BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap yang diproses

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Metode

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Materi. Alat. Rancangan

II. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Bab III Bahan dan Metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

PENENTUAN KADAR AIR. 1. Keringkan Cawan alumunium dalam oven selama 1 jam pada suhu C.

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Maliki Ibrahim Malang dan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya pada tanggal 21 Mei 30 Mei 2011 dan 07 Juli 26 Juli 2011. 3.2 Alat Dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Peralatan yang digunakan dalam fermentasi siwalan terdiri atas: gelas ukur, plastik, penggiling, kaca pengaduk, timbangan sartorius kapasitas 100 g dengan kepekaan 0,0001 dan oven 60 o C, 2. Peralatan analisis proksimat a. Alat yang digunakan dalam analisa kandungan BK terdiri atas: cawan porselen, eksikator, oven 60 o C dan 105 o C, penjepit dan timbangan sartorius kapasitas 100 g dengan kepekaan 0,0001 g. b. Alat yang digunakan dalam analisis kandungan BO terdiri atas: penjepit, tanur 550 o C dan timbangan sartorius kapasitas 100 g dengan kepekaan 0,0001 g. 36

37 c. Alat yang digunakan dalam analisis kandungan PK terdiri atas: alat destruksi, alat pendidih, alat titrasi, beaker glass, erlenmenyer, labu kjehdjahl, pipet dan timbangan sartorius kapasitas 100 g dengan kepekaan 0,0001 g. d. Alat yang digunakan dalam analisis kandungan SK terdiri atas: alat filtrasi, alat pendidih, beaker glass khusus untuk Sk, cawan filtrasi, eksikator, oven 140 o C, pompa vacum, tanur 550 o C dan timbangan sartorius kapasitas 100 g dengan kepekaan 0,0001 g. e. Alat yang digunakan dalam analisis kandungan LK terdiri atas: lat ekstraksi Goldfish, beaker glass khusus LK, alat porselen, gelas ukur, oven vacuum 80 o C, timbangan analitik, eksikator, dan penjepit. 3. Pengambilan cairan rumen terdiri atas: beaker glass, kain saring, termos air panas dan selang suntikan pengambil cairan rumen. 4. Pengukuran kecernaan secara in vitro terdiri atas: alat sentrifuge, bunsen valve, cawan porselen, dispenser 50 ml, eksikator, gas CO 2, kertas saring bebas abu whatman no 4, pemanas, pendingin, ph meter, stirrer, storage flask, sumbat karet, oven 105 o C, thermometer dan timbangan Sartorius. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabut siwalan terfermentasi terdiri atas: EM-4, sabut siwalan dalam bentuk tepung dan aquades. 2. Bahan kimia untuk analisis proksimat

38 a. Bahan kimia yang digunakan dalam analisis kandungan BK terdiri atas: tidak menggunakan bahan kimia b. Bahan kimia yang digunakan dalam analisis kandungan BO terdiri atas: tidak menggunakan bahan kimia c. Bahan kimia yang digunakan dalam analisis kandungan PK terdiri atas: aquades, batu didih, H 2 SO 4 pekat (95-97%), H 2 SO 4 0,1 N 25 ml, indictor mix 3 tetes (0,1 g methylen blue + 0,2 g methylen red dilarutkan dalam 100 ml alkohol), Katalisator selenium gemisch, NaOH 40% 20 ml dan NaOH 0,1 N. d. Bahan kimia yang digunakan dalam analisis kandungan SK terdiri atas: aquadest, acetone, H 2 SO 4 0,3 N 50 ml, NaOH 1,5 N 2,5 ml, EDTA, pasir dan HCl 0,3 N 50 ml. e. Bahan kimia yang digunakan dalam analisis kandungan LK terdiri atas: N-hexan dan batu didih 3. Pengukuran kecernaan secara in vitro: aquadest, larutan buffer McDougall s (NaHCO 3, Na 2 HPo 4, 12 H 2 O, NaCl, KCl, MgCl 2, dan larutan CaCl 2 ) dan larutan HCl pepsin,hcl 0,1 N 3.3 Metode Kerja 3.3.1 Prosedur Fermentasi Sabut Siwalan 1. Sabut siwalan dicacah hingga didapatkan ukuran paling kecil 1-5 cm 2. Dimasukkan dalam oven 60 o C selama 24 jam 3. Digiling

39 4. Sabut siwalan ditimbang sebanyak 100 gram dan dimasukkan dalam plastik 5. diberi EM-4 sesuai dengan perlakuan dan aquades sebanyak 30% dari berat sampel 6. Diaduk sampai rata 7. Diinkubasi selama 7 hari 3.3.2 Posedur pengambilan Cairan Rumen 1. Didihkan air kemudian dimasukkan ke dalam termos 2. Dibuang air yang terdapat dalam termos 3. Dimasukkan selang suntikan ke dalam rumen melalui perut sapi yang telah dimodifikasi 4. Dimasukkan segera ke dalam termos yang telah kosong 5. Disaring terlebih dahulu dengan kain penyaring sebelum dicampur dengan larutan buffer 3.3.3 Prosedur Analisis Proksimat menurut Petunjuk AOAC (1980) 3.3.3.1 Penetapan Kadar Bahan Kering (BK) Penetapan Kadar Bahan Kering (BK) Udara Prosedur kerja: 1. Menimbang kertas (A g) dan dalam sampel sebanyak 150-200 g, kemudian menimbang kertas + sampel (B g) 2. Kertas + sampel dimasukkan ke oven dengan suhu 60 o C sampai didapat berat yang konstan selama 12-24 jam

40 3. Kertas dan sampel dikeluarkan dan diangin-anginkan selama 2-3 jam, kemudian ditimbang (C g) 4. Perhitungan kandungan BK: BK = C A B A Penetapan Kadar Bahan Kering (BK) sebenarnya Prinsip: Pemanasan pada suhu 105 o C, maka air yang terkandung dalam satu sampel pakan akan menguap seluruhnya. Prosedur kerja: 1. Cawan porselen dimasukkan dalam oven 105 o C selama 1 jam. 2. Cawan diambil dan dimasukkan dalam eksikator selama 1 jam, kemudian ditimbang (A g). 5. Menimbang sampel sebanyak 5 gr dimasukkan dalam cawan sampel ditimbang kembali (B g) dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 1 jam, kemudian ditimbang (C g). 6. Perhitungan kandungan BK: BK = C A 100% B A BK sebenarnya BK O % BK Udara 3.3.3.2 Penetapan Kadar Bahan Organik (BO) Prinsip: Pemanasan pada suhu 550 600 o C maka semua bahan organic akan terbakar. Bahan yang tersisa (residu) yang tidak terbakar disebut abu. Prosedur kerja:

41 1. Cawan porselen dimasukkan dalam tanur 550 o C selama 4 jam, kemudian dimasukkan dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang (D gram) 2. Perhitungan kandungan BO : D A 2 100% 100 % abu 3.3.3.3 Penetapan Kadar Protein Kasar (PK) Prinsip: H 2 SO 4 pekat dengan katalisator dapat memecah ikatan N organik dalam sampel pakan menjadi (NH 4 )2SO 4 dalam suasana basa akan melepaskan NH 3 yang kemudian didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam beaker glass yang telah berisi H 2 SO4 0,1 yang ditambahkan indikator max. Setelah selesai destilasi, larutan penampung dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berubah warna Prosedur kerja: 1. Destruksi 1.1 Menimbang kertas minyak (A gram), ditambahkan sampel sebanyak 3 gr dan kemudian ditimbang kembali (B gram). 1.2 Sampel dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan katalisator (tablet kjeldahl) 1,4 gr dan batu didih. Kemudian ditambah dengan H 2 SO 4 pekat 5 ml dengan dispenser 1.3 Destruksi sampai berwarna hijau jernih 1.4 Ditambah aquadest 60 ml (dibagi 4 kali), dikocok dan dimasukkan ke 2. Destilasi dalam erlenmenyer

42 Ditambahkan NaOH 40% 25 ml dalam erlenmenyer tersebut dan dilakukan destilasi, ditampung dengan beaker glass yang sebelumnya diisi dengan H 2 SO 4 0,1 N 25 ml indikator max 3 tetes 3. Titrasi 3.1 beaker glass yang berisi hasil penyulingan dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai warnanya berubah menjadi jernih dan diukur volume titrasinya (C ml) 3.2 membuat blanko dengan cara melakukan titrasi pada beaker glass yang berisi H 2 SO 4 25 ml dan indikator max 3 tetes, kemudian diukur volume titrasinya (D g) 3.3 perhitungan kandungan PK: D C 0,1 0,014 6,25 100% B A 3.3.3.4 Penetapan Kadar Serat Kasar (SK) Prinsip SK: Analisis bahan yang tidak larut dalam H 2 SO 4 dan larutan NaOH, sisa bahan pakan yang tercerna setelah proses perebusan kemudian ditimbang dan diabukan menunjukkan jumlah serat yang terdapat dalam suatu bahan pakan. Prosedur kerja: 1. Kertas ditimbang (A g) sampel diambil kira-kira 1 gram ditaruh pada kertas minyak dan ditimbang kembali (B g). Sampel dituangkan kedalam beaker glass khusus untuk analisis SK dan ditambahkan H 2 SO 4 0,3 N sebanyak 50 ml dengan menggunakan gelas ukur, dididihkan selama 30 menit

43 2. Ditambahkan dengan cepat 25 ml NaOH 1,5 N dan dididihkan selama 25 menit tepat 3. Ditambahkan dengan cepat 0,5 gram EDTA kemudian dididihkan lagi selama 25 menit tepat 4. Beaker gelas diambil dari alat pemanas 5. Seiring dengan cawan filtrasi yang sebelumnya telah diisi dengan pasir 6. Beaker glass dibersihkan dengan aquadest panas sedikit sampai semua larutan masuk ke dalam cawan filtrasi 7. Ditambahkan 50 ml HCl 0,3 N didiamkan 1 menit lalu dihisap dengan pompa vacum 8. Ditambahkan aceton kemudian didiamkan selama 1 menit lalu dihisap sampai kering 9. Selanjutnya di oven 140 o C selama 1,5 jam, kemudian diletakkan ke dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang dengan teliti (C g) 10. Dimasukkan ke dalam tanur 550 o C selama 2 jam 11. Dikeluarkan dengan tang penjepit dan dimasukkan kembali ke dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang (D g). 12. Perhitungan kandungan SK: 3.3.3.5 Penetapan Kadar Lemak Kasar (LK) C D 100% B A 1. Dimasukkan beaker glass yang sudah diberi 2-3 buah batu didih ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 1 jam. 2. Diambil beaker glass dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 1 jam

44 3. Ditimbang kertas saring bebas abu (A gram). 4. Diambil sampel kira-kira 3-5 gram, ditaruh di atas kertas saring dan ditimbang kembali (B gram). 5. Dibungkus sampel dengan menggunakan kertas saring tersebut, kemudian dimasukkan sampel ke dalam alat porselen. 6. Diambil beaker glass khusus untuk analisis lemak dari eksikator dan ditimbang (C gram), diisi beaker glass dengan 50 ml n-hexan dengan menggunakan gelas ukur. 7. Beaker glass dan alat porselen dipasang ke alat ekstraksi Goldfish, dan diekstraksi selama 4 jam. 8. Diambil alat porselen dengan labu khusus untuk mengumpulkan hexan lagi, sampai hexan dalam beaker glass tinggal sedikit saja. 9. Beaker glass yang telah berisi lemak dimasukkan ke dalam oven vacuum 80 o C 10. Dihisap udara dari oven selama 1,5 jam 11. Beaker glass dimasukkan ke dalam eksikator selama 1 jam, dan ditimbang dengan teliti (D gram). D C 100% B A 3.3.4 Prosedur Pengukuran Kecernaan in vitro menurut Tilley dan Terry (1963) Prosedur kerja: 1. pembuatan larutan buffer phospat bicarbonate yang terdiri dari 3 larutan yaitu:

45 1.1 larutan yang terdiri dari 4,65 gr Na 2 HPO 4. 2H 2 O; 9,8 gr NaHCO 3 ; 0,47 gr NaCl dan 0,57 gr KCl yang dilarutkan 200 ml aquadest. 1.2 Larutan MgCl 6% (6 gr MgCl dalam larutan 100 ml aquadest) 1.3 Larutan CaCl 4% (4 gr CaCl dalam larutan 100 ml aquadest) Cara pembuatan: 20 ml larutan pertama dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml, ditambahkan 2 ml MgCl 6% dan 2 ml CaCl 4% lalu dienderkan dengan aquadest sampai volume 100 ml. 2. Pembuatan larutan HCl pepsin yaitu dengan melarutkan 2 gr pepsin ditambah 8,35 ml HCl 0,1 N dalam 100 ml aquadest 3. Prosedur pengukuran kecernaan in vitro: 3.1 Menimbang sampel 0,5 gr, kemudian dimasukkan ke dalam tabung fermentor untuk masa inkubasi 48 dan 96 jam. 3.2 Larutan buffer dimasukkan ke dalam erlenmenyer kapasitas 3 lt kemudian ditentukan phnya antara 6,9 sampai 7,0 dan dipanaskan dengan stirrer pada temperature 39 0 C sambil dialiri gas CO 2 3.3 Menambahkan 1 lt cairan rumen ke dalam erlenmenyer kapasitas 3 lt yang telah diisi larutan buffer, kemudian diaduk dengan stirrer selama 10 menit dan dialiri gas CO 2 agar mendapat kondisi anaerob 3.4 Mengontrol ph cairan rumen buatan (ph harus antara 6,7 pada temperature 39 o C 3.5 Campuran cairan rumen dan buffer sebanyak 50 ml ditambahkan ke dalam fermentor yang telah berisi sampel, kemudian ditutup dengan

46 sumbat karet yang dilengkapi dengan Bunsen valve dan diinkubasikan dalam incubator 30 o C 3.6 Membuat sampel standard dengan cara yang sama 3.7 Membuat blanko dengan cara yang sama tetapi tanpa sampel yang diuji 3.8 Sesudah 1 jam isi fermentor dikocok dengan hati-hati agar tidak ada partikel padat yang menempel di dinding fermentor, selanjutnya menggoyangkan setiap 4 jam sekali 3.9 Setelah 48 jam aktivitas mikroba dihentikan dengan cara memasukkan dalam air es 3.9.1 sampel dengan masa inkubasi 48 jam disaring dengan menggunakan kertas saring bebas abu Whatman 41 Ø 0, 25 mm, kemudian endapannya dikeringkan dalam oven 105 o C selama 12 jam, didinginkan dalam eksikator selama 1 jam kemudian ditimbang. 3.9.2 Sampel dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan suhu 550 o C, didinginkan dalam eksikator selama 1 jam kemudian ditimbang sehingga didapatkan BOT dari residu tersebut. 3.10 fraksi sampel yang tidak tercerna (untuk masa inkubasi 96 jam) diendapkan dengan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit 3.11 setelah 15 menit disentrifuge, cairan supernatant dibuang dan residu sampel ditambah larutan pepsin sampai 50 ml

47 Keterangan: 3.12 tabung fermentor diletakkan kembali dalam incubator tanpa dialiri gas CO 2, suhu dijaga 30 o C tanpa penutup Bunsen valve. 3.13 Pada fase kedua ini tabung fermentor diinkubasi selama 48 jam 3.14 Setelah 48 jam sampel dalam tabung fermentor, endapan dalan tabung disaring dengan menggunakan kertas saring bebas abu whatman 41 0,25 mm, kemudian dikeringkan dalam oven 105 o C selama 12 jam, didinginkan dalam eksikator selama 1 jam kemudian ditimbang. 3.15 Sampel dimasukkan kembali kedalam tanur dengan suhu 550 o C, didinginkan dalam eksikator selama 1 jam kemudian ditimbang 3.16 Kecernaan BK dan BO masing-masing perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KcBK % KcBO % BK awal BK residu BK blanko 2 BO awal BO residu BO Blanko BK awal 100% 100% KcBK KcBO BK awal = kecernaan bahan kering = kecernaan bahan organik = berat sampel % BK BK residu = (berat cawan + residu setelah di oven 105 o C) (berat cawan - kertas saring) BO residu Residu tanur 550 o C = BK residu - residu tanur 550 o C = berat residu setelah tanur 550 o C berat cawan

48 BK blanko = (berat cawan + residu setelah dioven 105 o C) (berat cawan + kertas saring) BO blanko Residu blanko tanur 550 o C = Bk blanko residu blanko setelah tanur 550 o C = berat blanko setelah tanur 550 o C berat cawan % % 1,05 3.4 Analisis Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat eksperimental laboratories. Rancangan penelitian yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 3 (5 perlakuan, 3 ulangan). Apabila uji nilai signifikansi dalam analisis ragam menunjukkan perbedaan nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT (5%).

49 3.5 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan sampel sabut siwalan Penyacahan sabut siwalan penambahan EM-4 0% 0,1% 1% 5% 10% Analisis proksimat BK BO PK SK LK Penambahan cairan rumen dengan perbandingan 4:1 (ml) Analisis kecernaan BK BO TDN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian