BAB VII INDUSTRI, PERDAGANGAN, KEUANGAN, KOPERASI DAN INVESTASI Penggerak ekonomi kota dimainkan oleh pihak swasta, koperasi dan usaha kecil menengah yang banyak tersebar Kota Surakarta. Berikut ini dijabarkan mengenai sektor industri, perdagangan, keuangan dan koperasi. A. Industri Sektor industri di Kota Surakarta memegang peranan cukup penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kota. Pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok yakni industri besar, industri sedang, dan industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar adalah industri yang menyerap 1 atau lebih pekerja, industri sedang/menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja antara 2-99 orang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga jumlah tenaga kerjanya kurang dari 19 orang yang umumnya berasal dari anggota keluarga. Tabel 32. Jumlah industri di Kota Surakarta INDUSTRI Tahun 21 211 212 213 214 215 Industri Kecil 92 1,42 1,414 1,574 1,347 1.347 Industri Menengah 1 11 1 1 93 93 Industri Besar 19 54 55 55 67 67 Bappeda Kota Surakarta 65
16 14 12 1 8 6 4 2 21 211 212 213 214 215 Industri Kecil Industri Menengah Industri Besar Gambar 34. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar 6 5 4 3 2 Industri Kecil Industri Menengah Industri Besar 1 211 212 213 214 215 Gambar 35. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil, Menengah dan Besar ( data 215 belum tersedia ) Menurut jumlahnya maka industri kecil pada tahun 215 total berjumlah 1.347 unit usaha dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 55.9 orang tenaga kerja. Sedangkan sektor industri menengah jumlahnya tidak banyak kurang lebih 93 unit dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 6.76 Bappeda Kota Surakarta 66
orang dan sektor industri besar, walaupun jumlahnya tidak banyak yaitu 67 unit tetapi seluruh industri besar ini mampu menyerap tenaga kerja total sebanyak 21.256 orang tenagaa kerja. Jadi jika dilihat dari keterangan di atas, terbukti bahwa banyak industri besar yang mampu menyerap tenaga kerja warga Kota Surakarta dan sekitarnya. B. Perdagangan Untuk bidang ekonomi masyarakat Surakarta selain mengandalkan bidang industry juga mengandalkan sector perdagangan. Jumlah unit usaha perdagangan yang ada di kota batik ini pada tahun 215 relatif banyak berkisar 1.57 unit usaha. Sektor perdagangan mampu memberikan multi efek yang besar terhadap ekonomi masyarakat Surakarta. Hal ini dapat terlihat dari besarnya daya serap tenaga kerja yang mencapai 75 ribu lebih tenaga kerja yang dapat terserap pada tahun 215 ini. Jumlah tenaga kerja (orang) Industri Kecil 6 5 4 3 2 1 211 212 213 214 28283 33 28422 325 Industri Menengah 7962 7962 7962 676 Industri Besar 14 16 21256 1314 215 559 676 1314 Gambar 36. Grafik Perkembangan Unit Usaha Perdagangan Kecil, Menengah dan Besar Sejak terjadi konstraksi yang sangat signifikan terhadap jumlah pedagang akibat krisis ekonomi, perlahan namun pasti perkembangan potensi perdagangan Bappeda Kota Surakarta 67
di Kota Surakarta dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan sampai dengan tahun 215. Seiring dengan perkembangan ekonomi Surakarta dan unit usaha perdagangan dari tahun 211 hingga 215, penyerapan tenaga kerja baik pedagang kecil, menengah maupun besar sempat mengalami pertumbuhan. Pada tahun 211 usaha perdagangan hanya mampu menyerap 5.245 orang tenaga kerja, kemudian pada tahun 215 serapan tenaga kerja meningkat menjadi 75.8 orang. Pertumbuhan signifikan dalam jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor perdagangan menandakan Kota Surakarta sungguh menjadi kota perdagangan yang cukup maju di wilayah eks-karesidenan Surakarta. 8 7 6 5 4 3 2 1 PERDANGANAN 211 212 213 214 215 PERDANGANAN Gambar 37. Grafik Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Perdagangan Kecil, Menengah dan Besar. Untuk sarana Perdagangan seperti pasar tradisional, pasar grosir dan Mal jumlahnya relatif stabil. Sarana perdagangan swalayan mengalami dinamika yang cukup menarik, dimana ketika jumlah mall/plaza meningkat membawa dampak pada keberadaan unit swalayan mengalami penurunan. Hal ini dilihat pada grafik gambar 38 berikut ini: Bappeda Kota Surakarta 68
5 45 4 35 3 25 2 15 1 Pasar Tradisional Pasar Swalyan Hipermarket Pasar Grosir Mal/Plaza 5 211 212 213 214 215 Gambar 38. Jumlah Pasar Tradisional dan Modern di Kota Surakarta C. Lembaga Keuangan dan Koperasi Perkembangan potensi koperasi Kota Surakarta Nampak dari jumlah koperasi yang beroperasi. Pada tahun 211 Koperasi yang aktif sebanyak 521 unit. Pada tahun 215 ini, jumlah koperasi yang aktif ada sebanyak 525 unit, tidak berbeda jumlahnya dibandingkan pada tahun 213 dan tahun 214 yang lalu. Jumlah koperasi selama lima tahun terakhir ini dapat dikatakan cukup stabil. Tabel 33. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer Jenis Koperasi Tahun 211 212 213 214 215 1) Jumlah koperasi aktif 521 525 525 525 525 2) Jumlah koperasi Tidak Aktif 37 37 37 37 37 3) Jumlah koperasi Primer 558 562 562 562 562 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (data perdesember 215) Lembaga keuangan terbagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan yang berupa modal ventura dan lembaga keuangan mikro. Kota Surakarta memiliki 2 lembaga keuangan non bank Bappeda Kota Surakarta 69
berupa 2 perusahaan modal ventura dan beberapa lembaga keuangan mikro. Sementara jumlah bank berdasarkan kepemilikannya adalah seperti table 33 berikut ini: Tabel 34. Jumlah Perbankan di Kota Surakarta Kepemilikan Tahun 211 212 213 214 215 1) Milik Pemerintah 7 4 4 4 4 2) Swasta Nasional 35 3 3 3 3 3) Swasta Asing 3 3 3 3 3 4) Milik Pemerintah Daerah 3 1 1 1 1 Sumber : Bagian Perekonomian (data perdesember 215) D. Nilai Ekspor Besarnya nilai ekspor oleh industri yang beroperasi di Kota Surakarta pada tahun 215 ini mencapai Rp 1 triliun lebih. Nilai ekspor produk industri diharapkan dapat meningkat terus dari tahun ke tahun sehingga dapat memacu pertumbuhan industri di Kota Surakarta. Bappeda Kota Surakarta 7