ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT 2 MENUJU HEAT EXCHANGERDI PLTU BELAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT I DAN UNIT II MENUJU HEAT EXCHANGER DI PLTU BELAWAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang

ANALISIS STATIK TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR KARTINI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

EVALUASI DISAIN INSTALASI PIPA FRESH FIRE WATER STORAGE TANK

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mengalirkan suatu fluida (cair atau gas) dari satu atau beberapa titik

Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. 1. Tegangan-tegangan utama maksimum pada pipa. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA TURBIN RCC OFF GAS TO PROPYLENE PROJECT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. 2.1 Lokasi dan kondisi terjadinya kegagalan pada sistem pipa. 5th failure July 13

PROPYLENE PROJECT (ROPP)

ANALISA TEGANGAN STATIK SISTEM PERPIPAAN PADA TANGKI MINYAK (OIL TANK) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II v.5.10

PERANCANGAN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN AUXILIARY STEAM PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

PERHITUNGAN TEGANGAN PIPA DARI DISCHARGE KOMPRESOR MENUJU AIR COOLER MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II 5.10 PADA PROYEK GAS LIFT COMPRESSOR STATION

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

DAFTAR ISI. i ii iii iv vi v vii

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR TEGANGAN PIPA DAN PENGENALAN CAESAR II

ANALISA TEGANGAN STATIK PADA SISTEM PERPIPAAN TOWER AIR ( WATER TOWER SYSTEM ) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II v. 5.10

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM PERPIPAAN LEPAS PANTAI UNTUK SPM 250,000 DWT

Analisa Rancangan Pipe Support pada Sistem Perpipaan High Pressure Vent Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan Caesar II

BAB V METODOLOGI. Mulai

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

I. PENDAHULUAN. yang memproduksi bahan kimia serta obat-obatan, dan juga digunakan dalam

BAB II TEORI TEGANGAN PIPA DAN PERANGKAT BANTU ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. nnnn ALFIS SYAHRI NIM

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR GAHARA KRISTIANTO L2E

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (HIGH PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

BAB II TEORI ANALISA TEGANGAN PIPA DAN PENGENALAN CAESAR II

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM OFFSHORE PIPELINE

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

ANALISA TEGANGAN STATIK PIPA YANG TERHUBUNG DENGAN TANGKI MINYAK (OIL TANK) MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) CAESAR II VERSI 2014

ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN BONGKAR MUAT KAPAL TANKER MT. AVILA 6300 DWT. DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CAESAR II v5.10.

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Document/Drawing Number. 2. TEP-TMP-SPE-001 Piping Desain Spec

BAB II DASAR TEORI SISTEM PEMIPAAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

Bab V Analisis Tegangan, Fleksibilitas, Global Buckling dan Elekstrostatik GRP Pipeline

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA TEGANGAN STATIK SISTEM PERPIPAAN PADA POMPA AIR UMPAN ( FEED WATER PUMP ) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II versi. 5.

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (LOW PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

BAB VI PEMBAHASAN DAN HASIL

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

PENGARUH GEMPA PATAHAN LEMBANG TERHADAP FLEKSIBILITAS PIPA DAN KEGAGALAN NOZEL PERALATAN SISTEM PENDINGIN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A. Gambar F.1 Iso drawing contoh perhitungan manual

BAB I PENDAHULUAN. sangat kecil seperti neutron dan elektron-elektron. kontraktor yang bergerak dibidang EPC, Petrochemical, LNG.

PERANCANGAN MESIN VACUUM FRYING DAN ANALISA THERMAL TABUNG VACUUM MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA P3 V5R14. Ridwan, ST., MT *), Sugeng Dwi Setiawan **)

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

DAFTAR NOTASI. Am = Luas rata-rata permukaan pipa. c = Jumlah dari toleransi mekanis

ANALISA TEGANGAN PIP A DENGAN BAHAN PIP A NON METALIK DALAM SISTEM PEMIPAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ribuan tahun yang lalu, sistem pipa sudah dikenal dan digunakan oleh

BAB IV ANALISIS TEGANGAN PADA CABANG PIPA

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

Bab 4 Pemodelan Sistem Perpipaan dan Analisis Tegangan

BAB I PENDAHULUAN. dihidupkan kembali dengan menggunakan pompa atau gas. Gas lift merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

KAJIAN PENGAWASAN DESAIN SISTEM PERPIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, PEMERIKSAAN KEBOCORAN PADA FLANGE

BAB II LANDASAN TEORI

1. Project Management Awareness

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar

Anjungan lepas pantai ini dibangun oleh investor asal Dubai, Uni Emirat Arab dan investor dari Australia bekerja sama dengan Badan Pelaksana Hulu Miny

Transkripsi:

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT MENUJU HEAT EXCHANGERDI PLTU BELAWAN 1, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara, Jln.Almamater Kampus Usu Medan 0155 Medan Indonesia email: manurungpeter@ymail.com Abstrak Dalam merancang suatu plant, tidak terlepas dari sistem perpipaan. Maka dalam hal ini perancangan perpipaan harus benar-benar aman dan memiliki fleksibilitas yang cukup. Dalam hal ini dibutuhkan suatu analisa tegangan pada perpipaan untuk menentukan ada atau tidaknya tegangan yang berlebih (overstress) dan analisa gaya dan momen yang berlebih pada sambungan (nozzle), agar tidak terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh beban yang berlebih (overload) pada sambungan equipment dengan sistem perpipaan. Jika ditemukan kegagalan atau tegangan yang berlebih maka perlu dilakukan perancangan ulang untuk mempastikan bahwa sistem perpipaan ini dapat beroperasi dengan aman. Hasil dari tegangan, gaya dan momen harus sesuai dengan standar dan kode yang ditetapkan. Kata kunci: analisa tegangan pipa, gaya dan momen sambungan, sistem perpipaan 1. Pendahuluan Dalam suatu perencangan plant tidak terlepas dari pada sistem perpipaan yang mana berfungsi sebagai jalur tranportasi fluida yang ingin dialirkan dari satu komponen ke komponen yang lain. Sistem perpipaan ini harus dirancang sedemikan rupa sehinga mampu menahan beban yang terjadi, baik beban statis dan dinamis yang terjadi. Analisa tergangan pada perpipaan adalah teknik yang dilakukan oleh engineer agar sistem perpipaan tanpa tegangan berlebih (over stress) dan pembebanan berlebih (over loading) pada kompenen pemipaan dengan komponen yang terhubung. Kemampuan sistem perpipaan untuk menahan beban yang bekerja sehingga tidak menyebabkan kegagalan disebut fleksibilitas system perpipaan. Kegagalan pada sistem perpipaan ini dapat mengganggu proses operasi yang berlangsung. Maka dari itu, analisa fleksibilitas dan tegangan pada sistem perpipaan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa sistem perpipaan pada kondisi aman saat dioperasikan. Sistem perpipaan harus mempunyai fleksibilitas yang cukup, agar pada saat terjadi pemuaian termal dan kontraksi, pergerakkan dari penyangga dan titik persambungan pada sistem perpipaan tidak akan menyebabkan: 1. Kegagalan sistem perpipaan akibat tegangan yang berlebihan. Kebocoran pada sambungan 3. Beban berlebih pada sambungan dengan komponen Pada tugas ini akan membahas mengenai perhitungan analisa tegangan sistem perpipaan pada system pemipaan proses yang mana mengacu kepada code ataupun standar internasional yaitu ASME B31.3 Process Piping, menganalisa gaya dan momen di setiap nozzle sambungan antara pipa dengan equipment seperti tank, filter, pompa dan heat exchanger. Proses menganalisa tegangan, gaya dan momen pada sistem pemipaan dibantu oleh program computer Coade Caesar II 5.1. Landasan Teori Dasar Perhitungan Ketebalan Pada Pipa Ketebalan dibutuhkan dari pipa lurus, kode pipa telah mengatur perhitungan ketebalan pipa yang 37

Jurnal e-dinamis, Volume 5, No.1 Juni 013 diperbolehkan yang disebut ketebalan minimum ( [1]. dengan = ketebalan minimum yang dibutuhkan (mm) t = ketebalan disign (mm) P = tekanan dari dalam (KPa) = diameter luar dari pipa (mm) S = tegangan yang diijinkan pada suhu disign (KPa) appendix A1 ISSN 338-1035 Gaya yang diberikan baik berupa tekan atau tarik terhadap luas penampang pipa %&' #$ #$ = Tegangan Logituginal akibat gaya aksial (KPa) %&' = Gaya aksial (N) = Luas Penampang Pipa (. Tekanan Dalam Pipa Tekanan dalam ini dikarenakan fluida yang ada didalam pipa, fluida ini akan memberikan tekanan baik searah dengan panjang pipa, dapt dilihat pada gambar. A= ketebalan tambahan Tegangan pada Pipa Elemen dari suatu dinding pipa dihubungkan dengan empat tegangan yang dapat dilihat pada gambar 1 []. Gambar 1 Tegangan pada Pipa = tegangan Logitudinal (Longitudinal Stress) = tegangan sirkumferensial (Circumferential Stress)! = tegangan Radial ( Radial Stress) " = tegangan Geser (Shear Stress) Tegangan Longitudinal (Longitudinal Stress) Tegangan logituginal disebabkan gaya aksial, tekanan pipa, momen lentur [3]. 1. Gaya aksial Gambar Tekanan Dalam Pipa 3. Tegangan longitudinal akibat momen bending. Momen bending dikategorikan menjadi dua komponen momen yang terjadi ( dan ), dapat dilihat gambar 3. Gambar 3 Tegangan longitudinal *, + *( *) + ( ) - * = tegangan longitudinal akibat momen lentur ( KPa (, ) = momen lentur pada penampang pipa (N.mm).= momen inersia penampang pipa ( / 38

= radius luar pipa (mm) = modulus permukaan pipa Tegangan Radial Tegangan radial adalah tegangan yang bekerja pada dalam arah radial pipa atau arah jari-jari pipa. Besar tegangan ini bervariasi dari permukaan dalam pipa ke permukaan luarnya dan dapat dinyatakan dengan persamaan tegangan tangensial seperti pada gambar 4 [4]. Tegangan geser adalah tegangan yang bekerja dalam penampang pipa atau luas permukaan pipa, tegangan ini diakibatkan oleh gaya geser dan momen puntir Gaya geser Rasio dari nilai maksimum dan nilai rata-ratanya disebut dengan faktor distribusi gaya geser, gaya geser dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 4 Tegangan radial S R r r i o P r i r = ( r r ) o i = tegangan radial (KPa) P = tekanan design (Kg/ ) Tekanan Sirkumferensial atau Tegangan Tangensial (Hoop Stress) Tegangan ini disebabkan oleh tekanan dalam pipa yang mana tekanan ini bersumber dari fluida dan nilainya selalu positif jika tegangan cenderung membela pipa menjadi dua. Seperti pada gambar 5[4]. Gambar 5 Tegangan Sirkuferensial Gambar 6. Gaya geser = tegangan geser yang terjadi pada pipa (KPa) = tegangan geser pada X dan Y (KPa) = gaya geser yang bekerja pada x dan y (N) = luas permukaan penampang (N) Tegangan Berdasarkan Kode Standar Pada sistem perpipaan ada dua dasar mode kegagalan (failure) yaitu kegagalan tegangan sustained (primer) dan kegagalan tegangan expansi (sekunder)[5]. a. Sustained Load Sustained load merupakan tegangan primer yang menyebabkan kegagalan katastrofis. Jumlah dari seluruh tegangan logitudinal ( akibat tekanan, berat dan akibat beban sustain yang lain tidak boleh melebihi. Tegangan Geser 39

= tegangan logitudinal (KPa = luas penampang pipa ( ) = faktor intisifikasi (SIF) in-plane = faktor intisifikasi (SIF) out-plane = momen lenduan in-plane karena sustained load (N.mm) =momen lendutan out-plane karena sustained load(n.mm) b. Occasional load Ocasional load adalah beban yang terjadi kadang-kadang selama proses operasi normal. = Tegangan akibat occasional load c. Expansion Load Expansion load adalah stress yang terjadi akibat adanya perubahan temperatur, jika temperatur naik akan mengakibatkan pemuaian sedangkan jika suhu menurun maka akan terjadi pengkerutan. 3.Metodologi Penelitian Lokasi Riset Pelaksanaan riset yang dilakukan dalam permasalahan ini diambil di PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumetera Bagian Utara, riset yang dilakukan adalah analisa tegangan pipa pada sistem perpipaan pada jalur heavy Fuel Oil (HFO) dari daily tank menuju heat exchanger (HE). Proses Penelitian Langkah-langkah dalam analisa tegangan pada sistem perpipaan dan analisa gaya dan momen pada nozzle adalah sebagai berikut: 1. Membuat gambar plant 3D dari sistem perpipaan ini.. Melakukan pemodelan dengan menggunakan program coade caesar, dengan cara input data-data yang dibutuhkan. Data yang dibutukan dalam pemodelan ini dapat dilihat pada iso drawing seperti : panjang pipa, diameter pipa, ketebalan pipa, jenis valve, jenis flange, elbow, serta letak support, dan lainya. 3. Kemudian dilakukan proses penganalisaan, disini dapat ditampilkan hasil analisa atau pembebanan yang bekerja dan mengetahui apakah pipa sudah layak untuk digunakan dan memenuhi standar-standar atau kodekode yang telah. 4. Analisis terhadap sambungan pada tangki, filter, pompa dan heat exchanger berdasarkan gaya dan momen yang bekerja agar tidak melebihi atau masih sesuai dengan aturan standar dan kode API 610 dan WRC 107. 4. Hasil Dan Analisa Pemodelan Plant Design 3D Dalam pembuatan model plant design 3D ini penulis menggunakan program Autodesk Plant Design 3Dgambar ini digunakan untuk mengamati kondisi sebenarnya yang sesuai dengan kondisi lapangan dalam bentuk animasi tiga dimensi. Tabel 7 Keterangan gambar daily tank menuju pompa 40

Tabel 1. Keterangan Gambar 7 NO Keterangan No Keterangan 1 3 4 5 6 7 Daily Tank Unit 1 Pipa 6 in (warna abuabu) Filter unit 1 Pompa Unit 1 Filter Unit Pompa Unit Filter Unit 3 8 9 10 11 1 13 Pompa Unit 3 Filter Unit 4 Pompa Unit 4 Gate Valve Gate valve Daily Tank Unit Gambar kedua yaitu sistem perpipaan menuju heat exchanger unit satu dan dua. Tabel 3 Keterangan gambar 9 Node keterangan Node Keterangan 10 0 30 50 65 70 78 90 100 134 Ancor (nozzle daily tank unit 1) Flange (rigid) Flange (rigit) Gate Valve (rigit) Support (restrain Y+) Elbow Support (restrain Y+) Flange (rigit) Gate Valve (rigit) Support (restrain Y+) 141 140 145 150 170 190 00 300 310 030 Support (restrain Y+) Elbow Support (restrain Y+) Gate Valve(rigit) Flange (rigit) Flange ketank unit 1 Ancor(nozzle daily tank unit ) Flange (rigit) Gate Valve (rigit) Flange (rigit) Untuk dapat melihat jelas gambar pada bagian pipa menuju ke filter unit 1,, 3 dan 4 dapat dilihat pada gambar. Gambar 8 Perpipaan Heat Exchanger Tabel Keterangan gambar 8 NO Keterangan No Keterangan 1 3 Boiler Heat exchanger unit Heat exchanger unit 1 4 5 Ball Valve Elbow 4 Pemodelan Dan Analisa Pipa Daily Tank Menuju Filter Pemodelan Pipa Daily Tank menuju Filter Untuk pipa dari daily tank dimana terdapat dua unit daily tank yaitu unit 1 dan unit. Gambar 10pipa menuju ke filter unit Tabel4 Ketrangan gambar 10 Node keterangan Node Keterangan 400 460 470 1000 100 1040 1060 1070 Tee Flange (rigid) Ancor (nozzle filter unit 1) Elbow Ball Valve (rigit) Flange(rigit) Flangefilter unit 3 Ancor (nozzle filter unit ) 090 3010 300 3060 3070 4000 4060 4070 Tee Flange (Rigit) Ball valve (Rigit) Flangefilter unit Ancor (nozzle filter unit ) Elbow Flangefilter unit 1 Ancor (nozzle filter unit ) Analisa Tegangan Pipa Daily Tank Menuju Filter Tabel 5 Analisa tegangan pipa Gambar 9pipa dari daily tank Analisa Gaya dan Momen di nozzledaily tank 41

Tabel 6.Gaya dan momen nozzle (OPE1) Tabel 9.Gaya dan momen nozzle (OPE) Tabel 7.Gaya dan momen nozzle (OPE) Pemodelan Dan Analisa Pipa Pompa 1 dan Menuju Heat exchanger Analisa Gaya dan Momen di nozzlefilter Pemodelan Pipa Pompa 1 dan menuju Heat exchanger Tabel 8.Gaya dan momen nozzle (OPE1) Gambar 11 pipa di pompa unit 1 dan Gambar 1 pipa di Heat exchanger Analisa Tegangan Pipa Dari Pompa 1 dan Menuju HE 1 Dan 4

Tabel 10 Analisa tegangan pipa Analisa Gaya dan Momen Nozzle Pompa Tabel 11Analisa gaya dan momen(ope1) exchanger unit 1 Gagal ( X ) exchanger unit Gagal ( X ) Tabel 14Analisa gaya dan momen(ope) Tabel 1Analisa gaya dan momen(ope) Analisa Gaya dan Momen Nozzle Pompa Tabel 13Analisa gaya dan momen(ope1) Maka, hasil analisis resultan gaya dan momen di nozzle pada heat exchanger unit 1 dan unit adalah: Maka, hasil analisa resultan gaya dan momen bending di nozzle pada heat exchanger unit 1 dan unit adalah: exchanger unit 1 exchanger unit 43

Pemodelan Dan Analisa Pipa Pompa Unit 3 dan 4 Menuju HE Tabel 17 Analisa gaya dan momen(ope) Pemodelan Pipa Dari Pompa Unit 3 Dan 4 Menuju HE Gambar 13 Pipa pompa unit 3 dan 4 Analisa Gaya dan Momen di Nozzle Heat exchanger Tabel 18 Analisa gaya dan momen(ope1) Gambar 14 Pipa pompa unit 3 dan 4 Analisa Tegangan Pipa Pompa Unit 3 dan 4 Menuju HE Tabel 15 Analisa tegangan pipa Analisa gaya dan momen Nozzle pompa Tabel 16 Analisa gaya dan momen(ope1) Maka,hasil analisis resultan gaya dan resultan momen bending di nozzleheat exchanger unit 1 dan unit dengan nilai yang diizinkan adalah: bending pada nozzle pada heat exchanger unit 1 Aman ( ) Gagal ( X ) bending pada nozzle pada heat exchanger unit Aman ( ) 44

Tabel 19 Analisa gaya dan momen(ope) Maka,hasil resultan gaya dan momen bending di nozzleheat exchanger unit 1 dan unit adalah: exchanger unit 1 exchanger unit 5. Kesimpulan 1. Adapun kesimpulan dari tegangan yang terjadi pada sistem pemipaan ini adalah: a. Pada pipa penyalur dari daily tank menuju filter nilai tegangan yang terbesar sebesar 51801.6 KPa. b. Pada pipa penyalur pompa unit 1 dan menuju heat exchanger unit 1 dan nilai tegangan yang tertinggi sebesar 71999.5. c. Pada pipa penyalur pompa unit 3 dan 4 menuju heat exchanger unit 1 dan nilai tegangan yang tertinggi sebesar 7609.3 KPa. d. Sistem pemipaan marine fuel oil dari daily tank menuju heat exchanger tidak mengalami tegangan berlebih(overstress).. Analisa gaya dan momen yang terjadi pada sistem perpipaan ini dapat disimpulkan: a. Gaya dan momen di nozzle untuk daily tank tidak ada melebih batas allowable b. Gaya dan momen yang terjadi di nozzle untuk filter unit 1,,3 dan 4 tidak ada melebih batas allowable. c. Gaya dan momen yang terjadi di nozzle untuk pompa unit 1,,3 dan 4 tidak ada melebih batas allowable. d. Gaya dan momen yang terjadi di nozzle untuk heat exchanger 1 dan, pada kondisi OPE 1 dalam kondisi terjadi resultan momen bending yang melewati kondisi yang diizinkan(pipa dari pompa unit 1 dan ) e. Gaya dan momen yang terjadi di nozzle untuk heat exchanger 1 dan, pada kondisi OPE 1 dalam kondisi terjadi resultan momen bending yang melewati kondisi yang diizinkan.(pipa dari pompa unit 3 dan unit 4) f. Momen yang berlebih ini tidak berpengaruh dengan kondisi sekarang, karena momen yang berlebih hanya terjadi pada kondisi operasi dengan temperatur design bukan teperatur kerja sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA [1] API Std 610. 004. Centrifugalg Pumps for Petrolium, Petrochemical and Gas Industries. USA: Americal Petrolium Institute. [] ITT Grinnell Industrial. 1981. Piping Design and Engineering. New York: ITT Grinnell Press. 45

[3] Helguero M, Victor. 1986. Pipe Stress Handbook. Texas: Gulf Publishing Company. [4] Peng, Ling-Chuan, dan Tsen Long Peng. 009. Pipe Stress Engineering. USA: ASME Press [5] The American Society of Mechanical Engineering. 010. ASME B31.3 Process Piping. New York: ASME Press. 46