KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penilaian Kepuasan Penggunaan Alat dan Mesin Dalam Pengembangan Padi (Studi Kasus Kabupaten Ngawi dan Sragen) Sugiyono 1, Rahmat Yanuar 2, Sutrisno 3

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan wujud perekonomian Indonesia yang disusun sebagai

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif,

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB V VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

Independensi Integritas Profesionalisme

I. PENDAHULUAN. produksi hanya diterima petani setiap musim sedangkan pengeluaran harus

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

N O M O R 9 T A H U N D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bergulirnya globalisasi perdagangan dunia dan. terjadinya era reformasi dibidang ekonomi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan proses yang baik dari pengendalian manajemen.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB III Visi dan Misi

II. TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

Perkembangan Teori Kepemimpinan Ciri-ciri kepemimpinan Definis gaya Kepemimpinan... 22

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PENDAHULUAN Latar Belakang

Situasi pangan dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat perubahan iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MANAJEMEN KOPERASI TERPADU KUD AKUR MASARAN

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan. Orasi Ilmiah di Universitas Medan Area Tanggal 8 Mei 2004

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang penting yaitu sebagian besar penggunaan lahan. Pertanian di Indonesia dapat berjalan dengan baik karena didukung adanya

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor Pertanian memegang peranan yang cukup strategis bagi sebuah

BAB IV ANALISIS DATA IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMERINTAH MELALUI LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (LIPS)

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha maka

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 2 atau sekitar 3,73

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR...

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

Transkripsi:

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan kepada posisi strategis koperasi pertanian khususnya KUD sebagai organisasi ekonomi yang dibutuhkan oleh petani dalam pembangunan pertanian untuk mewujudkan tujuan bersama para anggota. Di samping itu KUD sebagai salah satu bentuk perkoperasian yang berasaskan kebersamaan dan kekeluargaan merupakan amanah konstitusi sesuai dengan UUD 1945 dan UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian yang harus dikembangkan oleh pemerintah dan seluruh masyarakat dalam rangka pembangunan ekonomi kerakyatan Indonesia. Memasuki era milenium ketiga saat ini, posisi petani sawah dalam meningkatkan produksi beras semakin penting seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan pangan secara nasional. Komoditas padi bila dikelola dengan baik akan dapat memberikan keuntungan dan nilai tambah yang lebih besar bagi petani. Langkah strategis yang dipandang tepat bagi petani sawah adalah meningkatkan manajemen usahatani padi yang semakin modern dengan membangunan kembali koperasi pertanian dengan kinerja dan kapasitas yang semakin mandiri dan berdaya saing. Pembangunan agribisnis padi dengan pendekatan peningkatan pemanfaatan mekanisasi pertanian dan berbasis pada koperasi dengan pengembangan komunikasi organisasi KUD secara efektif dan efisien merupakan alternatif pilihan strategis dalam mendorong tercapainya kesejahteraan petani dan ketahanan pangan yang handal. Peran komunikasi dalam upaya membangun kinerja dan kapasitas KUD sebagai organisasi ekonomi petani agar semakin mandiri dan berdaya saing menjadi sangat penting dan strategis mengingat bahwa penduduk Indonesia sebagian besar bermukim di pedesaan dan kehidupannya tergantung usahatani yang mencapai sekitar 54 persen dengan jumlah rumah tangga petani terus meningkat yakni dari 20.832.000 pada tahun 1993 menjadi 24.868.675 pada tahun 2003 (BPS, 2002). Sebagian besar dari rumah tangga petani berada dalam kategori masyarakat miskin yang bermukim di pedesaan sebagai dampak dari ketidakberdayaan dan aset yang dimiliki petani sangat rendah.

59 Untuk akselerasi teknologi pertanian di masa depan perlu dilakukan beberapa kebijakan yakni: (1) pemberdayaan lembaga penelitian untuk mengembangkan pertanian modern (agribisnis) berbasis teknologi spesifik komoditas berdasarkan karakteristik dan lokasi (daerah), (2) penataan pengembangan organisasi kelembagaan koperasi pertanian profesional dan (3) pengembangan model komunikasi organisasi koperasi pertanian agribisnis yang mampu mandiri dan berdaya saing. Pemanfaatan penggilingan padi sebagai salah satu alsintan yang banyak digunakan oleh KUD perlu ditingkatkan dalam upaya pengembangan mekanisasi pertanian menuju pertanian yang semakin modern (Suryana, 2005). Proses komunikasi dalam organisasi KUD sangat ditentukan oleh keterampilan pengurus dalam meningkatkan kinerja, kapasitas dan kualitas pelayanan KUD. Kinerja, kapasitas dan kualitas pelayanan KUD merupakan ukuran dalam menilai kondisi KUD yang dipengaruhi oleh faktor internal seperti manajemen, keuangan dan sumber daya manusia serta faktor eksternal seperti kualitas sumber infomasi, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Faktor-faktor ini harus dikelola secara baik sehingga dapat mencapai kinerja, kapasitas dan kualitas pelayanan KUD yang optimal. Tolok ukur kinerja KUD dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi KUD sudah sejalan dengan kapasitasnya sebagai koperasi pertanian yang diharapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan anggota. Untuk membangun KUD ke depan perlu dikembangkan paradigma baru melalui pengembangan komunikasi organisasi KUD dengan mendorong meningkatnya kinerja KUD dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti kualitas informasi, iklim komunikasi organisasi dan intensitas komunikasi publik organisasi, dan meningkatkan pengembangan kapasitasnya dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti karakteristik para anggotanya dan proses komunikasi organisasi KUD. Penelitian melakukan pengujian terhadap suatu model komunikasi organisasi KUD yang efektif dan efisien untuk membangun KUD yang lebih mandiri dan berdaya saing agar mampu mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan

60 mekanisasi pertanian selektif khususnya penggilingan padi. Alur pikir penelitian yang diuraikan di atas secara sistematis dapat dilihat pada Gambar 5. PRINSIP2 DASAR KOP & UU No 25 thn 1992 IKLIM KOMUNIKASI PROSES KOMUNIKASI SUMBER INFORMASI KINERJA KAPASITAS KUALITAS PELAYANAN KUD INTENSITAS KOMUNIKASI PUBLIK KARAKTERISTIK ANGGOTA KUD Gambar 5. Bagan alur pikir penelitian model komunikasi organisasi KUD Model Komunikasi Organisasi KUD Dalam tataran teori komunikasi organisasi menjelaskan bahwa komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antarorganisasi. Perbedaan komuniasi organisasi dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsipprinsip efisiensi dan efektifitas dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yakni: (1) komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri, baik internal maupun eksternal, (2) komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media dan (3) komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya. Organisasi terdiri dari satu seri orang yang masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang tersebut melewati suatu alur informasi yang dinamakan jaringan komunikasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh faktor yang masing-masing mempengaruhi jaringan komunikasi yaitu: hubungan peranan (formal dan

61 informal), arah dan arus pesan (komunikasi kepada atasan, komunikasi kepada bawahan dan komunikasi horizontal) dan isi dari pesan. Keadaan saling tergantung antara satu bagian dengan bagian lainnya telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas atau sebagai sarana di mana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan sebagainya (Rogers, 1976). Dari pengertian komunikasi dan organisasi dapat memberi batasan tentang komunikasi organisasi secara sederhana yaitu komunikasi antar manusia yang terjadi dalam kontek organisasi atau komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama lain. Adler dan Rodman (1988) menguraikan masing-masing fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut yakni: (1) downward communication, (2) upward communication dan (3) horizontal communication. Proses komunikasi organisasi yang disajikan dalam suatu model mencakup suatu jaringan komunikasi dalam berbagai elemen yang diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok. Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikan kepada penerima (Mulyana dan Rakhmat, 2001). Dalam melakukan komunikasi pertanian kepada masyarakat telah dikenal dua metode pendekatan yaitu: (1) pendekatan berdasarkan kelompok sasaran dari inovasi dan (2) pendekatan berbasarkan cara penyampaian isi pesan yang terkandung dalam inovasi tersebut. Metode pendekatan sasaran dilakukan berdasarkan kelompok sasaran, maka metode pendekatan komunikasi ini dapat dilakukan melalui: (1) metode pendekatan massa (mass approach method), (2)

62 metode pendekatan kelompok (group approach method) dan (3) metode pendekatan individu (personal approach method). Berdasarkan analisa teori di atas dapat dikembangkan model komunikasi organiasi KUD yang meliputi berbagai elemen dan karakter yakni: (1) kualitas informasi organisasi KUD, (2) iklim organisasi KUD, (3) intensitas komunikasi publik organisasi KUD, (4) karakteristik personil organisasi KUD (5) proses komunikasi organisasi KUD, (6) kinerja KUD, (7) kapasitas KUD dan (8) kualitas pelayanan organisasi KUD. Kebaruan (novelty) penelitian ini adalah bahwa tingkat kemodernan pertanian sangat ditentukan oleh kinerja dan kapasitas koperasi pertanian serta manfaat alsintan melalui pengembangan model komunikasi organisasi KUD dengan pendekatan komunikasi konvergen dan pendekatan bawah atas (buttom up). Kebaruan penelitian ini dapat merupakan paradigma komunikasi organisasi dalam peningkatan peran dan fungsi KUD menuju usahatani yang semakin modern berbasis pada teknologi, lembaga koperasi dan daya saing untuk mewujudkan kesejahteraan anggota KUD dan kekuatan perekonomian rakyat. Pemetaan Hubungan antar Variabel Penelitian Dari kerangka berpikir yang diuraikan di atas, menunjukkan bahwa untuk membangun kinerja dan kapasitas KUD tidak dapat dilakukan tanpa memperhatikan aspek-aspek lain yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Ketersediaan informasi (sumber informasi) pertanian sangat mempengaruhi tingkat kinerja organisasi KUD dalam melakukan upaya pengembangan kapasitasnya sebagai organisasi petani yang mandiri dan berdaya saing. Tanpa informasi yang relevan, akurat, lengkap, tajam, tepat waktu dan terwakili akan menyebabkan kesulitan bagi pengurus KUD dalam mengembangkan kinerja dan kapasitasnya. Dari berbagai aspek yang saling terkait dengan pengembangan model komunikasi organisasi KUD diteliti delapan aspek yang telah disebutkan dalam alur pikir di atas, yakni: (1) sumber informasi, (2) kinerja KUD, (3) iklim komunikasi organisasi KUD, (4) intensitas komunikasi publik organisasi KUD, (5) kapasitas KUD, (6) karakteristik personil KUD, (7) proses komunikasi organisasi KUD dan (8) kualitas pelayanan KUD. Berdasarkan rumusan dari

63 tinjauan pustaka yang sudah dilakukan maka aspek-aspek yang digolongkan sebagai variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab (variabel bebas) adalah: (1) sumber informasi, (2) iklim komunikasi organisasi KUD, (3) intensitas komunikasi publik organisasi KUD, (4) karakteristik personil KUD dan (5) proses komunikasi organisasi KUD. Sedangkan yang dikategorikan sebagai variabel akibat atau terikat (variabel tidak bebas) adalah: (1) kinerja KUD, 2) kapasitas KUD dan 3) kualitas pelayanan KUD. Analisis data dilakukan untuk mengetahui: (1) faktor-faktor penentu hubungan aspek informasi (X 1 ), iklim komunikasi organisasi KUD (X 2 ), intensitas komunikasi publik (X 3 ) dengan kinerja KUD (Y 1 ), (2) faktor-faktor penentu hubungan aspek karakteristik anggota KUD (X 4 ) dan aspek proses komunikasi organisasi KUD (X 5 ) dengan pengembangan kapasitas KUD (Y 2 ) dan kualitas pelayanan organisasi KUD (Y 3 ). Secara keseluruhan pemetaan hubungan antara variabel yang dianalisa dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6. X 2 IKLIM KOMUNIKASI X 2..1 dukungan anggota X 2..2 keterbukaan X 2.3 kebersamaan X 2..4 kepercayaan X 2..5 keadilan X 5 PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI KUD X 5.1 arus komunkasi X 5.2 umpan balik X 5.3 saluran komunikasi X 5.4 efektivitas komunikasi X 5.5 pemanfaatan informasi X 1 INFORMASI X 1..1 relevansi X 1.2 akurasi X 1..3 kelengkapan X 1..4 ketepatan waktu Y 1 KINERJA KUD Y 1..1 kepemimpinan Y 1..2 peran pengawas Y 1. 3 pelaksanaan program Y 1. 4 penerapan teknologi Y 1. 5 pelaksanaan RAT Y 2 KAPASITAS KUD Y 2..1 permodalan Y 2..2 pemasaran Y 2..3 input saprotan Y 2..4 kualitas SDM Y 2..5 SHU Y 3 KUALITAS PELAYANAN Y 3..1 aspek teknis Y 3..2 aspek ekonomis Y 3..3 aspek sosial Y 3..4 aspek waktu X 3 INTENSITAS KOMUNIKASI PUBLIK X 3.1 pemerintah X 3. 2 swasta X 3. 3 pelanggan X 3. 4 tokoh masyarakat X 3. 5 internal KUD X 4 KARAKTERISTIK PERSONIL KUD X 4.1 umur X 4.2 pendidikan X 4..3 pend nonformal X 4..4 pengalaman berkoperasi X 4..5 keberanian menghadapi resiko X 4..6 tingkat kekosmopolitan. Gambar 6. Pemetaan hubungan antara berbagai variabel penelitian

64 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam suatu penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah hipotesis hubungan (asosiatif) sebagai suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara beberapa variabel dalam model komunikasi organisasi KUD. Menurut Sugiyono (2010) kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi maka sebagai langkah awal pembuktian suatu hipotesa perlu dihitung lebih dahulu koefisien korelasi dan kemudian dilakukan pengujian signifikansinya. Pedoman untuk menentukan interpretasi terhadap kuatnya hubungan antar variabel berdasarkan nilai interval korelasi adalah; 0,00-0,199 (sangat lemah), 0,20-0,399 (lemah), 0,40-0,599 (sedang), 0,60-0,799 (kuat) dan 0,80-1,000 (sangat kuat). Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotetikal utama atau hipotesis yang diuji dalam penelitian disertasi ini adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan kinerja KUD dipengaruhi secara nyata oleh informasi organisasi KUD, iklim organisasi KUD dan intensitas komunikasi publik organisasi KUD. (2) Pengembangan kapasitas KUD dalam meningkatkan pelayanan pemanfaatan penggilingan padi KUD dipengaruhi secara nyata oleh kinerja KUD, karakteristik personal KUD dan proses komunikasi organisasi KUD.