BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peranan sumber daya manusia dalam perusahaan sangatlah penting.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. terlaksanannya fungsi rekruitmen. Seperti halnya fungsi rekruitmen, proses seleksi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Penempatan Pegawai dengan Prestasi Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MARET,

PENGARUH PENERIMAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI (Studi Empiris Pada BMT Kota Gajah Lampung Tengah)

SELEKSI TENAGA PENJUALAN

PANDUAN PENERIMAAN KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Konsep dan Manfaat Seleksi

BAB I PENDAHULUAN. dunia perkembangan ekonomi masyarakat dan teknologi cukup ketat dan tidak

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas.

Analisis dan Desain Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya sumber daya manusia yang dimiliki. Tujuan organisasi yang ingin. sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengembang otomotif terbesar di ASEAN

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA UNIT BISNIS KOPERASI KARYAWAN STIE KESATUAN

ANALISIS JABATAN PEGAWAI DI BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG. Oleh : Murni Septiyanti, Herbasuki N, Nina Widowati*)

Fungsi Rekrutmen Manajemen SDM

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENGARUH KESESUAIAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BUILD BETTER COMMUNICATION ENGLISH TRAINING SPECIALIST (BBC-ETS)

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kinerjannya. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi tentang pekerjaan. Mondy (2008:95) juga mengemukakan analisis

Rekrutmen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS. pelamar yang melamar pada suatu perusahaan. Kegiatan seleksi harus benar-benar

Analisis dan Desain Jabatan. Manajemen Sumber Daya Manusia

DAFTAR PUSTAKA. Dessler, G Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

REKRUITMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

ANALISIS PROSEDUR PENERIMAAN, SELEKSI DAN PENEMPATAN KARYAWAN PADA LPP TVRI SUMSEL BABEL PALEMBANG

PENEMPATAN SUMBER DAYA MANUSIA PROFESIONAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

MSDM Materi 2 Analisis dan Desain Jabatan

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Performance is output derives from processes, human otherwise, Kinerja

BAB II BAHAN RUJUKAN

Sebagai pedoman bagian Hukum dan Kepegawaian dalam menempatkan pegawai sesuai dengan kompetensinya dalam rangka penataan organisasi.

PERENCANAAN SDM. Job Analysis/Analisa Pekerjaan 9/22/2011. Tujuan Instruksional Khusus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah,

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP. perlu diperhatikan perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK REKRUTMEN DALAM PENEMPATAN KARYAWAN BARU PAD PT DUA KELINCI PATI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Jatim Cabang Syariah

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung.

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PERUSAHAAN SAGU AREN NASIONAL DI BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan perusahaan.kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada sejauh

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang

ANALISIS PROSEDUR PENERIMAAN TENAGA KERJA PADA PT.THIESS SANGATTA

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan Analisis Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kerja Karyawan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang, Semarang: IAIN Walisongo, 2012, hlm. 19 1

BAB I PENDAHULUAN. industri sangat penting. Secanggih apapun teknologi tidak dapat berjalan

Oktoriski Pranayoga Hamidah Nayati Utami Yuniadi Mayowan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Bab 4 PROSES SELEKSI

ANALISIS SISTEM REKRUTMEN TERHADAP PENEMPATAN KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi daya saing perusahaan. Hal tersebut, menegaskan bahwa perusahaan. yang kompeten dan profesional untuk menunjang performance

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Ekonomi yang melanda sebagian besar bangsa Asia, khususnya bangsa

PENGEMBANGAN KARIR DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG TANJUNG MORAWA

Pengertian Rekruitmen Sumber Rekruitmen Pegawai Metode Rekruitmen Permasalahan dalam Rekruitmen

PENGENALAN KONSEP JOB DESCRIPTION PEGAWAI PADA DIKLAT KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN AGAMA RI. Oleh: Sulistiawati Paita, SE.MM. Widyaiswara Pertama

BAB II KERANGKA TEORETIK. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Masjid

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA (Studi pada Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam

BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia saaat ini

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

PENGARUH PROSES SELEKSI, PENEMPATAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA VILLA SEMANA DI UBUD, GIANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kewirausahaan. Firdaus,S.Kom,M.Kom. Minggu, 19 Maret

BAB 2 URAIAN TEORITIS. terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia. Bahkan di media massa sering muncul masalah-masalah yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Analisis Penempatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 15> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

PROPOSAL LAPORAN AKHIR PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENEMPATAN KARYAWAN PADA PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 TBK KANTOR CABANG PALEMBANG

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Seleksi 2.1.1. Pengertian Seleksi Seleksi sebagai salah satu tahap dalam proses rekrutment perlu dilakukan oleh perusahaan secara benar supaya diperoleh karyawan yang diharapkan. Berikut ini merupakan beberapa paparan mengenai definisi seleksi menurut beberapa sumber. Seleksi (selection) adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan disebuah perusahaan atau organisasi. 6 Tanpa karyawan-karyawan yang berkualitas, sebuah perusahaan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk berhasil. Keputusan seleksi merupakan bagian penting dari manajemen SDM yang berhasil. Kemajuan kinerja organisasional bagi seorang pemberi kerja mungkin berasal dari perubahan dalam program intensif, pelatihan yang lebih baik, atau rancangan pekerjaan yang lebih baik. Namun jika pemberi kerja tidak memulainya dengan orang-orang yang dibutuhkan yang memiliki kapabilitas yang sesuai yang siap untuk bekerja, hasil-hasil tersebut mungkin tidak akan terjadi. 6 Robert, L Mathis dan Jhon H, Jackson. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Salemba Empat. Hal 261. 9

Kriteria penyeleksian (selection criterion) adalah karakteristik yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan sukses 7. Kemampuan yang sudah ada sebelumnya sering kali merupakan kriteria penyeleksian. Kemampuan, motivasi, kecerdasan sifat berhati-hati, risiko yang pantas, dan ketetapan mungkin merupakan kriteria penyeleksian yang baik untuk banyak pekerjaan. Seleksi atau pemilihan tenaga kerja merupakan langkah ketiga dalam proses pemilihan pegawai. 8 Fase pertama adalah menentukan job analysis dalam rangka mendapatkan job description dan fase kedua diadakan rekruitmen atau penarikan, baru setelah itu dilaksanakan fase ketiga yakni proses seleksi. Dalam prakteknya, seringkali seleksi dijalankan bilamana terdapat jumlah tenaga kerja yang tersedia melebihi kebutuhan. Jadi seleksi umumnya dilakukan dalam keadaan bilamana tenaga kerja yang dibutuhkan lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang bersedia bekerja dalam perusahaan. Hal ini sesungguhnya merupakan suatu kesalahan yang umum dianut. Seleksi haruslah dijalankan meskipun jumlah tenaga kerja yang bersedia untuk bekerja dalam perusahaan terlalu sedikit. Definisi seleksi yaitu proses atau serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak. 9 Proses seleksi adalah pusat manajemen personalia. Analisa jabatan, perencanaan sumber daya manusia, penarikan dilakukan terutama 7 Robert, L Mathis dan Jhon H, Jackson. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Salemba Empat. Hal 261. 8 Manullang, M. 1994. Management Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal 50. 9 Handoko,T Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Hal: 167. 10

untuk membantu seleksi personalia. Bila seleksi dilaksanakan dengan tidak tepat, upaya-upaya sebelumnya tersebut akan sia-sia. Oleh karena itu seleksi adalah kunci sukses manajemen personalia dan bahkan sukses organisasi. Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai pelamar kerja untuk menentukan siapa yang seharusnya diterima menduduki posisi jangka pendek dan jangka panjang. 10 Mengacu pada beberapa definisi seleksi yang telah dikemukakan, peneliti mengambil salah satu definisi yang dianggap paling dekat dengan masalah penelitian. Definisi tersebut adalah definisi seleksi menurut Mathis dan Jacson dalam bukunya Human Resources Management. Dalam definisi tersebut, Mathis mengungkapkan perlunya kualifikasi yang dimiliki pelamar untuk mengisi lowongan yang dibutuhkan perusahaan. Menurut Schuler, kualifikasi yang dimiliki pelamar diistilahkan dengan Identifikasi spesifikasi karyawan. Spesifikasi karyawan ini perlu dipadukan dengan analisis jabatan yang dibuat oleh perusahaan. Apabila spesifikasi karyawan sesuai dengan analisis jabatan, HRD (Human Resources Development) dapat memutuskan untuk menerima karyawan tersebut, demikian pula sebaliknya. 2.1.2. Langkah-langkah Seleksi Untuk memulai prosedur seleksi, perusahaan harus memenuhi tiga persyaratan. Pertama, ada kebutuhan tenaga kerja dan wewenang untuk 10 Randall S,Schuler dan Susan E, Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga. Hal: 27 11

mengangkat yang berasal dari daftar permintaan tenaga kerja. Kedua, perusahaan harus mempunyai standar kepegawaian untuk diperbandingkan dengan calon karyawan. Hal ini diwakili oleh spesifikasi pekerjaan yang dikembangkan melalui analisis pekerjaan. Ketiga, perusahaan harus mempunyai para pelamar pekerjaan yang dapat dipilih untuk diangkat. Program Perekrutan Ramalan Penjualan Analisis Pekerjaan Analisis Beban Kerja Dan Tenaga Kerja Uraian Pekerjaan Pelamar-pelamar Daftar Permintaan Spesifikasi Pekerjaan Atas Karyawan Alat Penyaring: >>Formulir lamaran Individu Pemeriksaan lamaran Organisasi Wawancara Test > >Ujian fisik > Perkenalan (Induction) Gambar 2.1. Kerangka untuk usaha memperoleh tenaga 11 Langkah-langkah seleksi meliputi analisis jabatan dan identifikasi spesifikasi karyawan atau pelamar. Berikut ini akan dijelaskan kedua langkah tersebut menurut beberapa sumber. 11 Edwin B Fllipo. 1984. Personnel Management. Terjemahan Moh Mashud. Singapore: McGraw-Hill Book Co. Hal: 159. 12

A. Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk memutuskan apakah perusahaan perlu mengadakan rekrutmen karyawan baru, perlu beberapa bahan pertimbangan antara lain analisis beban kerja dan kebijakan dari manajemen puncak. B. Analisis Jabatan (Job Analysis) Analisis jabatan (job analysis) merupakan suatu proses penggambaran dan pencatatan informasi mengenai perilaku dan kegiatan pekerjaan. 12 Tujuan dilakukannya analisis jabatan supaya HRD (Human Resources Development) lebih efektif dan pekerjaan dipahami dengan jelas dan baik oleh perusahaan maupun pelakunya. Salah satu bagian dalam membuat analisis jabatan adalah deskripsi pekerjaan atau job description. Dari deskripsi pekerjaan yang telah dibuat analisis lanjutan akan menghasilkan job specification. Job specification is a statement of the minimum acceptable human qualities necessary to perform a job properly. 13 Jadi job specification merupakan kriteria minimal mengenai karyawan yang diharapkan. C. Identifikasi Spesifikasi Karyawan Identifikasi spesifikasi karyawan dimaksud untuk memperoleh gambaran mengenai spesifikasi pelamar yang meliputi pengetahuan, 12 Randall S,Schuler dan Susan E, Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga. Hal: 181. 13 Edwin B Fllipo. 1984. Personnel Management. Terjemahan Moh Mashud. Singapore: McGraw-Hill Book Co. Hal: 114. 13

keterampilan dan kemampuan ( knowledge, skills, and abilities). 14 Untuk melakukan identifikasi spesifikasi karyawan perusahaan dapat melakukan beberapa cara: 1. Formulir lamaran 2. Pemeriksaan lamaran 3. Wawancara 4. Test 5. Ujian fisik 2.2. Penempatan 2.2.1. Pengertian Penempatan Penempatan merupakan tahap selanjutnya setelah proses seleksi di lakukan. Tahap penempatan ini dilakukan dengan harapan agar perusahaan mampu mendapatkan jumlah dan kualitas kerja yang baik dari seorang karyawan. Berikut ini merupakan beberapa paparan mengenai definisi penempatan menurut beberapa sumber. Penempatan seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat. 15 Yang terpenting, penempatan sumber daya manusia harus dilihat sebagai proses pencocokan. Jika seorang karyawan cocok dengan pekerjaan akan mempengaruhi jumlah dan kualitas kerja karyawan. Pencocokan ini juga mempengaruhi biaya pelatihan dan operasi secara langsung. Individu- 14 Schuler, S Randall dan Jackson, E Susan. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga. Hal: 181. 15 Robert, L Mathis dan Jhon H, Jackson. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat. Hal : 262 14

individu yang tidak mampu menghasilkan kuantitas dan kualitas kerja yang diharapkan, dapat menimbulkan kerugian uang dan waktu dalam jumlah yang sangat besar bagi perusahaan. Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya, berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, preferensi, dan kepribadian karyawan tersebut. 16 Penempatan adalah penugasan seorang pekerja pada suatu jabatan atau unit kerja di lingkungan suatu organisasi/ perusahaan. 17 Perusahaan melakukan proses penempatan ini dengan tujuan pengisian jabatan yang kosong, agar tugas pokok pada jabatan yang kosong tersebut dapat dilaksanakan. Untuk itu melalui kegiatan sebelumnya harus diperoleh pekerja yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan jabatan yang akan menjadi tanggung jawabnya atau dengan kata lain, calon yang ditempatkan itu harus memiliki kompetensi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan dalam suatu jabatan secara efektif dan efisien. Definisi definisi di atas mengenai penempatan menegaskan bahwa penempatan tidak hanya sekedar menempatkan saja, melainkan harus juga mencocokkan dan membandingkan kualifikasi yang dimiliki pegawai dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu jabatan atau pekerjaan, sehingga the right man on the right job tercapai. 16 Randall S,Schuler dan Susan E, Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga. Hal: 276. 17 Hadari Nawawi. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hal: 170. 15

Penempatan pegawai hendaknya memperhatikan azas: penempatan orang-orang yang tepat dan penempatan orang tepat untuk jabatan yang tepat atau the right man in the right place and the right man behind the right job. 18 2.2.2. Ruang Lingkup Penempatan Pegawai Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini terjadi khusus pada karyawan baru. 19 Kepada karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. Penempatan dalam kaitan ini meliputi promosi, transfer, dan demosi. Penempatan tenaga kerja adalah suatu proses pembagian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawabnya. 20 Kedua pengertian di atas menunjukkan bahwa penempatan pegawai dilakukan setelah pegawai bersangkutan lulus seleksi. Hal tersebut tidak saja berlaku untuk pegawai baru saja tetapi juga bagu penempatan pegawai lama, baik promosi maupun alih tugas dan demosi. 18 Hasibuan, Malayu SP. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Hal : 64. 19 Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada. Hal: 210. 20 Sastrohadiwiryo, Bedjo Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 162. 16

2.2.3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penempatan Pegawai Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan adalah ketrampilan, kemampuan, preferensi, dan kepribadian karyawan. 21 Melakukan penempatan pegawai hendaklah mempertimbangkan faktorfaktor berikut: 1. Pendidikan, yaitu pendidikan minimum yang disyaratkan yaitu menyangkut: a. Pendidikan yang seharusnya, artinya pendidikan yang harus dijalankan. b. Pendidikan alternatif, yaitu pendidikan lain apabila terpaksa, dengan tambahan latihan tertentu dapat mengisi syarat pendidikan yang seharusnya. 2. Pengetahuan kerja, yaitu pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja agar dapat melakukan kerja dengan wajar. Pengalaman kerja ini sebelum ditempatkan dan yang harus diperoleh pada waktu ia bekerja dalam pekerjaan tersebut. 3. Keterampilan kerja, yaitu kecakapan/keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang hanya diperoleh dalam ptaktek. Keterampilan kerja ini dapat dikelompokan tiga kategori: a. Keterampilan mental, seperti menganalisa data, membuat keputusan, menghitung, menghafal, dan lain-lain. b. Keterampilan fisik, seperti memutar roda, mencangkul, menggergaji, dan lain-lain. c. Keterampilan sosial, seperti memperngaruhi orang lain, berpidato, menawarkan barang, dan lain-lain. 4. Pengalaman kerja, yaitu pengalaman seseorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pengalaman pekerjaan ini dinyatakan dalam: a. Pekerjaan yang harus dilakukan. b. Lamanya melakukan pekerjaan itu. 22 21 Randall S,Schuler dan Susan E, Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: Erlangga. Hal: 276. 22 Bambang, Wahyudi. 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: BPFE. Hal: 32. 17

Ada pula beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai faktorfaktor yang perlu dipertimbangkan dalam menempatkan pegawai. Faktorfaktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menempatkan pegawai ialah: 1. Faktor Prestasi Akademis Prestasi akademis yang dimaksud di sini adalah prestasi akademis yang telah dicapai oleh pegawai selama mengikuti jenjang pendidikan pada masa sekolah dasar sampai pendidikan yerakhir, dipadukan dengan prestasi akademis yang diperoleh berdasarkan hasil seleksi yang telah dilakukan terhadap pegawai yang bersangkutan, sehingga dapat diharapkan memperoleh masukan dalam menempatkan pegawai yang tepat pada posisi yang tepat pula. 2. Faktor Pengalaman Faktor pengalaman perlu mendapat pertimbangan karena ada kecenderungan, makin lama bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki dan sebaliknya makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh. 3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental Faktor ini juga tidak kalah penting dengan faktor-faktor di atas, karena bila diabaikan dapat merugikan lembaga. Oleh sebab itu sebelum pegawai yang bersangkutan diterima menjadi pegawai diadakan test/uji kesehatan oleh dokter yang ditunjuk, walaupun test kesehatan tersebut tidak selamanya menjamin bahwa yang bersangkutan benar-benar sehat jasmani dan rohani. 4. Faktor Status Perkawinan Status perkawinan juga perlu dipertimbangkan mengingat banyak hal merugikan perusahaan bila tidak ikut dipertimbangkan, terutama bagi pegawai wanita sebaiknya ditempatkan pada lokasi atau kantor cabang dimana suaminya bertugas. 5. Faktor Usia Dalam rangka menempatkan pegawai, faktor usia pada diri pegawai yang lulus dalam seleksi, perlu mendapatkan pertimbangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan rendahnya produktivitas kerja yang dihasilkan oleh pegawai yang bersangkutan. 23 23 Sastrohadiwiryo, Bedjo Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Hal: 162-165. 18

2.3. Seleksi dan Penempatan Seleksi dan penempatan merupakan langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia/tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima/tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen, tepat/tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan. 24 Jika fungsi ini tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Seleksi dan penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pelamar diterima/ditolak, tetap/tidaknya seorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada di dalam organisasi/perusahaan. Keputusan mengenai seleksi dan penempatan dimaksudkan untuk menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. 25 Tepat tidaknya penempatan tergantung pada kesesuaian antara pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang dan tuntutan job, juga kecocokan antara kepribadian, minat, kesukaan serta kesempatan dan budaya yang terkait dengan perusahaan secara keseluruhan. Keputusan akhir dalam seleksi dan penempatan mungkin adalah menerima karyawan baru atau menarik karyawan dari bagian lain di dalam perusahaan. 24 Faustino Cardoso Gomes. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Hal: 117. 25 Randall S,Schuler dan Susan E, Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga. Hal: 276. 19

Seleksi dan penempatan melibatkan lebih banyak hal daripada sekadar memilih orang terbaik yang ada. Penyeleksian kapabilitas dan bakat yang sesuai yang dikemas dalam seorang manusia berusaha untuk menyesuaikan apa yang dapat dan ingin dilakukan oleh pelamar dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Mathis dan Jhon Jackson mengatakan aktivitas seleksi dan penempatan biasanya berfokus pada pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan para pelamar. Kesesuaian orang-pekerjaan merupakan konsep sederhana tetapi penting yang melibatkan pencocokan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan orang-orang dengan karakteristik-karakteristik pekerjaan. Tanpa adanya kecocokan yang baik antara pengetahuan, keterampilan dan kemampuan orangorang dan tuntutan pekerjaan, kemungkinan kinerja karyawan akan lebih rendah, perputaran dan ketidakhadiran lebih tinggi, serta masalah-masalah SDM lain meningkat. 2.3.1. Syarat-syarat Seleksi dan Penempatan Efektivitas fungsi seleksi dan penempatan sangat ditentukan oleh beberapa syarat penting, dan bahkan tergantung pada informasi-informasi yang diperoleh dari syarat-syarat tersebut. Informasi-informasi yang diperoleh melalui syaratsyarat tersebut akan dijadikan masukan bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan penerimaan dan penempatan seorang pekerja. Syarat-syarat yang dimaksud adalah: a. Informasi analisis jabatan, yang memberikan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan 20

b. Rencana-rencana sumber daya manusia, yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia/tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi c. Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih. 26 2.3.2. Metode-metode Seleksi dan Penempatan Langkah dan tanggungjawab dalam proses staffing, meliputi: a. Menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia b. Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan dan / atau mengisi jabatan-jabatan c. Mengembangkan kriteria seleksi yang baik d. Pengadaan (rekruit) e. Mengadakan test dan sebaliknya men-screening para pelamar f. Menyiapkan daftar dari para pelamar yang berkualitas/lulus g. Mengadakan wawancara terhadap para pelamar yang paling berkualitas h. Mengadakan seleksi pelamar yang paling berkualitas. 27 Instansi-instansi akan menjalankan langkah-langkah itu dalam berbagai cara. Hal yang terpenting disini adalah bahwa line manager terlibat secara penuh pada langkah-langkah 1,2,3,7, dan 8. Tugas dari departemen kepegawaian adalah membantu line manager untuk mendapatkan dan memperkerjakan pelamar yang paling berkualitas, dan untuk memastikan bahwa proses staffing berlangsung tanpa pengaruh yang tak semestinya dari politik atau sikap pilih kasih. Langkah berikutnya dalam proses seleksi adalah menetapkan kualifikasi minimal bagi suatu jabatan melalui analisis jabatan. Ini berkaitan dengan metodemetode tertentu yang dipakai untuk mengukur kualifikasi-kualifikasi dari para pelamar atau pekerja. Menurut Klingner dan Nalbandian ada yang metode yang biasanya digunakan, yakni: (1) tinjauan data biografis, (2) test-test 26 Faustino Cardoso Gomes. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Hal: 118. 27 Ibid. Hal: 122. 21

bakat/ketangkasan, (3) test-test kemampuan, (4) ujian-ujian penampilan, (5) refrensi-refrensi, (6) evaluasi kinerja (hanya untuk penilaian promosi dari pekerja-pekerja yang ada), (7) wawancara-wawancara, (8) pusat-pusat penilaian, (9) suatu masa percobaan. 28 2.4. Kerangka Pikir Input: a. Pelamar non titipan b. Pelamar titipan Rekruitmen Seleksi, Penerimaan 1. Wawancara: - Apasaja tahap-tahap seleksi karyawan baru? - Sesuai dengan SOP apa tidak? - Pemanfaatan hasil proses seleksi - Apa penyebab karyawan mengundurkan diri - Apakah hasil seleksi menjadi dasar/pedoman dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak karyawan - Alasan mengapa lebih menerima pelamar titipan - Bagaimana proses penempatan yg dilakukan di PT Kamaltex - Apakah ada pedoman/dasar dalam menempatkan karyawan - Apakah hasil seleksi digunakan sbg dasar penempatan? 2. Observasi: Tahap2 dilaksanakannya proses seleksi, proses penerimaan dan proses penempatan 3. Dokumentasi: Hasil seleksi Penempatan Analisis data: Miles&Huberman Data koleksi, reduksi, display, kesimpulan Output: Hitam Putih Proses Seleksi, Proses Penerimaan, Dan Proses Penempatan Karyawan Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian Hitam Putih Proses Seleksi, Proses Penerimaan, Dan Proses Penempatan Karyawan Di PT Kamaltex Kabupaten Semarang 28 Klingner & Nalbandian dalam Faustino Cardoso Gomes. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Hal: 123. 22

Input yang dimaksud adalah orang yang melamar pekerjaan di PT Kamaltex. Input ini terdiri dari pelamar non titipan dan pelamar titipan. Setelah adanya pelamar, HRD melakukan rekruitmen. Rekruitmen ialah proses penyaringan pelamar untuk diperkerjakan pada PT Kamaltex yang disesuaikan dengan kebutuhan / spesifikasi pekerjaan. Karyawan yang lolos dalam proses rekruitmen selanjutnya dapat bekerja pada PT Kamaltex pada posisi yang dibutuhkan. Karyawan yang telah bekerja kemudian memutuskan untuk keluar atau menetap. 23