BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

POTENSI KEJAHATAN KORPORASI OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI KENDARAAN SECARA KREDIT Oleh I Nyoman Gede Remaja 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

BAB V PENUTUP. 1. Hubungan hukum antara pihak maskapai penerbangan dengan konsumen. berdasarkan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata.

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dijanjikan. Demikian pengertian jual beli menurut pasal 1457 Kitab Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan beragam kebutuhan yang diperlukan masyarakat sebagai konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi hal yang tidak terelakkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. akan kebutuhan informasi tersebut bersifat penting. Informasi meresap ke. juga mempengaruhi sistem nilai dan cara hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut

Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor. pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti,

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi dapat memperluas ruang gerak transaksi barang dan/atau jasa. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan manusia dalam rangka bertahan hidup. Pasal 28 C

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan memiliki rumah yang terjangkau bagi banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. calon pekerja tersebut diterima bekerja. dan jaminan etos kerja tinggi pekerja mulai muncul pada tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

Skripsi TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju dan terus berkembang. Kondisi demikian sangat menguntungkan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk-bentuk wanprestasi dalam perjanjian costume maker dan cosplayer

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang paling atas. Yang dimanfaatkan untuk menanami tumbuh-tumbuhan disebut

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

TABEL. Substansi Pengaturan Perjanjian Pengikatan Jual

STIE DEWANTARA Perlindungan Konsumen Bisnis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rechtfictie atau yang lazim disebut fiksi hukum, memiliki pengertian bahwa setiap orang dianggap tahu akan hukum, jadi ketika seseorang tidak tahu hukumnya tidak menjadikan ketidaktahuannya akan hukum itu menjadi alasan penghapus kesalahan. Hal ini sering terjadi pada Warga Negara Indonesia, dikarenakan Indonesia merupakan negara berkembang. Negara berkembang memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta tingkat pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini, yaitu adalah perjanjian jual beli. Perjanjian yang sering dilakukan oleh manusia semasa hidupnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perjanjian jual beli ini merupakan jenis perbuatan hukum yang masuk dalam hukum privat. Hukum privat yang mengatur hubungan antara perseorangan atau mengatur kepentingan perseorangan 1. Selain itu terdapat juga hukum publik, yaitu mengatur hubungan antara negara dan perseorangan atau kepentingan umum 2. Hukum publik ini bersifat memaksa, sedangkan peraturan hukum perdata pada umumnya bersifat 1 Moeljatno, 2007, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 2. 2 Ibid. 1

2 melengkapi meskipun ada juga yang bersifat memaksa. 3 Perjanjian jual beli ini dapat berbentuk secara lisan maupun tertulis. Meskipun secara kepastian hukum, perjanjian tertulis dianggap lebih memberikan kepastian hukum, tidak menjadikan perjanjian jual beli yang dilakukan secara lisan itu tidak sah. Syarat sahnya suatu perjanjian terdapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu hal tertentu; dan 4. Suatu sebab yang halal. Untuk syarat yang terkandung dalam nomor 1 dan 2 disebut sebagai syarat subjektif yang apabila dilanggar, maka akibatnya dapat dibatalkan. Untuk syarat yang terkandung dalam nomor 3 dan 4 disebut sebagai syarat objektif yang apabila dilanggar, maka akibatnya adalah batal demi hukum. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia merupakan kota besar yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi. Akibat dari tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, mengakibatkan perkembangan bisnis baik perdagangan maupun jasa menjadi sangat tinggi di wilayah ini. Banyaknya masyarakat pendatang dari luar Pulau Jawa maupun dari dalam Pulau Jawa sendiri yang mencari peruntungannya di Ibukota Jakarta. Banyaknya pendatang dari dalam maupun luar Pulau Jawa menjadikan tingginya potensi dan peluang untuk berbisnis atau melakukan usaha. 3 Sudikno Mertokusumo, 2007, Mengenal Hukum suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm. 130.

3 Usaha yang diminati ataupun mulai berkembang belakangan ini di wilayah Ibukota adalah menjamurnya dealer-dealer ataupun showroom mobil bekas. Dealer mobil bekas tersebut serasa menjawab keinginan masyarakat ibukota untuk kebutuhan bagi masyarakat perkotaan, sehingga permintaan untuk mobil ini sangat tinggi. Tingginya permintaan mobil ini memiliki alasan tersendiri bagi masyarakat Indonesia yaitu minimnya angkutan umum yang layak, aman, dan murah. Bagi masyarakat kelas atas, mobil baru merupakan suatu hal yang amat mudah untuk dijangkau bagi mereka, tetapi bagi masyarakat kelas menengah, mobil yang merupakan kebutuh tersier atau mewah sehingga sulit untuk dijangkau. Dealer mobil bekas merupakan jawaban bagi keluarga kelas menengah untuk memiliki mobil impian atau idaman yang dapat mengakomodasi kebutuhan keluarga. Perjanjian jual beli yang dilakukan oleh dealer mobil baru memiliki suatu klausula baku yang akan sama bagi setiap konsumennya. Klausula tersebut menempatkan pihak konsumen berada di posisi yang sulit, apalagi konsumen tersebut tidak mengerti hukum. Dalam klausula baku yang ditetapkan oleh dealer mobil baru, konsumen tidak dapat memilih apa yang dicantumkan dalam klausula perjanjian tersebut. Dealer mobil bekas pada umumnya juga menggunakan klausula baku yang menempatkan konsumen di posisi yang sulit. Akan tetapi ada juga dealer yang memberikan ketentuan yang berbeda, hal ini dikarenakan kondisi fisik mobil yang tidak selalu sama. Konsumen pun diberikan kebebasan

4 sepanjang pihak dealer mobil bekas menyetujui keinginan konsumen tersebut. Menurut penulis, dengan adanya dealer mobil bekas tentu saja memiliki beberapa kelebihan maupun kelemahan. Kelebihan atau keuntungan dari adanya dealer mobil bekas ini adalah: 1. Pihak pembeli tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan mobil impiannya, berbeda ketika membeli mobil di dealer mobil baru yang mana harus menunggu beberapa hari ataupun beberapa bulan untuk mendapatkan mobil impiannya. 2. Penjual atau pelaku usaha dapat menawarkan berbagai jenis merek mobil sehingga pembeli pun mendapatkan keuntungan berbagai pilihan dengan syarat stok mobil tersebut ada di dealer. 3. Pembeli yang telah membeli mobil bekas tersebut ketika ingin menjual mobilnya kembali, dapat menjual kembali ke dealer tempat pembeli membeli mobil bekas. Hal ini berbeda dengan dealer mobil baru yang mana ketika pembeli membeli mobil baru tidak bisa menjual kembali ke dealer mobil baru tersebut. Ketika ada kelebihan, pasti ada juga kelemahan, menurut penulis kelemahan dari adanya dealer mobil bekas tersebut adalah: 1. Mobil yang ada di dealer adalah mobil bekas, sehingga bagi calon pembeli yang tidak mengetahui kondisi fisik mobil, dapat dirugikan. Hal ini dikarenakan tidak semua calon pembeli mengetahui apakah

5 mobil tersebut dalam kondisi baik atau tidak. Hal ini tergantung daripada kejujuran dari pemilik dealer tersebut. 2. Pembeli yang membeli mobil bekas di dealer mobil bekas dengan cara kredit, akan mendapatkan bunga yang lebih tinggi dari bank dibandingkan ketika membeli mobil baru. Tidak dapat dipungkiri, permainan-permainan dari pemilik dealer mobil bekas seringkali merugikan konsumen. Seperti dalam kelemahan yang telah penulis jelaskan di atas, dikatakan mobil tersebut dalam kondisi fisik mobil tersebut baik atau tidak pernah terjadi tabrakan. Contoh kasus yang pernah terjadi adalah ketika orang tua penulis akan membeli sebuah mobil bekas dari sebuah dealer mobil bekas, dan akhirnya sampai pada kesepakatan harga lalu pihak dealer mengatakan mobil tersebut dalam kondisi baik. Akan tetapi, ketika sudah membeli dan membayar, baru diketahui ternyata terdapat cacat fisik dari mobil yang sudah karatan. Cacat fisik tersebut mengakibatkan kondisi mobil tersebut rentan untuk mengalami kecelakaan. Pada awalnya pihak dealer mengatakan bahwa cacat tersebut dianggap telah diketahui, nyatanya tidak karena dikatakan oleh pihak dealer bahwa mobil dalam keadaan layak jalan. Setelah perdebatan yang panjang dan alot akhirnya orang tua penulis dapat memperoleh kembali uang hasil pembelian mobil itu dan mengembalikan mobil itu. Konsumen yang tidak mengerti hukum ataupun perlindungan hukum yang diatur oleh undang-undang maka akan merasa dirugikan tanpa mengerti apa yang harus dilakukan. Dalam Undang-undang

6 Perlindungan Konsumen telah diatur bahwa pelaku usaha dilarang untuk menyesatkan konsumen dengan memberitahukan bahwa barang tersebut dalam keadaan layak namun kenyataannya berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perlindungan berarti tempat berlindung atau merupakan perbuatan (hal) melindungi, misalnya memberi perlindungan kepada orang yang lemah. Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pengertian perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Ketentuan dalam perjanjian jual beli yang dapat merugikan konsumen telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen., tetapi dalam prakteknya belum tentu sejalan dengan apa yang dicitacitakan oleh peraturan ini. Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen, terdapat pengertian tentang konsumen dan pelaku usaha. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersamasama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

7 Dealer Leo Motor yang bergerak dalam bidang jual beli mobil bekas pernah mengalami kasus wanprestasi yang merugikan pihak pembeli. Kasus yang pernah terjadi bermula pada bulan september 2013 dan menarik minat penulis untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut. Penulis melakukan penelitian mengenai wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian jual beli di dealer mobil bekas dan perlindungan hukum bagi konsumen serta penyelesaiannya dengan judul Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Mobil Bekas di Dealer Leo Motor Jakarta. B. Rumusan Masalah 1. Apa alasan terjadinya wanprestasi dalam perjanjian jual beli mobil bekas di Dealer Leo Motor Jakarta? 2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian jual beli mobil bekas di Dealer Leo Motor Jakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Tujuan Subyektif: a. Untuk memperoleh data yang diperlukan sebagai bahan penulisan hukum dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

8 b. Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah kepada pihak-pihak terkait dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. 2. Tujuan Objektif: a. Untuk mengetahui dan mengkaji wanprestasi yang sering terjadi dalam perjanjian jual beli mobil bekas di Dealer Leo Motor Jakarta. b. Untuk mengetahui dan mengkaji perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perjanjian jual beli mobil bekas di Dealer Leo Motor Jakarta. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, terdapat beberapa penelitian terkait dengan penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis. Penelitian terkait tersebut meskipun membahas mengenai perlindungan hukum, tentunya penelitian tersebut bukan dilakukan di Dealer Leo Motor, selain itu judul serta rumusan masalah berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun beberapa penelitian dan penulisan hukum yang memiliki keterkaitan atau kesamaan topik dengan penelitian dan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis, diantaranya yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Febrianto Ari (00/140461/HK/15571), tahun 2006, dengan judul Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Mobil dengan Sistem Advance Payment di

9 Yogyakarta. Penelitian tersebut membahas mengenai perlindungan hukum bagi konsumen dalam proses terjadinya perjanjian jual beli mobil dengan sistem advance payment serta perlindungan hukumnya di Dealerdealer Yogyakarta. 4 Hasil penelitiannya bahwa perlindungan hukum bagi konsumen dalam perjanjian jual beli dengan sistem advance payment dirasa masih kurang atau bisa dikatakan tidak ada karena hak-hak konsumen tidak terjamin seperti dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen serta konsumen yang kurang mengetahui akan hak-haknya seperti yang ada dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Aditia Henri Narendra (02/161507/HK/16126), dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Mobil dengan Sistem Indent pada Dealer Mobil Studi Kasus pada Nasmoco Cabang Janti, Yogyakarta. Penelitian tersebut membahas perjanjian jual beli dengan sistem indent serta penyelesaiannya apabila terjadi wanprestasi di Dealer Nasmoco Cabang Janti, Yogyakarta. 5 Hasil penelitiannya bahwa pelaksanaan perjanjian jual beli mobil dengan sistem Indent di Nasmoco Cabang Janti, Yogyakarta terdapat beberapa wanprestasi. Penyelesaian masalah wanprestasi tersebut dilakukan dengan musyawarah mufakat dan dealer akan bertanggung jawab atas wanprestasi yang terjadi. 4 Febrianto Ari, 2006, Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Perjanjian Jual Beli Mobil dengan Sistem Advance Payment di Yogyakarta: Skripsi. 5 Aditia Henri Narendra, 2007, Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Mobil dengan Sistem Indent pada Dealer Mobil Studi Kasus pada Nasmoco Cabang Janti, Yogyakarta: Skripsi.

10 3. Penelitian yang dilakukan oleh Tata Hendrata (09/282604/HK/18152), dengan judul Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Perjanjian Jasa Penitipan Hewan Peliharaan di Kabupaten Sleman. Penelitian tersebut membahas mengenai perlindungan hukum bagi konsumen pemakai jasa penitipan hewan peliharaan dan cara penyelesaian sengketa di tempat penitipan hewan peliharaan di Kabupaten Sleman. 6 Hasil penelitiannya bahwa perlindungan hukum bagi konsumen pemakai jasa penitipan hewan di Kabupaten Sleman masih dirasa kurang karena hakhak konsumen masih diabaikan dan pelaku usaha masih belum melaksanakan kewajibannya berdasarkan Undang-undang Perlindungan Konsumen. Upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi adalah dengan cara musyawarah atau negoisasi dengan dilandasi rasa kekeluargaan, dengan pertimbangan lebih efisien dari segi waktu maupun dari segi finansial. E. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi: 1. Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum khususnya di bidang hukum perdata terutama dalam pelaksanaan perlindungan konsumen dalam jual beli mobil bekas. 6 Tata Hendrata, 2013, Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Perjanjian Jasa Penitipan Hewan Peliharaan di Kabupaten Sleman: Skripsi.

11 2. Peneliti Hasil penelitian ini sangat bermanfaat dan berguna dalam menambah pengetahuan penulis akan permasalah lapangan yang terjadi dalam perjanjian jual beli mobil bekas dan digunakan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada tingkat strata satu di bidang ilmu hukum. 3. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai perlindungan hukum bagi mereka yang akan membeli mobil bekas serta hak dan kewajiban bagi konsumen.