BAB I PENDAHULUAN. pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Oleh : EndykaEryeFrety, S. ST., dan Evi Susianti S.ST Dosen Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

Arah Pembangunan Kesehatan

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB VI PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perspektif Keperawatan Maternitas. Nety Rustikayanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) yaitu menanggulangi kemiskinan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang ( RPJP) tahun Yang dijabarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas

Makalah Tentang Masalah Kesehatan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB 1 PENDAHULUAN. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

TINJAUAN PUSTAKA Masalah Gizi Ganda

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB IV P E N U T U P

Tabel 7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 5. INDIKATOR KINERJA (outcome)

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegahan peningkatan kesehatan dan pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, polindes terutama di posyandu. Saat ini posyandu sangat primadona. Pemerintah Indonesia dengan kebijakan Kepmenkes Nomor 1464 Tahun 2010 mengupayakan untuk mengaktifkan kembali kegiatan di posyandu, karena posyandulah tempat paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu (Nain, 2008). Dalam sidang persatuan bangsa-bangsa di New York pada bulan September 2000 menegaskan kepedulian utama masyrakat dunia untuk bersinergi dalam mencapai tujuan pembangunan milenium (Millenium Delevoment Goals-MDGs) pada tahun 2015. Tujuan MDGs menetapkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyrakat. Indonesia telah mengutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap perencanaan dan penganggaran sampai pelaksanaan sebagaimana dinyatakan 1

2 dalam rencana pembangunan jangka panjang 2005-2009 dan 2010-2014, serta rencana kerja nasional (RPJM). 2004-2009 dan 2010-2014 serta rencana kerja tahunan berikut dokumen angarannya. Berlandaskan strategi Prougrowth, Pro-Job, Proo-Poor, dan Pro-Environment, alokasi dana dalam angaran pusat dan daerah untuk mendukung pencapaian berbagai sasaran MDGs terus meningkat setiap tahunnya. Kemitraan produktif dengan masyrakat madani dan sektor swasta berkontribusi terhadap percepatan pencapaian MDGs (Bappenas, 2011). Penuntasan pencapaian sasaran pembangunan milenium baru (SPMB), Millenium Delevoment Goals (MDGs) di indonesia untuk beberapa tujuan, diantaranya kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan perlindungan terhadap lingkungan. Indonesia bersama negara-negara lainya, menetapkan target-target yang mungkin sudah di rencanakan di Indonesia untuk beberapa tujuan, diantaranya kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan perlindungan terhadap lingkungan. Indonesia bersama negara-negara lainya, menetapkan target-target yang sudah direncanakan dan sangat mungkin untuk dicapai. Kebanyakan dari target tersebut mesti dicapai pada tahun 2015 melalui upaya-upaya terstruktur diberbagai sektor yang sinergis (stalker P, 2008).

3 Empat dari sasaran MDGs terkait secara langsung dengan peningkatan kesehatan masyrakat. Masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia diantaranya adalah tiingginya angka pertumbuhan penduduk disparitas status kesehatan, beban ganda penyakit yang mana data epidimiologi menunjukan terjadi peningkatan prevalensi penyakit, baik penyakit menular yang baru dan yang lama (Re-Emerging dan New-EmergingDiseases) maupun tidak menular, dan penyakit degeneratif. (noncomunicabel diseases), peningkatan kematian akibat kecelakan, dan menurunya mutu kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu. Target MDG s ditahun 2015 deklarasi mellinium yang berkaitan dengan bidang kesehatan terdiri atas: 1)Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah $ 1 per hari menjadi setengahnya antara 1990 2015; 2)Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015; 3)Memastikan pada 2015 semua anakanak dimana pun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar; 4)Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015; 5)Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015; 6)Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 2015; 7)Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015; 8)Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada 2015.

4 Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan untuk mewujudkan program MDGs, berbagai konsep pelayanan kesehatan harus menyesuaikan diri. Layanan kesehatan hendaknya proaktif mendeteksi, memantau meningkatkan kesehatan tiap keluarga diwilayah kerjanya dan memberlakukan keluarga sebagai mitra pembanguna kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan konsep tersebut diatas, dilaksanakan dengan mengikuti sistem kesehatan nasional yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan komunitas dengan perorangan (Pergeseran dari Community Oriented Medical Education-COME ke Family Oriented Medical Education-FOME),yang mengedepankan preventif, promotif, tetapi tidak mengurangi kuratif dan rehabilitatif, yaitu dengan pendekatan pada Sembilan fungsi keluarga. Salah satu yang memiliki peran, fungsi, dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan ini adalah eratnya mata rantai historis yang ada antara perkembangan kesehatan dan asuhan maternitas, serta makna prakarsa kebijakan kesehatan masyrakat dewasa ini bagi organisasi dan pemberian asuhan keperawatan maternitas. Penyuluhan adalah Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan. Gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandasan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu

5 keadaan dimana individu, keluarga, kelompok masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perorangan maupun kelompok dalam meminta pertolongan jika perlu. (Depkes, 2010) Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Dalam penyuluhan kesehatan Ada 5 fase diantaranya, Fase pertama berkaitan dengan teori Lawrence dan Green yang menggambarkan kerangka predisposing, reinforcing and enabling cause in education, diagnosis and evaluation dimana penyuluhan kesehatan berkaitan dengan perubahan-perubahan yang dapat mengubah perilaku dan membantu pencapaian tujuan yang diinginkan. Fase kedua adalah sensitisasi dimana tujuan dan hasil yang diharapkan berupa penambahan pengetahuan, perubahan kebiasaan dan proses menyadarkan orang lain dalam berperilaku. Fase ketiga yaitu publisitas dimana pada fase ini berkaitan dengan fase sebelumnya. Pada fase ini akan dirincikan materi penyuluhan lebih detail dengan penyataan sederhana dan ringkas. Fase keempat merupakan pendidikan kesehatan dalam arti umum yaitu terjalinnya kontak pribadi antara orang yang memberi dan menerima informasi. Pembelajaran dapat tercapai jika ada kecocokan usaha pemberi dan penerima informasi tersebut.

6 Untuk dapat memberikan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan orang lain/mengubah konsep dalam bertindak penyuluhan kesehatan dilakukan melaluisituasi yang akrab dengan pendengarnya serta sesuai dengan kepribadiannya. Fase kelima adalah motivasi yang dibatasi pada upaya penghentian perilaku kompulsif. Kegiatan yang dilaksanakan berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan kepada masyarakat maupun individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku. Penyuluhan kesehatan juga merupakan suatu proses yang mempunyai masukan dan keluaran untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu perubahan perilaku. Namun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan tersebut seperti faktor masukan, faktor metode, faktor materi, pendidik atau petugas yang melakukannya serta alat bantu pendidikan yang dipakai. Indonesia jumlah posyandu meningkat dari sekitar 232.000 pada tahun 2004 menjadi sekitar 267.000 pada tahun 2007 dan 269.655 pada tahun 2010. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,55 posyandu perdesa/kelurahan.

7 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, 50% balita di indonesia melakukan penimbangan teratur diposyandu. Riset ini sekaligus menunjukan kecendrungan semakin bertambah umur seorang balita, maka kunjungan ke posyandu menurun. Hingga tahun 2013 jumlah posyandu yang tersebar di 33 posyandu di indonesia sekitar 330.000. posyandu di gerakan oleh para kader dan sukarelawan yang peduli dengan perkembangan kesehatan. cakupan imunisasi dasar di Indonesia mencapai 53,8%. Dari data tersebut Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi pertama dengan presentase 91,9% dan DKI Jakarta menempati posisi ke-14 dengan presentase 52,2 %. Hal ini menyebabkan daerah DKI Jakarta berada 0,6% lebih rendah dari cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia (Riskesdas, 2010). Menurut pendapat masyrakat kelurahan kebun jeruk bahwa kekurangan diposyandu sudah tidak ada, pelayanan yang diberikan oleh para kader dan tim kesehatan yang bertugas sudah cukup baik. Setelah pengambilan data tentang data statistik imunisasi yang melakukan di posyandu, pada tanggal 06 oktober 2014 didapatkan hasil sebanyak 100 ibu yang memiliki balita melakukan kunjungan imunisasi dikelurahan kebun jeruk. peran posyandu bagi masyrakat sekitar memperoleh layanan kesehatan yang profesional terutama pemecahan masalah kesehatan terkait kesehatan ibu dan anak.adapun program kegiatan posyandu yang harus dilaksanakan di semua posyandu (Nain 2008 & Sembiring 2004) yaitu :(a)perbaikan gizi; (b) Kesehatan ibu dan anak; (c) Keluarga Berencana; (d)imunisasi; (e) Penangulangan dan pencegahan Penyakit Diare.

8 Berdasarkan survey dan wawancara dengan salah satu kader diposyandu pada tanggal 06 november 2013 didapatkan hasil, bahwa ibu yang mempunyai anak usia balita kurang aktif melakukan kunjungan penyuluhan dan kunjungan imunisasi, dimana dari 200 ibu yang mempunyai anak usai balita didapatkan hasil hanya 80 responden yang aktif mengikuti penyuluhan dan kunjungan untuk imunisasi balitanya tersebut. Di kelurahan Kebun Jeruk khususnya di Rt 02/Rw 04 dan Rt 13/Rw 04, di Rw 04 itu mempunyai dua posyandu, posyandu pertama yaitu posyandu kemuning 1, dan posyandu kedua yaitu posyandu kemuning II. Dan jumlah keseluruhan posyandu yang ada dikelurahan Kebun Jeruk itu memiliki 26 posyandu, sedangkan jumlah wanita subur yang ada di Kelurahan Kebun Jeruk itu sekitar 70 orang. Adapun jumlah keseluruhan penduduk Rt 02/Rw 04 dan Rt 13/Rw 04 sekitar 500 penduduk. B. Rumusan Masalah Berdasarkan data dari latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan penyuluhan ibu tentang anak usia balita dengan kunjungan imunisasi di posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 2014.

9 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan penyuluhan ibu tentang anak usia balita dengan kunjungan imunisasi di posyandu kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 2014 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi penyuluhan ibu tentang anak usia balita di posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 2014. b. Mengidentifikasi kunjungan imunisasi di posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 2014. c. Menganalisa hubungan antara penyuluhan ibu tentang anak usia balita dengan kunjungan imunisasi di posyandu kelurahan kebun jeruk Jakarta Barat Tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang bagaimana hubungan penyuluhan ibu tentang anak usia balita dengan kunjungan imunisasi. 2. Manfaat praktis. a. Bagi institusi pendidikan Memberi sumbangan pemikiran bagi Universitas Esa Unggul tentang pentingnya memberikan penyuluhan kesehatan.

10 b. Mahasiswa Memberikan masukan kepada mahasiswa agar dapat meningkatkan penyuluhan kesehatan dan menambah pengalaman dan pengetahuan mahasiswa. c. Bagi peneliti Hasil penelitian akan digunakan sebagai dasar dan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut oleh peneliti sendiri maupun peneliti lain tentang hubungan penyuluhan ibu dengan anak usia balita terhadap kunjungan ke posyandu. d. Bagi pelayanan kesehatan Dapat menambah pengetahuan tim kesehatan dalam mengadakan kegiatan penyuluhan dan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan baik.