyalitas pelanggan Customer C3 Meningkatkan jumlah pelanggan setia C4 Meningkatkan kepuasan pelanggan C5 Penguatan citra terhadap produk dan layanan I1 Meningkatkan kualitas pelayanan I2 Penambahan jumlah outlet Internal Bussiness I3 Mengurangi keterlambatan pasokan Process I4 Pengembangan sistem informasi I5 Menjaga kualitas mutu produk L1 Meningkatkan kepuasan karyawan L2 Meningkatkan kemampuan/skill karyawan Learning and Growth L3 Meningkatkan kualitas sistem administrasi L4 Meningkatkan komitmen dan loyalitas karyawan L5 Meningkatkan produktivitas karyawan 3.3 Menentukan Indikator Kinerja (PI) PI diperoleh melalui studi lieratur dan diskusi dengan pihak manajemen. Penentuan PI dilakukan berdasarkan sasaran strategis yang telah terlebih dahulu ditentukan. PI digunakan sebagai pengukur tingkat keberhasilan dari strategi perusahaan yang dijalankan. Setiap sasaran strategis harus diwakili oleh minimal satu PI sehingga semua sasaran strategis dapat diukur tingkat keberhasilannya. PI yang dihasilkan ditunjukkan pada Tabel 2.

4 Performa Vol. 13, No.1 1-6 Tabel 2 Indikator Kinerja (PI) PT. Aston System Indonesia SS PI Indikator Kinerja F1 F11 Profit margin F2 F21 ROI (Return on Investment) F3 F31 Tingkat biaya operasional terhadap pendapatan F4 F41 Tingkat pertumbuhan pendapatan C1 C11 Persentase pangsa pasar C12 Customer of Aquisition C2 C21 Jumlah pelanggan kembali (return customer ) C3 C31 Jumlah pelanggan kembali (return customer ) C4 C5 I1 C41 Indeks kepuasan pelanggan C42 Tingkat komplain pelanggan C51 Tingkat persepsi pelanggan atas nilai merk (brand value) C52 Tingkat biaya promosi/iklan terhadap total sales revenue I11 Lama waktu service I12 Tingkat penyerahan yang tepat waktu I3 I31 Jumlah outlet baru yang dibuka I41 Jumlah item yang mengalami kekosongan stok I4 I42 Lama waktu item yang mengalami kekosongan stok I43 Persentase kesesuaian forecasting penjualan dengan penjualan riil I44 Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman produk ke outlet sejak PO I5 I6 I51 I61 Persentase kesesuaian rancangan aplikasi dengan kebutuhan end user Persentase printer yang di service ulang (rework ) I52 I62 Jumlah visitor yang mengunjungi website perusahaan dalam sebulan Tingkat produk cacat L11 Tingkat turnover karyawan L1 L12 Indeks kepuasan karyawan L13 Persentase karyawan yang mendapatkan bonus L21 Jumlah pelatihan per karyawan L2 L22 Tingkat ketepatan laporan keuangan L23 Ketepatan waktu pelaporan keuangan L31 Jumlah keterlambatan pembayaran jatuh tempo L3 L32 Jumlah order tanpa melalui purchase order L33 Persentase jumlah outlet yang melakukan pembayaran tepat waktu L41 Tingkat kehadiran/absen L4 L42 Jumlah saran/usul yang diberikan karyawan L43 Jumlah surat peringatan yang dikeluarkan L51 Tingkat servis yang diselesaikan L5 L52 Tingkat menunggu konsumen untuk dilayani L53 Jumlah penjualan per frontliner L54 Response time setelah di telpon customer 3.4 Menentukan Bobot Sasaran Strategis Pembobotan berguna untuk mengetahui sasaran strategis mana saja yang menjadi fokus perhatian perusahaan. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan Pairwise Comparison. Dalam pembobotan tingkat kepentingan yang diberikan responden perlu diuji kekonsistensiannya. Pembobotan tingkat kepentingan menurut Saaty(1996), dianggap konsisten apabila nilai rasio konsistensi (CR) < 0,1, nilai CR 0,2 dapat ditoleransi, tetapi tidak lebih dari 0,2.

Febrinata, Budijanto, Iftadi Perancangan Key Performance Indicators (KPI)... 5 3.5 Pembobotan Indikator Kinerja tiap Sasaran Strategis Pembobotan ini berfungsi untuk mengetahui bobot prioritas indikator kinerja pada sasaran strategis yang memiliki indikator kinerja lebih dari 1. Jika pada sasaran strategis hanya memiliki 1 indikator kinerja, maka otomatis indikator kinerja tersebut diberi bobot 1. 3.6 Bobot Akhir Indikator Kinerja Setelah diketahui bobot setiap sasaran strategis dan bobot prioritas indikator kinerja dalam satu sasaran strategis maka dapat diketahui bobot akhir indikator kinerja. Bobot akhir diperoleh dengan cara mengalikan bobot prioritas indikator dengan bobot sasaran strategisnya. Hasil pembobotan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Bobot Akhir Indikator Kinerja Perspektif SS PI Bobot Bobot Sasaran Bobot Prioritas Strategis Akhir F1 F11 1,000 0,0410 0,0410 Financial F2 F21 1,000 0,0292 0,0292 F3 F31 1,000 0,0272 0,0272 F4 F41 1,000 0,0263 0,0263 C1 C11 0,500 0,0144 0,0288 C12 0,500 0,0144 C2 C21 1,000 0,0310 0,0310 C3 C31 1,000 0,0303 0,0303 Customer C41 0,583 0,0456 C4 0,0782 C42 0,417 0,0326 C5 I1 C51 0,667 0,0184 0,0276 C52 0,333 0,0092 I11 0,333 0,0313 0,0939 I12 0,667 0,0626 I2 I21 1,000 0,0239 0,0239 I31 0,325 0,0094 I32 0,250 0,0072 I3 0,0289 Internal Bisnis Process I33 0,200 0,0058 I34 0,250 0,0072 I4 I5 I41 0,500 0,0128 0,0256 I42 0,500 0,0128 I51 0,667 0,1032 0,1548 I52 0,333 0,0516 L11 0,292 0,0221 L1 L12 0,500 0,0759 0,0379 L13 0,208 0,0158 L21 0,417 0,0338 L2 L22 0,333 0,0811 0,0270 L23 0,250 0,0203 L31 0,417 0,0142 Learning & Growth L3 L32 0,208 0,0342 0,0071 L33 0,375 0,0128 L41 0,375 0,0276 L4 L42 0,292 0,0736 0,0215 L43 0,333 0,0245 L51 0,275 0,0244 L5 L52 0,100 0,0089 0,0888 L53 0,400 0,0355 L54 0,225 0,0200

6 Performa Vol. 13, No.1 1-6 3.7 Penentuan KPI perusahaan Setelah diketahui bobot akhir dari indikator kinerja, maka dapat ditentukan KPI. KPI ditentukan berdasarkan indikator kinerja yang memiliki bobot tertinggi. Menurut Parmenter (2010), penentuan KPI dilakukan untuk mengetahui indikator kinerja yang dapat dijadikan indikator kunci sehingga dilakukan perbaikan kinerja yang lebih cepat. Hope dan Fraser (2003) dalam Parmenter (2010) menyarankan penggunaan paramater kurang dari 10. Aturan 10/80/10 (10 KRI, hingga 80 PI, dan 10 KPI) adalah panduan yang baik bagi organisasi. KPI perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Key Performance Indicator (KPI) No Perspektif Indikator Kinerja Bobot 1 Internal Bussiness Process Persentase printer yang di service ulang (rework ) 0,1032 2 Internal Bussiness Process Tingkat penyerahan yang tepat waktu 0,0626 3 Internal Bussiness Process Tingkat produk cacat 0,0516 4 Customer Indeks kepuasan pelanggan 0,0456 5 Financial Profit margin 0,0410 6 Learning & Growth Indeks kepuasan karyawan 0,0379 7 Learning & Growth Jumlah penjualan per frontliner 0,0355 8 Learning & Growth Jumlah pelatihan per karyawan 0,0338 9 Customer Tingkat komplain pelanggan 0,0326 10 Internal Bussiness Process Lama waktu servis 0,0313 4. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pada penentuan KPI perusahaan diperoleh 19 sasaran strategis, 39 indikator kinerja (PI) dan 10 KPI. KPI terpilih terdiri dari 1 KPI financial, 2 KPI customer, 4 KPI internal bussiness process, dan 3 KPI learning and growth. Daftar Pustaka Hendrastuti. 2011. Sistem pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (Studi Kasus : Usahatani dan industry kecil penyulingan dalam klaster AgroindustriMinyak Nilam di Kabupaten Kuningan). Embryo Vol 8 No 2 hal 82-87 Kaplan, R. S. dan Norton, D. P. 1996. The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Boston : Harvard Business School Press. Luis, S. dan Biromo, P.A. 2010. Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to Functional Scorecards. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Parmenter, D. 2010. Key Performance Indicators, Pengembangan, Implementasi, dan Penggunaan KPI Terpilih. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Saaty, T. L. 1996. Decision Making With Dependence and Feedback. Pittsburgh, United States of America: RWS Publications.