BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kawasan disekitarnya. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

BAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN. Sebagaimana telah diketahui berdasarkan bab sebelumnya, bahwa bahkan

RESUME SKRIPSI PENINGKATAN PERSAINGAN CINA AS DALAM MEMPEREBUTKAN PASAR DI AFRIKA. Oleh : ELFA FARID SYAILILLAH

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara selalu menarik untuk dikaji karena begitu kuatnya

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik

BAB I PENDAHULUAN. Penggabungan kekuatan melalui peningkatan hubungan bilateral merupakan salah

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAB I PENDAHULUAN. negara ini sebagai bahan dalam penulisan berbagai karya ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II AWAL TERBENTUKNYA SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. regional. Organisasi regional hanyalah salah satu dimensi dalam regionalisme 1.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

BAB I PENDAHULUAN. investasi di berbagai negara. Krisis finansial Asia tidak banyak

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang kemudian mendasari Kosovo memberanikan diri untuk

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. dari Rusia dan China. Organisasi ini merupakan organisasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM BIDANG

BAB II DESKRIPSI SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. sistem pemerintahan negara negara baru merdeka. (Hidayatulah, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

BAB I PENDAHULUAN. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

PENDAHULUAN. negara kepulauan yang beriklim tropis, dan bukan suatu yang aneh jika. pun dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia.

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perekonomian suatu negara. Tanpa energi, suatu negara akan. dapat menghambat laju roda perekonomian suatu negara.

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. baru dalam dunia internasional. Dewasa ini fenomena-fenomena. maupun yang terjadi dalam negara. Konflik dalam negara dapat dikategorikan

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

BAB I PENDAHULUAN. Negara ini mulai berdiri ketika Pemerintahan Uni Soviet berakhir, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan benua Eropa yang bertujuan membangun kekuatan ekonomi. bersama. Mengandalkan produk-produk berkualitas sebagai penyedia

BAB I PENDAHULUAN. disebut-sebut sebagai salah satu pembuka bagi Rusia untuk merealisasikan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

SINGKATAN DAN ISTILAH...

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)

BAB I. Pendahuluan. perekonomian suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memandang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asia Tengah merupakan salah satu kawasan yang sangat strategis di dunia. Asia tengah merupakan penghubung antara Asia Timur dan Timur Tengah yang kaya akan hasil alam dan energi. Karena itu Asia Tengah merupakan jalur minyak potensial bagi kawasan disekitarnya. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima negara, yaitu Turkmenistan Kazakhstan Kyrgiztan, Uzbekistan, dan Tajikistan. Masing-masing nama negara mencerminkan nama suku yang mendiaminya. Secara geopolitik, negara-negara muda ini merupakan daerah dengan keunggulan alam yang cukup dapat diperhitungkan. Kazakhstan merupakan kawasan yang kaya akan hasil tambang. Lalu, Uzbekistan merupakan penghasil emas terbesar di kawasan Asia Tengah, yaitu mencapai angka 80 persen. Kekayaan mineral yang dimiliki oleh Uzbekistan berupa perak, tembaga, timah, seng, tungsten, batubara dan uranium. Uzbekistan juga menjadi kawasan yang istimewa di Asia Tengah karena memiliki sumber daya air terbesar di Asia Tengah. Turkmenistan menyatakan memiliki cadangan gas sebesar 11,1 trilyun meter kubik, 3 kali lebih besar daripada cadangan Rusia. Kyrgistan merupakan negara yang kaya akan minyak dan gas alam. Hal dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga Kyrgistan mampu menciptakan produk energi hydroelectricity sendiri, untuk kemudian menjadi mengekspor energi tersebut ke negara RRC dan negara Asia Tengah lainnya. Negara yang terakhir adalah Tajikistan. Tanah yang dihuni oleh para Tajik ini termasuk negara yang mempunyai standar ekonomi rendah di

Kawasan Asia Tengah, dengan kepemilikan cadangan minyak dan gas yang tidak banyak. Namun meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, Tajikistan tetap menjadi negara penghasil emas dan perak. Kawasan Asia Tengah dapat dikatakan telah ditinggalkan pemiliknya sejak keruntuhan Uni Soviet yang sebelumnya berkuasa di kawasan tersebut. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tengah sebagai kawasan yang sangat diperebutkan oleh negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Rusia dan tentu saja RRC. Disisi lain, Asia Tengah merupakan jembatan antara kawasan Eastern dan Western. Berbatasan langsung dengan RRC di sebelah barat, Asia Tengah merupakan bekas negara raksasa Uni Soviet yang hancur pada dekade awal 90-an. Sebagai sebuah negara yang baru merdeka dengan hampir secara bersamaan, Asia Tengah menjadi sekumpulan negara-negara baru yang berusaha mempromosikan diri untuk menciptakan kerjasama dan hubungan internasional. Bagi RRC, hal ini merupakan sebuah keuntungan, mengingat Asia Tengah yang berbatasan langsung dengan provinsi Xinjiang, secara sosial, budaya, dan politik memiliki pengaruh yang besar bagi provinsi tersebut. Bagi RRC kawasan Asia Tengah merupakan kawasan jalur sutra yang sejak beribu abad yang lalu sudah menjadi jalur perdagangan ekonomi tradisional RRC dan sampai sekarang di era RRC modern pun kawasan ini masih merupakan jalur perdagangan yang penting. RRC memiliki jalur jalan tol di Kyrgistan yang langsung menuju berbagai akses perdagangan penting di kawasan tersebut. RRC juga memiliki kepentingan keamanan yang besar kawasan ini yang berbatasan langsung dengan bagian barat RRC, bahkan Provinsi Qinghai, wilayah otonomi

Xinjiang dan Tibet merupakan kawasan yang berpenduduk Uyghur, Turk yang merupakan etnis utama Asia Tengah. RRC dengan pendekatan ekonomi seperti pembangunan jalur tol RRC di Asia Tengah dan kerjasama regional, dan kerjasama dengan pemerintah daerah diberbagai Negara di Asia Tengah. Meskipun perang dingin telah berakhir, namun ideologi Perang Dingin masih sangat kental. Untuk mencegah dikuasainya wilayah tersebut oleh pengaruh Barat, RRC berpikiran harus menancapkan pengaruhnya. Karena jika Asia Tengah telah dimasuki oleh pemikiran Barat, maka hal ini akan menciptakan efek domino bagi tumbangnya stabilitas sosialis-komunis yang menjadi ideologi kenegaraan Republik Rakyat RRC. Dalam hal ini, Asia Tengah dijadikan sebagai buffer zone sebagaimana cara-cara pembendungan ideologi lawan pada masa Perang Dingin. Selain itu, fokus RRC di Asia tengah juga untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh Soviet. Pada masa ini, jauh setelah Perang Dingin berakhir, logika hubungan internasional lebih mengarah dan mendominasi area ekonomi. Negara-negara Asia Tengah merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Selain itu, negara-negara Asia Tengah juga merupakan jembatan yang utama bagi pasokan minyak RRC dari lumbung minyak Timur Tengah. Tahun 2001 merupakan tahun penting dalam sejarah konstelasi politik internasional. Pada 15 Juni 2001, Rusia dan RRC serta empat negara Asia Tengah, yaitu Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan membentuk sebuah organisasi regional bernama Shanghai Organization Cooperation.

Pembentukan Shanghai Cooperation Organization (SCO) 1 ini didasarkan pada sebuah organisasi bernama Shanghai Five yang didirikan tahun 1996, dengan tujuan utama adalah menyelesaikan masalah-masalah perbatasan dan memperkuat dan membangun kepercayaan untuk pelucutan senjata antara RRC dengan negara-negara eks Soviet. Pada tahun 1996 dan 1997 para pemimpin negara bertemu di Shanghai dan Moskow masing dan menandatangani Perjanjian tentang Memperdalam Kepercayaan Militer di Daerah Perbatasan dan Perjanjian tentang Pengurangan Kekuatan Militer di Daerah Perbatasan (Treaty on Deepening Military Trust in Border Regions dan Treaty on Reduction of Military Forces in Border Regions). Munculnya SCO membuat babak baru di wilayah ini. Sebagai organisasi regional di Asia Tengah yang mempunyai peran penting dalam integrasi regional Asia Tengah, SCO mempunyai peran cukup penting. Kerjasama keamanan SCO berpusat pada kekhawatiran yang berhubungan dengan keamanan negara-negara anggotanya, seringkali menggambarkan ancaman utama yang dihadapi seperti terorisme, separatisme dan ekstremisme. Kerjasama SCO yang dilandasi tujuan yang sama di kawasan Asia Tengah tersebut merupakan bentuk dari usaha RRC dan Rusia guna mengurangi pengaruh AS baik di Asia tengah maupun di kancah politik internasional. Serta telah memberikan wadah bagi negara-negara anggota yang berkepentingan dalam mengatasi keamanan regional dan memberi 1 Dikutip dari http://www.sectsco.org/en123/brief.asp 18/07/2013

kemudahan bagi anggotanya dalam melakukan koordinasi dan menjalankan mekanisme keamanan regional. 2 Pelan namun pasti keberhasilan SCO mulai terasa kuat, bahkan dianggap sebagai organisasi penangkal pengaruh Amerika di kawasan Euraasia dan Asia Tengah yang sangat strategis dan kaya dengan sumber energi. Kini SCO telah tumbuh menjadi blok kerjasama politik dan ekonomi baru yang bisa menjadi penghalang ambisi global Amerika dan sekutu-sekutunya, upaya Amerika dan sekutunya untuk menyingkirkan Rezim di negara Eurasia dan Asia Tengah bisa digagalkan, para negara SCO berupaya untuk menjaga rejim pemerintahan yang independen, tidak dibawah kendali Amerika. Saat ini SCO telah membuat kemajuan besar baik dari segi kelembagaan dan penjangkauan. Kelompok keamanan regional ini telah mampu menjaga kestabilan di wilayah ini. Perkembangannya organisasi ini memiliki tujuan yang lebih mendalam baik dalam aspek politik, ekonomi, keamanan serta budaya. Terutama dalam hubungan ekonomi, politik dan keamanan antara RRC dengan negara-negara di Asia Tengah pun mengalami kemajuan yang sangat pesat pasca perang dingin apalagi setelah pembentukan SCO itu sendiri. Nampak terjadi perubahan kebijakan luar negeri RRC di Asia Tengah yang mencakup beberapa poin, meliputi geopolitik posisi strategis, keamanan, perbatasan, dan ekonomi. Asia Tengah memiliki posisi yang strategis bagi hubungan diplomatik RRC dengan negara-negara eks-soviet. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Asia Tengah juga merupakan jembatan bagi sumber 2 www.indonesia.mid.ru 13/7/2013

daya alam bagi RRC. Dalam hal keamanan, Asia Tengah merupakan partner bagi penangan kasus separatisme Xinjiang yang disinyalir mendapat bantuan dari Taliban. Sedangkan dalam hal ekonomi, RRC berupaya memperoleh jalur suplai energi yang aman dan menghindari ketergantungan terhadap sedikit sumber energi, khusunya ke kazakhstan. Selanjutnya, tulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian. Pada Bab I berisi latar belakang permasalahan, pokok permasalahan yang akan dibahas serta penggunaan Teori yang sesuai dan digunakan dalam skripsi ini. Bab II berisikan dinamika politik luar negeri RRC hingga masa kini. Bab III akan membahas mengenai Asia Tengah serta Shanghai Cooperation Organization secara lengkap dan mendalam. Bab IV merupakan analisis politik luar negeri RRC di Asia Tengah serta bagaimana RRC berhubungan dengan negara-negara Asia Tengah, Rusia dan Amerika Serikat di kawasan tersebut. Di Bagian Akhir yaitu Bab V, penulis akan mencoba memberikan simpulan mengenai permasalah yang telah diangkat dan memberikan saran bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan yang telah diangkat oleh penulis. C. Rumusan Permasalahan Bagaimana Politik Luar Negeri RRC di Asia Tengah pasca pembentukan SCO tahun 2001? D. Kerangka Dasar Pemikiran 1. Kepentingan Nasional Konsep kepentingan nasional merupakan konsep yang populer dalam menganalisa permasalahan yang timbul dalam kajian hubungan

inetrnasional, baik untuk mendeskripsikan, menjelaskan, maupun menganjurkan perilaku. Kepentingan nasional tersebut dapat dijadikan alasan suatu negara untuk mengambil suatu kebijakan luar negerinya. Analisis yang sering digunakan oleh para peneliti hubungan internasional adalah konsep kepentingan nasional, sebab konsep kepentingan nasional merupakan dasar bagi suatu negara untuk menjelaskan perilaku luar negeri serta sebagai alat ukur untuk menetukan keberhasilan politik luar negeri suatu negara. Konsep kepentingan ini sekaligus menjadi dasar evaluasi kebijakan luar negeri. Kepentingan nasional itu adalah memperoleh, memepertahankan atau memperbesar kekuatan negara. 3 Kepentingan nasional menurut Jack C. Plano dan Roy Olton merupakan tujuan pokok paling penting yang menjadi pedoman para pembuat keputusan di suatu negara dalam membuat kebijakan politik. Negara akan mengedepankan kpentingan utamanya, termasuk di dalamnya hak untuk mempertahankan diri, kemerdekaan, integritas wilayah, keamanan dan kesejahteraan ekonomi. Menurut Jack C Plano dan Roy Olton, Kepentingan Nasional adalah : The fundamental objective and ultimate determinant that guides the decision makers of state in making foreign policy. The national interest of state is typically a highly generalized 3 Mohtar Masoed, Ilmu Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi, Pusat Antar Universitas Studi Sosial Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1989, hal 146

conception of those element that constitute the state smart vital needs 4 Jack C. Plano dan Roy Olton mengungkapkan apa yang dimaksud kepentingan nasional adalah politik luar negeri sebagai strategi atau bagian yang terencana dari tindakan yang dihasilkan oleh pembuat keputusan suatu negara di dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional yang tujuannya mencapai kepentingan nasional. Kepentingan nasional secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu kepentingan dalam negeri dan kepentingan luar negeri. Untuk mewujudkan kepentingan tersebut sarana yang dilakukan adalah dengan melalui kebijakan politik setiap negara. Kebijakan dalam negeri suatu negara terkait dengan hubungan pemerintah dengan rakyatnya sedangkan kebijakan luar negeri terkait dengan kepentingan internasional. Menurut Jack C. Plano kepentingan nasional suatu negara tersebut dijadikan dasar dan penentu utama, menjadi pemandu para pembuat kebijakan dalam menentukan politik luar negeri atau tujuan utama yang dituju oleh negara. Kepentingan nasional yang menjadi dasar dan sesuai denga kasus dalam skripsi ini dapat mencakup: a. Keamanan Militer (Military Security), adalah kepentingan nasional yang tujuannya untuk menjaga negaranya dari kekuatan 4 Jack C Plano and Roy Olton, Internasional Relation Dictionary, Holt and Winston, New York, 1969, hal 89

militer negara lain atau sebagai antisipasi dari gangguan militer negara lainnya. Setiap negara berusaha untuk menghindari penjajahan dari negara lain dan tekanan militer yang dilakukan oleh negara yang lebih memiliki kekuatan militer dari negaranya. Kerjasama militer di kawasan Asia Tengah pada dasarnya sebagai langkah preventif dalam menjaga kedaulatan RRC yang berbatasan dengan banyak negara di Asia Tengah. Isu teroris pasca serangan 11 September 2001 serta separatis di kawasan Xinjiang dan Tibet menjadi alasan pentingnya melakukan kerjasama militer di Asia Tengah. Namun, pada akhirnya jaminan keamanan serta stabilitas di kawasan Asia Tengah tentu akan sangat berpengaruh kepada kondisi ekonomi dikawasan tersebut. RRC ingin terus menjaga stabilitas kawasan guna mempertahankan akses pasar serta SDA di kawasan Asia Tengah. b. Kemakmuran Ekonomi (Economic Wellbeing), adalah kepentingan nasional yang tujuannya untuk memperoleh cadangan devisa negara lain, misalnya minyak dan gas. Kepentingan nasional yang bertujuan untuk kesejahteraan ekonomi dalam negeri.

Pada Akhirnya kerjasama antara RRC dan Negara di Asia Tengah tidak terlepas bagaimana kedua negara, khususnya RRC melihat bahwa hubungan tersebut guna memenuhi kepentingan kemakmuran ekonominya dengan memperluas pasar yang merambah ke Asia Tengah pasca Perang dingin dan pembentukan SCO hingga saat ini. Kepentingan nasional adalah prioritas sebuah negara yang ingin dicapai demi untuk memenuhi kebutuhan suatu negara yang akan dicapai/dipenuhi. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama diantara semua negara adalah keamanan. Kepentingan nasional merupakan tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik luar negeri dalam mencapai kepentingan nasional itu sendiri. Sama halnya dengan yang terjadipada RRC, dimana RRC menganggap kawasan Asia Tengah menjadi salah satu ladang untuk memenuhi Kepentingan Nasionalnya. Setiap negara yang berinteraksi dengan negara lain menggunakan politik luar negeri sebagai sarana interaksi dan komunikasi senantiasa melandaskan kepentingan nasional masing-masing. Artinya, politik luar negri merupakan politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang dimiliki. RRC melakukan berbagai macam cara guna memenuhi kepentingan

nasionalnya. Kerjasama bilateral dan multilateral terus dilakukan dalam kerangka kawasan Asia Tengah. 2. Konsep Geopolitical Codes Montesquieu berpendapat di dalam bukunya yang berjudul De I esprit des Lois bahwa iklim, topografi, dan juga faktor fisis lainnya sangat berpengaruh dalam sistem politik. Unsur-unsur tersebut kemudian disebut sebagai geopolitical codes. Kode geopolitik merupakan physical features atau bagian dari suatu negara yang berkaitan dengan kondisi geografi (sumber daya alam, iklim, topografi, permukaan bumi, batas wilayah) yang menjadi faktor penting dalam menentukan kebijakan suatu negara. Kebijakan politik luar negeri sedikit banyak dipengaruhi oleh geopolitical codes. Faktor tersebut ditentukan oleh : a. Faktor spasial. Segala bentuk kebijakan politik luar negeri suatu negara ditentukan berdasar atas kondisi geografisnya (letak, luas, bentuk, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan hubungan internalnya). Hal ini disebabkan besarnya pengaruh faktor alam terhadap negara dan sangat berpengaruh terhadap aktivitas politik yang merupakan indicator tumbuh dan berkembangnya kekuatan negara. Sebab negara mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang tergantung dari faktor geografisnya dan kemudian menentukan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam upaya memberi kesejahteraan negaranya. Hal ini tentu sesuai

dengan apa yang terjadi pada permasalahan ini, dimana RRC menentukan politik luar negerinya di Asia Tengah berdasar atas kompleksitas kondisi geografisnya. b. Faktor politik dan faktor power. Hal ini berkaitan dengan kondisi politik suatu negara, yaitu bagaimana Undang-undang dan konstitusi diberlakukan dalam upaya mengatur dan melindungi negaranya. Selain itu, faktor ini juga mengatur bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain dengan membawa kepentingan nasional masing-masing. Kedua faktor tersebut saling berhubungan, dimana geopolitical codes secara umum menjelaskan bagaimana natural resources (sebagai faktor spasial) berkaitan dengan penentuan kebijakan suatu negara dan membentuk kepentingan nasional. Kondisi geografis suatu negara akan sedikit banyak mempengaruhi power negara tersebut. Suatu negara yang kaya akan sumber daya alam memiliki peluang untuk menjadi negara yang kuat. Semakin besar power negara tersebut, akan mendominasi pembentukan code, dan geopoltical code dari negara dengan power yang besar itu akan mempengaruhi geopolitical code negara lain. Beberapa hal yang telah dikemukakan oleh Montesquieu dalam bukunya yang berjudul De I esprit des Lois bahwa iklim, topografi, dan juga faktor fisis lainnya sangat berpengaruh dalam sistem politik sesuai dengan kondisi aktual yang terjadi di Asia Tengah serta bagaimana RRC memandang negara-negara di Asia Tengah itu sendiri.

Terdapat tiga level dalam geopolitical codes 5 : a. Local level, memperhatikan bagaimana potensi geografis suatu negara berpengaruh pada kepentingan nasional negaranya. Dalam tahap ini, lebih berkaitan pada internal yang membentuk kebijakan negara. Hal ini disebabkan adanya rasa persatuan dan kesatuan nasional banyak dipengaruhi oleh sifat-sifat dan kondisi wilayah territorial negara. Lokasi, luas, dan bentuk wilayah, keadaan iklim, topografi serta potensi sumber daya alam mempengaruhi kebijakan strategis dan power, struktur ekonomi dan penyebaran penduduk, pola pengembangan pertahanan dan keamanan kekuatan nasional. b. Regional level, memperhatikan bagaimana batas wilayah dan sumber daya alam berpengaruh terhadap kerjasama dengan negara yang dekat secara geografis. c. Global level, memperhatikan bagaimana kepentingan nasional yang dimiliki oleh suatu negara dibawa ke dunia internasional dan menjadi penentu dalam membangun kerjasama tersebut. Apabila melihat kerangka kerjasama antara RRC dengan negaranegara Asia Tengah maka sangat sesuai ketika mengaitkan dengan konsep Geopolitical Codes oleh Colin Flint. Penulis melihat RRC sangat peka dalam menganalisis potensi yang dimiliki dirinya serta musuh ataupun kawasan tertentu termasuk Asia Tengah. Memandang dalam kerjasama dengan kawasan, RRC juga nampak sangat memperhatikan apa yang dikatakan Flint melalui tingkatan atau level Geopolitical Codes itu sendiri. Bagaimana RRC berhasil membawa SCO ke dalam regional level sesuai 5 Ibid.

dengan batas wilayah dan sumber daya alam berpengaruh terhadap kerjasama dengan negara yang dekat secara geografis. E. Hipotesis Pasca dibentuknya Shanghai Cooperation Organization (SCO) dengan perkembangannya yang dinamis membuat RRC telah meningkatkan posisinya di kawasan tersebut terutama dalam bidang ekonomi, politik dan keamanan melalui hubungan bilateral dan multilateral guna mencapai kepentingan nasionalnya di Asia Tengah. F. Tujuan Penelitian Menganalisis kebijakan luar negeri RRC di kawasan Asia Tengah yang merupakan kawasan strategis pasca pembentukan SCO. Menganalisis kepentingan RRC di kawasan Asia Tengah. Pemenuhan Tugas akhir sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. G. Jangkauan Penelitian Agar pembahasan tidak meluas serta melenceng dari kajian masalah serta Judul yang ada dan mudah dimengerti maka penulis membatasi penelitian hanya berfokus pada pandangan eksternal mengenai RRC terhadap Asia Tengah serta menganalisis bagaimana potensi geopolitik dan geostrategis dari Asia Tengah terhadap kebijakan luar negeri RRC pasca pembentukan SCO di tahun 2001.

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dimana dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan kepentingan RRC di kawasan Asia Tengah pasca pembentukan Shanghai Cooperation Organization (SCO). 2. Jenis Data Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, artikel dan media elektronik. 3. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah Data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, baik buku bacaan serta jurnal-jurnal ilmiah yang didapat dari berbagai media baik cetak maupun internet. 4. Teknik Analisis Data Prosedur analisis sendiri menggunakan berbagai teori yaitu teori kepentingan nasional, geopolitik, serta teori regionalisme. Kemudian dikaitkan dengan fakta yang terjadi pada kasus dalam skripsi tersebut. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan metode analisis dan kajian sejarah yaitu menjelaskan dan menggambarkan data berdasarkan sumber-sumber tertulis yang ada. Adapun mengenai argumen yang ingin penulis kemukakan adalah mengenai perspektif RRC dalam pentingnya SCO sebagai ujung tombak diplomasi RRC di Asia Tengah dan juga perubahan Geopolitik dan Geostrategi di

kawasan ini. Hal tersebut mengingat bahwa meningkatnya pengaruh RRC di berbagai wilayah memungkinkan RRC mengembangkan ke wilayah Asia Tengah yang secara geografi merupakan tetangga yang perlu kiranya menjalin hubungan yang sangat erat demi kestabilan RRC itu sendiri. I. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui dan memperjelas dalam mengetahui garis besar penyusunan skripsi ini, maka penulis akan menyajikan sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini akan memuat ketentuan-ketentuan pokok dalam penyusunan skripsi yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka dasar pemikiran, hipotesis serta metodologi penelitian. BAB II : Politik Luar Negeri RRC Dalam bab ini akan dibahas secara mendalam mengenai dasar-dasar Politik Luar Negeri RRC. Bagaimana RRC perubahan kebijakan luar negeri RRC serta bagaimana RRC melakukan hubungan dengan Negara, kawasan atau organisasi internasional tertentu. BAB III: Asia tengah dan Shanghai Cooperation Organization Dalam bab ini penulis menguraikan tentang deskripsi daerah penelitian, gambaran umum obyek penelitian, struktur organisasi, dan data lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Kondisi Asia tengah serta bagaimana profil dari setiap negara di Kawasan tersebut. Dalam bagian SCO

akan dijelaskan mengenai latar belakang pembentukan SCO, organisasi SCO sendiri serta berbagai kerjasama yang dilakukan oleh organisasi tersebut. BAB IV: Geopolitik dan Geostrategi Asia Tengah terhadap Kebijakan Luar Negeri RRC Dalam bab ini akan dibahas dengan menggunakan analisis bagaimana RRC memandang Kawasan Asia Tengah. Dalam Bab ini pula akan menerangkan bagaimana hubungan RRC dengan negara-negara di kawasan Asia Tengah, Rusia serta Amerika Serikat di wilayah itu serta bagaimana politik luar negeri serta kepentingan RRC pasca dibentuknya SCO. BAB V : Kesimpulan dan Saran Pada bab kesimpulan dan saran ini berisi mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian.