Indraddin, Machdaliza dan Dwiyanti Hanandini 2

dokumen-dokumen yang mirip
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Luas Matrilineal dalam Menyikapi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Oleh

B. Draf Artikel Ilmiah

yang mendorong terjadinya KDRT dalam masyarakat Minangkabau perkotaan? Apakah Ada Hubungan antara pergeseran peran keluarga luas dan mamak dengan

NASKAH AKADEMIK PERAN KEPOLISIAN DALAM MELINDUNGI HAK ISTRI SEBAGAI KORBAN PENELANTARAN KELUARGA

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

Keluarga merupakan tempat berlindung dari tekanan-tekanan fisik maupun psikis yang datang dari lingkungannya. Untuk melindungi diri maka diperlukan

DAFTAR PUSTAKA. A.A Navis, Alam Terkembang Jadi guru :Adat dan Kebudayaan Minangkabau, ( Jakarta PT. Pustaka Grafitipers, 1986).

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Walaupun demikian, masih banyak

RIWAYAT HIDUP DOSEN JURUSAN SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS ANDALAS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri

PENYULUHAN HUKUM POLIGAMI DAN NIKAH SIRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berlainan jenis seks dengan persetujuan masyarakat. Seperti dikatakan Horton

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang

KEHIDUPAN ANAK DARI HASIL PERKAWINAN CAMPURAN

BAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Sistem patriarki menempatkan perempuan berada di bawah sub-ordinasi

2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR

ADVOKASI KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DI KALANGAN PELAJAR SMU NEGERI 4 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB III PENUTUP. 1. Proses hukum terhadap suami pelaku kekerasan dalam rumah tangga

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan patrilinial yang menyebabkan sistem pertalian kewangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

MENGIKAT TALI KOMUNITAS MEMUTUS RANTAI KEKERASANTERHADAPPEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan posisi perempuan sebagai manusia tidak sejajar dengan posisi lakilaki.

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi

BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan di Tataran Empirik

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT

PEREMPUAN BALI DALAM PERWALIAN ANAK : SUATU STUDI GENDER DALAM HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

Pendampingan Terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Tahun 2016

I. PENDAHULUAN. diantara manusia pada dasarnya terdapat saling ketergantungan, saling

PENANGGULANGAN KEKURANGAN GIZI PADA KELUARGA MISKIN. Oleh: Dwiyanti Hanandini, Lily Grace Diani, Wahyu Pramono

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Rona Almos, Reniwati, Pramono, dan. Wasana 2

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Peranan Women Crisis Center Cahaya Melati Kota Magelang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

I. PENDAHULUAN. 1937, Murdok menemukan tiga Tipe keluarga yaitu; keluarga inti (Nurclear

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

BAB I PENDAHULUAN. diberi nama. Meski demikian, Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga, Jakarta: Kencana, 2012, hlm Ibid, hlm. 6-7.

BAB I PENDAHULUAN. sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga dibandingkan dengan di tempat bekerja. Dapatlah diibaratkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

Arrizal dan Syafrizal 2

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

5 Penyuluhan Hukum Penyelesaian Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA LUAS MATRILINEAL DALAM MENYIKAPI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) 1 Indraddin, Machdaliza dan Dwiyanti Hanandini 2 ABSTRACT In society that extended family still have great roles, the hausehold responsibility not only become responsible of merried couple, but it is olso responsibility of kinship members. Normaly there is no violence in matrilinel kinship system like minangkabau culture, infact many case have been reported to police. The problem to be solve in this program is haw to empowering women and extended family to avoid violence in haushold. Perpetuation program used the empowering method. By training and illumination, this programs have increased ability and knowledge of participants. Programs Conclusion are 1) need to avoid violence in haushold, because it will influence harmoni of family., 2)Women need to be empowered and given knowledge about violence, 3)need for socialize the KDRT low. Key words: Empowering, violence PENDAHULUAN Dalam masyarakat dimana peranan keluarga luas masih dominan, urusan rumah tangga tidak hanya menjadi urusan diantara suami istri berdua. Keluarga batih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keluarga luas. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keutuhan rumah tangga. Keluarga luas dapat menjadi katalisator dan fasilitator bagi keutuhan rumah tangga, tetapi sealigus juga dapat menjadi penyebab terjadi konflik dalam rumah tangga. Intervensi yang terlalu jauh terhadap rumah tangga anggota keluarga luasnya akan dapat menyebabkan terjadi perpecahan dalam keluarga. Akan tetapi, campur tangan dan wibawa yang tinggi keluarga luasa akan dapat mencegah suami melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Dalam 1 Dibiayai oleh Dana DP2M Dikti Depdiknas Program IPTEKS TA 2009 2 Staf Pengajar Fakultas ISIP Universitas Andalas

Pemberdaayaan Perempuan 131 situasi tertentu, keluarga luas akan menjadi faktor yang dapat mencegah terjadinya tindak kekerasan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Ditserse Polres Tanah Datar, tingkat kekerasan terhadap kaum perempuan di Kabupaten Tanah Datar tahun 2005 dan tahun 2006 mengalami peningkatan dari 40 menjadi 41 kasus. Kecamatan Lima Kaum menunjukkan kasus yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lain di Tanah Datar. Adapun jenis-jenis kekerasan meliputi perkosaan, pencabulan, poligami, penganiayaan, perbuatan tidak menyenangkan. Gambaran tersebut merupakan kasus yang dilaporkan, kondisi yang sebenarnya dapat melebihi jumlah kasus yang dilaporkan karena kasus-kasus tindak kekerasan seringkali mengikuti fenomena gunung es. Jumlah kasus yang terlihat hanya sebagian kecil saja, sedangkan kasus yang sebenarnya dapat berjumlah tiga atau empat kali lipat. Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan, apalagi gejala kekerasan dalam rumah tangga dalam keluarga luas matrilineal merupakan fenomena yang secara teoritis semestinya tidak terjadi. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka masalah yang akan dipecahkan melalui pengabdian masyarakat ini adalah bagaimana perempuam menyikapi terjadinya kekerasan dalam rumah tangganya? Bagaimana memberdayakan perempuan dan keluarga luas matrilineal untuk mencegah dan mengatasi kekerasan dalam rumah tangga keluarga batihnya? Tujuan akhir yang hendak dicapai oleh kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan kemampuan perempuan dalam menyikapi terjadinya kekerasan dalam rumah tangganya. Disamping itu juga meningkatkan peran dan kemampuan keluarga luas matrilineal sebagai institusi yang dapat menjadi faktor pencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan menjadi fasilitator dalam mencari solusi dalam mengatasi terjadinya KDRT.

132 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 25 Desember 2010 METODE PENGABDIAN Ketidakberdayaan perempuan dalam menerima perlakuan kekerasan dari laki-laki (perempuan) dapat disebabkan oleh budaya patriarki yang memenjadi setting sosial tindakan tersebut. Dalam masyarakat Minangkabau yang menganut matriarki, kekerasan yang terjadi karena pengetahuan terhadap hak-hak hukum perempuan dalam keluarga masih lemah. Disamping itu, keluarga luas matrilineal yang secara kultural sebenarnya mempunyai peran yang cukup kuat dalam ikut campur urusan keluarga batihnya mengalami penurunan sehingga tidak mampu menjadi fasilitator apabila terjadi masalah dalam keluarga inti. Oleh karena itu metode yang diterapkan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah a) penyuluhan dan b) pelatihan. Metode penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan penyadaran kepada perempuan, ibu rumah tangga dan tokoh-tokoh masyarakat di lokasi kegiatan mengenai undang-undang yang mengatur KDRT dan bagiamana menyikapinya. Metode pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan perempuan, ibu rumah tangga dan tokoh-tokoh masyarakat merencanakan langkah-langkah dalam menyikapi KDRT. Kemana saja mereka harus mengadu bila mendapat KDRT atau melihat saudara atau tetangga mendapat KDRT. Rincian lengkap tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: 1. Penyuluhan dan membedah Undang-Undang no. 23 tahun 2004 tentang KDRT dilaksanakan berbarengan dengan pelatihan. Sebelum dilakukan pelatihan diberikan pencerahan terlebih dahulu oleh narasumber yang telah berpengalaman dalam bidang KDRT. Selain mengetahui, yang bersangkutan juga sering menangani kasus KDRT yang biasanya dimita

Pemberdaayaan Perempuan 133 oleh masyarakat. Sebelum diberikan penyuluhan ditayangkan terlebih dahulu film tentang peristiwa kekerasan dalam rumah tangga lewat LCD. 2. Simulasi terhadap perempuan, ibu rumah tangga dan tokoh perempuan dalam mengatasi terjadinya KDRT dilakukan dalam pelatihan. Yaitu para peserta diberikan langkah, kemana aja mereka akan melaporkan kekerasan yang telah diterimanya. Jadi kalau nanti mereka mendapat perlakuan KDRT, mereka sudah tahu langkah-langkah kemana mereka akan mengadu. Langkah terakhir pelatihan adalah merumuskan langkahlangkah dan mekanisme yang sebaiknya dilakukan masyarakat jika terjadi kekerasan dalam rumah tangga di nagari mereka. 3. Pengabdian dilaksanakan di nagari Cubadak Kec. Lima Kaum kabupaten Tanah Datar. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesi pertama narasumber memberikan penyuluhan tentang KDRT terlebih dahulu dengan dasar berpijak Undang Undang no. 23 tahun 2004 tentang KDRT. Setelah diberikan pengetahuan, lalu difasilitasi pelatihan dengan melakukan Identifikasi permasalahan yang ditimbulkan oleh KDRT. Kemudian dilakukan perumusan alternatif pemecahan masalah. Dalam sesi ini terungkap bahwa peserta menyadari bahwa masalah KDRT adalah masalah yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak karena akan menganggu kelangsungan hidup rumah tangga dan bermasyarakat. KDRT dapat menimbulkan tekanan mental pada perempuan dan anak. KDRT juga dapat menimbulkan keresahan dalam kehidupan bermasyarakat. Para peserta sangat antusias bertanya, tentang perilaku-perilaku yang telah dilakukan suami atau istri di rumah selama ini. Apakah telah termasuk KDRT, Karena KDRT tidak hanya dilakukan oleh para suami saja, tetapi istri juga. Terjadi KDRT sering kali dipicu oleh perilaku istri, sehingga suami sering emosi.

134 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 25 Desember 2010 Sesi terakhir dicoba merumuskan cara cepat menanggulangi peristiwa KDRT di nagari. Kegiatan pengabdian diakhiri pukul 17.00, meskipun masih banyak peserta yang ingin bertanya. Akhirnya wali Nagari berjanji ingin mengadakan penyuluhan lagi dan secara khusus mengundang narasumber untuk datang ke Nagari Cubadak Hasil kegiata terdiri dari dua bentuk : pertama berupa peningkatan pengetahuan, kedua berupa rumusan langkah-langkah pemecahan masalah KDRT menurut masyarakat. Pengetahauan peserta terlihat dari hasil eveluasi kegiatan sebelum dilakukan kegiatan dan sesudah dilakukan. Pada tahap identifikasi kegiatan, terhimpun informasi bahwa pada umumnya masyarakat belum mengetahui dan belum peduli tentang masalah kekerasan dalam rumah tangga. Masyarakat pada umumnya belum memahami bentuk-bentuk perlakuan yang menyakitkan yang terjadi di rumah tangga yang termasuk kedalam kekerasan dalam rubah tangga. Ini terbukti dari identifikasi masalah yang dilakukan oleh peserta sendiri. Kebiasaan buruk tentang kekerasan yang kerap dilakukan oleh pria terutama, tidak lagi dianggap sebuah kekerasan, karena hal tersebut sudah biasa terjadi dalam masyarakat tersebut. Masyarakat umumnya juga belum mengenal telah diberlakukannya undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Padahal undang-undang tersebut telah lama diberlakukan di indonesia. Setelah dilakukan pelatihan peserta menjadi peduli dan menyadari perlunya mengatasi peristiwa KDRT di nagari mereka, dan mengetahui telah adanya payung hukum sebagai perlindungan bagi penderita kekerasan dalam rumah tangga. Langkah-langkah pemecahan masalah menurut peserta antara lain : 1. Memberikan penguatan pengetahuan agama kepada pasangan suami istri sejak awal perkawinan dengan mempedomani keluarga rosulullah.

Pemberdaayaan Perempuan 135 Kekerasan antara lain terjadi karena masalah ekonomi. Padahal ketika rosulullah kawin dengan Khadijah yang lebih kaya, rosulullah tetap diposisikan istri sebagai pemimpin dalam keluarga, sehingga keluarga berjalan dengan baik. 2. Tetangga atau kerabat dekat harus mengambil tindakan pencegahan terhadap keluarga yang mempunyai indikasi terjadi kekerasan dalam rumah tangga, agar tidak terjadi peristiwa dalam waktu yang lama. 3. Laporkan segera bila melihat peristiwa kekerasan dalam rumah tangga kepada pemerintah nagari terlebih dahulu. 4. Kalau tidak bisa diselesaikan secara adat, maka segera dilaporkan ke polisi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kekerasan dalam rumah tangga merupakan persoalan yang mesti ditanggulangi dalam masyarakat karena berakibat negatif terutama terhadap perempuan dan anak-anak. 2. Masyarakat yaitu para perempuannya perlu diberi pengetahuan dan diberdayakan agar terhindar dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang KDRT perlu disosialisasikan kepada masyarakat, agar masyarakat menyadari ada perlindungan terhadap penderita KDRT. 4. Untuk menghindari terjadinya kekerasan dalam rumah tangga perlu ditingkatkan pemahaman agama dan arti rumah tangga sakinah bagi pasangan suami istri, namun bila ada kasus KDRT terjadi perlu ditangani

136 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 25 Desember 2010 Saran secara adat terlebih dahulu, bila tidak sanggup lagi bisa diproses secara hukum. 1. Disarankan kepada instansi terkait agar mensosialisasikan Undang Undang yang mengatur Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 2. Pemerintah nagari atau tokoh masyarakat mestinya peduli dengan peristiwa kekerasan dalam rumah tangga, karena merugikan terhadap penderita terutama perempuan dan anak-anak. 3. Keluarga luas dan pemerintah nagari mestinya membantu mengantisipasi dan mendampingi keluarga yang mengalami KDRT kepada proses hukum, untuk menghindari terjadinya peristiwa yang berlarut-larut. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya program pengabdian kepada masyarakat ini, pertama kepada DP2M yang telah mendanai program pengabdian ini dengan nomor kontrak 006/SP2H/PPN/DP2M/IV/2009, tgl 1 April 2009, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Kepada Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas yang membantu lancarnya pelaksanaan kegiatan. Tak lupa kepada pemerintah nagari Cubadak dan Camat Lima Kaum kabupaten Tanah Datar, yang telah membantu kelancaran kegiatan dan mau bekerjasama dalam pelaksanaan pengabdian ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat terutama kaum perempuan yang lebih banyak mengalami dampak KDRT. DAFTAR PUSTAKA Afrizal, 1996, A Study Of Matrilineal Kin Relation In Cotemporary Minangkabau Society Of West Sumatera, Tesis Master Of Art, Tasmania University.

Pemberdaayaan Perempuan 137 Azwar, 2005, Implikasi Perubahan Struktur Pemilikan Tanah Dalam Relasi Sosial Komunitas Lokal Di Wilayah Pinggiran Kota Padang, Studi Kasus Di Kecamatan Koto Tangah, Disertasi, Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung. Azwar, Welhendri, 2001, Matrilokal Dan Status Perempuan Dalam Tradisi Bajapuik, Galang Press, Yogyakarta Benda-Beckmann, Franz Von, 2000, Kesinambungan Dan Perubahan Dalam Pemeliharaan Hubungan-Hubungan Properti Sepanjang Masa Di Minangkabau, Grasindo, Jakarta. Blood, Robert Dan Wolfe, Donald,1960, Husband And Wifes, The Dynamics Of Married Living, The Free Press, New York. Chatra, Emeraldy, 2005, Orang Jemputan, Regulasi Seksual Dan Poligami Di Minangkabau Laboratorium Sosiologi, Fisip, Universitas Andalas, Padang. Erwin, 2004, Perubahan Fungsi Sosial Ekonomi Dan Dinamika Pengelolaan Tanah Dalam Keluarga Matrilineal Minangkabau, Studi Kasus Nagari Sungai Tarab Sumatera Barat, Disertasi, Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung. Fakih, Mansour, 1996, Analisis Gender Dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hanandini, Dwiyanti. 1996. Perubahan Fungsi Dan Makna Mamak Dalam Sistem Matrilineal Masyarakat Minangkabau Perantauan Di Kota Madya Surabaya, Tesis S2, Universitas Airlangga, Tidak Diterbitkan. --------------. 1998. Hubungan Antara Perubahan Sosial Ekonomi Dengan Status Dan Peranan Mamak Dalam Masyarakat Matrilineal Minangkabau. Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Andalas, Padang. Hanum, Farida, 1995, Perempuan, Kekuasaan, Dan Keputusan Keluarga, Tesis Jurusan Sosiologi Ugm, Yogyakarta, Tidak Diterbitkan. Hasbianto, Elli N, 1999, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Suatu Kejahatan Yang Tersembunyi Dalam Hasyim, Syafiq, (Ed), 1999, Menakar

138 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 25 Desember 2010 Harga Perempuan, Eksplorasi Lanjut Atas Hak-Hak Reproduksi Perempuan Dalam Islam. Mizan, Bandung. Hasyim, Syafiq, (Ed), 1999, Menakar Harga Perempuan, Eksplorasi Lanjut Atas Hak-Hak Reproduksi Perempuan Dalam Islam. Mizan, Bandung. Herkovits, Melville J, 1999, Organisasi Sosial: Struktur Masyarakat, Dalam To Ihromi (Ed) Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Indraddin, Dkk, 2007. Hubungan Antara Pergeseran Peran Keluarga Luas Matrilineal Dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Laporan Penelitian Kajian Wanita, Dana Dikti 2007. Kato, Tsuyosi. 1982. Matriliny And Migration, Ithaca: Cornell University Press. Meiyenti, Sri. 1999. Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga, Kerjasama Penelitian Kependudukan Ugm Dengan Ford Foundation, Yogyakarta. Naim, Mochtar, 1979, Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Navis, A. A., 1984, Alam Terkembang Jadi Guru, Grafiti Press, Jakarta Rosa, Silvia, 2006, Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Pandangan Budaya Minangkabau, Makalah. Dipresentasikan Dalam Seminar Sehari Dalam Rangka Sosialisasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Pengahpusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Tgl 12-1-2006. Ruswanda, Undang Dkk, 2007. Statistik Dan Analisis Gender Kabupaten Tanah Datar, Sub Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Keluarga Berencana Kabupaten Tanah Datar. Saiidah, Najmah, 2006, Kdrt: Bukan Masalah Jender, Dalam Http//Hitbutz-Tahrir, Or.Id. Diakses Tanggal 21-3-2006.

Pemberdaayaan Perempuan 139 Sajogya, Pudjiwati, Peranan Perempuan Dalam Perkembangan Masyarakat Desa, Rajawali, Jakarta, 1983. Suhendi, Hendi Dan Ramdani, Wahyu, 2001, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, Pustaka Setia, Bandung Suryocondro, 1990, Sukanti, Perempuan Kerja Dalam T.O. Ihromi (Ed) Para Ibu Yang Berperan Tunggal Dan Berperan Ganda, Jakarta, Lembaga Penerbit Fe-Ui. Taufiq, Hz, 2006, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Kasus Perceraian Di Pengadilan Agama, Padang, Makalah. Dipresentasikan Dalam Seminar Sehari Dalam Rangka Sosialisasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Pengahpusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Tgl 12-1-2006. T.O. Ihromi (Ed), 1990, Para Ibu Yang Berperan Tunggal Dan Berperan Ganda, Jakarta, Lembaga Penerbit Fe-Ui. Witrianto, 2005, Gejala Menguatnya Peran Ayah Dalam Keluarga Di Minangkabau, Studi Kasus Keluarga Dalam Komunitas Nagari Selayo, Kabupaten Solok, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana, Ipb, Bogor.