7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar Modal dijumpai di banyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) kepada borrower (pihak yang memerlukan dana). Dari sisi lender mengharapkan akan memperoleh imbalan dari dana yang ditempatkan, sedangkan dari sisi borrower yang memperoleh dana dapat digunakan untuk meningkatkan produksi yang pada gilirannya dapat meningkatkan keuntungan. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers, dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Meskipun harus diakui perbedaan fungsi ekonomi dan keuangan ini sering tidak jelas. (Husnan, 2001, p4) Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
8 Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan wakil-wakilnya. Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas dengan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan Efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi). Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Menurut Syahrir, pasar modal sangat sulit atau tidak mungkin berkembang pesat jika dalam suatu negara berlangsung perekonomian makro sebagai berikut : 1. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang negatif/stagnan. 2. Tingkat inflasi dengan dua digit atau sampai dengan hyperinflation. 3. Cadangan devisa yang amat tipis yang disertai defisit neraca transaksi berjalan sangat tinggi.
9 4. Perolehan ekspor yang rendah dan kebutuhan impor yang tidak bisa dipenuhi lagi karena terbatasnya devisa yang tersedia. (Dwiyanti,1999,p46). 2.2 Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu instrumen kepemilikan atau penyertaan (equity) seperti saham dan instrumen hutang (bond) seperti obligasi. Investasi melalui pembelian saham bermaksud untuk mendapatkan keuntungan melalui dividen yang dibagikan oleh perusahaan di samping keuntungan capital gain dari saham yang dimiliki oleh investor. Sedangkan investasi langsung dalam pendirian perusahaan, yaitu penyertaan modal dalam perusahaan tersebut dengan kepentingan untuk ikut serta menjalankan ataupun untuk ikut mengawasi dan mengendalikan perjalanan usahanya. Sedangkan investasi melalui pembelian obligasi dimaksudkan untuk memperoleh capital gain selain juga kupon bunga obligasi. Instrumen obligasi menjanjikan bunga obligasi selama jangka waktu obligasi. Instrumen pasar modal yang diperdagangkan di bursa efek dapat berupa : 1. Hutang berjangka (jangka pendek/jangka panjang) Hutang berjangka merupakan salah satu bentuk pendanaan dalam suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menerbitkan surat berharga dan dijual
10 kepada pemilik dana ataupun kepada investor. Dalam rangka pendanaan hutang jangka panjang dikenal dua macam surat berharga, yaitu : a) Surat obligasi Obligasi adalah surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanja. Beberapa jenis obligasi antara lain : Secured dan Unsecured Bond Beberapa obligasi dijamin oleh aset tertentu, yang disebut sebagai Secure Bond misalnya, obligasi hipotek dijamin oleh suatu klaim tertentu atas real estate. Sementara Unsecure Bond tidak dijamin dengan suatu klaim aset tertentu. Term Bond, Serial Bond dan Callable Bond Term Bond adalah obligasi yang jatuh tempo pada satu tanggal tertentu sedangkan serial bond jatuh tempo dan melakukan pembayaran kembali prinsipalnya beberapa kali. Sementara callable bond adalah obligasi yang memberikan kepada penerbitnya hak untuk menebus dan menarik obligasi sebelum jatuh tempo. Convertible Bond Jika suatu obligasi dapat dikonversi menjadi surat berharga lainnya, obligasi ini disebut dengan convertible bond Registered dan Bearer Bond
11 Obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik disebut dengan registered bond, sedangkan obligasi yang tidak dicatat atas nama pemilik dan dapat ditransfer dari satu pemilik kepada pemilik yang lain tanpa harus menerbitkan sertifikat baru dinamakan bearer bond. Revenue Bond dan Income Bond Revenue Bond adalah obligasi yang pembayaran berdasarkan pendapatan penerbit. Sedangkan jenis income bond adalah obligasi yang dapat menunda pembayaran kupon bunga sesuai kondisi perusahaan. Zero-Coupon Bond Umumnya obligasi membayarkan kupon bunga secara periodik. Obligasi yang tidak membayarkan kupon bunga disebut sebagai Zero-Coupon Bond. Obligasi ini dijual dengan harga diskon. b) Sekuritas lainnya Terdiri dari berbagai jenis sekuritas yang biasa disebut sekuritas kredit, misalnya: right, warrant, option, future. Sekuritas kredit mempunyai hari jatuh tempo relatif pendek, yang disebut jangka menengah antara satu sampai dengan tiga tahun. 2. Kepemilikan / Penyertaan Penyertaan merupakan salah satu bentuk penanaman modal pada suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menyertakan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian hak kepemilikan atas perusahaan tersebut.
12 Badan usaha yang membutuhkan pendanaan menerbitkan surat berharga dan dijual kepada investor yang mengakibatkan para investor tersebut dapat memiliki sebagian perusahaan sebesar jumlah surat berharga yang dikuasainya. Surat berharga semacam ini umumnya disebut saham. Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang. Juli Irmayanto, dkk (1998) menguraikan berbagai jenis saham antara lain: Common Stock dan Preferred Stock Common Stock atau saham biasa adalah saham tanpa hak istimewa, misalnya atas dividen, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi likuidasi. Pemegang saham ini mempunyai hak suara dan menerima dividen secara proporsional sesuai kepemilikannya. Di lain pihak, karena adanya keinginan untuk menarik investor, maka diterbitkanlah preferred stock. Saham ini memiliki hak khusus dan keistimewaan tertentu yang meliputi prioritas dalam menerima dividen, memperoleh laba dan menerima hak-hak jika perusahaan mengalami likuidasi, namun tidak mempunyai hak suara. Stock with Par, No-Par-Stated Value, No Par No Stated Value Ketiga jenis saham di atas berkenaan dengan jenis saham yang dikaitkan dengan mekanisme penerbitannya. Meskipun tidak ada hubungannya dengan nilai pasar, saham biasanya diterbitkan dengan nilai nominal tertentu misalnya Rp. 1000. Tetapi untuk menghindari munculnya contigent liability jika saham dengan nilai
13 par diterbitkan dengan disagio, muncullah saham tanpa nilai par. Alasan lain yang sering digunakan adalah menghindari pertanyaan seputar hubungan nilai par dan nilai pasar. Dalam beberapa hal muncul kritik atas penerbitan saham tanpa nilai par tersebut sehingga dirasa perlu untuk menetapkan besaran minimum dimana saham tidak dapat diterbitkan di bawah nilai tersebut. Saham ini disebut juga dengan istilah No Par Stock tetapi dengan stated value tertentu. Menurut William H. Pike, Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik(berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham. (Dwiyanti,1999,p11) 2.3 Pengertian Indeks Harga Saham Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu: 1.sebagai indikator tren pasar 2.sebagai indikator tingkat keuntungan 3.sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio 4.memfasilitasi berkembangnya produk derivatif
14 Ada beberapa macam pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yaitu : 1. Menghitung rata-rata (arithmatic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks, 2. Menghitung geometric mean dari indeks individual saham yang masuk anggota bursa, 3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Jakarta. Di Bursa Efek Jakarta terdapat lima indeks, antara lain : 1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama dengan IHSG, yaitu : Harga Pasar / Harga Dasar x 100. BEJ memberi angka dasar IHSI 100 ketika saham diluncurkan pada pasar perdana dan berubah sesuai dengan perubahan pasar. 2. Indeks Harga saham sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor. Perhitungan harga dasar masing-masing sektor didasarkan pada kurs / harga akhir setiap
15 saham tanggal 28 Desember 1995. Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 Januari 1996. Di BEJ indeks sektoral terbagi atas 10 sektor, yaitu : A. Sektor-sektor Primer (ekstraktif) 1.Pertanian 2.Pertambangan B. Sektor-sektor Sekunder (industri manufuktur) 1.Industri dasar dan kimia 2.Aneka Industri 3.Industri Barang Konsumsi 4.Manufuktur C. Sektor-sektor Tersier (Jasa) 1.Properti dan real estate 2.Infrastruktur dan Transportasi 3.Keuangan 4.Perdagangan, Jasa dan Investasi 3. Indeks LQ 45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan
16 (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. 4. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ( composite share price index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Tanggal 10 Agustus 1982 ditetapkan sebagai gari dasar ( nilai indeks = 100 ). IHSG = Nilai Pasar ( Jumlah saham tercatat x harga terakhir) x 100 Nilai Dasar ( Jumlah saham tercatat x harga perdana) 5. Indeks Syariah atau JII ( Jakarta Islamic Index ). JII merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama dengan Danareksa Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan syariah Islam. 2.4 Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan di mana secara umum harga-harga melambung tinggi dan nilai dari uang tersebut mengalami penurunan. (McTaggart,2003,p664)
17 Inflation is computed as the percentage rate of change in the price index over a given period. Consumer Price Index (CPI) measures the retail prices of a fixed market basket of several thousand goods and services purchased by households. (Froyen,1999,p5) Dilihat dari penyebabnya, maka inflasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : (McTaggart,2003,p664) 1. Demand-pull inflation Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan dari pengumpulan permintaan (aggregate demand). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi seperti ini adalah : peningkatan persediaan uang yang beredar, peningkatan pembelanjaan negara, peningkatan harga barang dalam negeri terhadap barang impor. 2. Cost-push inflation Inflasi ini disebabkan oleh meningkatnya biaya. Ada dua hal yang dapat menyebabkan inflasi seperti ini, yaitu : peningkatan kenaikan upah dan peningkatan harga barang baku produksi. 2.5 Pengertian Nilai Tukar Mata Uang (Kurs) Nilai tukar mata uang merupakan ukuran nilai dari mata uang suatu negara dalam unit terhadap mata uang negara lainnya. Nilai tukar uang negara Indonesia
18 akan berubah sesuai dengan permintaan dan penawaran. Hal ini dikarenakan Indonesia menganut sistem bebas mengambang (floating exchange rate). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah : (Madura,2006,p103) 1. Tingkat inflasi Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang mana akan mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran untuk mata uang tertentu. Oleh karena itu akan mempengaruhi nilai tukar mata uang. 2. Tingkat suku bunga Perubahan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi investasi dalam bentuk sekuritas asing yang masuk, yang mana akan mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran untuk mata uang tertentu. Oleh karena itu akan mempengaruhi nilai tukar mata uang. 3. Tingkat pendapatan Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi jumlah permintaan impor suatu negara. Oleh karena itu dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. 4. Kebijakan pemerintah Pemerintah negara lain dapat mempengaruhi ekuilibrium nilai tukar mata uang dengan berbagai cara, misalnya dengan mengubah kebijakan perdagangan
19 negara lain, melakukan intervensi di pasar mata uang, atau mengubah variable makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan tingkat pendapatan. 5. Ekspektasi Seperti pasar finansial lainnya, maka pasar mata uang akan bereaksi terhadap adanya berita yang mempunyai pengaruh ke masa depan. Misalnya saja, berita yang menerpa tingkat inflasi di AS akan mendorong para investor mata uang untuk menjual dollar, untuk mengantisipasi penurunan nilai mata uang tersebut di masa yang datang.