PENGARUH SOLVABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SOLVABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY"

Transkripsi

1 PENGARUH SOLVABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI (Survei pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ) RIKA ST KHADIJAH ROSDIANI ( ) rikarosdiani.rr@gmail.com Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No.24 PO. BOX 164 Tasikmalaya ABSTRACT Purpose of research to know: (1) Influence of solvency and firm size partially on yield to maturity, (2) Influence of solvency and firm size to yield to maturity simultaneously. The objec research includes solvency, firm size, yield to maturity bonds in company of bank sector registered in BEI period The technique analyze data is multiple regression analysis, coefficien correlation analysis with pearson. The results showed that: (1) solvency partially influence on yield to maturity, firm size partially influence on yield to maturity, (2) solvency and firm size simultaneous influence on yield to maturity bonds. Keywords: Solvency, Size Company and Yield to Maturity Bonds ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap yield to maturity obligasi secara parsial, (2) pengaruh solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap yield to maturity obligasi secara simultan. Objek penelitian ini meliputi solvabilitas, ukuran perusahaaan dan yield to maturity pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Teknis analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan analisis korelasi dengan menggunakan Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) solvabilitas secara parsial berpengaruh terhadap yield to maturity, sedangkan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap yield to maturity. (2) Solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

2 Kata Kunci : Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Yield To Maturity dan Obligasi PENDAHULUAN Banyak faktor yang menyebabkan investor lebih tertarik dengan jenis investasi seperti obligasi dibandingkan saham. Pertama, pendapatan yang diberikan oleh obligasi cenderung bersifat tetap, sehingga resiko kerugian (loss) yang akan diterima investor rendah. Kedua, apabila suatu perusahaan mengalami kebangkrutan maka secara otomatis investor obligasi akan lebih diutamakan dalam pengembalian dananya dibandingkan dengan pemegang saham. Perkembangan menarik dari pasar obligasi korporasi adalah mulai munculnya sektor-sektor baru di luar lembaga finansial seperti: properti dan konstruksi, produk konsumer, minyak dan gas, dan sektor lainnya. Namun tetap multifinance dan bank yang porsinya masih paling besar saat ini ( Perkembangan pasar obligasi dapat dilihat dari peningkatan jumlah emiten dan nilai emisi obligasi. pada tahun 2011 jumlah emiten sebesar 199 emiten dengan nilai emisi Rp. 261 triliun, tahun 2012 jumlah emiten sebesar 210 emiten dengan nilai emisi Rp. 329 triliun serta tahun 2013 jumlah emiten sebesar 222 emiten dengan nilai Rp. 385 triliun. Perkembangan nilai emisi obligasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa obligasi menjadi tren bagi emiten untuk mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk pembiayaan investasi jangka panjang, modal kerja, penambahan modal perusahaan atau untuk pelunasan hutang perusahaan. Data tersebut diambil dari statistik pasar modal (Bapepam-LK). Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, pemodal di beri kesempatan untuk memilih diantara berbagai sekuritas tersebut. Salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Obligasi sebagai suatu instrumen investasi menawarkan yield (tingkat keuntungan) bagi investor. Yield obligasi adalah faktor terpenting sebagai pertimbangan investor dalam melakukan pembelian obligasi sebagai instrumen investasinya. Yield To Maturity adalah tingkat bunga yang menyamakan harga obligasi dengan nilai sekarang dari semua aliaran kas yang diperoleh dari obligasi sampai dengan waktu jatuh tempo, oleh karena persamaan tersebut disadari dengan perhitungan

3 nilai sekarang maka semua pendapatan yang diperoleh harus diinvestasikan kembali pada tingkat Yield To Maturity (Jogiyanto, 2010). Ada beberapa faktor yang sering digunakan untuk mempengaruhi yield to maturity obligasi, diantaranya adalah tingkat suku bunga, peringkat obligasi, ukuran perusahaan, debt to equity ratio (DER), pertumbuhan perusahaan, rasio hutang dan mekanisme good corporate governance (GCG). Adapun variabel penelitian ini yang akan digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap yield to maturity obligasi adalah solvabilitas dan ukuran perusahaan. Peneliti melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik tersebut dengan mengambil emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji dan menganalisis solvabilitas, ukuran perusahaan dan yield to maturity obligasi pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh solvabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap yield to maturity. 3. Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap yield to maturity. Penelitian sejenis terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2008) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan Debt to Equity Ratio Terhadap Yield to Maturity Periode Tahun Surya dan Nasher (2011), melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh tingkat suku bunga SBI, exchange rate, ukuran perusahaan, debt to equity ratio (DER) dan bond terhadap yield obligasi korporasi di Indonesia. Hasil dari penelitian ini bahwa terdapat pengaruh searah yang signifikan antara tingkat suku bunga SBI, exchange rate dan debt to equity ratio terhadap yield obligasi korporasi. Selain itu terdapat juga pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran perusahaan terhadap yield obligasi korporasi dan terdapat hubungan yang berlawanan antara bond rating dan yield obligasi korporasi. Riska (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh good corporate governance (GCG), ukuran perusahaan dan debt to equity ratio (DER) terhadap yield to maturity (YTM) obligasi pada perusahaan korporasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini bahwa good

4 corporate governance (GCG) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity (YTM). Selain itu terdapat juga bahwa ukuran perusahaan dan debt to equity (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity (YTM) obligasi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian deskriptif analisis dan metode korelasi. Metode deskriptif akan digunakan penulis untuk mengamati secara seksama aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga diperoleh data-data yang menunjang penyusunan laporan penelitian. Data yang diperoleh tersebut diolah, dianalisis, dan kemudian disimpulkan. Dan metode korelasional adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih. Operasionalisasi variabel Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat diketahui operasionalisasi variabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Operasionalisasi variabel No Variabel Definisi variable Indikator Skala 1 Solvabilitas Solvabilitas adalah menunjukkan Rasio (X1) kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya Debt to Equity Ratio apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun Perbandingan antara total hutang dengan modal jangka panjang. Munawir (2007). 2 Ukuran Ukuran perusahaan adalah besar Besarnya total asset yang Rasio Perusahaan kecilnya perusahaan dilihat dari dimiliki oleh perusahaan (X2) besarnya nilai equity, nilai penjualan, yang diukur dengan atau nilai aktiva (Riyanto, 2008) logaritma natural dari total aktiva. 3 Yield to tingkat bunga yang menyamakan harga Bunga tahunan (kupon) Rasio Maturity (Y) obligasi dengan nilai sekarang dari semua aliran kas yang diperoleh dari obligasi sampai dengan waktu jatuh tempo. (Jogiyanto, 2010) Nilai nominal Harga pasar Umur obligasi

5 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Data kuatitatif disini berupa data runtut waktu (time series) yaitu data yang disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta di publikasikan pada masyarakat pengguna. Penentuan sampel Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan sektor perbankan yang menerbitkan obligasi periode tahun Kupon obligasi termasuk fixed rate, untuk meyakinkan bahwa tidak adanya pengaruh floating rate terhadap yield obligasi. 3. Obligasi perusahaan terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo. 4. Obligasi pada perusahaan korporasi yang aktif diperdagangkan selama periode pengamatan. 5. Obligasi membagikan kuponnya secara triwulanan. Berdasarkan kriteria purposive sampling yang ditetapkan, terdapat yang memenuhi kriteria seperti yang telah dijelaskan diatas. Sampel yang digunakan adalah 6 perusahaan bank dengan penerbitan 27 obligasi Prosedur pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Pengambilan data sekunder, yaitu dengan mengambil data dari Web Bursa Efek Indonesia ( b) Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara mempelajari serta menelaah literatur-literatur berupa buku, jurnal, maupun makalah yang berhubungan dengan penelitian, selain itu ditunjang dengan pengambilan data via akses internet dan website bank sampel penelitian.

6 TEKNIK ANALISIS DATA Analisis Regresi Berganda Analisis ini digunakan untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif. Penggunaan dengan model analisis ini dengan alasan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya yaitu solvabilitas (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2) berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi (Y). Alasan lainnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel terikatnya, baik secara simultan maupun parsial. Adapun persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + Dimana: Y = Yield to maturity obligasi X1 = Debt to equity ratio X2 = Ukuran perusahaan β0 = konstanta βi = koefisien regressi variabel Xi ε = Pengaruh faktor lain Analisis Koefisien Korelasi Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar keeratan atau kekuatan hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan). Secara simultan R r r 2r 2 2 yx1 yx2 yx1 y. x1x r x1x2 r r yx2 x1x2 (Sugiyono, 2005) Secara Parsial Koefisien korelasi parsial antara Y dan X2, apabila X1 konstan

7 R r r. r yx1 yx2 x1x2 y. x1x r x1x2 1 r yx2 (Sugiyono, 2005) Koefisien korelasi parsial antara Y dan X1, apabila X2 konstan R y. x x r yx 1 r 2 r yx 1. r x x r x1x 2 yx 1 Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan Sangat Rendah 0,20-0,39 Rendah 0,40-0,59 Sedang 0,60-0,79 Kuat 0,80-1,00 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2010:184) Uji Hipotesis Uji Pengaruh Simultan (F-test) Uji pengaruh simultan (F-test) digunakan untuk mengetahui kecocokan model regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%), dimana H0 = model regresi tidak cocok, H1 = model regresi cocok. Rumusan hipotesis Ho1 : βi = 0 : Solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan tidak i = 1, 2 memiliki pengaruh signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM) Ha1 : βi 0 : Solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan i = 1, 2 memiliki pengaruh signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM) Uji Parsial (T-test) Uji parsial (T-test) digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel indepeden yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen

8 secara parsial. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%), dimana H0 = koefisien tidak signifikan, H1 = koefisien signifikan. Rumusan hipotesis : H02 : β1 = 0 : Solvabilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM) Ha2 : β1 0 : Solvabilitas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM) H03 : β2 = 0 : Ukuran perusahaan secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM) Ha3 : β2 0 : Ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Yield To Maturity (YTM) Uji Koefisien Determinasi Nilai korelasi r hanya menyatakan erat atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y), digunakan koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. PEMBAHASAN a. Solvabilitas Pada Perusahaan Perbankan pada periode Berdasarkan tabel 4.1 bahwa solvabilitas yang memiliki debt to equity tertinggi sebesar 10,98 dimiliki oleh Bank BII yang menerbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap II seri B dan Obligasi subordinasi berkelanjutan I Tahap II pada tahun Total hutang yang dimiliki oleh Bank BII cukup besar yakni sebesar Rp dan total ekuitas sebesar Rp Bank ini mencerminkan adanya ketidakmampuan untuk memperoleh laba yang cukup untuk membayar kewajiban obligasinya. Tingginya rasio DER yang dimiliki oleh Bank BII maka akan mengindikasikan semakin besar risiko perusahaan yang dihadapi dimana

9 adanya kemungkinan perusahaan gagal bayar terhadap yield to maturity obligasi kepada investor. ini akan mengakibatkan penurunan kepercayaan investor terhadap perusahaan dan cenderung memiliki prospek yang buruk di masa yang akan datang. Sedangkan solvabilitas yang memiliki debt to equity terendah sebesar 6,03 dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang menerbitkan obligasi Berkelanjutan I tahap III seri A dan B serta obligasi berkelanjutan II Tahap I seri A dan B pada tahun Total hutang yang dimiliki Bank BTPN sebesar Rp dan total ekuitas sebesar Rp Bank BTPN memiliki total hutang yang lebih rendah dibandingkan dengan 2 bank lainnya yaitu Bank PERMATA yang menerbitkan tiga jenis obligasi dan Bank CIMB NIAGA yang menerbitkan dua jenis obligasi pada periode tahun yang sama. Bank BTPN mencerminkan perusahaan yang relatif stabil dan tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan 6 bank lainnya dari 23 obligasi yang diterbitkan. BTPN tetap konsisten dan stabil pada tahun 2012 dan 2013 dimana total hutang yang dimiliki oleh BTPN adalah yang terendah. Rendahnya rasio DER yang dimiliki oleh Bank BTPN menunjukkan kemampuan ekuitas perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang akan berdampak pada peningkatan kepercayaan investor dan tingkat nilai pengembalian perusahaan. b. Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan pada periode Berdasarkan tabel 4.2 bahwa ukuran perusahaan dengan total asset tertinggi adalah sebesar Rp dimiliki oleh Bank CIMB NIAGA yang menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II seri A, B dan C pada tahun Hal ini menggambarkan perusahaan relatif lebih stabil dan dapat menarik investor agar berinvestasi pada obligasi yang diterbitkan, karena Bank CIMB NIAGA dapat

10 memberikan yield yang terjamin secara signifikan dan dianggap memiliki prospek yang baik untuk jangka waktu yang lama. Bank CIMB NIAGA termasuk perusahaan yang relatif stabil dari tahun ke tahun dengan total asset tertinggi dibandingkan dengan 6 bank lainnya dari 21 obligasi yang diterbitkan dari tahun 2011 sampai dengan Sedangkan ukuran perusahaan yang memiliki total asset terendah adalah sebesar Rp yang dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang menerbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap I seri B pada tahun Obligasi tersebut menawarkan tingkat bunga sebesar 9,90% dengan jangka waktu jatuh tempo umur 7 tahun dimana obligasi ini dikategorikan obligasi jangka panjang. Dana yang diterima dari obligasi digunakan sebagai aktivitas pendanaan jangka panjang dan penyaluran kredit. c. Yield to Maturity Pada Perusahaan Perbankan pada periode Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada variabel yield to maturity (YTM) yang memiliki nilai terendah sebesar 7,6% terjadi pada Bank CIMB NIAGA yang menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I seri A pada tahun Obligasi ini akan dapat menarik investor karena umur obligasi dimana selisih jangka waktu antara saat obligasi diterbitkan hingga jatuh tempo yang relatif singkat yakni 3 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati investor karena dianggap resikonya lebih kecil (Sapto Rahardjo, 2005). Untuk semakin diminati oleh investor maka dari tahun ke tahun Bank CIMB NIAGA tetap konsisten dalam penerbitan obligasi dengan umur obligasi relatif singkat yakni tidak lebih dari 5 tahun. Sedangkan nilai tertinggi pada variabel YTM sebesar 12,7% yang dimiliki oleh Bank Permata yang menerbitkan obligasi subordinasi berkelanjutan II Tahap I pada tahun Obligasi ini memiliki tingkat pengembalian atau yang disebut yield to

11 maturity (YTM) cukup besar sebagai bahan pertimbangan para investor atau pemegang obligasi agar menyimpan obligasinya hingga jatuh tempo. meskipun jangka waktu obligasi tersebut relatif lama adalah 10 tahun dapat dilihat pada data obligasi (Lampiran 1). Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang didapatkannya juga akan berbeda dan lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang memiliki umur obligasi yang cukup pendek. Pada tahun periode yang sama Bank Permata menerbitkan obligasi yang menawarkan yield to maturity yang cukup besar diatas 10% yaitu obligasi berkelanjutan I Tahap II seri B yang menawarkan yield to maturity (YTM) sebesar 11,4% dan periode sebelumnya tahun 2011 dengan obligasi subordinasi II yang menawarkan yield to maturity (YTM) sebesar 12%. Bank Permata telah menerbitkan 5 obligasi dalam kurun waktu 3 tahun dan di antara 4 dari 5 obligasi yang diterbitkan memiliki jatuh tempo yang relatif lama antara 7 sampai dengan 10 tahun dapat dilihat pada (lampiran 1). Hal ini dikarenakan Bank Permata membutuhkan dana yang diperoleh dari obligasi yang bertujuan untuk pengembangan usaha bank dalam bentuk penyaluran kredit. Analisis Data Regresi Berganda Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS Maka hasil estimasi regresi yang diperoleh koefisien konstanta sebesar, koefisien solvabilitas sebesar, koefisien ukuran perusahaan sebesar. Jadi persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y =11, ,004X1-0,436 X2 + e Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa dari ketiga variabel independen, yaitu solvabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang berbeda beda terhadap yield to maturity (YTM) obligasi. Interpretasi dari persamaan tersebut adalah : 1. Konstanta (costant) = 11,925, artinya bila variabel solvabilitas dan ukuran perusahaan bernilai 0 (nol) konstan atau tetap, maka yield to maturity (YTM) obligasi akan sebesar 11,828%.

12 2. Koefisien b1 = 0,004, artinya jika nilai variabel solvabilitas meningkat sebesar 1% sedangkan nilai variabel lain tetap maka akan mengakibatkan naiknya variabel yield to maturity (YTM) obligasi sebesar 0,004 atau 0,4%. 3. Koefisien b2 = -0,436 artinya jika nilai variabel ukuran perusahaan meningkat sebesar 1% sedangkan nilai variabel lain tetap maka akan mengakibatkan turunnya variabel yield to maturity (YTM) obligasi sebesar 0,436 atau 43,6%. Pengaruh Solvabilitas terhadap Yield To Maturity Obligasi Secara parsial Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam penelitian ini koefisien regresi solvabilitas (X1) sebesar 0,004, artinya setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% maka akan menyebabkan penambahan yield to maturity (YTM) pada perusahaan perbankan yang menerbitkan obligasi dengan semua jenis seri obligasi yang terdaftar di BEI sebesar 0,004 atau 0,4% dimana nilai koefisien X2 (ukuran perusahaan) dianggap konstan. Namun sebaliknya, jika solvabilitas berkurang 1% dimana nilai koefisien X2 (ukuran perusahaan) dianggap konstan, maka yield to maturity (YTM) pada perusahaan perbankan yang menerbitkan obligasi dengan semua jenis seri obligasi yang terdaftar di BEI akan berkurang sebanding dengan pengurangan solvabilitas yaitu sebesar 0,004 atau 0,4%. Solvabilitas secara parsial memiliki pengaruh signifikan, dapat dilihat pada tabel uji t (lampiran 1) diketahui nilai signifikansi sebesar 0,001 dimana 0,001 < 0,05 (5%) maka sig lebih kecil dari tingkat kesalahan yang masih bisa diterima yaitu 0,05 (α = 5%), maka H02 ditolak dengan kata lain Ha2 diterima yang artinya pengaruh solvabilitas terhadap yield to maturity (YTM) obligasi perusahaan perbankan yang terdafatar di BEI signifikan. Koefisien korelasi parsial antara solvabilitas terhadap yield to maturity (YTM) bernilai 0,595, kemudian diinterpretasikan yang mengacu pada Sugiyono (2010:184). Berdasarkan pedoman interpretasi korelasi solvabilitas berada pada rentang 0,40-0,59. Hal ini berarti korelasi antara solvabilitas terhadap yield to maturity (YTM) dikategorikan sedang. Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) artinya bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat searah, artinya peningkatan solvabilitas akan diikuti oleh bertambahnya pada yield to maturity (YTM), maka semakin tinggi

13 solvabilitas semakin besar tingkat risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sehingga YTM obligasi yang diisyaratkan lebih besar pula. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh variabel solvabilitas terhadap Yield to maturity (YTM). Hal ini dapat diketahui terlihat nilai partial dalam kolom correlations pada (lampiran 2) untuk variabel solvabilitas (X1) memiliki kontribusi terhadap yield to maturity (Y) adalah sebesar (0,595) 2 x 100% = 32.26% artinya variabel yield to maturity (Y) dapat dijelaskan oleh variabel solvabilitas (X1) sebesar 32,26% sedangkan sisanya sebesar 67,74 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh solvabilitas (X1) terhadap yield to maturity (YTM) sebesar 32,26%. Hal penting yang perlu dipahami adalah YTM merupakan yield yang dijanjikan oleh emiten bagi investor, karena investor hanya akan memperoleh yield tersebut apabila obligasi tersebut dipertahankan sampai jatuh tempo dan kupon yang diperoleh diinvestasikan kembali pada tingkat sesuai dengan YTM. Jika kemampuan emiten (penerbit) memenuhi kewajibannya membayar bunga pokok dan return kupon secara tepat waktu maka investor akan menginvestasikan kembali pada tingkat yang sesuai dengan YTM. Dimana dengan solvabilitas yang rendah maka emiten mendapatkan kepercayaan lebih oleh investor dan investor dapat memperoleh return yang tinggi hingga jatuh tempo obligasi. Maka investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui rasio hutangnya. Penelitian ini didukung dengan teori yang menyatakan bahwa debt to equity ratio yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang. Semakin tinggi rasio ini (DER) maka semakin besar risiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan tingginya rasio DER maka akan mengindikasikan semakin tingginya risiko default perusahaan dimasa yang akan datang sehingga akan berdampak pada tingginya yield obligasi perusahaan (Indra, 2006) dalam Ibrahim (2008). Hasil penelitian ini sejalan atau mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Surya dan Nasher (2011), Ibrahim (2008) serta Riska Ayu (2012) yang

14 menemukan bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield obligasi. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Yield To Maturity Obligasi Secara parsial Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam penelitian ini koefisien regresi ukuran perusahaan (X2) sebesar - 0,436, artinya setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan yield to maturity (YTM) pada perusahaan perbankan yang menerbitkan obligasi dengan semua jenis seri obligasi yang terdaftar di BEI sebesar 0,436 atau 43,6%, dimana nilai koefisien X1 (solvabilitas) dianggap konstan. Namun sebaliknya, jika ukuran perusahaan berkurang 1% dimana nilai koefisien X1 (solvabilitas) dianggap konstan, maka yield to maturity (YTM) pada perusahaan perbankan yang menerbitkan obligasi dengan semua jenis seri obligasi yang terdaftar di BEI akan bertambah dengan penambahan pada ukuran perusaahaan yang dilihat berdasarkan total asset yaitu sebesar 0,436 atau 43,6%. Ukuran perusahaaan secara parsial memiliki pengaruh tidak signifikan, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,680 dimana 0,680 > 0,05 (5%) maka sig lebih besar dari tingkat kesalahan yang masih bisa diterima yaitu 0,05 (α = 5%), maka H03 diterima dengan kata lain Ha3 ditolak yang artinya pengaruh ukuran perusahaan terhadap yield to maturity (YTM) obligasi perusahaan perbankan yang terdafatar di BEI tidak signifikan. Koefisien korelasi parsial antara ukuran perusahaan terhadap yield to maturity (YTM) bernilai -0,085, kemudian diinterpretasikan yang mengacu pada Sugiyono (2010:184). Berdasarkan pedoman interpretasi korelasi ukuran perusahaan berada pada rentang 0,00-0,19 hal ini berarti korelasi antara ukuran perusahaan terhadap yield to maturity (YTM) sangat lemah. Angka koefisien korelasi bertanda negatif (-) bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berlawanan arah, artinya peningkatan ukuran perusahaan akan diikuti oleh penurunan pada yield to maturity (YTM), maka semakin tinggi ukuran perusahaan akan mempunyai risiko yang lebih kecil daripada perusahaan yang berskala kecil sehingga YTM obligasi akan mengalami penurunan.

15 Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh variabel ukuran perusahaan terhadap Yield to maturity (YTM). Hal ini dapat diketahui terlihat nilai partial dalam kolom correlations pada (lampiran 2) untuk variabel ukuran perusahaan (X2) memiliki kontribusi terhadap yield to maturity (Y) adalah sebesar (-0,085) 2 x 100% = 0,72% artinya variabel yield to maturity (Y) dapat dijelaskan oleh variabel ukuran perusahaan (X2) sebesar 0,72% sedangkan sisanya sebesar 99,28% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh ukuran perusahaan (X2) terhadap yield to maturity (YTM) sebesar 0,72%. Apabila dibandingkan dengan variabel solvabilitas maka ukuran perusahaan memiliki kontribusi pengaruh yang sangat kecil terhadap yield to maturity (YTM) obligasi. Penelitian ini didukung dengan teori dari hasil penelitian Surya & Nasher (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap yield to maturity. Sehingga apabila investor yang risk taker ingin berinvestasi pada obligasi, maka sebaiknya menanamkan modalnya pada obligasi yang diterbitkan atau dijual oleh perusahaan yang berskala kecil karena menawarkan yield yang besar. Sedangkan bagi investor yang risk averter sebaiknya berinvestasi pada obligasi yang diterbitkan atau dijual oleh perusahaan yang berskala besar dengan yield yang lebih rendah tetapi memiliki tingkat keamanan yang lebih besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Ibrahim (2008) serta Surya dan Nasher (2011) yaitu menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan yang berpengaruh negatif dan tidak signifikan antara ukuran perusahaan terhadap yield obligasi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riska Ayu (2012) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield obligasi. Pengaruh Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Yield To Maturity Obligasi Secara Simultan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui kekuatan pengaruh antara variabel independen solvabilitas (X1) dan ukuran perusahaan (X2) serta variabel dependen yield to maturity obligasi (Y). Tabel korelasi ganda yang terlampir pada

16 (lampiran 2) menunnjukkan nilai R adalah 0,597 = 0,60 berada tingkat pengaruh yang diinterpretasikan kuat antara solvabilitas, ukuran perusahaaan dengan yield to maturity obligasi pada perusahaan perbankan yang menerbitkan obligasi terdaftar di BEI, periode , karena berada pada interval 0,60 0,79. Uji pengaruh simultan (F-test) digunakan untuk mengetahui kecocokan hubungan pengaruh solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap yield to maturity. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Hasil uji simultan (uji F) penelitian ini dapat dilihat pada (lampiran 2) diperoleh besarnya nilai F-hitung adalah 6,638 dengan nilai signifikansi 0,005. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05) maka H0 ditolak dengan kata lain Ha1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan mempengaruhi yield to maturity (YTM) obligasi. Koefisien determinasi simultan (R 2 ) digunakan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel X1 (solvabilitas) dan X2 (Ukuran Perusahaan) terhadap variabel Y (yield to maturity). Setelah diolah dengan SPSS diperoleh niliai R square = 0,356 atau 35,6%. nilai tersebut menunjukkan bahwa solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh sebesar 35,6% terhadap yield to maturity. Sedangkan sisanya sebesar 64,4% yield to maturity dapat dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel lain. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam dalam memperhitungkan yield to maturity pada saat berinvestasi pada obligasi adalah tingkat suku bunga dapat dijadikan patokan untuk menentukan besarnya coupon rate dari obligasi yang akan ditawarkan kepada publik atau investor. Adapun faktor lainnya adalah peringkat obligasi dimana salah satu indikator penting untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan penerbit obligasi. Faktor faktor lainnya adalah profitabilitas, inflasi, pertumbuhan perusahaan, likuiditas dan umur obligasi. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap Yield To Maturity (YTM) obligasi pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

17 1. Perusahaan pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode yang memiliki solvabilitas paling besar berdasarkan debt to equity adalah Bank BII yang menerbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap II seri B dan Obligasi subordinasi berkelanjutan I Tahap II pada tahun 2012., perusahaan dengan ukuran perusahaan paling besar berdasarkan total assets adalah Bank CIMB NIAGA yang menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II seri A, B dan C pada tahun 2013, dan perusahaan dengan yield to maturity (YTM) paling tinggi adalah Bank Permata yang menerbitkan obligasi subordinasi berkelanjutan II Tahap I pada tahun Solvabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity (YTM) dengan koefisien regresi positif sebesar 0,004 atau 4% sedangkan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap yield to maturity (YTM) dan memiliki koefisien regresi negatif sebesar -0,436 atau 43,6%. 3. Solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity (YTM). Saran Penelitian ini membuktikan bahwa hanya solvabilitas berpengaruh terhadap Yield To Maturity (YTM) obligasi sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Yield To Maturity (YTM) obligasi. Berdasarkan hasil tersebut, saran yang dapat diberikan penulis : 1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengambil rentang waktu yang lebih luas agar mampu mendapatkan hasil yang lebih representatif terhadap keadaan sebenarnya. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada solvabilitas dan ukuran perusahaan yang mana nilai R square ketiga variabel tersebut adalah sebesar atau, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih terdapat 64,4% variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap yield to maturity (YTM) obligasi, sehingga penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan variabel lainnya juga diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti independensi tingkat suku bunga, profitabilitas, peringkat obligasi, inflasi, pertumbuhan perusahaan, likuiditas dan umur obligasi.

18 3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan rasio atau indikator lainnya selain debt to equity pada solvabilitas dan logaritma natural pada ukuran perusahaan agar lebuk komprehensif. Dengan komponen yang lebih komprehensif diharapkan nilai R 2 meningkat dan hasilnya menjadi signifikan, sehingga solvabilitas dan ukuran perusahaan dalam menjelaskan yield to maturity (YTM) obligasi akan lebih meningkat. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE. Budhi Arta Surya dan Teguh Gunawan Nasher Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Exchange Rate, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio dan Bond terhadap Yield Obligasi Korporasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi. Volume 10, Nomor 2. Ibrahim, Hadiasman. 2008, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan Debt To Equity Ratio Terhadap Yield to Maturity Periode Tahun Tesis. Semarang,Universitas Diponegoro. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis investasi. Yogyakarta: BPFE. Munawir Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty. Riska Ayu Hapsari. 2013, Pengaruh Good Corporate Gorvenance (GCG), Ukuran Perusahaan, Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Yield to Maturity (YTM) Obligasi Pada Perusahaan Korporasi Yang Terdaftar di BEI. Universitas Negeri Semarang. Sapto Rahardjo Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D. Bandung : Alfabeta.

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi perusahaan industri dengan periode waktu antara Januari 1977 sampai dengan Desember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu sarana bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara memperjualbelikan instrumen keuangan. Salah satu instrumen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages dan Consumers Goods yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo. Data peringkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia NAMA : NUR ANNISA NPM : 16209855 Latar Belakang Masalah Investasi adalah

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON EQUITY

PENGARUH RETURN ON EQUITY PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM (Sensus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012) NISSA GUSSELA (093403052)

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, BI RATE, UKURAN DAN UTANG PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INFLASI, BI RATE, UKURAN DAN UTANG PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pengaruh Inflasi, BI Rate...(Anhar Firdaus Gultom) 11 PENGARUH INFLASI, BI RATE, UKURAN DAN UTANG PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA THE EFFECT

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. Yeni Purwati

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. Yeni Purwati PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk Yeni Purwati 133402063 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: debt to equity ratio, firm size, bond rating and yield to maturity. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: debt to equity ratio, firm size, bond rating and yield to maturity. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of debt to equity ratio, firm size and bond ratings against corporate bond yields in the Indonesia Stock Exchange, which are listings in

Lebih terperinci

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang bisa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian Peneliti ini menggunakan data sekunder, obyek penelitian menunjukkan data dari laporan keuangan tahunan perusahaan Property & Real Estate

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (sugiyono, 2008 : 5).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis (sugiyono, 2008 : 5). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu komponen investasi dengan manfaat dan tingkat pengembalian yang relatif lebih pasti, karena pada hakekatnya obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk penggalangan

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK RAHMI SRI GUSTIANI 133402065 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan dari penelitian diperlukan suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan dari penelitian diperlukan suatu penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.. Desain Penelitian Untuk mencapai tujuan dari penelitian diperlukan suatu penelitian dengan metode yang tepat dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alternatif investasi dalam surat berharga saat ini banyak disukai para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Pasar modal dalam melaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SUB SEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN TAHUN

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SUB SEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN TAHUN ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SUB SEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN TAHUN 2012-2014 Halimatussa diyah Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : halimah.untag137@gmail.com

Lebih terperinci

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Raja Saul Marto Hendry Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhanbatu ABSTRACT Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Dara Arum Sari, Mahsina, Juliani Pudjowati Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

Rizki Adriani Pongrangga Moch. Dzulkirom Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Rizki Adriani Pongrangga Moch. Dzulkirom Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON EQUITY (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2011-2014) Rizki

Lebih terperinci

Firman, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan...

Firman, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan... 1 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2010-2012 (Analysis of Influence Financial Performance to Share Price at

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Pustaka 3.1.1. Obligasi Obligasi (bond) merupakan surat berharga yang dijual kepada publik, dimana dicantumkan berbagai ketentuan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada bulan Oktober 2008, bursa saham dunia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal tersebut memberikan dampak pada pelaku lantai bursa, dunia usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan perusahaan agar bisa mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru adalah menerbitkan obligasi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal merupakan wadah yang dapat digunakan untuk para investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk menginvestasikan dana.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan perusahaan non keuangan penerbit obligasi yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya,

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK.

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Angga Bahtiar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan (Magreta dan Poppy, 2009). Peringkat obligasi juga menunjukkan seberapa aman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dengan mempertimbangkan manfaat dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan tipe penelitian yang membahas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global yang terjadi mulai tahun 2008. Daniri (2008) menyatakan bahwa krisis ini merupakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SITTI MURNIATI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SITTI MURNIATI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SITTI MURNIATI Dosen DPK pada STIE Wira Bhakti Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu kesatuan atau gabungan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail suatu permasalahan. Desain penelitan merupakan rencana

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN INDUSTRI BARANG KOMSUMSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta mempublikasikan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengguji hipotesis sehingga termasuk dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengguji hipotesis sehingga termasuk dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengguji hipotesis sehingga termasuk dalam metode eksplanasi ilmu, menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode waktu yang dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual-beli sekuritas disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual-beli sekuritas disebut dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal memberi kemudahan bagi para pelaku binis dalam menjalankan usahanya terutama terkait dengan pendanaan melalui penjualan sekuritas di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran Untuk memilih suatu saham, biasanya seorang investor harus mengetahui faktor-faktor fundamental apa saja yang dapat mempengaruhi harga saham itu sendiri

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. yang bertujuan sebagai ilmu terapan. Sedangkan menurut tingkat eksplanatorinya

BAB IV METODE PENELITIAN. yang bertujuan sebagai ilmu terapan. Sedangkan menurut tingkat eksplanatorinya BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/DesainPenelitian Jenis penelitian ini menurut bidangnya merupakan penelitian akademis yang bertujuan sebagai ilmu terapan. Sedangkan menurut tingkat eksplanatorinya adalah

Lebih terperinci

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 2011) Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2009: 41), menyatakan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2009: 41), menyatakan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian baik global maupun regional dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pasang surut, contohnya krisis ekonomi yang terjadi di Eropa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berkaitan dengan tingkatannya, metode pengumpulan data, tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berkaitan dengan tingkatannya, metode pengumpulan data, tujuan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Menurut Mudrajad Kuncoro (2009:84-86) dalam membuat perencanaan penelitian ada beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan, yaitu: jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut terbukti dari pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan tingkat bunga yang relatif rendah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Selatan dengan alamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Selatan dengan alamat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan November 2012.Lokasi penelitian di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang di gunakan dalam penelitian ini adalah perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. B. Teknik Pengambilan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berada di situs web www.idx.com. BEI dipilih sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham)

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 PENGARUH LEVERAGE, RETURN ON EQUITY, SIZE, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011 S/D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2013. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

Lebih terperinci

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. B. Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN DI BURSA EFEK INDONESIA Dian Pramesti 1*, Anita Wijayanti 2, Siti Nurlaela

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah hubungan antara karakteristik perusahaan dengan risiko sistematis baik parsial maupun simultan. Karakteristik perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany (agnes.agrifany@gmail.com) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode ) ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode 2007-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Disusun oleh: Aulatun Nisah NIM:

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Disusun oleh: Aulatun Nisah NIM: Pengaruh Variabel-variabel Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tercantum Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2013-2014. SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015 Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga merupakan salah satu variable ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang

Lebih terperinci