BADAN STANDARDISASI NASIONAL Jakarta, November 2013
latar belakang: INFRASTRUKTUR PASAR GLOBAL BIPM Ketertelusuran Pengukuran WTO; OIML Regulasi Penilaian Kesesuaian PASAR GLOBAL Akreditasi ILAC; IAF Standar ISO; IEC; Codex; dll
latar belakang: VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL 2005 2025 (UU No. 17 tahun 2005) Visi pembangunan jangka panjang nasional 2005 2025: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur 8 (delapan) misi pembangunan jangka panjang nasional 2005 2025: 1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila 2) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing 3) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum 4) Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
latar Belakang: STANDARDISASI DALAM RPJPN 2005-2025 Kelembagaan ekonomi...mendorong pengembangan standardisasi produk dan jasa untuk meningkatkan daya saing IV.1.2.B (9) Pengembangan iptek untuk ekonomi... pengembangan dan penerapan standar mutu IV.1.2.B (12) Dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian secara global... sarana dan prasarana fisik (...; prasarana pengukuran, standardisasi, pengujian, dan pengendalian kualitas;...) IV.1.2.B (18) Perdagangan luar negeri yang lebih menguntungkan dan mendukung perekonomian nasional..(b) pengembangan citra, standar produk barang dan jasa nasional yang berkualitas internasional, serta fasilitasi perdagangan internasional yang berdaya saing IV.1.2.B (20) Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan... (4) pengembangan industri penunjang ketenagalistrikan nasional... termasuk pengembangan standarisasi produk dan sertifikasi kelistrikan nasional IV.1.2.D(32) Catatan: IV.1 Arah Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 IV.1.2 Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing IV.1.2.B. Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Orientasi dan Daya Saing Global IV.1.2.D. Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju
latar belakang MP3EI 2011-2025 Bersifat komplementer dan terintegrasi dengan RPJPN dan RPJMN untuk mencapai visi pembangunan nasional Indonesia 2025: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR Dikembangkan dengan pendekatan breakthrough dengan semangat not business as usual : o o o Kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD dan Swasta untuk mencapai visi pembangunan nasional Indonesia 2025 Swasta sebagai pemeran utama dan penting dalam pembangunan ekonomi Pemerintah sebagai regulator (melakukan deregulasi), fasilitator dan katalisator (penyediaan infrastruktur, pemberian insentif fiskal dan non fiskal) Dilaksanakan dengan mengintegrasikan 3 (tiga) elemen utama: o o o Mengembangkan potensi ekonomi di 6 (enam) koridor ekonomi RI Meningkatkan konektivitas nasional yang locally integrated dan globally connected Memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi
latar belakang STANDARDISASI NASIONAL (PP 102: 2000) STANDARDISASI NASIONAL SNSU PP 102: 2000 [4(4)] Kalibrasi Perumusan dan Penetapan SNI PP 102: 2000 [6-11] Penerapan SNI PP 102: 2000 [12-21] Akreditasi PP 102: 2000 [4(2)] Metrologi Teknik Standar PP 102: 2000 [2] MUTU Sistem Standardisasi Nasional (SSN) PP 102: 2000 [5] Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Pengujian, Sertifikasi, Inspeksi PP 102: 2000 [14] Pengujian untuk mencapai tujuan: PP 102: 2000 [5] PP 102: 2000 [3] meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan,kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; membantu kelancaran perdagangan; mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan
PRODUSEN latar belakang: STANDARDISASI NASIONAL DAN KONSEP TIGA PILAR INFRASTRUKTUR MUTU KONSUMEN PRODUK AMAN DAN BERMUTU AKREDITASI lembaga sertifikasi STANDARDISASI laboratorium; lembaga inspeksi METROLOGI; KALIBRASI; BAHAN ACUAN PRODUK AMAN DAN BERMUTU
PRODUK DAN PROSES dalam NATIONAL VALUE CHAINS latar belakang: KETERLIBATAN BERBAGAI SEKTOR DALAM STANDARDISASI Organisasi internasional panitia teknis perumusan standar standar nasional (sukarela) regulasi teknis Kementrian (regulator) 1 Kementrian (regulator) 2 Kementrian (regulator) Kementrian (regulator) n Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian ISO IEC CAC IEC, ILAC, BIPM persyaratan wajib: kesehatan, keselamatan, keamanan, lingkungan, perlindungan konsumen Notification Authority untuk WTO TBT/SPS Enquiry Point untuk WTO TBT/SPS notifikasi komentar pertanyaan komentar WTO
latar belakang: KERANGKA WAKTU PERANAN STANDARDISASI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL RPJPN 2005-2025 2005 2009 2014 2019 2024 2025 RPJMN 1 RPJMN 2 RPJMN 3 RPJMN 4 2011 MP3EI 2011-2025 2025 2010 2015 GENAP SNI 2020 2025 China ASEAN FTA AEC APEC FTA Strategi Standardisasi Nasional 2015 2025?? 2013 mendefinisikan kembali kontribusi sistem standardisasi nasional 2025 pencapaian visi pembangunan nasional 2005-2025
Sistematika Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Pendahuluan Kondisi Umum Visi dan Misi Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025 Arah, Tahapan, dan Prioritas Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025 Penutup
PERAN MUTU UNTUK PERLINDUNGAN K3LH DAN PENINGKATAN DAYA SAING MUTU KRITERIA Kepatuhan Kesesuaian Kepercayaan PENDEKATAN SISTEMATIK PERLINDUNGAN (K3LH) Konsensus minimal, statik wilayah nasional INFRASTRUKTUR MUTU DAYA SAING kemungkinan terbaik, dinamis pasar: nasional, regional, internasional
INSENTIF PERAN INFRASTRUKTUR MUTU DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL area non-regulasi klien (industri, pemerintah) Kebijakan MUTU Nasional INFRASTRUKTUR MUTU NASIONAL area regulasi Kementerian / LPNK standar pengujiian dan analisis untuk produk dan proses inovasi produk dan proses sertifikasi produk PRODUK kalibrasi penilaian kesesuaian (pelanggan) pengukuran, peralatan, asesmen sertifikasi sistem mutu lembaga standardisasi nasional lembaga metrologi nasional laboratorium uji dan kalibrasi lembaga sertifikasi dan lembaga inspeksi lembaga akreditasi nasional REGULASI - kelayakan - dampak - penerapan penilaian kesesuaian (terhadap regulasi) pengawasan pasar metrologi legal inspeksi sertifikat kesesuaian PENGAWASAN, PENEGAKAN HUKUM DAYA SAING, PENINGKATAN MUTU SEKTOR PRODUKTIF PERLINDUNGAN K3LH, WAJIB KONSUMEN, LINGKUNGAN HIDUP
PERAN INFRASTRUKTUR MUTU DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL Nilai Tambah: Jaminan Mutu untuk Daya Saing IPTEK LITBANG Lembaga standardisasi nasional standar Pengujian dan analisis untuk produk dan proses Persyararan Minimum: Regulasi Teknis inspeksi kalibrasi Inovasi dalam produk dan proses Sertifikat kesesuaian Metrologi legal Asesmen alat ukur Sertifikasi produk Perlindungan Konsumen Pengawasan pasar Tera Sistem sertifikasi mutu Penilaian Kesesuaian (pelanggan) Penilaian Kesesuaian (regulasi) Lembaga metrologi nasional Laboratorium uji dan kalibrasi Lembaga sertifikasi dan inspeksi Lembaga Akredtasi Industri, Eksportir, Pemerintah, Konsumen
KONDISI SAAT INI (kekuatan): o Indonesia telah menjadi anggota dan berperan aktif dalam seluruh organisasi internasional terkait dengan infrastruktur mutu o Indonesia telah menjadi P-members dalam Technical Committe Organisasi Pengembangan Standar di tingkat internasional untuk bidang-bidang yang selaras dengan kepentingan nasional o Indonesia telah memiliki lebih dari 7000 (tujuh ribu) SNI yang dapat digunakan sebagai acuan penetapan persyaratan untuk berbagai sektor dan kepentingan nasional o Sistem akreditasi lembaga penilaian kesesuaian Indonesia telah diakui di tingkat internasional dan regional melalui APLAC /ILAC MRA dan PAC/IAF MLA o Sistem Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran Indonesia telah diakui dalam Konvensi Meter melalui CIPM MRA o Sistem penetapan regulasi teknis berbasis standar di Indonesia telah mengacu pada kaidah good regulatory practices o Indonesia telah memiliki jaringan lembaga penilaian kesesuiaian yang telah diakreditasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
KONDISI SAAT INI (kelemahan): o Partisipasi Indonesia sebagai P-members dalam Technical Committe Organisasi Pengembangan Standar di tingkat internasional belum dimanfaatkan secara optimal untuk mempengaruhi penetapan standar internasional o Mayoritas SNI masih dikembangkan atas inisiatif pemerintah o Prosentase penerapan SNI masih rendah dan mayoritas diterapkan oleh pelaku usaha baru sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi teknis o Jumlah kemampuan kalibrasi dan pengukuran Sistem Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran Indonesia masih relatif rendah dan belum mencakup sistem metrologi kimia yang sangat dibutuhkan o Pemberlakuan regulasi teknis berbasis SNI belum optimal mencapai sasaran pemberlakuannya o Tingkat integritas tanda SNI dan sistem pengawasan pasar masih lemah o Tingkat budaya standar di masyarakat (konsumen dan pelaku usaha) masih relatif rendah o Ruang lingkup lembaga penilaian kesesuaian yang telah diakreditasi belum mampu memenuhi kebutuhan nasional
KONDISI SAAT INI (peluang): o Perjanjian pasar tunggal ASEAN, APEC, serta beberapa perjanjian bilateral dan multilateral ASEAN dengan beberapa negara partner (a.l. ASEAN China, ASEAN Australia New Zealand, ASEAN Korea Jepang China, dll) memberikan potensi pasar dan daya beli yang besar bagi produk Indonesia o Luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia memberikan potensi untuk digunakan sebagai basis produksi utama dari berbagai perjanjian pasar tunggal o Kekayaan alam Indonesia berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pengembangan berbagai sektor industri yang berpotensi menjadi komoditi utama dalam berbagai perjanjian pasar tunggal o Infrastruktur mutu nasional yang kuat dan diakui di tingkat internasional dapat memfasilitasi keberterimaan produk nasional untuk dapat beredar bebas di berbagai kawasan pasar tunggal o Riset berbasis standar dan pengembangan standar berbasis riset berpotensi dapat mendukung infrastruktur mutu nasional dalam melindungi pasar dalam negeri maupun meningkatkan keunggulan kompetitif produk nasional di pasar global
KONDISI SAAT INI (tantangan): o Luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia dipandang sebagai pasar utama oleh negara-negara produsen dalam penerapan perjanjian pasar tunggal o Produk impor bermutu rendah banyak beredar di pasar akibat dari perjanjian pasar tunggal yang dapat membahayakan konsumen dan pengembangan industri nasional o Negara-negara produsen yang mendorong perjanjian pasar tunggal telah memiliki infrastruktur mutu nasional yang kuat o Sistem pengawasan pra-pasar dan pengawasan di negara-negara tujuan ekspor komoditas nasional yang ketat, menyulitkan komoditi nasional menembus pasar tujuan ekspor potensial o Sektor industri sebagai kontributor utama GDP Indonesia membutuhkan dukungan infrastruktur mutu yang kuat untuk dapat bersaing di pasar global o Perjanjian pasar tunggal regional maupun global mensyaratkan infrastruktur mutu sebagai perangkat bagi produk nasional untuk dapat beredar di kawasan pasar tunggal o Persyaratan transposisi peraturan perundang-undangan dalam perjanjian pasar tunggal
PERANAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu Visi nasional 2005 2025 Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan Mewujudkan Indonesia asri dan lestari Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional Visi nasional 2005 2025 Melindungi kepentingan publik dan lingkungan Meningkatkan kepercayaan pasar Membuka akses pasar global Platform bagi inovasi Menciptakan keunggulan kompetitif kontribusi standardisasi peran efektif standardisasi untuk mendukung daya saing dan kualitas hidup Harapan pemangku kepentingan terhadap standardisasi SNI yang bermutu sesuai dengan kebutuhan stakeholders Budaya standar berbasis Informasi dan kompetensi standardisasi Sistem penerapan standar dan peniaian kesesuaian yang handal dan terpercaya Keluaran kegiatan standardisasi Strategi penguatan standardisasi
PENGEMBANGAN STANDARDISASI NASIONAL 2025 VISI: Sistem Standardisasi Nasional mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa MISI: 1. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk melindungi keselamatan, keamanan, dan kesehatan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup 2. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk meningkatkan kepercayaan terhadap produk nasional di pasar domestik 3. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk membuka akses produk nasional ke pasar global 4. Mewujudkan sistem standardisasi nasional sebagai platform sistem inovasi nasional 5. Mewujudkan sistem standardisasi nasional untuk meningkatkan keunggulan kompetitif produk nasional
ROADMAP PENCAPAIAN TUJUAN STANDARDISASI NASIONAL 2025 menciptakan keunggulan kompetitif platform bagi inovasi membuka askses pasar produk nasional ke pasar global meningkatkan kepercayaan thd produk nasional di pasardomestik melindungi kepentingan pulik dan lingkungan mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa indonesia 2013 2015 2017 2019 2021 2023 bertumpu pada penguatan penguatan penguatan penguatan 2025 pemberlakuan penerapan kemampuan sinergi efisiensi sistem regulasi teknis SNI secara penerapan dengan produksi sukarela standar sistem inovasi nasional berdasarkan negara tujuan nasional kebutuhan ekspor pasar government driven market driven research and industry driven
melindungi kepentingan pulik dan lingkungan STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN STANDARDISASI NASIONAL 2025 mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa meningkatkan kepercayaan produk nasional pasar domestik membuka askses produk domestik ke pasar global platform bagi inovasi penguatan sistem penerapan standar menciptakan keunggulan kompetitif visi pengembangan standardisasi nasional 2025 5 (lima) misi pengembangan standardisasi nasional 2015-2025 penguatan Sistem Pengembangan SNI penguatan Sistem Akreditasi dan Penilaian Kesesuaian penguatan Sistem Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran penguatan penelitian dan kerja sama standardisasi (mutu) penelitian dan pengembangan standardisasi penguatan budaya standar berbasis sistem informasi dan kompetensi standardisasi (mutu) nasional 8 (delapan) program pengembangan standardisasi nasional 2015-2025 penguatan infrastruktur Standardisasi (mutu) Nasional penguatan Kebijakan Standardisasi (mutu) Nasional: dasar hukum dan peraturan perundang-undangan
RENCANA IMPLEMENTASI STRATEGI STANDARDISASI NASIONAL 2025 Finalisasi strategi standardisasi nasional 2015 2025 akan dilaksanakan sampai dengan akhir November 2013 dengan persetujuan BAPPENAS Strategi Standardisasi Nasional 2015 2025 memberikan arah pencapaian sasaran kegiatan standardisasi nasional untuk digunakan oleh pemangku kepentingan standardisasi nasional dalam penyusunan kegiatan, sektor prioritas, dan indikator kinerja dalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan Transisi implementasi strategi standardisasi nasional 2015 2025 dilaksanakan pada tahun 2014 dengan fokus pada penyelesaian transposisi kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Sinkronisasi program dan kegiatan standardisasi nasional oleh pemangku kepentingan untuk tahun berikutnya dilaksanakan melalui rapat koordinasi pemangku kepentingan standardisasi secara periodik dalam rangkaian kegiatan bulan mutu dan hari standar dunia