PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

dokumen-dokumen yang mirip
KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN KARAKTERISTIK BATAKO

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH ) TERHADAP SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BETON NUR CHOIRI ABSTRAK

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN KAPUR SEBAGAI BAHAN TAMBAH DAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M) Setiyo Daru Cahyono 1 dan Rosyid Kholilur Rohman 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Merdeka Madiun, Jl. Serayu 79 Madiun Email: cahyono.ds@gmail.com 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Merdeka Madiun, Jl. Serayu 79 Madiun Email: kangroko86@gmail.com ABSTRAK Pembangunan perumahan dan gedung terus meningkat setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Permintaan material bangunan juga terus meningkat. Diantaranya meterial batako sebagai salah satu bagian material untuk dinding bangunan. Dalam usaha mengurangi ekslporasi material dari alam, salah satunya adalah pemanfaatan limbah Asbes untuk pembuatan batako. Limbah Asbes tergolong limbah B3, tetapi dengan dimanfaatkan sebagai pengganti pasir pada pembuatan batako maka limbah asbes ini tidak berbahaya untuk kesehatan manusia karena tercampur dengan material lainnya seperti air dan semen. Untuk pemasangan batako sebagai dinding bangunan juga perlu diplester sehingga tidak terjadi kontaminasi langsung antara batako dengan alam baik kontaminasi dengan air hujan, panas matahari ataupun cuaca di alam. Berdasarkan penelitian penggunaan limbah asbes sebagai pengganti pasir dalam pembuatan batako ini menghasilkan batako dengan kuat tekan yang lebih rendah, berat volume yang semakin rendah, dan mempunyai nilai porositas yang semakin tinggi. Batako yang dihasilkan bersifat ringan. Pada penyerapan air semakin besar pengantian pasir oleh limbah asbes penyerapan air semakin besar yaitu pada penggantian pasir 0% = 4,55% dan 100% = 7,41%. Dilihat dari kuat tekan penggantian pasir oleh limbah asbes sebanyak 0% kuat tekan tekan yang diperoleh 92,90 kg/cm 2, penggantian 100% kuat tekan yang didapat 61,70 kg/cm 2. Hasil dari penggantian pasir oleh limbah asbes sebanyak 100% telah memenuhi syarat batako mutu III menurut SNI 3-0349-1989 yaitu batako yang standar rata-rata minimum untuk mutu III adalah 35 kg/cm 2. Berat volume batako 100% pasir = 2212,9 kg/m 3. Sedangkan berat volume batako 100% limbah asbes = 1625,4 kg/cm 3. Batako ringan ini sesuai untuk bangunan bertingkat karena mempunyai berat yang sangat ringan dan lebih ramah lingkungan karena menggunakan material limbah asbes yang sangat mengganggu lingkungan. Pemanfaatan limbah asbes untuk pembuatan batako ini sebagai upaya pelestarian alam dan penciptaan meterial yang lebih ramah lingkungan. Kata kunci: Limbah Asbes, Batako, Kuat Tekan, Porositas 1. PENDAHULUAN Pembangunan perumahan dan gedung terus meningkat setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Kebutuhan akan tempat tinggal (rumah) pada dewasa ini semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi. Peningkatan kebutuhan akan perumahan dan gedung secara otomatis kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Peningkatan akan kebutuhan bahan bangunan harus disikapi dengan pemanfaatan dan penemuan alternatif bahan bangunan baru yang mempunyai kualitas yang lebih baik dari bahan bangunan sebelumnya. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan harapan akan ditemukannya alternatif teknik kontruksi yang efisien serta penyediaan bahan bangunan dalam jumlah besar dan ekonomis. Alternatif yang sedang menjadi perhatian dewasa ini adalah pemanfaatan limbah-limbah industri. Salah satu material bangunan yang sering digunakan dalam bangunan gedung dan perumahan adalah Batako. Batako sebagai salah satu bagian material untuk dinding bangunan. Material pembuat batako semua berasal dari material alam. Untuk mengurangi eksplorasi material alam yang berlebihan perlu adanya penelitian tentang material pengganti material alam untuk membuat batako. Salah satu bahan tambah atau pengganti untuk membuat batako adalah pemanfaatan limbah asbes. Material ini banyak terbuang di lingkungan sehingga perlu dimanfaatkan utuk mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah asbes tergolong limbah B3 yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Tetapi dengan dimanfaatkan sebagai pengganti pasir pada pembuatan batako maka limbah asbes ini tidak berbahaya untuk kesehatan manusia karena tercampur dengan material lainnya seperti air, semen dan pasir. Mekanisme pembuatan Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 123

batako dengan material limbah asbes ini yaitu limbah asbes yang sudah hancurkan dan halus dicampurkan pada campuran material batako lainnya yaitu air dan semen sehingga limbah asbes yang berbahaya ini terikat dan terbungkus oleh air dan semen sehingga lebih aman dari kontaminasi dengan udara luar dan cuaca. Untuk pemasangan batako sebagai dinding bangunan juga perlu diplester. Cara ini dilakukan supaya limbah asbes ini bisa aman digunakan sebagai material dinding dalam pembangunan gedung dan perumahan sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh penggantian pasir oleh limbah asbes dalam pembuatan batako terhadap porositas dan kuat tekan batako sehingga batako yang dihasilkan lebih ringan. Batako ringan ini sesuai untuk bangunan bertingkat karena mempunyai berat yang lebih ringan dan lebih ramah lingkungan karena menggunakan material limbah asbes yang selama ini tidak dimanfaatkan dan mengganggu lingkungan. Pemanfaatan limbah asbes untuk pembutan batako ini sebagai upaya pelestarian alam dan penciptaan meterial yang lebih ramah lingkungan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Batako adalah semacam batu cetak yang terbuat dari campuran tras, kapur, dan air atau dapat dibuat dengan campuran semen, kapur, pasir dan ditambah air yang dalam keadaan pollen (lekat) dicetak menjadi balok-balok dengan ukuran tertentu. Menurut SNI 03-0349-1989 bata beton (batako) adalah komponen berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen portland, air dan agregat, yang digunakan untuk pasangan dinding. Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid block)serta mempunyai ukuran yang bervariasi. (Misbachul Munir, 2008) Batako untuk bahan bangunan mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungan menggunakan batako dalam bangunan adalah tiap m2 pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan dengan menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suatu pengurangan biaya. Keuntungan lain dari penggunaan batako adalah akan mengurangi efek kerusakan lingkungan khususnya lahan pertanian yang dijadikan sebagai pembuatan batu bata. Sedangkan kerugiannya meliputi proses membuatnya membutuhkan waktu lama kurang lebih 3 minggu, pengangkutan bisa membuat pecah dan retak, karena ukurannya yang cukup besar dan proses membatunya cukup lama. (A.G Tamrin, 2008) Berdasarkan SNI 3-0349-1989, bata beton (batako) harus memenuhi syarat-syarat fisis. Syarat-syarat fisis tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Syarat-Syarat Fisis Pada Batako Sesuai SNI 3-0349-1989 No Syarat Fisis Satuan Tingkat Mutu Bata Beton Pejal Tingkat Mutu Bata Beton Berlubang I II III IV I II III IV 1. Kuat tekan bruto* ratarata kg/cm 2 100 70 40 25 70 50 35 20 min 2. Kuat tekan bruto kg/cm 2 90 65 35 21 65 45 30 17 masing-masing benda uji min. 3. Penyerapan air ratarata maks. % 25 35 - - 25 35 - - Keterangan: Kuat tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji pecah, dibagi dengan luas ukuran nyata dari bata termasuk luas lubang serta cekungan tepi. (Sumber: SNI 3-0349-1989) Kuat Tekan adalah uji kekuatan bahan untuk menahan beban jika digunakan dalam konstruksi tertekan. Kuat Tekan juga bisa didefinisikan sebagai daya tahan bahan terhadap gaya-gaya yang bekerja sejajar atau tegak lurus, yang sifatnya tekan. Besarnya kuat tekan dari benda uji dapat dihitung dengan rumus: ' F c Pmaks A Dimana F c = kuat tekan, kg/cm 2. P maks = beban tekan maksimum, kg. A = Luas permukaan benda uji yang ditekan, cm 2. Tegangan maksimum baik tegangan tarik atau tegangan tekan terjadi sepanjang penampang normal terhadap beban. Dengan membagi beban dengan luas berarti tidak memberi tegangan pada semua titik pada luas penampang, terutama hanya menetapkan tegangan rata-rata. Kuat Tekan dapat dihubungkan dengan besar kecilnya porositas produk. Porositas adalah ratio dari pori-pori dalam material terhadap total volume material. Porositas terjadi akibat (1) M - 124 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

adanya gelembung-gelembung udara yang terbentuk selama atau sesudah pencetakan. Gelembung ini bisa timbul karena adanya pemakaian air yang berlebihan pada saat pembuatan produk. Besarnya nilai porositas dapat dihitung dengan rumus: Dimana 3. METODE Porositas (n) = A B 100% B A = berat basah batako B = berat kering batako Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimental untuk mendapatkan hasil ataupun datadata yang menunjukkan hubungan antara variable yang diuji. Benda uji untuk pengujian Porositas dan Kuat Tekan batako dengan ukuran 40 x 20 x 10 cm 3. Penelitian ini dilakukan di Labolatorium Teknik Sipil Universitas Merdeka Madiun Indonesia. Tujuan dari penelitian ini dapat diperoleh Batako dari material limbah asbes yang mempunyai mutu memenuhi persyaratan SNI-03-0691-1996. Adapaun bagan alir penelitian adalah sebagai berikut: (2) 4. PEMBAHASAN Gambar 1. Bagan Alir Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah dengan membuat sampel benda uji batako dengan ukuran 40 x 20 x 10 cm 3. Selanjutnya dilakukan perencanaan komposisi campuran untuk mendapatkan komposisi material penyusun batako. Pembuatan benda uji dilakukan dengan proporsi campuran 1 : 4 dan faktor air semen 0,5. Pembuatan benda uji menggunakan agregat halus dari pasir tanpa menggunakan limbah asbes sebagai control. Benga uji yang lainnya dibuat dengan prosentase pasir dikurangi dari 25 %, 50 %, 75 % sampai 100 %. Kebutuhan material dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 125

Table 2 : Kebutuhan Material Untuk Pembuatan Benda Uji Prosentase Limbah asbes PC Pasir Limbah Asbes Air (%) (kg) (kg) (kg) (kg) 100,0 9,60 38,40 0,00 4,80 75,0 9,60 28,80 9,60 4,80 50,0 9,60 19,20 19,20 4,80 25,0 9,60 9,60 28,80 4,80 0,0 9,60 0,00 38,40 4,80 Setelah benda uji terbuat kemudian benda uji disimpan dan dilakukan perawatan hingga mencapai umur 28 hari. Setelah mencapai umur 28 hari dilakukan uji tekan. Hasil uji tekan batako dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 1. Table 3 : Hasil Uji Tekan Batako Pasir Limbah Asbes Gaya Tekan (KN) Kuat Tekan (kg/cm 2 ) (%) (%) 1 2 3 Rata-rata 100,0 0,00 370 370 375 371,7 92,9 75,0 25,00 355 355 350 353,3 88,3 50,0 50,00 320 320 315 318,3 79,6 25,0 75,00 275 275 275 275,0 68,8 0,0 100,00 245 245 250 246,7 61,7 100.0 90.0 Kuat tekan (kg/cm 2 ) 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 Kuat Tekan 0.0 0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 Prosentase limbah asbes(%) Gambar 1. Hubungan Prosentase Limbah asbes dan Kuat Tekan Beton Dari hasil penelitian kuat tekan dapat diketahui bahwa prosentase penambahan limbah asbes berpengaruh terhadap kuat tekan batako. Pada penggunaan limbah asbes 25 % kuat tekan turun 5 % (4,6 kg/cm 2 ), penggunaan limbah asbes 50 % kuat tekan turun 17 % (13,3 kg/cm 2 ), penggunaan limbah asbes 75 % kuat tekan turun 35 % (24,2 kg/cm 2 ), penggunaan limbah asbes 100 % kuat tekan turun 51 % (31,3 kg/cm 2 ). Semakin besar pemakaian limbah asbes kuat tekan batako semakin turun, namun masih memenuhi syarat mutu III SNI 3-0349-1989 (minimal 35 kg/cm 2 ). Dari benda uji tersebut juga dilakukan penimbangan dan perhitungan berat volumenya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4. M - 126 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Table 4 : Hasil Perhitungan Berat Volume Pasir Limbah Asbes Berat (kg) Berat Volume rata-rata (kg/m 3 ) (%) (%) 1 2 3 Rata-rata 100,0 0,00 17,57 17,65 17,89 17,7 2212,9 75,0 25,00 16,75 16,65 16,69 16,7 2087,1 50,0 50,00 15,29 15,21 15,17 15,2 1902,9 25,0 75,00 14,50 14,43 14,67 14,5 1816,7 0,0 100,00 13,02 12,96 13,03 13,0 1625,4 Dari perhitungan di atas diketahui bahwa penggunaan limbah asbes sebagai pengganti pasir akan menurunkan berat volume batako. Berat volume batako dengan agregat pasir 100 % sebesar 2212,9 kg/m 3, sedangkan pada penggunaan 50% pasir dan 50 % limbah asbes berat volumenya sebesar 1902,9 kg/m 3, dan pada penggunaan 100 % limbah asbes berat volumenya sebesar 1625,4 kg.m 3. Dengan menggunakan limbah asbes sebagai pennganti pasir didapatkan batako yang lebih ringan, sehingga bila dipasang sebagai dinding bangunan dapat mengurangi berat bangunan. Pada penelitian juga dilakukan uji porositas batako. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5. Table 5 : Hasil Uji Porositas Batako Porositas Benda Uji A B A - B Porositas Rata-rata (gr) (gr) (%) (%) LA 0 1 276 264 12 4,55 4,55 2 275 263 12 4,56 3 277 265 12 4,53 LA 25 1 272 258 14 5,43 5,03 2 271 260 11 4,23 3 272 258 14 5,43 LA 50 1 268 253 15 5,93 5,54 2 266 253 13 5,14 3 266 252 14 5,56 LA 75 1 267 251 16 6,37 6,22 2 268 252 16 6,35 3 268 253 15 5,93 LA 100 1 266 247 19 7,69 7,41 2 266 247 19 7,69 3 265 248 17 6,85 Keterangan : LA = Limbah Asbes A = Berat Basah Batako B = Berat Kering Batako Dari hasil pengujian porositas diketahui bahwa pemakaian limbah asbes berpengaruh terhadap nilai porositas batako. Porositas batako dengan agregat pasir 100 % sebesar 4,55 %, sedangkan pada penggunaan 50% pasir dan 50 % limbah asbes porositas 5,5,4 %, dan pada penggunaan 100 % limbah asbes porositasnya 7,41 %. Semakin besar penggunaan limbah asbes porositas batako semakin besar. 5. KESIMPULAN Setelah dilakukan analisis eksperimen pada penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu penggunaan limbah asbes sebagai pengganti sebagian pasir mempengaruhi kuat tekan batako yaitu semakin besar penggunaan limbah asbes kuat tekan batako semakin turun. Kuat tekan batako dengan agregat limbah asbes masih memenuhi persyaratan mutu III SNI 3-0349-1989. Penambahan prosentase limbah asbes dalam campuran batako akan memperbesar nilai porositas batako. Penggunaan limbah asbes akan menurunkan berat volume batako sehingga didapatkan batako yang lebih ringan. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 M - 127

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (1996). Bata Beton Untuk Lantai (SNI-03-0691-1996). Bandung. Yayasan Lembaga Pendidikan Masalah Bangunan. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta Andriati. (1996). Penelitian Pemanfaatan Semen Abu Terbang Untuk Pembuatan Paving Block. Jurnal Penelitian Permukiman I. Vol XII.No 1-2. Anonim (1989). Bata Beton Pejal, Mutu Dan Cara Uji (SNI 03-0348-1989). Badan Standarisasai Nasional. Jakarta Anonim (1989). Bata Beton Untuk Pasangan Dinding (SNI 03-0349-1989). Badan Standarisasai Nasional. Jakarta Dipohusodo, Istimawan. (1990). Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT Gramedia Ghozi, M. (2008). Analisa fundamental pengaruh abu ampas tebu dalam pembuatan pasta semen, Jakarta Munir, Misbaqul. (2008). Pemanfaatan fly ash abu batu bara untuk hollow block yang bermutu dan aman bagi lingkungan. Semarang Mc. Cormac. (2003). J.C, Design of Reinforced Concrete (Fifth edition) (translate). Jakarta: Erlangga Rosyid Kholilur Rohman, Setiyo Daru Cahyono, A.R. Hanung Triyono. (2013). The Influence Of Fly Ash Addition On The CompressiveStrength Of Concrete Containing Recycle Concrete Aggregates, Advanced Materials Research Vol. 626 (2013) pp 391-395 (2013) Trans Tech Publications. Switzerland Sedeyaningsih, Anis. (2010). Pengaruh penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan dan berat jenis batako. Simbolon, Tiurma. (2009). Pembuatan dan karakterisasi batako ringan yang terbuat dari styrofoam. Universitas Sumatra Utara. Tjokrodimuljo K. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta. Naviri Tamrin, A.G. (2008). Teknik konstruksi bangunan gedung sederhana jilid 1 untuk Smk. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta M - 128 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013