Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENGUASAAN DEIKSIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

menyampaikan maksud atau kehendak antara satu dengan yang lainnya. Komunikasi dapat berlangsung dengan baik jika pelaku komunikasi terampil berbahasa.

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

Rama Wadi. NIM

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

RANI HANDAYANI NIM

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Elaborasi, Menulis cerpen. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA TAJUK RENCANA HARIAN KEDAULATAN RAKYAT DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

ARTIKEL. Disusun dan diajukan oleh: FERNANDO M N NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat. untuk Diunggah pada Jurnal Online

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

TRI ANDINI AYUNINGTYAS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS VIII SMP PENCAWAN MEDAN TAHUN PELAJARAN

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

SAMROH ANNISYA MALAU. Key word: Cooperative Integreted Reading and Composition, hasil belajar, membaca cerpen

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Prama Artha Naga Jaya I

HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAHIRAN MENULIS RINGKASAN TEKS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS MAITREYAWIRA

EFEKTIVITAS METODE PEMODELAN TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF OLEH SISWA KELAS IX

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR. Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

HUBUNGAN PENGUASAAN RELASI MAKNA DENGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT KELAS IX SMP NEGERI 3 BARUSJAHE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB III METODE PENELITIAN

ASMUNI UPTD Pendidikan TK dan SD Kec. Pagu Kab. Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS SISWA KELAS VIII MTs. MIFTAHUL ULUM KAWAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA BERDASARKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN TAHUN AJARAN 2012/2013

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 AMBUNTEN

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online

ARTIKEL. Oleh. Simbolon NIM Hotris

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGUASAAN KOHESI DAN KOHERENSI DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA OLEH SISWA KELAS XI SMA ISLAM TERPADU AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan penguasaan kohesi dan koherensi terhadap kemampuan memahami wacana oleh Siswa Kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Masalah penelitian ini adalah penguasaan kohesi dan koherensi siswa, kemampuan siswa memahami Wacana, dan hubungan penguasaan kohesi dan koherensi terhadap kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Islam Terpadu Al- Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 119 orang. Sampel penelitian diambil 25% dari jumlah populasi yaitu 30 siswa dengan teknik acak kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu cara atau teknik penelitian yang mengungkapkan fakta yang jelas tentang gejala-gejala serta hubungan yang ada pada suatu objek penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes pilihan berganda. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa penguasaan tentang kohesi dan koherensi dalam wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,50. Kemampuan memahami wacana oleh siswa adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,33. Selanjutnya Terdapat hubungan penguasaan kohesi dan koherensi terhadap kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Ini diperkuat dari hasil perhitungan dan analisis statistik uji korelasi product moment diperoleh nilai r xy = 0,709. Nilai tersebut signifikan setelah diuji dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% yaitu 6,94 > 2,05.

PENDAHULUAN Wacana merupakan bentuk komunikasi lisan maupun tulis yang mewarnai kehidupan manusia. Wacana disampaikan oleh seseorang atau kelompok orang kepada orang lain. Secara lisan pesan wacana direalisasikan dalam bentuk wawancara, pidato, bercerita, dan sebagainya, sedangkan pesan wacana tulis direalisasikan dalam bentuk surat, koran, cerpen tulis, dan karya tulis lainnya. Wacana tersebut bersumber dari ide-ide pembicara atau penulis. Sebagai pengungkapan ide-ide tertentu maka wacana harus memiliki kesatuan atau keutuhan tulisan yang dapat mencerminkan ide atau permasalahan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Sehingga informasi atau hal-hal yang ingin diungkapkan oleh penulis dapat dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang sosial. Karenanya suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Keutuhan tulisan ini dapat mencakup kohesi, koherensi dan unsur-unsur gramatikal yang ada di dalam tulisan. Kohesi dan koherensi merupakan bagian yang mutlak yang harus ada di dalam suatu wacana yang baik. Menurut Efrioni (2009:3) Kohesi adalah hubungan di antara ayat di dalam sebuah wacana, baik dari segi tingkat gramatikal maupun dari segi tingkat leksikal tertentu. Ini bermakna koherensi berhubungan dengan isi, maka kohesi atau keterpaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja satu paragraf mengemukakan satu gagasan utama, namun belum tentu paragraf tersebut dikatakan kohesif jika kata-katanya tidak padu. Selanjutnya menurut Lailasari (2006:140), Koherensi adalah keselarasan yang mendalam antara isi dalam wacana. Secara koherensi, suatu wacana dikatakan koheren, apabila ada kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Kalimatkalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-sama membahas satu gagasan utama. Kohesi dan koherensi inilah yang akan mencerminkan isi dari tulisan yang akan di baca oleh pembaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Alwi (2001: 428), Kohesi dan koherensi menjadikan tulisan yang dibaca bermakna, dan untaian kalimat yang tidak kohesif dan koheren tidak akan membentuk wacana Disadari atau tidak, di sekolah siswa selalu berhadapan dengan wacana. Jika berbicara wacana, pemikiran siswa akan tertuju pada sebuah teks yang menceritakan sesuatu secara lengkap. Siswa dapat memahami wacana tulis karena adanya unsur kohesi dan koherensi dalam wacana tersebut. Sebaliknya siswa tidak memahami

wacana karena ia tidak memiliki penguasaan tentang kohesi dan koherensi rangkaian kalimat-kalimat yang terbentuk dalam wacana. Adanya keterkaitan antara kohesi dan koherensi dalam wacana ini didukung oleh pendapat Effendy (2009:1) yang mengemukakan bahwa Wacana sulit dipahami karena secara kohesi tidak ada keterpaduan kata atau kalimat yang tertulis; sedangkan dilihat dari aspek koherensi, wacana yang baik tidak terwujud karena isi kalimat yang menyimpang dari gagasan utamanya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Terpadu Al-Ulum dan dilaksanakan pada bulan Januari 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 119 orang. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 119 orang dengan rincian sebagai berikut kelas XI 1 berjumlah 39 Siswa, kelas XI 2 berjumlah 40 Siswa dan XI 3berjumlah 40 Siwa. Menurut Arikunto (2003:130), Apabila subjeknya kurang 100, lebih baik diambil semuanya sehingga merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila subjeknya besar dapat diambil 10% 25% atau lebih. Mengingat banyaknya jumlah populasi, maka peneliti menetapkan sampel sebanyak 25% dari jumlah populasi yang ada, dengan teknik pengambilan sampel secara random. Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini adalah 119 x 25% = 29,75 dibulatkan menjadi 30 siswa dengan rincian Kelas XI 1 10 Siswa, Kelas XI 2 10 Siswa dan Kelas XI 2 10 Siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan kohesi dan koherensi dengan kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Sehubungan dengan itu data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data penguasaan kohesi dan koherensi (X) dan data kemampuan memahami wacana argumentasis(y) pada siswa kelas XI SMA Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Setelah dilakukan tes terhadap 30 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguasaan kohesi dan koherensi siswa adalah 63,50 dalam kategori cukup. Selanjutnya dapat

dipersentasekan penguasaan kohesi dan koherensi masing-masing siswa sebagai berikut. Frekuensi Kategori Penguasaan Kohesi dan Koherensi No. Skor Frekuensi Persentase Kategori 1 90 100 1 3,33 Sangat baik 2 70 89 10 33,34 Baik 3 60-69 9 30,00 Cukup 4 50-59 9 30,00 Kurang 5 < 50 1 3,33 Sangat kurang Jumlah 30 100,00 - Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa yang paling banyak frekuensinya adalah siswa yang memiliki penguasaan kohesi dan koherensi dalam kategori baik, yakni sebanyak 10 siswa (33,34%), sedangkan yang paling sedikit frekuensinya adalah siswa yang penguasaannya sangat baik dan sangat kurang, yakni masing-masing sebanyak 1 siswa (3,33%). Namun masih banyak siswa yang penguasaan kohesi dan koherensi di bawah kategori cukup (kurang dan sangat kurang), yakni sebanyak 9 siswa (30,00%) kategori kurang dan 1 siswa (3,33%) sangat kurang. Berdasarkan hasil tes kemampuan memahami wacana yang dilakukan terhadap 30 siswa, diketahui bahwa nilai tertinggi kemampuan siswa kemampuamemahami wacana 85 dan nilai terendah 30. Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa memahami wacana adalah 63,33 dalam kategori cukup. Selanjutnya dapat dipersentasekan kemampuan memahami wacana masing-masing siswa sebagai berikut. Frekuensi Kategori Kemampuan Memahami Wacana No. Skor Frekuensi Persentase Kategori 1 90 100 0 0,00 Sangat baik 2 70 89 11 36,67 Baik 3 60-69 11 36,67 Cukup 4 50-59 5 16,66 Kurang

5 < 50 3 10,00 Sangat kurang Jumlah 30 100,00 - Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa yang paling banyak frekuensinya adalah siswa yang memiliki kemampuan memahami wacana dalam kategori baik dan cukup, yakni masing-masing sebanyak 11 reponden (36,67%), sedangkan yang paling sedikit frekuensinya adalah siswa yang memiliki kemampuan memahami wacana dalam kategori sangat kurang, yakni sebanyak 3 siswa atau (10%). Tidak satupun siswa yang memiliki kemampuan sangat baik. Masih banyak siswa yang memiliki kemampuan sangat kurang, yakni 3 siswa (10%). PENUTUP Setelah membahas permasalahan-permasalahan yang diteliti dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai Penguasaan tentang kohesi dan koherensi dalam wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,50. Kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 adalah cukup dengan nilai rata-rata 63,33. Terdapat hubungan penguasaan kohesi dan koherensi dengan kemampuan memahami wacana oleh siswa kelas XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Ini diperkuat dari hasil perhitungan dan analisis statistik uji korelasi product moment diperoleh nilai r xy = 0,709. Nilai tersebut signifikan setelah diuji dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% yaitu 6,94 > 2,05. Dan disarankan kepada siswa XI Islam Terpadu Al-Ulum Medan untuk meningkatkan penguasaannya tentang kohesi dan koherensi dengan melakukan berbagai upaya seperti banyak membaca wacana tulis dan mempelajari unsur-unsur pembentuk wacana tersebut, banyak bertanya kepada guru tentang wacana atau melakukan latihan-latihan dalam menjawab tes-tes wacana.disarankan kepada guru untuk meningkatkan perhatiannya terhadap kemampuan siswa memahami wacana dengan menitikberatkan pada penguasaan kohesi dan koherensi siswa.diperlukan penelitian lanjutan sebagai masukan bagi kesempurnaan hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2001. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1991.. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional 2001. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djuhaeri, Setiawan, O. dan Suherli. 2002. Panduan Membuat Karya Tulis. Jakarta: Yrama Widya. Halliday, dkk. 1992. Bahasa, Konteks dan Teks.. Yokyakarta: UGM Press.. Edisi ketiga. Hamalik. Oemar. 2003. Pengantar Evalusasi Pendidikan. Jakarta: Media Utama. Junaiyah,hm. 2006. Keutuhan Wacana. Jakarta: Grasindo. Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik.. Jakarta: Gramedia. Kushartanti. 2004. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia.Kushartanti. 2004. Pesona Bahasa (Langkah Awal Memahami Linguistik). Jakarta: Gramedia. Laelasari dan Nurlaila. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia. Moeliono, Anton M, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Nazir. M. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurkencana, Wayan. 2002. Evaluasi Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional. Rahmat, S. 2002.Analisis Wacana. Jakarta: Rineka Caipta. Rani, dkk. 2004. Analisis Wacana sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian.Malang: BayumediaShirazy. Simanjuntak P. 1990. Pembaharuan dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Rajawali Press. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Tarigan H. G. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakaya.