PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN TEKNOLOGI PEMURNIAN MINYAK CENGKEH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PENGRAJIN DI KECAMATAN UNGARAN BARAT

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PENGRAJIN MINYAK CENGKEH DENGAN MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

PEMURNIAN EUGENOL MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ADSORPSI HASIL PENELITIAN. Oleh: Ferdinand Mangundap

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Jurusan Kimia Faklultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 1

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

ABSTRAK. Kata kunci : minyak nilam, pemurnian kimia, pemurnian fisik, kejernihan, kandungan PA ABSTRACT

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

4 Hasil dan Pembahasan

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

PEMANFAATAN LEMPUNG MAREDAN SEBAGAI ADSORBEN PEROKSIDA DARI CRUDE PALM OIL (CPO) : VARIASI SUHU DAN KECEPATAN PENGADUKAN

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Emmy Sahara. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK ABSTRACT

PEMURNIAN MINYAK NILAM MENGGUNAKAN BENTONIT TERAKTIVASI ASAM NITRAT

BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

PENGOLAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS MENGGUNAKAN METODE ACID CLAY TREATMENT

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

3. Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Adsorben

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

PENGARUH UKURAN SERBUK PADA AKTIVASI TANAH LIAT DARI TANAK AWU TERHADAP DAYA ADSORPSINYA PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman ISSN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

Analisis Kadar Patchouli Alcohol menggunakan Gas Chromatography pada Pemurnian Minyak Nilam menggunakan Adsorben Zeolit

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 2, April 2013

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Transkripsi:

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Abstrak.Teknik penyulingan yang dilakukan pengrajin minyak atsiri belum benar, sehingga minyak atsiri yang dihasilkan berkualitas crude. Minyak terlihat gelap kehijauan akibat kontaminasi logam Fe dan Cu. Adanya bahan asing akan merusak mutu minyak atsiri, menyebabkan harga jual turun. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh parameter-parameter yang mempengaruhi proses adsorbsi pada pemurnian minyak daun cengkeh. Pemurnian minyak cengkeh dengan metode adsorbsi terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama aktivasi bentonit dengan asam sulfat selama 24 jam, kemudian disaring, dicuci dan dikeringkan. Tahap kedua adalah pemurnian minyak cengkeh crude dengan menambahkan bentonit teraktivasi, diaduk, dipisahkan filtrat dan rafinatnya Dari hasil penelitian diperoleh semakin besar konsentrasi asam sulfat (0,4 2,0M) maka luas permukaan spesifik bentonit semakin meningkat dan optimum pada 1,2M.. Semakin tinggi suhu pemanasan bentonit teraktivasi (100-200 o C), luas muka spesifik bentonit semakin meningkat. Kesetimbangan adsorbsi dicapai pada waktu adsorbsi 1 jam dan volume minyak cengkeh dengan berat adsorbat optimum pada volume 20 ml/gram adsorben. Kata kunci : minyak cengkeh, bentonit, pemurnian, adsorbsi PENDAHULUAN Teknik penyulingan minyak atsiri yang selama ini dilakukan para petani, masih dilakukan secara sederhana dan belum menggunakan teknik penyulingan secara baik dan benar. Selain itu, penanganan hasil setelah produksi belum dilakukan secara maksimal, seperti pemisahan minyak setelah penyulingan, wadah yang digunakan, penyimpanan yang tidak benar, maka akan terjadi proses-proses yang tidak diinginkan, yaitu oksidasi, hidrolisa ataupun polimerisasi. Biasanya minyak yang dihasilkan akan terlihat lebih gelap dan berwarna kehitaman atau sedikit kehijauan akibat kontaminasi dari logam Fe dan Cu. Hal ini akan berpengaruh terhadap sifat fisika kimia minyak. Kualitas atau mutu minyak atsiri ditentukan oleh karakteristik alamiah dari masingmasing minyak tersebut dan bahan-bahan asing yang tercampur di dalamnya; adanya bahanbahan asing akan merusak mutu minyak atsiri. Komponen standar mutu minyak atsiri ditentukan oleh kualitas dari minyak itu sendiri dan kemurniannya. Kemurnian minyak bisa diperiksa dengan penetapan kelarutan uji lemak dan mineral. Selain itu, faktor yang menentukan mutu adalah sifatsifat fisika-kimia minyak, seperti bilangan asam, bilangan ester dan komponen utama minyak, dan membandingkannya dengan standar mutu perdagangan yang ada. Bila nilainya tidak memenuhi 39

berarti minyak telah terkontaminasi, minyak atsiri tersebut dikatakan bermutu rendah. Minyak daun cengkeh yang diproduksi dengan alat destilasi yang dibuat dari stainless steel umumnya mempunyai kualitas yang lebih baik, akan tetapi alat ini terlalu mahal sehingga petani memilih menggunakan alat yang terbuat dari besi (Guenther, 1990; Sastrohamidjojo, 2002). Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu cara yang murah untuk menghilangkan pengotor pada minyak daun cengkeh sehingga kualitasnya menjadi lebih baik. Minyak atsiri daun cengkeh sangat potensi dan mempunyai prospek di pasar luar negeri, walaupun pesaingnya juga sangat kompetitif, terutama dari negara India, Nepal dan Madagaskar. Bahkan ada salah satu perusahaan yang akan mengimpor bahan baku minyak atsiri mentah, setelah diolah menjadi minyak atsiri dengan kualitas baik akan diekspor kembali. Oleh karena itu harga dan kualitas baik masih sangat berpeluang untuk dikembangkan di dalam negeri, karena pasar dalam negeri masih membutuhkan dalam jumlah besar. Nilai ekonomis minyak atsiri di dunia tetap tinngi, namun masyarakat indonesia belum bisa memanfaatkan secara maksimal. Para pengrajin minyak atsiri menjual minyaknya dengan kualitas yang masih rendah, sehingga harga jual minyak atsiri juga turun. Harga minyak daun cengkeh crude $ 18/kg dan harga minyak daun cengkeh purified mencapai $ 40/kg. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh parameter-parameter yang mempengaruhi proses adsorbsi pada pemurnian minyak daun cengkeh crude menjadi purified. Hasil penelitian diperoleh konsentrasi asam sulfat proses aktivasi bentonit yang memberikan luas permukaan spesifik tertinggi, temperatur pemanasa bentonit teraktivasi yang memberikan luas permukaan spesifik tertinggi, lama pengadukan pada proses adsorbsi dan volume minyak daun cengkeh per gram bentonit teraktivasi yang memberikan berat adsorbat tertinggi. Minyak daun cengkeh adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan daun dan ranting tanaman cengkeh. Minyak daun cengkeh hasil penyulingan rakyat seringkali berwarna hitam kecoklatan dan kotor, sehingga untuk meningkatkan nilai jual dari minyak tersebut, perlu dilakukan pemurnian. Dari beberapa hasil pemurnian menunjukkan bahwa minyak dapat dimurnikan dengan metoda adsorpsi dan pengkelatan. Komponen minyak daun cengkeh dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah senyawa fenolat dengan eugenol sebagai komponen terbesar. Kelompok kedua adalah senyawa non fenolat yaitu â-kariofeilen, á-kubeben, á-kopaen, humulen, ä kadien, dan kadina 1,3,5 trien dengan â-kariofeilen sebagai komponen terbesar. Eugenol mempunyai flavor yang kuat dengan rasa yang sangat pedas dan panas (Sastrohamidjojo, 2002). Lempung bentonit mempunyai struktur berlapis dengan kemampuan mengembang (swelling) dan memiliki kation-kation yang dapat ditukarkan (Katti and Katti, 2001). Meskipun lempung bentonit sangat berguna untuk adsorpsi, namun kemampuan adsorpsinya terbatas. Kelemahan tersebut dapat diatasi melalui proses aktivasi menggunakan asam (HCl, H 2 SO 4 dan 40 Vol. 9 No.1 Juli 2011

HNO 3 ) sehingga dihasilkan lempung dengan kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi (Kumar and Jasra, 1995). Asam sulfat merupakan asam yang memiliki bilangan ekivalen H + lebih tinggi dibanding dengan asam klorida ataupun asam nitrat. Aktivasi lempung menggunakan asam akan menghasilkan lempung dengan situs aktif lebih besar dan keasamaan permukan yang lebih besar, sehingga akan dihasilkan lempung dengan kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi dibandingkan sebelum diaktivasi (Komadel, 2003). Adsorpsi adalah proses difusi suatu komponen pada suatu permukaan atau antar partikel. Dalam adsorpsi terjadi proses pengikatan oleh permukaan adsorben padatan atau cairan terhadap adsorbat atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul lainnya. Untuk proses tersebut, bisa digunakan adsorben, baik yang bersifat polar (silika, alumina dan tanah diatomae) ataupun non polar (arang aktif). METODE Pemurnian minyak cengkeh terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah aktivasi bentonit yaitu 1). Bentonit dengan ukuran 200 mesh ditambahkan asam sulfat dengan konsentrasi tertentu, kemudian diaduk selama 24 jam, 2). Disaring dan dicuci dengan air panas, 3).Rafinat dikeringkan pada suhu tertentu (100-150 o C) selama 1 jam, 4).Digerus dan diayak dengan ukuran 100 mesh. Selanjutnya tahap kedua adalah proses pemurnian minyak daun cengkeh meliputi 1). disiapkan minyak cengkeh crude dengan jumlah tertentu ditambahkan ke dalam adsorben bentonit teraktivasi dengan berat tertentu, 2).Campuran diaduk selama 2 jam dengan menggunakan stirrer, 3).Diamkan sampai terbentuk endapan, 4).Dipisahkan filtrat dari rafinatnya, 5). Diperoleh minyak cengkeh murni. Alat yang digunakan adalah sieve test, hot plate stirrer, oven, ayakan, beaker glass, labu ukur, corong, mortal HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh konsentrasi asam sulfat divariasikan pada kisaran 0,4 2,0 M dengan waktu aktivasi 24 jam dan kecepatan pengadukan 400 rpm, sedangkan variabel yang lain dibuat tetap yaitu suhu pemanasan setelah aktivasi 100 o C. Hasil penelitian pengaruh konsentrasi asam sufat terhadap luas permukaan spesifik adsorben disajikan pada gambar 2. Dari gambar 2. dapat dilihat bahwa dengan waktu aktivasi yang tetap, dengan semakin besar konsentrasi asam sulfat maka luas permukaan spesifik bentonit juga semakin meningkat. Kenaikan konsentrasi asam sulfat menggambarkan proses pertumbuhan situs semakin baik. Kenaikan pertumbuhan situs teramati sampai dengan konsentrasi asam sulfat 1,2 M. Setelah konsentrasi 1,2 M luas muka spesifik bentonit cenderung konstan. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan asam sulfat mulai tidak efektif membentuk situs aktif karena adanya kerusakan pada struktur bentonit. 41

Hasil penelitian pengaruh suhu pemanasan bentonit teraktivasi terhadap luas permukaan spesifik disajikan pada gambar 3. Suhu pemanasan divariasikan pada kisaran 100 200 0 C. Konsentrasi asam sulfat dibuat tetap yaitu 1,2 M, dan waktu pengadukan proses aktivasi 24 jam dan lama waktu pemanasan 1 jam. Pada gambar 3. dapat dilihat bahwa kenaikan suhu pemanasan pada bentonit teraktivasi, mengakibatkan luas muka spesifik bentonit cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan luas muka spesifik bentonit meningkat tajam pada suhu pemanasan 200 o C. Hal ini menunjukkan pada suhu 200 o C terjadi pertumbuhan situs aktif bentonit.meningkat tajam. Pemanasan sampai pada suhu 200 o C hanya menguapkan air bebas saja dan pada suhu diatas 200 o C akan memberikan Kapastas Tukar Kation (KTK) dan swelling menurun (Tasrif dkk, 1996). Sehingga suhu pemanasan yang memberikan luas muka spesifik tertinggi pada suhu 200 o C. Gambar 2. Hubungan luas muka spesifik adsorben dengan konsentrasi asam sulfat Gambar 3. Hubungan luas muka spesifik dengan suhu pemanasan bentonit teraktivasi. 42 Vol. 9 No.1 Juli 2011

Gambar 4. Hubungan berat adsorbat dengan waktu adsorbsi. Dari gambar 4. menunjukkan bahwa kondisi kesetimbangan antara pengotor minyak daun cengkeh dengan permukaan adsorben bentonit teraktivasi diperoleh mulai waktu adsorbsi 1 jam. Setelah 1 jam adsorbsi oleh bentonit cenderung konstan, menunjukkan kesetimbangan telah tercapai. Menurut Adamson (1990), adsorbsi oleh material berpori umumnya adalah adsorbsi fisika. Setelah kesetimbangan tercapai serapannya cenderung tetap. Berat adsorbat diperoleh dengan menimbang adsorbat yang telah dipanaskan pada suhu 100 o C selama 24 jam. Gambar 5. Hubungan antara berat adsorbat dengan volume minyak Penentuan kapasitas adsorbsi bentonit teraktivasi dilakukan untuk mengetahui banyaknya pengotor minyak daun cengkeh yang teradsorbsi secara maksimum oleh adsorben dengan mempelajari volume minyak daun cengkeh per gram adsorben. Absorbsi dilakukan selama 2 jam dan kecepatan pengadukan dijaga tetap 400 rpm. Hasil adsorbsi untuk penentuan kapasitas adsorbsi disajikan pada gambar 5. Dari gambar 5. terlihat bahwa adanya peningkatan penyerapan pengotor minyak daun cengkeh secara signifikan dari volume 10 ml ke volume 20 ml. Hal ini 43

menunjukkan belum jenuhnya situs aktif adsorben oleh molekul adsorbat. Selanjutnya pada volume lebih besar dari 20 ml jumlah adsorbat yang terserap cenderung tetap, menunjukkan adanya batas adsorben dalam mengabsorbsi pengotor minyak daun cengkeh. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin besar konsentrasi asam sulfat (0,4 2,0 M), luas permukaan spesifik bentonit semakin meningkat dan konsentrasi optimum dicapai pada 1,2 M 2. Semakin tinggi suhu pemanasan bentonit teraktivasi (100-200 o C), luas muka spesifik adsorben semakin meningkat. 3. Kesetimbangan antara pengotor minyak daun cengkeh dengan permukaan adsorben bentonit teraktivasi dicapai pada waktu adsorbsi 1 jam. 4. Volume minyak daun cengkeh yang memberikan berat adsorbat optimum adalah pada volume 20 ml per gram adsorben. DAFTAR PUSTAKA Guenther, E., 1990, Minyak Atsiri, Jilid IV b, U.I. Press, Jakarta. Katti, K. and Katti D., 2001, Effect of Clay-Water Interactions on Swelling in Montmorillonite Clay, Department of Civil Engineering and Construction North Dakota State University, Fargo. Komadel, P., 2003, Chemically Modified Smectites, Slovac Academy of Sciences,Slovakia, Clay Mineral, 38, 127-138. Kumar, P. and Jasra, R. V., 1995, Evolution of Porosity and Surface Acidity in Montmorillonite Clay on Acid Activation, Ind. Eng. Chem. Res., 34,1440 1448. Tasrif. Isniyah Siti. Nuryanti. 1996. Pengaruh Pemanasan pada Proses Pra-aktivasi terhadap Struktur, Sifat-sifat Swelling dan Kapasitas Tukar Kation Bentonit. Proseding Pemaparan Hasil Litbang Ilmu Pengetahuan Teknik 44 Vol. 9 No.1 Juli 2011