I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang melibatkan para investor dan kontraktor asing. Kalau jumlah proyek-proyek skala besar yang berorientasi jangka panjang

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun yang lalu.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

Jumlah kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

I. PENDAHULUAN. Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki. tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

I. PENDAHULUAN. akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Kendaraan Bermotor dalam Negeri (ribu unit)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. seperti leasing, factoring kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model

I. PENDAHULUAN. usaha lembaga pembiayaan nonbank ini amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan

BERITA PERS. MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik. dalam segala aspek, terlebih dari aspek ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun. pemerintah untuk bersungguh sungguh mengatasinya agar tidak

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan. kebutuhannya.kehadiran industri pembiayaan (multifinance) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Multi Finance Tbk ( Adira Finance atau Perusahaan ) yang didirikan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Gambar 1. Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10310

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

V E R S I P U B L I K

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha makin berkembang belakangan ini seiring dengan globalisasi

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pasal 1 huruf (b) UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal


BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja otomotif nasional menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri sepeda motor di Indonesia saat ini menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan Leasing memiliki peran yang cukup penting dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. mampu dari segi finansial dan secara otomatis telah meningkatkan daya beli

Bab IV Lembaga Pembiayaan Dalam Kegiatan Bisnis Hukum Bisnis Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan negara masing-masing. Indonesia dalam tujuan negara untuk

BERITA PERS. MPMX Bukukan Kinerja Positif di Kuartal I 2014 Didukung oleh Kinerja Operasional Seluruh Anak Usaha

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi ini juga memicu pertumbuhan industri otomotif baik untuk kendaraan jenis

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat dikategorikan termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sehari-hari setiap individu. Berbagai kendaraan digunakan untuk. roda empat, roda dua, kendaraan umum, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Lembaga Pembiayaan. Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan adalah

Diskusi dan Analisis Manajemen

Gerson Philipi Rianto F

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 17 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil sebagai jenis kendaraan yang mendukung aktivitas masyarakat semakin hari keberadaannya semakin dibutuhkan baik sebagai sarana transportasi umum, pribadi, sebagai angkutan penumpang, dan angkutan barang. Saat ini pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu tingkat kemapanan, telah bergeser menjadi suatu kebutuhan yang hampir menjadi utama. Hal tersebut terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah populasi kendaraan pribadi yang ada. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sejak tahun 2006 hingga 2008 penjualan mobil nasional menunjukkan trend yang sangat positif, yaitu melebihi angka yang diprediksikan pada tahun 2006. Gambar 1 menunjukkan bahwa prediksi penjualan mobil selama 5 tahun secara nasional akan terus meningkat dalam dua kemungkinan, yaitu kenaikan secara normal berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan penduduk serta tingkat pertumbuhan optimis yang mungkin dapat terjadi jika trend akan terus meningkat melebihi dari perkiraan normal. Pada tahun 2006 angka penjualan mobil mencapai 318.904 unit, dan pada penjualan Juni 2007 juga meningkat sebesar 39.423 unit kendaraan roda empat yang merupakan angka tertinggi sejak Oktober 2005. Penjualan mobil pada tahun 2007 mencapai angka 433.341 unit yang meningkat sebesar 35,9% dari tahun 2006, dan pada tahun 2008 berhasil meningkat sebesar 39,3% dari tahun 2007 yang mencapai angka 603.774 unit. Rekor penjualan bulanan tertinggi pun tercapai pada bulan Juli 2008 yang mencapai angka 60.352 unit. 1

Gambar 1. Prediksi Trend Peningkatan Penjualan Mobil Kurun Waktu 5 Tahun Nasional (Gaikindo, 2006) Data Gaikindo menunjukkan penjualan ritel otomotif sepanjang tahun 2009 ini masih menunjukkan kinerja yang cukup baik. Walaupun hingga semester 1 2009 penjualan mobil baru mencapai angka 209.679 unit, namun tercatat data terakhir selama periode penjualan pada bulan Agustus 2009 menembus angka 49.079 unit. Trend positif pada tahun 2009 juga ditunjukkan dari besarnya minat dan hasil transaksi penjualan yang terjadi pada Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) yang mengalami peningkatan jumlah pengunjung dari 18.000 orang di tahun 2008 hingga 70.000 orang pada tahun 2009 serta nilai transaksi yang melampaui target dari 1,7 triliun rupiah menjadi 1,73 triliun rupiah (Gambar 2). Berdasarkan hasil pencapaian di awal semester kedua tahun 2009 tersebut, Gaikindo yakin bahwa angka penjualan pada akhir tahun 2009 ini akan mencapai total yang minimal, dan akan sebanding dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut terkait juga dengan adanya banyak dasar perhitungan penjualan yang berdasarkan atas nomor pendaftaran kendaraan di kepolisian. 2

Gambar 2. Data Pengunjung dan Nilai Transaksi IIMS 2009 (Gaikindo, 2009) Mobil pribadi yang pada umumnya dinilai hanya dapat dimiliki oleh kalangan menengah ke atas, saat ini pada kenyataannya telah berubah, masyarakat menengah ke bawah pun masih memungkinkan untuk dapat memiliki mobil pribadi. Hal ini terjadi dengan adanya penawaran cara pembayaran secara langsung maupun kredit oleh para dealer dalam melakukan transaksi penjualan kendaraan. Pembayaran kendaraan secara kredit dilakukan show room mobil menggunakan fasilitas pembiayaan yang dimiliki oleh lembaga keuangan, sehingga mereka melakukan kerja sama dengan Bank ataupun lembaga keuangan Non Bank. Lembaga pembiayaan (multifinance company) adalah salah satu bentuk usaha di bidang lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan sangat penting dalam pembiayaan dan pengelolaan salah satu sumber dana pembangunan di Indonesia. Kegiatan lembaga atau perusahaan pembiayaan dilakukan dalam bentuk penyediaan dana/atau barang modal serta barang kebutuhan konsumen dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat (non-deposit taking 3

activity), seperti misalnya Mandiri Tunas Finance, Adira Finance, SMS Finance, Astra Credit Companies dan lainnya. Kehadiran perusahaan pembiayaan di Indonesia masih tergolong baru dibandingkan negara-negara lain khususnya negara maju, namun industri ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Perusahaan pembiayaan mulai muncul pada tahun 1974 dengan dilandasi oleh Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri (Menteri Keuangan, Menteri Industri dan Menteri Perdagangan). Selain itu pada tahun 1988 melalui Surat Keputusan Presiden (Keppres) No.61/1988, yang ditindak lanjuti oleh SK Menteri Keuangan No. 125/KMK.013/1988, jenis usaha bisnis pembiayaan menjadi semakin luas, diantaranya leasing (sewa guna usaha), factoring (anjak piutang), consumer finance (pembiayaan konsumen), modal ventura dan kartu kredit. Perkembangan perusahaan pembiayaan (finance company) atau multifinance di Indonesia sudah mengalami masa tumbuh atau peningkatan dan masa menurun. Krisis moneter pada 1997 sampai dengan tahun 1998 merupakan masa ketika kinerja industri multifinance mengalami penurunan. Pada Oktober 2005 para pelaku bisnis multifinance pesimis terhadap peningkatan total pembiayaan, dimana pada masa tersebut terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Industri multifinance mengalami penurunan juga pada 2006, karena melemahnya daya beli masyarakat dan tingginya suku bunga. Total pembiayaan pada tahun 2006 turun hingga 9,1%, dimana pada 2004 dan 2005 telah berhasil tumbuh sebesar 30,7% dan 15%. Seiring dengan pulihnya daya beli masyarakat dan menurunnya suku bunga, industri multifinance kembali tumbuh pada tahun 2007. Data yang 4

diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menunjukkan bahwa pembiayaan multifinance tumbuh sebesar 13,5%, yaitu dari Rp 93,1 triliun pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp107,7 triliun dengan porsi pembiayaan sebesar 80% untuk kendaraan bermotor. Pertumbuhan tersebut didukung oleh stabilitas makro-ekonomi dan mulai pulihnya daya beli masyarakat. Indikasi makro-ekonomi terlihat dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang menurun dari 12,75% pada 2006 menjadi 9,75% pada awal 2007, dan kemudian secara bertahap menurun sampai akhir tahun di level 8%. Beberapa faktor pendukung untuk mendongkrak kinerja dari perusahaan pembiayaan secara makro adalah : 1. Kestabilan dari suku bunga SBI demi menjaga kondisi makro-ekonomi. 2. Kinerja produsen untuk tetap giat meluncurkan produk yang memiliki kualitas dan harga yang berdaya saing tinggi. Dalam hal ini untuk kasus dalam penelitian ini adalah mobil-mobil baru yang sesuai dengan berbagai macam kebutuhan konsumen serta merupakan segmen pasar terbesar. 3. Akses pembiayaan multifinance yang mudah karena kemudahan pembiayaan yang ditawarkan finance company akan mempermudah masyarakat memiliki kendaraan, apalagi jika didukung suku bunga yang relatif lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satu jenis pembiayaan yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah leasing (sewa guna usaha). Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK/1991 Sewa Guna Usaha didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hal opsi (finance, lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) 5

untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Industri sewa guna usaha dewasa ini peranannya cukup besar sebagai alternatif sumber pembiayaan dalam dunia usaha terutama dalam hal penyediaan barang modal yang dibutuhkan unit-unit usaha. Tabel 1. Besar Pembiayaan per Jenis Pembiayaan (miliar rupiah) Jenis 2005 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Pembiayaan (Mar) Anjak Piutang 6.407 6.553 3.277 3.181 3.180 2.537 1.495 Kartu Kredit 337 403 796 1.147 809 1.526 1.848 Pembiayaan 4.323 8.515 12.361 16.594 22.666 35.958 40.249 Konsumen Sewa Guna Usaha 10.928 13.731 14.133 12.576 11.594 14.484 16.173 Pembiayaan Lainnya 236 189 278 439 79 392 282 Total Pembiayaan 22.231 29.391 30.845 33.937 38.328 54.897 60.047 Sumber: Data Statistik Bank Indonesia, diolah kembali (Economic Review Journal N0. 201.September 2005) Jenis transaksi sewa guna usaha yang banyak dilakukan di Indonesia adalah direct financial lease yaitu transaksi sewa guna usaha dimana lessor membeli suatu barang modal atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewa guna usahakan barang modal tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Spesifikasi barang modal yang digunakan dalam sewa guna usaha tersebut temasuk penentuan harga, dan supplier ditentukan oleh lessee. Dengan demikian lessor atas nama lessee akan membeli barang tersebut secara langsung kepada supplier dengan menggunakan nama lessor sebagai pemilik barang modal. Industri multifinance merupakan mesin pendorong penjualan produk kendaraan bermotor. Kalangan pelaku bisnis di industri otomotif juga menyebutkan bahwa penjualan produk kendaraan bisa terus maju karena adanya kredit multifinance. Di sisi lain, perusahaan pembiayaan juga berperan sebagai salah satu pilar industri jasa keuangan yang dapat memobilisasi dana dalam jumlah besar. Namun perusahaan pembiayaan tetap harus memperhatikan atribut- 6

atribut layanannya agar tetap bisa bersaing dengan lembaga keuangan lain yang memberikan jasa kredit mobil. Dari data jumlah perusahaan pembiayaan aktif selama kurun waktu 3 tahun terakhir Asosiasi Perusahaan Pembiayaan indonesia ( APPI ) pada Tabel 2 terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah perusahaan pembiayaan yang bahkan telah terus merosot dalam kurun 4 tahun terakhir. Permasalahan mengenai funding terkait masalah tidak dapatnya perusahaan pembiayaan menarik dana langsung dari masyarakat sehingga harus melakukan peminjaman dana tunai terehadap pihak lain dan mengakibatkan tingginya pembayaran yang harus dilakukan akibat beban bunga serta kinerja dari perusahaan pembiayaan terkait masalah puas atau tidaknya konsumen juga menjadi masalah yang patut diperhatikan oleh perusahaan pembiayaan. Tuntutan akan kompetisi dan Voice Of Customer mengenai kinerja perusahaan pembiayaan mengenai operational excellence, customer intimation dan process and producct innovation akan menjadi kekuatan atau kelemahan bagi perusahaan pembiayaan dalam bersaing dan terus bertahan dalam industri ini. Perilaku konsumen, persepsi dan preferensi konsumen akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih atau menggunakan perusahaan pembiayaan dan atribut atribut yang berkaitan dengan hal tersebut perlu diketahui, dianalisa serta digunakan sebagai faktor dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Tabel 2. Data Jumlah Perusahaan Pembiayaan Aktif Kurun Waktu 3 Tahun Tahun Jumlah PP PP Aktif Rasio Trend 2006 232 211 90,95% - 2007 224 201 89,73% 95,26% 2008 212 190 89,62% 94,53% 2009 209 142 67,94% 74,74% 7

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diketahui atribut-atribut yang menjadi dasar konsumen dalam melihat dan memilih perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan di bidang pemasaran yang dihadapi saat ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik pengguna kredit mobil pada perusahaan pembiayan yang diwakili oleh karakteristik responden yang ada. 2. Bagaimana persepsi konsumen pengguna kredit mobil terhadap perusahaan pembiayaan. 3. Bagaimana preferensi konsumen pengguna kredit mobil terhadap perusahaan pembiayaan. 4. Bagaimana cara untuk meningkatkan kinerja dan bertahan industri pembiayaan bagi perusahaan pembiayaan. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi karakteristik pengguna kredit mobil pada perusahaan pembiayaan yang diwakili oleh karakteristik responden yang ada. 2. Menganalisa persepi konsumen pengguna kredit mobil terhadap perusahaan pembiayaan. 3. Menganalisa preferensi konsumen pengguna kredit mobil terhadap perusahaan pembiayaan. 8

4. Merumuskan implikasi manjerial untuk meningkatkan kinerja dan cara bertahan dalam pembiayaan otomotif khususnya roda empat. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan positif dan bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan pembiayaan dalam merumuskan strategi pemasaran. 2. Mempererat hubungan dengan konsumen pengguna kredit mobil. 3. Sebagai media untuk memahami kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan pembiayaan dalam rangka menghadapi persaingan pembiayaan mobil. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini ada batasan yang dihadapi, yaitu data yang ditampilkan hanya sebatas data pembiayaan mobil di wilayah Jakarta baik untuk kendaraan baru dan bekas. Selain itu penelitian ini dibatasi pada konsumen yang melakukan transaksi pembelian mobil secara kredit di wilayah DKI Jakarta baik untuk pembelian kendaraan baru dan juga bekas. 9