INTAKE 6. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

dokumen-dokumen yang mirip
PRASEDIMENTASI 7. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

RESERVOIR 14. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

PENENTUAN KEBUTUHAN AIR DAN DEBIT AIR BAKU

ANALISIS KUALITAS AIR 3

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

SEDIMENTASI 11. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

KOAGULASI 9. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

FILTRASI 12. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN LUMPUR 15. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng. Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KINERJA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PEDESAAN DI DUSUN DURENAN DESA PETUNGSEWU KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 5, No. 4 (2016)

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

Diantara hal mendasar yang menentukan kualitas hidup bangsa kita adalah bila kebutuhan air minum sebagian besar penduduk telah terpenuhi dalam jumlah

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BAB VII RENCANA DETAIL UNIT-UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

KONTRAK PERKULIAHAN. Dosen Pengasuh : Yuli Darni, S.T., M.T.

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

BAB III METODE ANALISIS

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

Oleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

BAB VII HASIL PERENCANAAN UNIT UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

BAB VII HASIL PERENCANAAN UNIT UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

Gambar-III-2.4 Sistem Pangadaan Air Tengah dan Kondisi Saat Ini dari IPA Rencana

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Perancangan Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

Teori Koagulasi-Flokulasi

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

BAB II STUDI PUSTAKA

TL-4102 PBPAL. Pengolahan Pertama PENYARINGAN

BAB IV RANCANGAN RESERVOIR DAN PERLENGKAPAN PIPA

DISINFEKSI 13. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

RETAINING WALL DAN BASEMENT

Transkripsi:

INTAKE 6 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir. Mary Selintung, MSc. 2. Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, MT 3. Ir. Achmad Zubair, MSc. 4. Dr. Eng. Bambang Bakri, ST., MT. 5. Roslinda Ibrahim, SP., MT Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu membuat perencanaan dan perancangan bangunan pengolahan air minum Penyediaan Air Minum Mata Kuliah bangunan pengolahan air Minum merupakan mata kuliah yang diwajibkan bagi mahasiswa semester VI yang telah mengikuti materi perkuliahan penyediaan air minum. Materi perkuliahan mencakup pembahasan mengenai pengertian dan metode perencanaan bangunan pengolahan air minum; penentuan kebutuhan air dan debit air baku, analisis kualitas air baku, perencanaan bangunan unit pengolahan: intake, prasedimentasi, koagulasi dan flokulasi, sedimentasi, filtrasi, disinfeksi, pengolahan lumpur, reservoir dan pengolahan lumpur.

I PENDAHULUAN 1.1 CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP MATERI PEMBELAJARAN Materi pembahasan pada pertemuan ke-6 (enam) ini meliputi: Tinjauan umum intake Bangunan intake dan jenisnya Komponen intake Kriteria desain intake 1.2 SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang jenis, komponen dan kriteria desain intake 1.3 PRILAKU AWAL MAHASISWA Mahasiswa telah membaca bahan ajar dan memahami bahan kuliah terdahulu dengan baik 1.4 MANFAAT Manfaat yang didapatkan setelah mengikuti pertemuan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai hal-hal yang terkait dengan intake, termasuk didalamnya mengenai bangunan intake, jenisnya, komponen dan kriteria desain bangunan intake. 1.5 URUTAN PEMBAHASAN Materi pembahasan dimulai dengan tinjauan umum intake. Kemudian secara berurut pembahasan materi mengenai bangunan intake dan jenisnya, komponen intake dan kriteria desainnya. 1.6 PETUNJUK BELAJAR Mahasiswa diharapkan membaca isu kaitan kebutuhan air pada media massa yang menambah wawasan secara umum. Membaca bahan yang akan dikuliahkan pada minggu berikut agar dapat lebih siap dan dapat didiskusikan pada pertemuan berikut.

II PENYAJIAN 2.1 UMUM Bangunan intake adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai penyadap atau penangkap air baku yang berasal dari sumbernya atau badan air seperti sungai, situ, danau dan kolam sesuai dengan debit yang di perlukan untuk pengolahan. Bangunan intake harus disesuaikan menurut konstruksi bangunan air, dan pada umumnya memiliki konstuksi beton bertulang (reinforced concrete) agar memiliki ketahanan yang baik terhadap kemungkinan hanyut oleh arus sungai. Secara umum terdapat beberapa fungsi dari bangunan intake, diantanranya: Mengumpulkan air dari sumber untuk menjaga kuantitas debit air yang di butuhkan oleh instalasi. Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen. Mengambil air baku sesuai debit yang diperlukan instalasi pengolahan yang di rencanakan demi menjaga kontinuitas penyediaan dan pengambilan air dari sumbernya. Kualitas air yang dimanfaatkan untuk pengolahan pada bangunan intake biasanya kurang baik namun secara kuantitas airnya cukup banyak. Dalam mementukan titik pengambilan air didasarkan pada variasi kualitas air permukaan dimana terdapat adanya variasi yang konstan (tidak berfluktuasi). Hal yang harus diperhatikan dalam prencanaan intake, yaitu : Intake sebaiknya direncanakan dan ditempatkan pada tempat/sumber air yang memiliki aliran yang stabil dan tidak deras. Hal ini berguna agar tidak membahayakan bangunan intake tersebut Bangunan intake harus kedap air Tanah di sekitar Intake seharusnya cukup stabil dan tidak mudah terkena erosi Intake seharusnya terletak jauh sebelum sumber kontaminasi Intake sebaiknya terletak di hulu sungai suatu kota

Intake sebaiknya di lengkapi dengan saringan kasar yang selalu di bersihkan. Ujung pipa pengambilan air yang berhububgan dengan popa sebaiknya juga di beri saringan(striner) Inlet sebaiknya berada di bawah permukaan badan air untuk mencegah masuknya benda-benda terapung. Disamping itu sebaiknya terletak cukup di atas air Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur pengumpul sebaiknya di buat beberapa level Jika permukaan badan air selalu konstan dan tebing sungai terendam air maka intake dapat di buat dekat sungai 2.2 BANGUNAN INTAKE DAN JENISNYA Bangunan intake memiliki tipe yang bermacam-macam diantaranya adalah: 1. Direct Intake Digunakan untuk sumber air yang dalam seperti sungai atau danau dengan kedalaman yang cukup tinggi. Intake jenis ini memungkinkan terjadinya erosi pada erosi pada dinding dan pengendapan di bagian dasarnya. 2. Indirect Intake a. River Intake Menggunakan pipa penyadap dalam bentuk sumur pengumpul. Intake ini lebih ekonomis untuk air sungai yang mempunyai perbedaan level muka air pada musim hujan dan musim kemarau yang cukup tinggi. b. Canal Intake Digunakan untuk air yang berasal dari kanal. Dinding chamber sebagian terbuka ke arah kanal dan dilengkapi dengan pipa pengolahan selanjutnya. c. Reservoir Intake Digunakan untuk air yang berasal dari dam dan dengan mudah menggunakan menara intake. Menara intake dengan dam dibuat terpisah dan diletakkan di bagian hulu. Untuk mengatasi fluktuasi level muka air. Inlet dengan beberapa level diletakkan pada menara.

3. Spring Intake Digunakan untuk air baku dari mata air/air tanah 4. Intake Tower Digunakan untuk air permukaan dengan kedalaman air berada dalam level tertentu 5. Gate Intake Berfungsi sebagai screen dan merupakan pintu air pada prasedimentasi 2.3 KOMPONEN INTAKE Beberapa hal dibawah ini merupakan komponen dari suatu intake, yaitu: 1. Bangunan sadap, yang berfungsi untuk mengefektifkan air masuk menuju sumur pengumpul. 2. Sumur pengumpul (sump well) Waktu detensi pada sumur pengumpul setidaknya 20 menit atau luas area yang cukup untuk pembersihan. Dasar sumur minimal 1 m dibawah dasar sungai atau tergantung pada kondisi geologis wilayah perencanaan. Konstruksi sumur disesuaikan dengan kondisi sungai dan setidaknya terbuat dari beton dengan ketebalan minimal 20 cm atau lebih tebal. 3. Screen Screen terdapat pada inlet sumur pengumpul berfungsi untuk menyaring padatan atau bentuk lainnya yang terkandung dalam air baku. Penyaringan kasar (screening) dimaksudkan untuk menyaring benda-benda kasar terapung atau melayang di air agar tidak terbawa ke dalam unit pengolahan. Contoh benda benda kasar yaitu daun, plastik, kayu, kain, botol plastik, bangkai binatang, dan sebagainya. Screening biasanya menjadi bagian dari suatu bangunan penyadap air yang terdiri atas batang-batang besi yang disusun berjajar/paralel (selanjutnya disebut screen). Screening juga sering ditempatkan pada saluran terbuka yang menghubungkan sungai (sumber air) menuju ke bak pengumpul.

Gambar 6.1 Screen di intake (atas), potongan memanjang saluran dan screen dalam suatu saluran Dalam pengoperasiannya, air akan mengalir melalui bukaan (space) di antara batang besi. Bila air membawa benda kasar, maka benda ini akan tertahan oleh besi berjajar tersebut. Benda kasar yang tetahan dalam batang batang screen akan menurunkan luas bukaan sehingga menghambat laju aliran air yang berakibat pada terjadinya penyumbatan dan meningkatkan kehilangan energi aliran atau headloss. Headloss biasanya dihitung pada kondisi screen bersih dan pada kondisi screen setengah tersumbat. Rumus untuk menghitung headloss pada screen adalah sebagai berikut:... (1)

dengan: h = headloss akibat aliran melewati screen, m Cd = Koefisien debit (biasanya 0,84) G = percepatan gravitasi, m/det Vsc = kecepatan aliran di screen, m/det V = kecepatan aliran sebelum screen Perhitungan ini penting dilakukan untuk memastikan air bisa mengalir, yang ditunjukkan dengan nilai headloss yang kecil. Hasil perhitungan juga dapat digunakan untuk menentukan waktu pembersihan screen, terutama untuk screen yang dibersihkan secara manual. Pembersihan secara manual merupakan pembersihan yang menggunakan tenaga manusia dengan cara mengambil (menggaruk) benda yang tersangkut di screen dibawa ke atas atau disingkirkan dari screen. Pembersihan ini dilakukan secara berkala dan tidak boleh melebihi kondisi setengah tersumbat karena dikhawatirkan headlossnya melebihi batas yang ditentukan sehingga air tidak mengalir ke unit pengolahan berikutnya. Jenis pembersihan lainnya adalah pembersihan secara mekanik. Pembersihan ini mengandalkan tenaga mekanis, yaitu alat pengambil (penggaruk) benda yang tersangkut di screen yang berjalan terus-menerus dengan digerakkan oleh motor. Berikut gambar yang menunjukkan screen yang pembersihannya dilakukan secara manual dan mekanis. Gambar 6.2 Pembersihan screen secara manual

Gambar 6.3 Pembersihan screen secara mekanis 4. Pompa intake (dengan Bell Mouth Strainer, discharge valve, dan aksesoris lainnya) a. Strainer Untuk menyaring benda-benda yang terkandung dalam air baku, perlu direncanakan strainer pada ujung pipa suction pompa intake. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Kecepatan melalui lubang strainer = 0,15 0,3 m/dt, dan dianjurkan untuk berada pada batas rendah untuk mencegah masuknya padatan dasar badan air. Bukaan pada lubang strainer antara 6 12 mm Luas area strainer adalah 2 kali dari luas total lubang b. Pipa suction dan discharge Kecepatan pada pipa suction antara 1 1,5 m/dt c. Valve Valve harus dipasang pada perpipaan pompa agar mudah dalam pengontrolan aliran, penggantian dan perawatannya.

2.4 KRITERIA DESAIN INTAKE 1. Bell Mouth Strainer Kecepatan melalui lubang strainer 0,15 0,3 m/dtk Letak strainer 0,6 1 m dibawah tinggi muka air minimum 2. Sumuran pengumpul Dasar sumuran diambil 1 m dibawah strainer Konstruksi harus kuat dan penempatan pipa dan perlengkapannya dapat mudah dioperasikan dan dipelihara Waktu detensi tidak lebih dari 20 menit 3. Pipa penyalur air baku dengan pengaliran grafitasi Kecepatan aliran 0,6 1,5 m/dtk untuk mencegah iritasi dan sedimentasi pada pipa Ukuran diameter pipa ditetapkan dengan menjaga aliran 0,6 m/dtk pada saat level air terendah, dan tidak lebih dari kecepatan aliran 1,5 m/dtk pada saat level air tertinggi. 4. Pipa penyalur air baku dengan pengaliran menggunakan pompa Kecepatan aliran berkisar antara 1 1,5 m/dtk dengan pengaturan diameter sama seperti kriteria pipa penyalur secara gravitasi Pusat pompa ditempatkan tidak kurang dari 3,7 m di bawah level air terendah dan tidak lebih dari 4 m diatas level air terendah 5. Screen Jarak antar kisi adalah 25,4 76,2 mm Lebar kisi 0,25 5 inch Kemiringan kisi 30o 45o dari horizontal Kehilangan tekanan pada kisi 0,01 0,8 m 9

III PENUTUP 3.1 RANGKUMAN Bangunan intake adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai penyadap atau penangkap air baku yang berasal dari sumbernya dengan debit yang di perlukan untuk pengolahan. Fungsi intake antara lain mengumpulkan air dari sumber, menyaring bendabenda kasar dan mengambil air baku sesuai debit yang diperlukan instalasi pengolahan. 3.2 SOAL TES FORMATIF Untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa, maka dosen sebagai fasilitator memberikan tes formatif berupa pertanyaan sebagai berikut: 1. Jelaskan fungsi bangunan intake! 2. Sebut dan Jelaskan komponen bangunan intake! 3.3 UMPAN BALIK Diskusi dan memberikan pertanyaan untuk memonitor penerimaan mahasiswa akan bahan kuliah yang disajikan. 3.4 DAFTAR PUSTAKA Hamer, Mark J. 1975, Water and Waste Water Technology, John Wiley & sons, Inc. Masduki, A. (2009), Bahan Ajar Mata Kuliah Pengolahan Air Minum, Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP, ITS Surabaya. Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G. (2000), Water Work Engineering: Planning, Design & Operation, Prentice Hall PTR, Texas. Standar Nasional Indonesia (SNI) 6774: 2008 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air, Badan Standarisasi Nasional. 10