ESTIMASI NERACA AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE THORNTHWAITE MATTER. RAHARDYAN NUGROHO ADI BPTKPDAS

dokumen-dokumen yang mirip
Tujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS

NERACA AIR METEOROLOGIS DI KAWASAN HUTAN TANAMAN JATI DI CEPU. Oleh: Agung B. Supangat & Pamungkas B. Putra

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

A. Metode Pengambilan Data

ANALISA NERACA AIR LAHAN WILAYAH SENTRA PADI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

KAJIAN POTENSI KETERSEDIAN AIR MENGGUNAKAN MODEL NERACA AIR BULANAN THORNTHWAITE-MATHER (STUDI KASUS : SUB DAS SUBAYANG KAMPAR KIRI HULU)

L A M P I R A N D A T A H A S I L A N A L I S I S

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Januari 2015 di Jurusan

rata-rata P 75%

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

NERACA AIR. Adalah perincian dari masukan (input) dan keluaran (output) air pada suatu permukaan bumi

corespondence Author ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Curah Hujan Daerah Penelitian

ANALISIS SPASIAL INDEKS KEKERINGAN DAERAH PANTAI UTARA (PANTURA) JAWA BARAT

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

Analisis Neraca Air di Kecamatan Sambutan - Samarinda

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

I. PENDAHULUAN. jagung adalah kedelai. Kedelai juga merupakan tanaman palawija yang memiliki

JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

III. DATA DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 2.11 Kapasitas Lapang dan Titik Layu Permanen

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Swara Bhumi. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016

Brady (1969) bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, air harus ditambahkan bila 50-85% dari air tersedia telah habis terpakai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu. Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

Misal dgn andalan 90% diperoleh debit andalan 100 m 3 /det. Berarti akan dihadapi adanya debit-debit yg sama atau lebih besar dari 100 m 3 /det

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PULAU-PULAU KECIL DI DAERAH CAT DAN NON-CAT DENGAN CARA PERHITUNGAN METODE MOCK YANG DIMODIFIKASI.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Malang Jawa Timur. ABSTRAK. Indeks kekeringan, Thornthwaite, El-Nino, Neraca Air, Perubahan Iklim ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

PENENTUAN WAKTU TANAM SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS) BERDASARKAN NERACA AIR LAHAN DI KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)

TEORI DAN PRAKTIK ANALISIS NERACA AIR UNTUK MENUNJANG TUGAS PENYULUH PERTANIAN DI KALIMANTAN TENGAH 1) M. Anang Firmansyah 2)

I. PENDAHULUAN. Intervensi manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang makin

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tujuan. Peserta memahami syarat-syarat pemilihan lokasi SPAS dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pemantauan data hidrologi DAS

Irigasi Dan Bangunan Air. By: Cut Suciatina Silvia

PRAKTIKUM RSDAL II PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL (ETo) DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN (ETCrop)

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

Analisis Neraca Air Dengan Metode Thornthwaite Mather Untuk Suplai Air di Waduk Gondang Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Muhammad Zubed Aulia

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP KUANTITAS AIR DENGAN PENDEKATAN NERACA AIR TANAMAN (STUDI KASUS DI PT. REZEKI KENCANA)

Kebutuhan Air Irigasi & RKI

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

KAJIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN ASPEK SUMBERDAYA AIR DI KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT LIBNA CHAIRA

PENERAPAN METODE THORNTHWAITE MATHER DALAM ANALISA KEKERINGAN DI DAS DODOKAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

PENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG

LAMPIRAN. Mulai. Penentuan Lokasi Penelitian. Pengumpulan. Data. Analisis Data. Pengkajian keandalan jaringan irigasi

ANALISIS NERACA AIR UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PADA KONDISI IKLIM YANG BERBEDA

ANALISIS NERACA AIR HIDROMETEOROLOGIS DENGAN PENDEKATAN KARAKTERISTIK FISIK DAS DI DAS GONDANG, KABUPATEN NGANJUK, PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS NERACA AIR UNTUK PENETAPAN PERIODE TANAM TANAMAN PANGAN DI PROPINSI BANTEN

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

Bulan Basah (BB) : Bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi).

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

ANALISIS PENENTUAN WAKTU TANAM PADA TANAMAN KACANG TANAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS NERACA AIR DALAM PENENTUAN POTENSI MUSIM TANAM TANAMAN PANGAN DI PROVINSI BANTEN

ANALISIS NERACA AIR SUNGAI RANOWANGKO

BAB IV ANALISIS DATA

SURVEI PENJUALAN ECERAN

DAFTAR PUSTAKA. Ariansyah Tinjauan Sistem Pipa Distribusi Air Bersih di Kelurahan Talang

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2013 TERHADAP KETERSEDIAAN AIR DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI BLONGKENG SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

LAPORAN PRA-FEASIBILITY STUDY

SURVEI PENJUALAN ECERAN

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KERENTANAN PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max (L.)merril) AKIBAT FLUKTUASI NERACA AIR LAHAN DAN DINAMIKA IKLIM DI KABUPATEN GORONTALO

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG) Trimaijon. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI POTENSI AIR BULANAN DAN HASIL PENGUKURAN LANGSUNG DI SUB DAS WURYANTORO, WONOGIRI

DESAIN ULANG BENDUNG UNTUK PENINGKATAN DEBIT AIR IRIGASI DI WAEKOKAK KEC LELAK KAB MANGGARAI NTT

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

ANALISIS DEBIT ANDALAN

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Transkripsi:

ESTIMASI NERACA AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE THORNTHWAITE MATTER RAHARDYAN NUGROHO ADI (dd11lb@yahoo.com) BPTKPDAS

Pendahuluan Analisis Neraca Air Potensi SDA Berbagai keperluan (irigasi, mengatur pola tanam, monev DAS

Perhitungan Neraca Air Diperlukan Data Aliran Sungai Data Aliran tdk selalu tersedia

Perhitungan Neraca Air dengan data yg umum tersedia Perhitungan Neraca Air Metode Thornthwaite Mather Data yang diperlukan : data hujan sebagai masukan, data vegetasi penutup lahan, data suhu udara, dan data sifat fisik tanah sebagai pemroses air di dalam DAS.

Maksud dan Tujuan Memberikan informasi bahwa ketidaktesediaan data aliran tidak menghambat dalam analisis neraca air suatu DAS Instansi pengelola SDA dapat menganalisis neraca air dalam rangka perencanaan maupun evaluasi pengelolaan SDA

Keuntungan Penerapan Metode Thrornthwaite Mather Dapat menghitung debit tanpa membutuhkan data tinggi muka air yang biasanya dikumpulkan dalam jangka waktu yang lama dan memerlukan biaya mahal baik untuk konstruksinya maupun untuk operasionalnya.

Diagram Alir Perhitungan Debit dengan Metode Thornthwaite Mather

METODE Prinsip Dasar Debit bulanan dan tahunan dihitung dengan menggunakan persamaan neraca air. Metode ini mensyaratkan untuk digunakan pada DAS yang mempunyai aliran sepanjang tahun dan dengan luasan yang cukup luas.

Persamaan Neraca Air DAS Persamaan neraca air yang digunakan yaitu : Dalam hal ini : Q = Debit aliran (mm) P = Hujan (mm) Eta = Evapotranspirasi aktual (mm) S = Perubahan cadangan lengas tanah (mm)

Parameter Data untuk Perhitungan Neraca Air DAS 1. Data hujan 2. Data temperatur udara 3. Data sifat fisik tanah (pf 2,54; pf 4,2 dan tekstur 3 fraksi) dan sebarannya 4. Data vegetasi penutup (jenis dan kedalaman zone perakaran) dan sebarannya

PERHITUNGAN NERACA AIR Temperatur/ Suhu (T) Langkah pertama untuk menghitung neraca air yaitu pengumpulan data temperatur. Data temperatur bulanan dihitung dengan menggunakan rumus : Tx = 0,006 ( t tx ) ± T Tx = temperatur yang akan diketahui T = temperatur dari stasin klimtologi terdekat t = ketinggian tempat stasiun klimatologi terdekat tx = ketinggian tempat yang akan dihitung temperaturnya

Indeks Panas (I) Indeks Panas (I) merupakan jumlah dari nilai indeks panas bulanan (i) yang dihitung dengan rumus : i = (T/5) 1,514 T = temperatur bulanan EP sebelum terkoreksi (Epx) Langkah selanjutnya adalah menghitung evapotranpirasi potesial sebelum terkoreksi dengan berdasarkan pada nilai temperatur bulanan dan nilai indeks panas

Tabel Nilai Evapotranspirasi Potensial Bulanan Sebelum Terkoreksi (cuplikan dari Tabel Th. Mather)

EP setelah terkoreksi (Ep) Ep terkoreksi dihitung dengan menggunakan rumus : Ep = f x Epx f = faktor koreksi berdasarkan letak lintang DAS yang dikaji

Rata-rata Lama Penyinaran Matahari Bulanan di Belahan Bumi Selatan

Contoh Hasil perhitungan nilai Ep bulanan terkoreksi

Hujan (P) Perhitungan neraca air dengan metode ini memerlukan data CH yang berkesinambungan. Data ch bulanan diperoleh dari beberapa stasiun hujan yang ada di dalam maupun sekitar DAS yang akan dikaji.

(P EP) Selisih antara CH dengan nilai EP digunakan untuk menentukan kelebihan dan kekurangan periode lembab atau basah. Jika bernilai negatif berarti jumlah CH yang jatuh tidak mampu menambah kebutuhan potensi air dar areal yang tertutup vegetasi. Jika bernilai positif berarti bahwa jumlah kelebihan air yang tersedia selama periodetertentu dalam satu tahun untuk mengembalikan kelembaban tanah dan aliran permukaan

Contoh Hasil Perhitungan Nilai P - EP Bulanan

Akumulasi Potensi Kehilangan Air (APWL) APWL digunakan untuk mengetahui potensi kehilangan air pada bulan kering. Cara perhitungan : Dimulai dari nilai P EP yang mempunyai nilai negatif, kemudian secara berurutan dijumlahkan dengan nilai P EP berikutnya sampai dengan nilai P EP negatif yang terakhir.

Contoh Hasil Perhitungan APWL (Akumulasi Potensi Kehilangan Air) Bulanan

Perubahan Kelembaban Cadangan Lengas Tanah ( S) Dihitung dari kemampuan tanah menahan air. Kemampuan tanah menahan air diperoleh berdasarkan hasil perkalian antara prosentase luas penggunaan lahan, air tersedia dan kedalaman zone perakaran. Sebagai gambaran cadangan lengas tanah pada berbagai tekstur dan jenis vegetasi dapat dilihat pada Tabel berikut ini

Cadangan Lengas Tanah (St) Nilai cadangan lengas tanah diperoleh berdasarkan hasil perkalian antara prosentase luas penggunaan lahan, air tersedia dan kedalaman zone perakaran. Sebagai gambaran cadangan lengas tanah pada berbagai tekstur dan jenis vegetasi dapat dilihat pada tabel ini.

Tabel Kemampuan Tanah Menahan Air pada Kombinasi Tanah dan Vegetasi

Contoh Hasil Perhitungan Nilai Cadangan Lengas Tanah per Penggunaan Lahan

Prosentase luas penggunaan lahan dan kedalaman zone perakaran diperoleh berdasarkan survei lapang (pengamatan langsung di lapang). Sedangkan air tersedia dihitung berdasarkan hasil analisis sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring sampel dan dianalisis di laboratorium (parameter yang dianalisis yaitu nilai kapasitas lapang dan titik layu permanen). Perhitungannya yaitu selisih antara nilai kapasitas lapang (pf 2,54) dengan titik layu permanen (pf 4,2) untuk setiap jenis penggunaan lahan.

Berdasarkan tabel sebelumnya nilai ST untuk APWL yang bernilai positif dihitung berdasarkan : ST = 5992/61 ST = 98.2 ᴝ 100 dalam hal ini % luas penggunaan laban berupa pemukiman tidak dimasukkan sebagai faktor pembagi karena pada pemukiman zone perakarannya dianggap tidak ada, sehingga total % luas zone perakaran adalah 4 + 17+ 18 + 22 + 39 = 61.

Sedangkan nilai ST untuk APWL yang bernilai negatif dihitung berdasarkan tabel dari Thornthwaite Mather (1957) dalam bukunya Instructions and Tables For Computing Potential Evapotranspiration and The Water Balance. Contoh tabel Nilai Cadangan Lengas Tanah untuk Kemampuan Tanah Menaban Air Sebesar 100 mm

Hasil Perhitungan Nilai ST Bulanan

Perubahan Lengas Tanah ( ST) Nilai perubahan lengas tanah dihitung berdasarkan selisih antara cadangan lengas tanah bulan sebelumnya dengan cadangan lengas tanab bulan ini. Hasil Perhitungan Perubahan Lengas Tanab Bulanan

Evapotranspirasi Aktual (AE) Nilai Evapotranspirasi Aktual diperoleh dengan ketentuan : Jika P > EP maka AE = EP Jika P < EP maka AE = P + [ Perubahan lengas tanab ]

Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Aktual Bulanan

Defisit Nilai defisit (D) diperoleh berdasarkan pada selisih antara EP - AB. Hasil Perhitungan Nilai Defisit Bulanan

Surplus Nilai surplus (S) diperoleh berdasarkan rumus, S = (P - EP) - Perubahan ST. Hasil Perhitungan Nilai Surplus (S) Bulanan

Runoff Langkah terakhir dari perhitungan neraca air dengan metode Thornthwaite and Mather adalah menghitung besarnya runoff. Runoff diperoleh dari surplus air yang besamya diasumsikan 50 % dan sisanya akan keluar menjadi runoff pada bulan berikutnya.

Hasil Perbitungan Runoff Bulanan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah Surlus 319.00 234.00 71.00 27.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 217.00 251.00 50% 159.50 117.00 35.50 13.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 108.50 125.50 159.50 117.00 35.50 13.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 108.50 79.75 58.50 17.75 6.75 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 39.88 29.25 8.88 3.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 19.94 14.63 4.44 1.69 0.00 0.00 0.00 0.00 9.97 7.31 2.22 0.84 0.00 0.00 0.00 4.98 3.66 1.11 0.42 0.00 0.00 2.49 1.83 0.55 0.21 0.00 1.25 0.91 0.28 0.11 0.62 0.46 0.14 0.31 0.23 0.16 RO 159.50 276.50 232.25 147.38 80.44 40.22 20.11 10.05 5.03 2.51 109.76 234.63 1318.37

Perbandingan antara Runoff Perhitungan dan Pengukuran Bulan Runoff Runoff Hitung Ukur 1 159.5 354 2 276.5 257 3 232.25 142 4 147.38 37 5 80.44 14 6 40.22 4 7 20.11 3 8 10.05 2 9 5.03 1 10 2.51 2 11 109.76 103 12 234.63 115 1318.38 1034

400 Perbandingan Runoff Pengukuran Langsung dan Perhitungan 350 300 250 Runoff 200 150 Runoff Hitung Runoff Ukur 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan

PENUTUP Perhitungan Neraca Air (debit aliran bulanan) dengan metode Thonrthwaite and Mather merupakan salah satu metode yang sudah cukup lama dikembangkan dan relatif mudah karena data yang diperlukan dalam perhitungan dengan metode ini umumnya tersedia di suatu DAS. Metode ini sampai sekarang masih cukup relevan dan masih sering digunakan.

CONTOH HASIL PERHITUNGAN NERACA AIR DENGAN METODE THORNTHWAITE MATHER Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Total T 28.4 27.9 26.6 28.1 26.8 25.2 24.7 25.8 26.8 27.1 26.6 26.2 I 13.87 13.5 12.56 13.65 12.7 11.57 11.23 11.99 12.7 12.92 12.56 12.28 151.53 UnAdj PE 5 4.9 4.5 5 4.6 4 3.8 4.2 4.6 4.7 4.5 4.4 F.koreksi 32.1 28.8 31.2 30 30.6 29.4 30.3 30.6 30 31.5 30.9 32.4 Adj PE 160.5 141.12 140.4 150 141 117.6 115.14 128.52 138 148.05 139.05 142.56 1661.94 P 262 273 194 515 81 33 0 0 0 11 204 840 2413 P-PE 101.5 131.88 53.6 365-60 -84.6-115.14-128.52-138 -137.05 64.95 697.44 APWL 0 0 0 0-60 -144.6-259.74-388.26-526.26-663.31 0 0 Storage 300 300 300 300 245 185 125 81 51 32 96.95 300 St 0 0 0-55 -60-60 -44-30 -19 64.95 203.05 0 AE 160.5 141.12 140.4 150 141 93 44 30 19 75.95 139.05 142.56 D 0 0 0 0 0 24.6 71.14 98.52 119 72.1 0 0 Surplus 101.5 131.88 53.6 420 0 0 0 0 0 0 0 697.44 1404.42 Runoff Prediksi 349.7 50.8 91.3 72.5 246.2 123.1 61.6 30.8 15.4 7.7 3.8 1.9 1054.7 Runoff Observasi 30.3 54.2 42.9 94.6 25.7 19.6 10.5 4.9 3.1 4.8 8.2 193.4 492.2