MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI NILAI NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN I TLAGA KABUPATEN GORONTALO OLEH : Santi Gobel 1. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd 2. Pembimbing II Nurhayati Tine, S.Pdi, M.Hi Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2013 ABSTRAK Berdasarkan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan model Picture and picture dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi nilai nilai pancasila?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam nilai - nilai pancasila melalui model picture and picture. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd, dan Pembimbing II Nurhayati. Tine, S.Pdi, M.hi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas melalui dua siklus, sifat penelitian kualitatif analisis proses, dan kuantitaf analisis hasil. Tujuan penelitian ini meningkatkan pemahaman siswa pada materi nilai nilai pancasila melalui model picture and picture. Berdasarkan data yang diperoleh pada tindakan siklus I dari 15 orang siswa yang memperoleh nilai 85 ke atas berjumlah 8 orang dengan presentase 53% dan yang memperoleh nilai 85 ke bawah berjumlah 7 orang dengan presentase 47%. Pada pembelajarab siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 85 ke atas berjumlah 13 orang atau 87% dan yang memperoleh 85 ke bawah 2 orang atau 13%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model picture and picture, pemahaman siswa pada materi nilai nilai pancasila pada siswa kelas II SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo meningkat. Key Word : Nilai Nilai Pancasila Dan Model Picture And Picture A. Pendahuluan PKn merupakan mata pelajaran yang diberikan di sekolah, Pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang pada hakikatnya memfokuskan diri dalam rangka membentuk karakter peserta didik yng menjadi lebih baik serta usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar. Sehingga dalam perkembangannya atau pembelajarannya di sekolah harus memperhatikan perkembangan yang ada. baik di masa lalu, masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan maka perlu dilakukan upaya-upaya positif salah satunya
dengan memilih model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang digunakan haruslah model yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama mengikuti PPL II di kelas II SDN 1 Telaga, secara umum nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2012/2013 rata-rata nilai keseluruhan 61,87% dengan jumlah siswa 15 orang, siswa yang tuntas 40% dan yang tidak tuntas 60%. Sementara kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 65. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa kelas II SDN 1 Telaga masih dibawah ketuntasan minimum. Banyak faktor yang menyebabkan pemahaman siswa rendah yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap materi nilai nilai pancasila, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memilki keberaniaan dalam menyampaikan pendapat, penalaran lemah dan masih tergantung pada orang lain. Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kempetensi harus berpusat pada siswa (focus on learners), memberikan pembelajaran dan pengalaman yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata dan mengembangkan mental yang kuat pada siswa. Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dari setiap siswa dalam mata pelajaran PKn. B. Kajian Teori Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608) pemahaman adalah suatu proses, cara memahami dan cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan makin bertambah banyak. Menurut Winkel (Ian, 2010 : 1), pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar. Pemahaman mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Sedangkan Menurut Poesprodjo, masih dalam situasi tersebut menyatakan bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan juga menghayatinya.
Pemahaman merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah melakukan kegiatan belajar melalui proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2008 : 98) bahwa pemahaman adalah sesuatu yang telah dikuasai atau dicapai oleh individu yang telah melakukan suatu kegiatan belajar dalam rentang waktu tertentu. Menurut Usman (2006 : 25) mengidentifikasi bahwa dalam meningkatkan pemahaman siswa para siswa melalui dengan sebuah pertanyaan, mencari fakta-fakta, menyusun jawaban untuk pertanyaan semula, dan menyampaikan proses hasil pertanyaan tersebut. Seperti mendeskrifsikan bagaimana mereka mendesai atau penyeledikan, meningkatkan penjelasan yang didasarkan pada informasi ilmiah dan dilengkapi dengan fakta-fakta melalui kegiatan didalam kelas dan menganalisis beberapa alternative penjelasan untuk disajikan sebagai dasar petunjuk demonstrasi guru. Menurut suharsini menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga, (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggenerlisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. 2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa Dalam Belajar Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal (dari dalam diri siswa) a. Faktor jasmani (fisiologi) meliputi : keadaan panca indera yang sehat tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna. b. Faktor psikologi, meliputi : keitelektual (kecerdasan) minat, bakat, dan potensi prestasi yang dimiliki. c. Faktor pematangan fisik dan psikis. 2. Faktor eksternal (dari luar diri siswa) a. Faktor sosial meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat. b. Faktor budaya meliputi : adat istiadat, ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian. 2.2 Model Pembelajaran Picture and picture
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan, dan teknik penilaian.istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif disamping itu metode komunikatif. Sering pula pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskusi. Untuk itu sebelum memaparkan tentang Model Pembelajaran Picture and picture, penulis akan menulis permulaankan pengertian model, strategi, teknik dan metode pembelajaran : a. Model Pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran juga merupakan interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. b. Strategi Pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan yang dikuasai di akhir kegiatan belajar. c. Teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang diinginkan atau dicapai. d. Metode Pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan untuk guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara harafiah metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran. Model Pembelajaran Picture and picture adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan yang logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Setiap pembelajaran menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. 2.2.1 Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Picture And Picture Pada Materi Nilai-nilai Pancasila Dalam pembelajaran menggunakan model Picture And Picture pada materi nilai-nilai pancasila yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan kompetensi yang inggin dicapai Langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Di samping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga KKM yang telah ditetapkan dapat dicapi oleh peserta didik. b. Menyajikan materi sebagai pengantar Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik pergatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari c. Guru menunjukan/memperlihatkan gambar-gambar sesuai dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditujukan oleh guru. Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang akan diajarkan. d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasangkan/ mengurutkan gambargambar menjadi urutan yang logis. Guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan dibuat atau dimodifikasi. e. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita atau tuntunan KD dengan indicator yang akan dicapai.
f. Dari alasan / urutan gambar tersebut,guru mulai menanamkan konsep atau materi kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini,guru harus memberikan penekanan penekatan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi,menulis permulaan,atau bentuk lain dengan yujuan siswa mengetahui hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. g. Kesimpulan / rangkuman Sebagai akhir dari pembelajaran,guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran. 2.2.2 Keunggulan Model Picture And Picture Picture and picture adalah model yang menggunakan gambar yang dipasangkan / diurutkan menjadi urutan yang logis. Picture and picture dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan gambar. Dalam http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-andpicture.html juga mengatakan keunggulan lain dari model ini adalah diantaranya : a) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, b) Melatih berpikir secara logis, c) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik, d) Siswa dilibatkan dalam perencenaan dan pengelolaan kelas, e) Harganya murah dan mudah didapat. 2.2.3 Kelemahan Model Picture And Picture Adapun kelemahan model pembelajaran picture and picture adalah a) Memakan banyak waktu, b) Banyak siswa yang pasif, c) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekecauan dikelas, d) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain, e) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 2.2.4 Penerapan Model Picture And Picture Pada Materi Nilai-nilai Pancasila Penerapan pembelajaran picture and picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah,sili asih dan sili asuh. Dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam melaksanakan belajar mengajar dikelas khususnya pada siswa kelas II
SDN I Telaga pada materi nilai-nilai pancasila. Dengan pengenalan model ini diharapkan siswa dapat menguasai materi dan memudahkan mereka dalam memahami pokok bahasan khususnya pada siswa kelas II SDN I Telaga pada materi nilai-nilai pancasia. Pembelajaran picture and picture adalah suatu yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Setiap pembelajaran menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. C. Metode Penilitian Penelitian Tindakan Kelas Ini dilaksanakan di SDN I Telaga, Letak SDN I Telaga dengan jumlah siswa dari kelas I-VI tahun ajaran 2012-2013 adalah 172 dengan 8 ruang belajar. Penilitian tindakan kelas merupakan cara sesuatu kelompok atau seseorang dalam organisisa suatu keadaan sehingga dapat mempelajari pengalaman mereka dan pengalaman mereka dapat diaskes oleh orang lain. Sukardi (2007 : 53). Tempat dilaksanakan Penelitian ini di SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa Kelas II dengan Jumlah siswa 15 Orang, terdiri dari 8 orang Laki-laki dan 7 Orang Perempuan, Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan Pada Bulan April -Juni 2013 D. Hasil Penilitian Dan Pembahasan Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus II, terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa pada materi nilai nilai pancasila. Jika pada siklus I siswa yang memiliki pemahaman nilai nilai pancasila hanya berjumlah 8 orang siswa atau (53%) yang tuntas, maka pada siklus II naik menjadi 13 orang siswa atau (87%) yang tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Siswa Dalam Materi Nilai nilai Pancasila sudah memenuhi indikator kinerja. Pada siklus II kegiatan pembelajaran semakin baik, ditinjau dari segi guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang berorientasi pada proses pembelajaran, menunjukkan bahwa pemahaman siswa dengan jumlah siswa 15 orang ada sebanyak 13 orang atau 87% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan dan 2 orang atau 13% siswa belum mencapai ketuntasan yang diharapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu Jika guru menggunakan model pembelajaran picture and picture dengan tepat maka dalam peningkatan pemahaman nilai-nilai pancasila pada siswa Kelas II SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo akan meningkat, atau bisa di terima. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) dari 15 siswa kelas II SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo. berdasarkan data dari observasi awal yang tuntas sebanyak 6 orang siswa atau 40%, sedangkan yang tidak tuntas berulmah 9 orang atau 60%. (2) pada tindakan siklus I nilai-nilai pancasila siswa kelas II SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan, yakni siswa yang tergolong tuntas memahami nilai-nilai pancasila dengan baik. Mencapai 8 orang atau 53% sedangkan yang tidak tuntas masih berjumlah 7 orang atau 47%. (3) pada tindakan siklus 2 kemampuan memahami nilai nilai pancasila siswa kelas 2 telah mengalami peningkatan, yakni siswa yang tuntas memahami nilai nilai dengan baik mencapai 13 orang atau 87%, sedangkan siswa yang tidak tuntas memahami nilai- nilai pancasila berjumlah 2 orang atau 13%. DAFTAR PUSTAKA Nurlaili, Lili. Panduan guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Untuk kelas II SD/MI. Pomalingo, Nelson.2009. Buku pedoman penulisan karya ilmiah. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. Ian 2010. Pengertian pemahaman (diaskes 29 januari 2013) Hamalik, Oemar.(2008) dasar-dasar pengembangan kurikulum, Bandung PT : Rosda Karya Usman 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rika Cipta
http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2200752-faktor-faktor (diaskes 15 februari 2013) Prof.Dr. Hamzah B Uno. & Nurdin Mohamad.2011. hal 7.Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (menurut Eko 2011) (diaskes pada 28 Februari 2013). Agus. Suprijono.2009. Langkah-langka pembelajaran Cooperative Learning (Teori & Aplikasi Paikem) Http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-and-picture.html (diaskes 28 februari 2013) Kusnandar.2008. Langkah langkah Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : PT Raja Grafindo Persada