Kebutuhan Kompetensi SDM Pertanian, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Pertanian di Indonesia Menghadapi AFTA 2015 BPTP JAWA TIMUR
Kebijakan yang dilakukan
KARAKTERISTIK KONSUMEN MODERN - Lebih banyak menuntut - Terinformasi lebih baik - Lebih tajam dalam menilai produk - Lebih menentukan - Lebih rewel - lebih individual - lebih terpolarisasi - Lebih sadar dan peduli mengenai diet, kesehatan dan keamanan pangan - Lebih peduli isu hijau (lingkungan), kesejahteraan hewan, masalah etika. - Lebih banyak stress, dengan tekanan waktu - Inginnya tidak usah banyak memilih, sekali ambil dijamin aman dan bermutu baik
Regulasi Teknis /Dasar Hukum UU no 7/1996 tentang Pangan UU no.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen PP no.69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan PP no. 28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi pangan
APA YANG DIINGINKAN PEMBELI/KONSUMEN? A.Pemasok yang secara konsisten dapat mensuplai produk yang bermutu B.Pemasok yang dapat menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan adalah aman untuk dikonsumsi.
PANDANGAN UMUM TENTANG MUTU HARGA YANG TINGGI MERK DAGANG - Brand PENGERTIAN MUTU Mutu adalah hal-hal tertentu yang membedakan produk satu dengan lainnya, terutama yang berhubungan dengan daya terima dan kepuasan konsumen.
JAMINAN MUTU SNI 19-8402-1996 MENDEFINISIKAN JAMINAN MUTU SEBAGAI : SELURUH KEGIATAN TERENCANA DAN SISTEMATIK YANG DITERAPKAN DALAM SISTEM MUTU DAN DIPERAGAKAN SESUAI KEBUTUHAN, UNTUK MEMBERIKAN KEYAKINAN SECARA MEMADAI BAHWA BARANG ATAU JASA AKAN MEMENUHI PERSYARATAN MUTU
KEAMANAN PANGAN ADALAH KONDISI DAN UPAYA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCEGAH PANGAN DARI KEMUNGKINAN CEMARAN BIOLOGIS, KIMIA DAN BENDA LAIN (FISIK) YANG DAPAT MENGGANGGU, MERUGIKAN DAN MEMBAHAYAKAN KESEHATAN MANUSIA (PP 28/2004)
Memperoleh makanan yang cukup, bergizi dan aman adalah hak setiap manusia (FAO/WHO International Conference on Nutrition: World Declaration on Nutrition, 1992). Tuntutan jaminan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen yang terus meningkat JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN TERUS BERKEMBANG SESUAI PERSYARATAN KONSUMEN, YG. MEMBAWA PERUBAHAN YANG DIMULAI DENGAN BISNIS PANGAN TANPA ADANYA PENGAWASAN, PENGAWASAN PRODUK AKHIR, HINGGA PENGAWASAN PROSES PRODUKSI BAGI JAMINAN MUTU SECARA TOTAL.
BAHAYA KEAMANAN PANGAN Bahaya kimiawi Bahaya biologi Bahaya fisik SUMBER BAHAYA Manusia Lingkungan Alat Bahan input/baku Metoda/cara
UNTUK MEMBANTU TERJAMINNYA KEAMANAN PANGAN DI SELURUH MATA RANTAI PANGAN, PEMERINTAH MENETAPKAN PEDOMAN CARA YANG BAIK (GOOD PRACTICES) Departemen Pertanian Departemen Kelautan dan Perikanan CARA BUDIDAYA YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN SEGAR YANG BAIK PANGAN SEGAR DIKONSUMSI LANGSUNG BAHAN BAKU PENGOLAHAN Departemen Perindustrian Departemen Kelautan dan Perikanan Badan POM CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK PANGAN OLAHAN Badan POM KONSUMSEN PANGAN SEGAR, PANGAN OLAHAN DAN PANGAN SIAP SAJI PANGAN SIAP SAJI CARA RITEL PANGAN YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI YANG BAIK Departemen Kesehatan CARA DISTRIBUSI PANGAN YANG BAIK Deptan, DKP
PERSYARATAN DASAR/ PRE-REQUISITE Produksi/Budidaya GAP/GFP Pasca Panen GHP Pengolahan GMP Distribusi GDP Ritel GRP
HARMONISASI EUREP-GAP GAP Ind ASEAN-GAP ISU PEMASARAN GLOBAL Keamanan pangan Mutu Lingkungan Tanggung jawab sosial/ Kesejahteraan pekerja
Suatu sistem untuk memberikan JAMINAN dan PENGAKUAN terhadap atribut produk yang diinginkan (standar produk dan proses produksi), dengan cara PENGAWASAN (pemantauan dan pengendalian) melalui mekanisme INSPEKSI, dan indikator untuk sistem/mekanisme ini adalah penandaan, pelabelan, atau sertifikasi.
PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN Manajemen mutu dan keamanan pangan produk tanaman segar sesuai GAP Indonesia Penerapan Seluruh GAP Ind Produk Prima 1 Standar mutu dan keamanan pangan/sni per komoditi Standar keamanan pangan Fondasi umum bagi petani & kelompok tani ditingkat budidaya - Penerapan sebagian Cara budidaya yang baik (GAP Ind) - Catatan budidaya dan penanganan yang baik - Penerapan penggunaan pestisida yang baik (GPP) - Catatan Pemakaian Pestisida yang Baik Produk Prima 2 Produk Prima 3
Tanggung jawab sosial Ramah lingkungan Bermutu Aman pestisida Aman dan pestisida cemaran kimiawi lain Prima 1 Bermutu Aman pestisida Aman dan cemaran kimiawi pestisida lain Prima 2 Aman pestisida dan cemaran kimiawi lain Prima 3
SISAKTI (Sistem Sertifikasi Pertanian Indonesia) Tanggung Ramah jawab sosial lingkungan Bermutu Aman Prima 1 Bermutu Aman Prima 2 Eurep GAP HACCP SQF dll Aman Prima 3
SISTEM SERTIFIKASI Malaysia: SALM ( Sistem Akreditasi Perladangan Malaysia) Indonesia : SI SAKTI (Sistem Sertifikasi Pertanian Indonesia) Prima 1 Penerapan GAP Indonesia ~HACCP/EurepGAP/SQF Dokumen Mutu dan Catatan Produksi Sesuai GAP Indonesia untuk mutu dan keamanan Prima 2 Prima 3 Cara Budidaya yang Baik Catatan budidaya dan penanganan yang Baik Cara Penggunaan Pestisida yang Baik Catatan penggunaan pestisida Sesuai GAP Indonesia untuk keamanan Sesuai GAP Indonesia untuk mutu dan keamanan Prima I, II dan III ditetapkan oleh Otoritas Kompeten (pemerintah)
ALUR PEROLEHAN SISTEM JAMINAN MUTU (GAP) SOSIALISASI / SL PHT SOSIALISASI SOP SOSIALISASI/ SL GAP Penyusunan SOP Penerapan SOP & GAP & PHT Registrasi Kebun (Surat Keterangan) Sertifikat Prima 3, 2
Masalah dalam Rantai Pasok dan Nilai Tambah
.Konsep / pemikiran Rantai Pasok (2) Manajemen Input & layanan Sistem Produksi Panen akhir Proses Pengepakan Marketing sales Kepuasan Pelanggan Waste Rantai Pasok Logistics Waste Waste Waste Waste Waste Fakta : Nilai tambah yang dinikmati petani dari penerapan konsep SC (penghematan biaya) hanya 6 sampai 18 persen dari total nilai tambah pada seluruh rantai pasok agribisnis 30
Sistem Pasar Tradisional 1. Procurement Cost 58-69% 2. Storage Cost 8-13% 3. Loading-Unloading Cost 23-29% Cost 35-44% 5-6% 25-27% 12% Farmer Local Traditional Traditional Collector Wholesaler Wholesale Market Value 6-18% 13-22% 12-14% 14-18% Added 12-22% Traditional Retail Market 41-44% Value Added: Rp 1.8-1.9 million per ton
Rantai Pasok vs. Rantai Nilai Michael E. Porter University Professor Memaksimalkan penerimaan Preferensi konsumen sbg produk yang berkualitas koordinasi & kolaborasi dlm rantai Pertukaran informasi dlm rantai Nilai tambah dari peningkatan kualitas dgn tambahan aktivitas Membangun kemampuan berkompetisi 1985 Pengeringan Sorting Transport Prosesing Paking Transport Jual-Beli Barang
H A R G A Rantai Nilai S E 0.01$ Biji Kopi Budidaya R V I C E S S E R A D D L PRODUCT P R O D U C T V I C E S 10x 0.10$ Nescafe Sachet Processing Paking 50x 0.50$ McDonald s Coffee Meracik Menyajikan Ruangan INTENSITAS DARI AKTIVITAS 200x 2.00$ Starbuck s Coffee Meracik Menyajikan Ruangan (Nyaman) WiFi Lingkungan Gengsi
.Konsep / pemikiran Rantai Nilai (2) Manajemen Hubungan (kolaborasi) Input & Layanan Sistem Produksi Panen Akhir Proses Pengepakan Marketing sales Kepuasa Pelanggan Waste Rantai Nilai Logistics Information (koordinasi) Waste Waste Waste Waste Waste Fakta : Petani dapat meningkatkan nilai tambah dengan meningkatkan kualitas produk sesuai kebutuhan/preferensi konsumen disamping nilai tambah 34 yang diperoleh dari penghematan biaya dan efisiensi usaha
Ini adalah sebuah SISTEM INPUT THROUGHPUT OUTPUT MEKANISME KOORDINASI & KOLABORASI
.Konsep / Pemikiran Rantai Nilai (3) Perbaikan yg diharapkan dr Konsep Rantai Nilai semua komponen dalam rantai pasok mampu memetakan ruang lingkup usaha masing 2 meningkatkan kemampuan untuk memperbaiki kondisi kerja menyediakan kerangka kerja untuk melakukan koordinasi antar pihak-pihak terkait yang relevan dalam usaha bisnis membangun hubungan kerja yang setara dan dinamis
Trend Rantai Pasok Pertanian dari Dorong ke Tarik Produsen tidak dapat lagi memasok apa yang mereka ingin tanam Produsen harus memasok apa yang konsumen inginkan
What Consumers want Apa yang pembeli/pelanggan inginkan.
Perubahan Kondisi Pasar Hasil Pertanian
Food Certification Market Segmentation Labeling Market Driven!!!
Ini adalah sebuah SISTEM INPUT THROUGHPUT OUTPUT Dari mana kita harus mulai? Perjelas target pasar Pelanggan Kebutuhan Keinginan Pahami kompetitor Kompetisi Nilai Unique Selling Proposition
Perubahan dari Kebutuhan ke Keinginan Kebutuhan Alasan mengapa konsumen membeli produk tsb Suatu keadaan/perasaan membutuhkan Alasan mengapa konsumen memilih suatu merek dibandingkan merek lain Keinginan Suatu kondisi dari kebutuhan manusia yang dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan dan personality individu
Unique Selling Proposition's Kandungan antioxidant 3x dari segelas teh hijau!
Traceability (rekam jejak) Paper trail Bar Codes mesin-pembaca menampilkan informasi dalam format visual pada sebuah permukaan Labels Radio Frequency Identification (RFID) Sebuah metode otomatis bersandar pada penyimpanan dan pembacaan data memakai alat bernama RFID label menggunakan gelombang radio Mekanisme penyaluran informasi harus tersedia
Ini adalah sebuah SISTEM INPUT THROUGHPUT OUTPUT Pelanggan Dari mana kita mulai? Kebutuhan Keinginan Nilai yang ada dlm pasar Kompetisi mengendalikan semua nilai Nilai 2 yang ada dlm rantai pasok Unique Selling Proposition