HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

161 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

PREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

ABSTRAK. PENGARUH MENTlMUN ( Cucumis sativus Linn. ) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA WANITA DEWASA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

TEKANAN DARAH MENURUT POLA KONSUMSI DAN AKTIFITAS FISIK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR. M.

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

PENELITIAN. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI DALAM PENCEGAHAN STROKE di PUSKESMAS PONOROGO UTARA KABUPATEN PONOROGO

Transkripsi:

PROFESI Volume 0 / September 0 Februari 04 HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Iksan Ismanto, Tuti Rahmawati * *Dosen Program Studi S Ilmu Gizi Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No.6 RT 0 RW Kadipiro Banjarsari Surakarta Email : tutirahmawat97@yahoo.com ABSTRACT Background. Hypertension can be defined as persistent blood pressure which time the systolic blood pressure above 40 mmhg and a diastolic pressure above 90 mmhg. According to data from the World Health Organization (WHO) in 000, the world population is experiencing hypertension is 6.4 % with a ratio of men and women is equal to 6.6 % and 6. %. Factors that lead to hypertension that is triggering factors that can not be controlled ( heredity, age, and sex ), which can be controlled triggering factors (obesity, smoking, lack of exercise, alcohol consumption and excessive salt consumption ). Purpose. This study aims to determine the relationship of exercise on blood pressure of hypertensive patients in the hospital outpatient PKU Muhammadiyah Surakarta. Research Method. This research uses an observational study with cross sectional approach. Exercise habits were taken to measure the frequency and duration of exercise and blood pressure were taken from medical records at the hospital last inspection. Test relationships using Spearman Rank test. Result. This study was conducted on 0 respondents, by gender characteristics that most respondents were female in the amount of 9 people (64 %) with an average self-employed work as many as people 40 %, as many as high school educated people (0 %). Respondents were 7 persons (56.7 %) and exercise as much as 9 people ( 6. % ) did not exercise with both frequency and 0 people (66.7 %) with exercise duration is not good. 5 respondents (8. %) had uncontrolled blood pressure. Conclusion. There is no relationship between the frequency of exercise with blood pressure in patients with hypertension (p = 0.50 ). There is no relationship between the duration of the exercise blood pressure in patients with hypertension (p = 0.77 ). The need for repeated studies on the same issue with other variables and the same place. Keywords : Sport, Hypertension PENDAHULUAN Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang yang ditimbulkan sebelumnya. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi yaitu penyakit yang menyebabkan angka kematian terbesar nomor tiga di Indonesia setalah stroke (5,4%) dan tuberculosis (7,5%). Faktor yang memicu terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu faktor pemicu yang tidak dapat terkontrol (seperti halnya keturunan, umur, dan jenis kelamin), dan faktor pemicu yang dapat dikontrol (kegemukan, merokok, kurang olah raga, konsumsi alkohol, dan konsumsi garam berlebihan). Meningkatnya tekanan darah dapat juga dipengaruhi banyak jenis makanan yang siap saji, serta kurangnya mengkonsumsi makanan yang berserat seperti buah dan sayur. Olahraga juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner yang melalui mekanisme penurunan denyut jantung dan tekanan darah, penurunan tonus simpatik, meningkatkan diameter arteri koroner, dan sistem kolateralisasi pembuluh darah, meningkatkan HDL dan menurunkan LDL darah. Melalui kegiatan, jantung dapat bekerja secara lebih efisien, frekuensi denyut nadi berkurang, namun kekuatan memompa jantung semakin kuat, penurunan kebutuhan

PROFESI Volume 0 / September 0 Februari 04 oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak badan dan berat badan serta menurunkan tekanan darah. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ yaitu stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah), dengan target pada otak yang berupa stroke, hipertensi yaitu penyebab utama stroke yang membawa kematian tinggi. Menurut WHO batasan tekanan darah yang dianggap normal adalah 40/90 mmhg. Peningkatan tekanan darah sistolik sama atau lebih dari 60 mmhg, takanan diastolik sama atau lebih dari 95 mmhg dinyatakan sebagai penderita hipertensi. Tekanan darah antara normotensi dan hipertensi disebut juga borderline hypertension. Batas diatas tidak membeda-bedakan usia dan jenis kelamin 4. Menurut Giriwijoyo 5, adalah serangkaian suatu gerakan raga yang teratur dan terencana yang dapat dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan tersetruktur yang telah melibatkan semua gerakan tubuh yang dilakukan berulang-ulang dan ditunjukkan untuk meningkatkan kebugaran atau kesegaran jasmani 6. Latihan fisik atau yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani secara menyeluruh. Metabolisme tubuh akan membaik dari segi fisik, dan mental. Peningkatan pada sistem tubuh selama tingginya ber, tekanan darah pasti naik selama. Pada umumnya, tekanan darah sistolik naik 8- mmhg untuk setiap ekuvalen metabolik (MET lebih tinggi) diatas saat istirahat. Satu MET adalah jumlah oksigen yang dipergunakan atau dikonsumsi saat beristirahat. Suatu aktivitas yang setara dengan MET membutuhkan dua kali jumlah oksigen, MET membutuhkan tiga kali jumlah oksigen, dan seterusnya. Karena aliran darah lebih banyak dibutuhkan selama ber, tubuh akan secara otomatis menurunkan tingkat ketahanan terhadap aliran darah didalam pembuluh darah selama melakukan untuk memenuhi kebutuhan ini. demikian tekanan diastolik akan turun dengan melakukan 7. Agar darah secara efisien terkirim ke otot-otot pada saat melakukan, ketahanan dalam pembuluh harus diturunkan. Ketika intensitas meningkat, pembuluh nadi tubuh melebar memungkinkan lebih banyak aliran yang tidak terhalang ke otototot aktif. Selain pelebaran pembuluh nadi ke otot-otot yang berkerja, aliran pembuluh nadi kejaringan tidak aktif lainnya dalam tubuh juga diturunkan atau dijauhkan dari aliran darah ekstra yang tidak dilakukan pada saat itu. Proses ini dicapai dengan kontraksi tak sadar otot polos dalam pembuluh darah. Peningkatan kontraksi otot polos mengakibatkan penurunan aliran darah melalui kontraksi. Jumlah total ketahanan atau resistensi perifer total (total peripheral resistence/ TPR) kealiran darah biasanya turun selama melakukan 7. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan bulan April-Juli 0 dan lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Responden dalam penelitian ini yaitu pasien yang memiliki penyakit hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kebiasaan diambil dengan mengukur frekuensi dan durasi menggunakan kuesioner serta tekanan darah diambil dari rekam medis pemeriksaan terakhir di Rumah Sakit. Analisa data menggunakan uji Rank Spearman karena data berdistribusi normal. Analisa data menggunakan proses SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN. Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin Data distribusi frekuensi jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin NO Jenis Kelamin (n) Prensentase (%) Laki-laki 6,7 Perempuan 9 6, Jumlah 0 00 Berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 9 orang (64%).. Distribusi Responden Berdasarkan umur

PROFESI Volume 0 / September 0 Februari 04 Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur Prensentase 40-55 tahun 55 7 76,7, Jumlah 0 00 penderita hipertensi kebanyakan yang memiliki umur 40-55 tahun (76,7%).. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Distribusi frekuensi pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Prensentase 4 Tidak bekerja Karyawan/buruh Wiraswasta PNS 8 8 6,7 6,7 40 6,7 Jumlah 0 00 sebagian responden yang menderita hipertensi terbanyak mempunyai pekerjaan wiraswasta sebanyak orang (40%). 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Distriusi Responden Berdasarkan Pendidikan Presentase No Pendidikan 4 5 Tidak sekolah, SD 6,7 SLTP 9 0 SMA 6,7 PT 7, Jumlah 0 00 sebagian besar responden penderita hipertensi berpendidikan SMA yaitu sebanyak orang (6%). 5. Distribusi Responden berdasarkan frekuensi Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 0 responden penderita hipertensi, diperoleh distribusi tingkat frekuensi seperti tabel dibawah ini.: Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Olahraga Presentase No Olahraga 6,7 9 6, Jumlah 0 00 Tabel diatas menunjukkan responden sebanyak 9 orang (6,%) melakukan dengan frekuensi tidak baik dan orang (6,7%) melakukan dengan frekuensi baik. 6. Distribusi Responden berdasarkan durasi Penelitian yang dilakukan terhadap 0 responden penderita hipertensi, diperoleh distribusi frekuensi durasi seperti tabel dibawah ini.: Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Durasi Olahraga No Durasi Presentase Olahraga 0 0, 66,7 Jumlah 0 00 Tabel tersebut menunjukkan responden sebanyak 0 responden (66,7%) melakukan lama yang tidak baik dan 0 responden (,%) melakukan lama yang baik. 7. Distribusi Responden berdasarkan tekanan darah penderita hipertensi Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 0 responden penderita hipertensi, diperoleh distribusi frekuensi tekanan darah seperti tabel dibawah ini.: Tabel 7. Responden Berdasarkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Frekuens Presentas N Tekanan i e o Darah Terkendal i 5 5 6,7 8,

PROFESI Volume 0 / September 0 Februari 04 Tidak terkendali Jumlah 0 00 Tabel tersebut menunjukkan responden sebanyak 5 orang atau sekitar 8,% memiliki tekanan darah yang tidak terkendali. 8. Hubungan antara frekuensi dengan tekanan darah Analisa hubungan antara frekuensi dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 8. Hubungan Antara Olahraga dengan Tekanan Darah p= 0,50 Tekanan darah Tidak Terkendali Total terkendali n % n % n % 7 89,5 0,5 9 00 8 7,7 7, 00 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki frekuensi yang tidak baik dan memiliki tekanan darah tidak terkendali sebesar 89,5% dan yang memilik tekanan darah terkendali sebesar 0,5%. Responden yang memiliki frekuensi yang baik dan yang memiliki tekanan darah tidak terkendali sebesar 7,7% dan yang memiliki tekanan darah terkendali sebesar 7,%. Berdasarkan hasil uji analisa statistik dengan uji Rank Spearman didapatkan nilai p = 0,50 Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara frekuensi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi. Tidak adanya hubungan antara frekuensi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi karena penyebab kenaikan tekanan darah pada penderita hipertensi antara lain pola makan, stress, daya tahan tubuh pada penyakit,, obesitas atau kegemukan, umur, jenis kelamin 8. yang baik yaitu bila seseorang melakukan dalam waktu seminggu dilakukan -5 kali dan dilakukan secara teratur dengan intensitas yang sedang dapat menurunkan tekanan darah 7. Aktifitas fisik dapat memperbaiki kecepatan jantung saat kondisi istirahat, kadar kolesterol total, kadar LDL serta tekanan sistolik dan diastolic selama 6 minggu 9. 9. Hubungan antara durasi dengan tekanan darah Hasil analisa hubungan antara durasi dengan tekanan darah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Hubungan Antara Durasi Olahraga Dengan Tekanan Darah p= 0,77 Tekanan darah Tidak terkendali Terkendali Total N % n % n % 8 7 90 70 0 0 0 0 Tabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki durasi tidak baik dan memiliki tekanan darah tidak terkendali sebesar 90% dan yang memiliki tekanan darah terkendali sebesar 0,%. Responden yang memiliki durasi yang baik dan memiliki tekanan tidak terkendali sebesar 70% dan yang memiliki tekanan darah terkendali sebesar 0%. Berdasarkan hasil uji analisa statistik dengan uji Rank Spearman didapatkan nilai p= 0,77 lebih Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara durasi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi. Tidak adanya hubungan antara durasi denga tekanan darah pada pasien hipertensi rawat jalan karena antara durasi, frekuensi dan intensitas yang dilakukan harus sesuai dengan atau petunjuk yang benar seperti ber dengan durasi 0-60 menit dan frekuensi dilakukan -5 kali dalam seminggu dengan intensitas sedang dapat menurunkan tekanan darah pasien hipertensi 7. Pembahasan Menurut Muhammadun 8, meningkatnya tekanan darah tidak hanya dipengaruhi oleh kebiasaan, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi meningkatnya tekanan darah antara lain jenis kelamin, umur, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, dan gaya hidup. Kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman terbesar terhadap kesehatan bagi seseorang seperti ; Gaya hidup yang modern, kerja keras dalam situasi tertekan, dan stres 00 00 4

PROFESI Volume 0 / September 0 Februari 04 yang berkepanjangan, kurang ber, dan mengatasi stress dengan merokok atau minum minuman yang beralkohol, atau kopi. Selain itu indra perasa sejak kanak-kanak yang telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi pada rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang memiliki rasa agak tawar. Mengkonsumsi garam yang sulit dikontrol, terutama bila kita terbiasa mengkonsumsi makanan yang berada diluar rumah seperti warung, restoran, hotel dan lainlain. Pola makan yang salah, yaitu faktor makanan modern sebagai salah satu penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan, garam dapur, serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, yang dapat meningkatkan tekanan darah karena bumbu penyedap mengandung natrium dalam jumlah yang berlebihan 8. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulakan sebagai berikut. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden yang terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 9 orang (64%) dengan pekerjaan rata-rata wiraswasta sebanyak orang 40%, berpendidikan SMA sebanyak orang (0%).. Responden sebanyak 7 orang (56,7%) melakukan dan sebanyak 9 orang (6,%) melakukan dengan frekuensi tidak baik dan 0 orang (66,7 %) melakukan dengan durasi tidak baik. Responden sebanyak 5 orang (8,%) memiliki tekanan darah yang tidak terkendali.. Tidak ada hubungan antara frekuensi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi (p= 0,50). 4. Tidak ada hubungan antara durasi dengan tekanan darah pada penderita hipertensi (p= 0,77). Saran. Perlunya ditingkatkan bagi penderita hipertensi dengan teratur dan dengan komponen seperti frekuensi -5 kali/seminggu dan durasi 0-60 menit.. Perlunya dilakukan penelitian ulang dengan masalah yang sama dan ditambahkan variabel lainnya dan ditempat yang sama. DAFTAR PUSTAKA. Depkes RI. 006. Pedoman teknis penemuan dan tata laksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Derektorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes RI.. Julianti, P. 00. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Bilitbangkes. Cahyono, S. 008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Jakarta : Kanisius. 4. Susalit, K dan Lubis. 00. Hipertensi Primer. Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam. Jilid. FKUI. Jakarta 5. Giriwijoyo, S. 005. Olahraga dan Kesehatan. Bandung : FPOK-UPI 6. Karim, Faizati. 00. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan 7. Divine, J.G. 009. Program Olahrag: Tekanan Darah Tinggi. PT Citra Parama: Yogyakarta 8. Muhammadun, AS. 00. Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta 9. Nurrahmani, U. 0. Stop Hipertensi. Yogyakarta : Familia (GRUP RELASI INTI MEDIA). 5