BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan disegala bidang terutama dalam bidang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan tetap bagi pemegangnya. Salah satu bentuk informasi yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua peranan penting yaitu peran di bidang ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

Leily Hamida Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh investor. Pasar modal juga termasuk dalam salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN jiwa pada tahun 2010 ( Terdapat 87,18% dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

PENGARUH SOLVABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa

PASAR MODAL INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Obligasi dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL EMITEN TERHADAP BAGI HASIL INVESTOR PADA OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan rasio keuangan, rasio non keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai salah satu alternatif investasi untuk memperoleh keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami banyak kemajuan.saat ini banyak masyarakat ingin menanamkan modalnya dalam bentuk investasi.bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu Negara. Menurut Rodoni (2009:6), Pasar Modal Syariah (Islamic stock exchange ) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah yangterbebas dari hal-hal yang dilarang. Pasar modal syariah merupakan pasar yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksinya yangterberbas dari hal-hal yang dilarang, seperti riba, perjudian dan spekulasi. Penerapan prinsip-prinsip syariah melekat pada surat berharga atau efek yang di perjual belikan dan cara bertransaksinya sebagaimana di atas oleh fatwa DSN MUI yang berkaitan dengan industri pasar modal. Serta dengan diterbitkannya paket peraturan Bapepam-LK terkait Pasar Modal Syariah pada tanggal 14-15 Maret 2013 sekaligus penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding), yaitu peraturan tentang Penerbitan Efek Syariah dan Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal, serta tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Dari prinsip-prinsip tersebut dapat meningkat minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal

2 khususnya Sukuk. Adanya tuntutan pasar akan investasi yang halal dan terhindar dari riba, gharar, dan maysir menyebabkan terjadinya perkembangan kegiatan investasi menjadi berbasis syariah. Salah satu instrumen investasi yang mengalami perkembangan adalah obligasi syariah atau sukuk sebagai bentuk investasi portfolio yang setiap tahun mengalami perkembangan. Obligasi syariah atau sukuk memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda dengan obligasi konvensional hanya saja sukuk bukan merupakan surat hutang namun lebih kepada unit penyerta dana yang mewajibkan emiten membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo (Manan,2007). Berdasarkan pada keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. 130/BL/2006, sukuk didefinisikan sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: 1) Kepemilikan aset berwujud tertentu, 2) Nilai manfaat dan jasa aset proyek tertentu atau aktiva investasi tertentu, 3)Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktiva investasi tertentu. Fatwa no.41/dsn-mui/iii/2004 menyatakan obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali obligasi pada saat jatuh tempo. Semenjak adanya konvergensi pendapatan bahwa bunga adalah riba, maka

3 instrument-instrumen yang mempunyai komponen bunga (interest-bearing instrument ) ini keluar dari daftar investasi halal. Sehingga dimunculkan alternative yang dinamakan obligasi syariah ( Huda dan Mustafa, 2007). Salah satu instrumen keuangan syariah yang telah diterbitkan baik oleh negara maupun korporasi adalah sukuk.saat ini Sukuk tidak hanya diterbitkan oleh korporasi (corporate sukuk), tapi sukuk juga telah banyak diterbitkan oleh negara (sovereign sukuk). Penerbitan sukuk negara (sovereign sukuk) tersebut biasanya ditujukan untuk keperluan pembiayaan negara secara umum (general funding) atau untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu, seperti pembangunan bendungan, unit pembangkit listrik, pelabuhan, bandar udara, rumah sakit, dan jalan tol. Di Indonesia, sukuk korporasi lebih dikenal dengan istilah obligasi syariah. Pada tahun 2002, Dewan Syari ah Nasional mengeluarkan fatwa No: 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Obligasi Syariah. Sebagai tindak lanjut atas fatwa di atas, pada Oktober 2002 PT. Indosat Tbk yang pertama kali di pasar modal dengan tingkat imbal hasil 16,75%, imbal hasil ini cukup tinggi dibanding rata-rata return obligasi konvensional. Emiten penerbit sukuk korporasi tersebut berasal dari beragam jenis usaha, mulai dari perusahaan telekomunikasi, perkebunan, transportasi, lembaga keuangan, properti, sampai industri wisata. Pemodal maupun investor yang akan membeli sukuk harus memperhatikan beberapa hal, seperti peringkat sukuk dan yield sukuk.peringkat sukuk di Indonesia dilakukan oleh PT. Pemerintag Efek Indonesia (PEFINDO) yang

4 didirikan pada tahun 1993.Peringkat sukuk merupakan indikator ketepatan waktu pembayaran pokok utang dan bagi hasil sukuk, yaitu mencermikan skala resiko dari semua sukuk yang di perdagangkan.skala tersebut menunjukan tingkat kemanan suatu sukuk bagi investor. Melalui peringkat sukuk inverstor dapat mengukur tingkat Risk and Return atas investasi dalam sebuah perusahaan. Peringkat juga sebagai salah satu alat ukur probabilitas kegagalan hutang dan risiko dari perusahaan.semakin baik peringkat yang dimiliki sukuk perusahaan, semakin rendah tingkat risiko gagal sukuk tersebut. Sehingga hal tersebut secara tidak langsung akan menjadi syarat untuk berinvestasi dalam instrumen pasar modal jangka panjang ini. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat utang yang juga memberikan peringkat atas sukuk dan obligasi, yakni PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia (Moody s).perusahaan pemeringkat ini tentu mempunyai metode untuk penilaian peringkat sukuk tersebut.disamping itu, tiap sukuk memiliki tingkatan peringkattersendiri berupa huruf yang berinterval dari AAA sampai BBB.Dimana peringkat tersebut menunjukkan pernerbit sukuk yang dapat membayar fee dan pokok sukuk sampai jatuh tempo. Perusahaan yang menerbitkan sukuk tentunya mengharapkan keutungan dari pendanaannya yang di liatdilaporan keuangan tahunan terdapat pada yield sukuk. Yield Sukuk yang diterima investor akan mengalami perubahan yang berpengaruh pada tingkat pasar sukuk itu sendiri. Tujuan utama seorang investor dalam menginvestasikan dananya adalah untuk memperoleh hasil

5 (yields) dari investasi tersebut. Yuliati dan Handoyo (1996) mengemukakan bahwa yield sukuk adalah tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari seluruh penerimaan bunga dan nilai 3 nominal sukuk, dengan harga sukuk. Apabila harga pasar sukuksama dengan par value obligasi, maka besarnya yield akan sama dengan coupon rate. Banyak faktor yang mempengaruhi agen pemeringkat dalam melakukan pemeringkatan sukuk, salah satunya adalah dengan rasio keuangan. Bringham dan Daves (1999) agen pemeringkat dalam menentukan pemeringkat suatu sukuk dipengaruhi oleh beberapa kriteria diantaranya berbagai rasio keuangan, mortgage provision, sinking fund, dan maturity. Penelitian mengenai rasio keuangan mempengaruhi peringkat sukuk sudah banyak diteliti, namun beberapa diantaranya memiliki perbedaan hasil.hasil yang berbeda disebabkan oleh perbedaan variable independen dan variabel dependen, serta perbedaan periode pengamatan dan metode analisis statistik.dalam penelitian ini membahas variabel rasio keuangan yang dapat mempengaruhi peringkat sukuk.rasio keuangan yang digunakan terdiri rasio likuiditas, dan rasio leverage. Menurut Weygandt (2014), rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dan untuk memenuhi kebutuhan kas untuk kewajiban yang tak terduga. Likuiditas pada penelitian ini menggunakan current ratio. Menurut Weygant (2014), current ratio is a measure of a company s liquidity that computed as current assets divided by current liabilities. Dengan semakin tingginya tingkat current

6 ratio perusahaan, maka menunjukkan tingginya harta lancar yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk operasional perusahaan maupun untuk melunasi kewajiban bunga dan pokok utang. Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya akan dapat mengurangi risiko gagal bayar. Menurunnya risiko gagal bayar atas tingginya tingkat current ratio perusahaan, akan mengurangi nilai risiko tingkat stabilitas, struktur beban, dan profil keuangan industri. Dengan demikian semakin tinggi tingkat current ratio perusahaan, maka semakin tinggi juga peringkat sukuk. Menurut Weygandt (2014), leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi utang yang dimiliki perusahaan terhadap modal yang dimiliki. Leverage pada penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio keuangan yang menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan demikian dapat dilihat struktur risiko tidak tertagihnya utang. Komponen dalam utang perusahaan salah satunya adalah sukuk, sehingga jika rasio DER perusahaan tinggi, maka akan menunjukkan tingginya utang yang dimiliki. Tingginya tingkat utang yang dimiliki perusahaan, maka menunjukkan tingginya jumlah kewajiban pembayaran yang dimiliki perusahaan. Maka semakin tinggi tingkat DER perusahaan, menunjukkan rendahnya kemampuan modal untuk menutupi yang akan meningkatkan risiko perusahaan. Sedangkan semakin rendahnya tingkat DER perusahaan, maka menunjukkan rendahnya jumlah utang yang dimiliki perusahaan dibandingkan modal yang dimiliki. Rendahnya jumlah utang perusahaan

7 akanmenunjukkan rendahnya jumlah kewajiban pembayaran yang dimiliki perusahaan. Rendahnya kewajiban pembayaran perusahaan, akan mengurangi risiko gagal bayar perusahaan. Menurunnya tingkat risiko gagal bayar atas rendahnya DER perusahaan, akan mengurangi penilaian risiko struktur beban dan profil keuangan industri. Dengan demikian semakin rendah tingkat DER perusahaan, maka semakin tinggi peringkat sukuk. Menurut ( Favero et al, 2007) likuiditas sukuk yang tinggi akan menyebabkan sukuk lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak sehingga pihak yang memiliki sukuk dan menjual sukuk kapan saja. Tingginya aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, akan meningkat resiko gagal bayar yang tinggi dan yield yang didapat oleh perusahaan akan rendah. Menurut (Indra, 2006) DER yang semakin besar akan mengakibatkan risiko keuangan perusahaan akan semakin tinggi. Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang Semakin besar tingkat risiko maka semakin besar keuntungan yang didapatkan emiten.dengan demikian semakin besar hutang (DER) maka YTM yang juga semakin besar. Permasalahan yang dihadapi oleh pasar sukuk di Indonesia ini adalah masih rendahnya likuiditas, terutama yang dialami oleh sukuk korporasi dan masih jarangnya transaksi. Beberapa faktor yang menjadi penyebab utamanya yaitu resiko likuiditas. Resiko likuiditas disebabkan oleh ketidak mampuan perusahaan dalam menjalankan syarat-syarat operasional sehingga dapat

8 mengurangi kewajibannya ketika jatuh tempo. Namun demikian perusahaan tersebut akan mendapatkan peringkat yang rendah. Dan yield perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Sedangkan permasalahan terhadap variabel leverage yang menjadi penyebab yaitu ketidak mampuaan perusahaan dalam melunasi hutang hutang dan modal yang dimiliki perusahaan pun relative sedikit sehingga dapat meningkatkan resiko gagal bayar perusahaan. Dengan demikian peringkat perusahaanpun akan mengalami penuruan dan yield akan menurun. Hal tersebut akan menurunkan miinvestor untuk membeli sukuk di perusahaan tersebut Fenomena resiko keuangan dan peringkat sukuk merupakan indikator penting ketika akan membeli sukuk. Karena resiko likuiditas mampu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kupon tepat waktu dan resiko leverage mampu menunjukkan hutang yang wajib dibajar saat jatuh tempo. Serta yield sukuk yang dapat meberikan informasi mengenai besarnya keuntungan yang akan diterima atas dana yang diinvestasikan Para investor melihat peringkat sukuk dan yield sukuk karena merupakan indikator ketepatan waktu pembayaran pokok utang dan bagi hasil sukuk. Selain itu bertujuan untuk mengetahui resiko gagal bayar perusahaan tersebut. Dan yield sukuk merupakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor pada sukuk jika disimpan hingga jatuh tempo atau investor menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari sukuk pada tingkat

9 YTM yang dihasilkan Sehingga investor mempertimbangkan pembeliin sukuk berdasarkan peringkat tersebut yield sukuk. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ziebart dan Reiter (1992), Bhojraj dan Sengupta (2003) dan Khurana dan Raman (2003) terdapat pengaruh positif dan signifikan DER terhadap yield. Namun hail penelitian tersebut berbeda dengan Setyapurnama (2005) bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap yield.. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmayati dan Setiawati (2013) menunjukkan bahwa current ratio berhubungan positif signifikan terhadap pemeringkatan obligasi.berbeda dengan penelitian Hadianto (2010), yang menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kemungkinan penentuan peringkat obligasi.rasio leverage tidak mempengaruhi terhadap Peringkat Sukuk, secara parsial. Sedangkan secara simultan ketiga variable tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat sukuk. Adapun penelitian terdahulu yang melakukan penelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap yield obligasi memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda, anatara lain Nurfauziah dan Setyarini (2004) yang menyatakan bahwa peringkat obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap yield obligasi. Penelitian ( Hadiasman Ibrahim : 2008), hasil penelitiannya menunjukan bahwa peringkat obligasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield obligasi. Penelitian Budhi dan Teguh (2011) serta Riska Ayu (2013) menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara peringkat obligasi terhadap yield obligasi.

10 Atas dasar latar belakang diatas, timbul keingina penulis dalam menyusun sebuah praksipsi dengan judul PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP YIELD DAN PERINGKAT SUKUK 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dari penelitian, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap Peringkat Sukuk Pada Perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah Rasio Leverage berpengaruh terhadap Peringkat SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap Yield SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah Rasio Leverage berpengaruh terhadap Yield SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah Peringkat Sukuk berpengaruh terhadap Yield SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis apakah Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap Peringkat SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia 2. Untuk menganalisis apakah Rasio Leverage berpengaruh terhadap Peringkat SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia

11 3. Untuk menganalisis apakah Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap Yield SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia 4. Untuk menganalisis apakah Rasio Leverage berpengaruh terhadap Yield Sukuk Pada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia 5. Untuk menganalisis apakah Peringkat Sukuk berpengaruh terhadap Yield SukukPada Perusahaan Non Keuangandi Bursa Efek Indonesia 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua kalangan yaitu : 1. Bagi pihak manajemen perusahaan setelah melihat dari hasil peneilitian dapat digunakan untuk menyusun rencana investasi dan pendanaan perusahaan secara optimal. 2. Bagi para akademisi dan pelaku dunia bisnis, khususnya bagi investor maupun kreditur dapat memberikan bukti empiris dan memberikan informasi sebagai pertimbangan sebelum pengambilan keputusan investasi serta dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.