II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Mie Basah dan Pembuatan Mie Basah.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi

TINJAUAN PUSTAKA. terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

repository.unimus.ac.id

I. PENDAHULUAN. pangan yang disukai anak-anak (Sardjunani, 2013).

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

II. TINJAUAN PUSTAKA

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang, dengan atau tanpa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. asupan zat gizi makro yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi vitamin A

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. kata terigu dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Portugis trigo yang. proteinnya, tepung terigu dapat dibagi menjadi:

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bulir gandum. Tepung terigu

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bertanam selain itu sebagian masyarakat Indonesia hampir setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang diijinkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki


BAB I PENDAHULUAN. Menurut Anonim (2011), produksi tomat Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Mie Basah dan Pembuatan Mie Basah. Mie merupakan produk makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Definisi mie menurut SII adalah produk makanan yang dibuat dari tepung gandum atau tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diijinkan, bentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak (Anonim, 2005e). Menurut Anonim (2005e), pembuatan mie dalam perkembangan produk mie dan teknologi pembuatannya tidak lagi terbatas hanya dari bahan mentah utama terigu saja, sehingga mie dapat dikelompokan menjadi beberapa macam berdasarkan bahan utamanya, yaitu: 1. Mie yang terbuat dari tepung terigu 2. Bihun yang terbentuk dari tepung beras 3. So un (fensi) yang terbuat dari pati kacang hijau 4. Shomein yang terbuat dari tepung terigu dan tepung beras Berdasarkan kondisi sebelum dikonsumsi, mie dapat digolongkan dalam beberapa kelompok yaitu mie basah, mie kering, mie rebus, mie kukus dan mie instant (Anonim, 2005e). Menurut Astawan (1999), mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar air mencapai 52 % sehingga daya tahan simpannya relatif singkat yaitu 40 jam 6

7 dalam suhu kamar. Komposisi gizi mie basah secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Gizi Mie Basah per 100 g Bahan Zat Gizi Mie Basah Zat Gizi Mie Basah Energy (kal) 86 Besi 0,8 Protein (g) 0,6 Vitamin A - Lemak (g) 3,3 Vitamin B1 (mg) - Karbohidrat (g) 14 Vitamin C (mg) - Kalsium (mg) 13 Air (mg) 80 Sumber : Astawan, (1999) Bahan pangan yang disimpan akan mengalami kerusakan, adapun kerusakan pada mie basah akan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: berbintik putih atau hitam karena tumbuh kapang, berlendir pada permukaan mie, berbau asam dan berwarna lebih gelap. Mie basah akan menjadi lebih awet apabila dikeringkan dengan cara oven (Anonim, 2005e). Menurut Anonim (2005e), kualitas mie basah sangat bervariasi karena perbedaan bahan pengawet dan proses pembuatannya. Mie basah adalah mie mentah yang sebelumnya dipasarkan mengalami perebusan dalam air mendidih lebih dahulu. Pembuatan mie basah secara tradisional dapat dilakukan dengan bahan utama tepung terigu dan bahan pembantu seperti air, telur pewarna dan bahan tambahan pangan. Mie basah yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Berwarna putih atau kuning 2. Tekstur agak kenyal 3. Tidak mudah putus (Anonim, 2005e)

8 Menurut Astawan, (1999), mie basah yang baik adalah mie yang secara kimiawi mempunyai nilai kimia yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Perindustrian melalui SII 2046-90. Persyaratan tersebut data dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Syarat Mutu Mie Basah (SII 2046-90) Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan : a) Bau b) Warna c) Rasa Normal Normal Normal 2. Kadar air %, b/b 20 35 3. Abu %, b/b Maksimum 3 4. Protein %, b/b Maksimum 8 5. Bahan tambahan makanan: a) Boraks dan asam borat b) Pewarna c) Formalin 6. Pencemaran logam: a) Timbale (Pb) b) Tembaga (Cu) c) Seng (Zn) d) Raksa (Hg0 7. Pencemaran mikrobia: a) Angka lempeng total b) E.coli c) Kapang Sumber : Astawan, (1999) mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg Koloni/g APM/g Koloni/g Tidak boleh Yang diizinkan Tidak boleh Maksimum 1,0 Maksimum 10,0 Maksimum 40,0 Maksimum 0,05 Maksimum 1,0 x 10 6 Maksimum 10 Maksimum 1,0 x 10 4 Pembuatan mie meliputi tahap-tahap pencampuran, didiamkan bertujuan agar adonan mengembang, pembentukan lembaran, pemotongan atau pencetakan dan pemasakan. Pencampuran bertujuan untuk pembentukan gluten dan distribusi bahan-

9 bahan agar homogen. Sebelum pembentukan lembaran, adonan biasanya diistirahatkan untuk memberi kesempatan penyebaran air dan pembentukan gluten. Pengistirahatan adonan mie yang lama dari gandum keras akan menurunkan kekerasan mie. Pembentukan lembaran dengan roll pengepres menyebabkan pembentukan serat-serat gluten yang halus dan ekstensibel (Anonim, 2003). Menurut Sunaryo (1985) dalam Ratnawati (2003), pada awal pencampuran terjadi pemecahan lapisan tipis air dan tepung. Makin lama, semua bagian tepung teraliri air dan menjadi gumpalan-gumpalan adonan. Air akan menyebabkan seratserat gluten mengembang karena gluten menyerap air. Dengan pemanasan, serat-serat gluten akan ditarik, disusun bersilang dan membungkus pati sehingga adonan menjadi lunak, kaku dan elastis. Proses pembuatan mie memerlukan berbagai bahan tambahan yang masingmasing bertujuan tertentu, antara lain menambah volume, memperbaiki mutu ataupun citarasa serta warna (Anonim, 2003). Bahan-bahan dalam pembuatan mie basah antara lain: 1. Tepung Terigu Tepung terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari tepung gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Keistimewaan terigu dari serelia lain ialah kemampuannya membentuk gluten pada saat dibasahi air. Sifat elastis gluten pada adonan ini menyebabkan mie yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan (Astawan,1999).

10 Tepung terigu merupakan hasil penggilingan biji gandum berupa endosperm yang terpisah dari lembaga. Terigu mengandung karotenoid yaitu xanthofil yang tidak mempunyai aktivitas vitamin A (Meyer, 1973). Terigu mempunyai kedudukan istimewa dibandingkan tepung-tepung lainnya. Keistimewaan tepung terigu terletak pada protein yang dikandungnya. Kandungan protein total pada tepung terigu bervariasi antara 7% 18%, tetapi pada umumnya 8% 14%. Sekitar 80% dari protein tersebut merupakan gluten (Matz, 1972). Gluten merupakan kompleks protein yang tidak larut dalam air, berfungsi sebagai pembentuk struktur kerangka. Gluten terdiri atas komponen gliadin dan glutenin yang menghasilkan sifat viskoelastis. Kandungan tersebut membuat adonan mampu dibuat lembaran, digiling, ataupun dibuat mengembang (Pomeranz dan Meloan, 1971). Sunaryo (1985) dalam Ratnawati (2003), menambah bahwa gliadin akan menyebabkan gluten bersifat elastis sedangkan glutein menyebabkan adonan menjadi kuat menahan gas dan menentukan sturuktur pada produk yang dibakar. Berdasarkan kandungan gluten, tepung terigu yang beredar di pasaran dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: a) Hard flour, tepung ini berkualitas paling baik, kandungan proteinnya 12% 13%. Tepung ini biasa digunakan untuk

11 pembuatan roti dan mie yang berkualitas tinggi, contohnya: tepung terigu cakra kembar b) Medium hard, terigu jenis ini mengandung protein 9,5% 11%. Tepung ini banyak digunakan untuk pembuatan roti, mie dan macam-macam kue, serta biscuit, contohnya tepung segitiga biru c) Soft flour, terigu ini mengandung protein 7% 8,5%. Penggunaanya cocok sebagai bahan pembuat kue dan biscuit, contohnya terigu kunci biru (Astawan, 1999). Tabel 3. Kandungan zat gizi tepung terigu per 100g Tabel 3. Kadungan Gizi Tepung Terigu per 100g Zat Gizi Kandungan Kalori (kal) 362 Protein (gram) 8,9 Lemak (gram) 1,3 Karbohidrat (gram) 72,3 Kalsium (mg) 16,0 Phospor (mg) 160,0 Besi (mg) 1,2 Vitamin A (mg) 0 Vitamin B (mg) 0,12 Vitamin C (mg) 0 Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, (2000) 2. Garam Alkali Garam alkali, biasanya disebut dengan kansui, merupakan suatu zat tambahan pangan yang biasa digunakan dalam pembuatan mie basah. Keberadaan sangat penting dalam pembuatan mie basah. Garam alkali

12 memberi flavor yang khas dan mempengaruhi kualitas mie serta bertanggungjawab terhadap warna pada mie (Supriyanto, 1992). Komponen utama dari dari kansui adalah Natrium Karbonat (Na 2 CO 3 ) dan Kalium Karbonat (K 2 CO 3 ). Penggunaan senyawa ini mengakibatkan ph lebih tinggi (7,0 7,5), warna sedikit kuning dan menghasilkan flavor yang lebih disukai konsumen. Natrium karbonat dan kalium karbonat telah sejak dulu dipakai sebagai alkali pembuat mie. Komponen ini berfungsi untuk mempercepat pengikatan gluten, meningkatkan elastisitas, fleksibilitas, dan meningkatkan kehalusan tekstur mie. Natrium karbonat dan kalium karbonat juga dapat meningkatkan pengikatan air, karena reaksi senyawa tersebut dengan pati dan air akan menghasilkan gas CO 2. Dengan adanya gas CO 2 berarti terbentuk rongga antar ruang granula pati. Hasilnya ketika perebusan mie, air yang terserap akan lebih banyak (Ratnawati, 2003). 3. Air Air dalam proses pembuatan mie berfungsi sebagai media reaksi antara gluten, karbohidrat dan larutan garam serta membentuk sifat kenyal gluten. Air juga digunakan untuk merebus mie mentah dalam pembuatan mie basah. Pada proses perebusan akan terjadi glatinisasi pati dan koagulasi gluten sehingga dapat meningkatkan kekenyalan mie (Sunaryo, 1985 dalam Ratnawati, 2003).

13 4. Telur Penambahan telur dimaksudkan untuk meningkatkan mutu protein mie dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga tidak mudah putus. Putih telur berfungsi untuk mencegah kekeruhan mie pada proses pemasakan. Kuning telur digunakan sebagai pengemulsi, lechitin juga dapat mempercepat hidrasi air pada tepung dan mengembangkan adonan (Astawan, 1999). B. Kandungan Gizi dan Manfaat Bekatul Rice bran (bekatul) merupakan produk sampingan dari proses penggilingan padi. Menurut Hadipernata (2007) bekatul adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Namun, karena alat penggilingan padi tidak memisahkan antara dedak dan bekatul maka umumnya dedak dan bekatul bercampur menjadi satu dan disebut dengan dedak atau bekatul saja. Pemanfaatan bekatul padi dewasa ini lebih banyak ditujukan sebagai pakan ternak. Menurut Kyung Mi Kim et al. (2001) yang dikutip oleh Riswanto dkk (2010) bahwa bekatul kaya akan lipid, protein, vitamin B, dan dietary fiber. Ardiansyah (2004) menambahkan bekatul juga mengandung vitamin E, asam lemak esensial, dan oryzanol. Komponen vitamin E yang berada dalam bekatul yaitu tokoferol dan tokotrienol. Tokoferol adalah vitamin E yang bersifat antioksidan yang kuat sehingga penting dalam menjaga kesehatan manusia. Roy dan Lundy (2005), menyebutkan bahwa oryzanol merupakan suatu komponen kompleks yang dapat berperan sebagai

14 antioksidan. Bekatul memiliki kandungan protein (13,30%), lemak (15,80%), karbohidrat (50,80%) serat kasar (11,80%) yang tinggi dan kadar air (9,70%). Bekatul juga merupakan sumber B1 (2,26mg/100g) dan kalium (1495mg/100g) (Burkit, 1971 dalam Sycilia 1990). Penggunaan bekatul sebagai makanan terbatas karena sifatnya mudah rusak karena aktivitas hidrolitik dan oksidatif dari enzim lipase yang secara alamiah (endogenous) terdapat pada minyak bekatul atau oleh mikroba. Untuk memperolah bekatul awet bersifat food grade dengan mutu yang tinggi, seluruh komponen penyebab kerusakan harus dikeluarkan atau dihambat, dan pada saat bersamaan kandungan komponen berharga (nutritional) harus tetap dijaga. Dari beberapa metode stabilitas yang telah dilakukan, bahwa metode/perlakuan pemanasan dengan tekanan tinggi dan kadar air tetap dapat dianggap cara terbaik. Metode ini berdasarkan pemanfaatan kadar air bekatul sebagai perantara, denaturasi enzim, dan sterilisasi. Dua metode yang tergolong proses ini adalah drum berputar dan ekstrusi pindah panas. Keuntungan proses ini tidak membutuhkan aliran uap air dari luar, peralatannya relatif kecil, dan mudah instalasi dan operasinya. Dengan demikian unit dapat digabungkan dengan unit penggilingan beras dengan sedikit modifikasi (Anonim, 2005e). Jubaidah (2008), telah melakukan penelitian tentang variasi penambahan tepung bekatul 5, 10 dan 15% pada es krim. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar serat yang paling banyak terdapat pada es krim dengan penambahan bekatul 15% yaitu 1,64%. Untuk uji organoleptik, warna yang paling baik yaitu krem

15 pada penambahan bekatul 5%, dan pada penambahan 15% warnanya cokelat tua. Aroma yang paling baik yaitu khas es krim agak bau bekatul pada penambahan 5%, untuk rasa agak pahit yaitu pada panambahan 5% dan rasa es krim pahit untuk penambahan 15%, dan untuk tekstur yang paling lembut pada penambahan bekatul 5% dan tidak lembut untuk penambahan 15%. Dari uji daya terima yang paling disukai oleh panelis yaitu dengan penambahan 5%. C. Taksonomi Tanaman Wortel dan Komposisi Kimia Ekstrak Wortel (Daucus carota L.) Tanaman wortel (Daucus carota L.) tidak berasal dari Indonesia melainkan berasal dari daerah yang berasal dari iklim sub tropis. Menurut sejarahnya, tanaman ini tumbuh secara liar di kawasan kepulauan Asia Tengah. Lambat laun budidayanya secara luas ke kawasan Eropa, Afrika, Amerika dan akhirnya ke berbagai Negara termasuk Indonesia yang beriklim tropis (Cahyono, 2002). Berdasarkan bentuk umbinya, Menurut Pitojo (2006), wortel dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: a) Tipe Imperator, yaitu golongan wortel yang memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing, hingga mirip berbentuk kerucut. b) Tipe Chantenay, yaitu golongan wortel yang memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul dan tidak berakar serabut. c) Tipe Nantes, yaitu golongan wortel yang memiliki umbi tipe peralihan antara tipe imperator dan chantenay.

16 Menurut Kusuma dkk. (1998), produksi wortel di Indonesia mencapai 12,89 ton per hektar. Sebagai tanaman sayuran bukan musiman dengan nilai produksi yang mencapai angka tersebut di atas, menjadikan wortel banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun supermarket. Gambar umbi wortel segar dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Wortel Segar (Dokumen Pribadi) Kedudukan taksonomi tanaman wortel menurut Cahyono (2002), adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Umbelliferales Fmili : Umbelliferae Genus : Daucus Spesies : Daucus carota L Berdasarkan kandungan nilai gizi Tabel 4, dapat dilihat juga bahwa wortel sangat kaya akan vitamin A sehingga dapat digunakan sebagai sumber vitamin A. Vitamin A merupakan vitamin yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mata dan memelihara jaringan epitel, yakni jaringan yang terdapat pada permukaan kulit. Senyawa β-karoten (provitamin A) yang terdapat pada wortel dapat mengurangi

17 resiko terserang kanker atau tumor karena senyawa ini mampu mengaktifkan enzim pelawan kanker dalam tubuh. Selain itu, baik pula untuk mencegah kelainan pada mata akibat kekurangan vitamin A (Cahyono, 2002). Peranan wortel sebagai bahan pangan mengandung gizi yang tinggi. Umbi wortel merupakan produk utama dari tanaman wortel yang dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan pangan. Kulit umbi tipis dan berwarna kuning merah atau jingga karena mengandung β-karoten yang tinggi. Daging bertekstur renyah dengan rasa agak manis. Kandungan nilai gizi dan kalori wortel dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kandungan Nilai Gizi dan Kalori Dalam Umbi Wortel Segar per 100g No Jenis Zat Gizi Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfsr Besi Natrium Serat Abu Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C Niacin Air 42,00 kal 1,20 g 0,30 g 9,30 g 39,00 g 37,00 g 0,80 g 32,00 g 0,90 g 0,08 g 12000,00 SI 0,06 g 0,04 g 6,00 g 0,06 g 88,20 g Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI 1981 dalam Rukmana 1995 Fitokimia utama yang terdapat dalam wortel adalah β-karoten. β-karoten merupakan substansi dari tanaman yang oleh tubuh dikonversi menjadi vitamin A dan mempunyai peran sebagai antioksidan dan sistem kekebalan tubuh. Sayuran berwarna

18 hijau gelap dan orange - kuning merupakan sumber β-karoten yang baik (Anonim c, 2003). D Hipotesis 1. Terdapat perbedaan pengaruh subsitusi tepung bekatul pada tepung terigu terhadap kualitas mie basah. 2. Subsitusi tepung bekatul yang optimum untuk mendapatkan mie basah dengan kualitas baik yaitu 5% tepung bekatul.