Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

PENGUKURAN GEOMETRI TEKNIK PENGUKURAN Y A Y A T

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

a. 12,25 mm b. 12,20 mm c. 12,30 mm d. 12,15 mm e. 12,45 mm

KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

Diagram blok sistem pengukuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Toleransi& Implementasinya

PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagian-bagian dari alat ukur Sensor Tranduser Penunjuk atau indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM KENDALI DIGITAL

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

Pemeriksaan Kesesuaian Antara Komponen Dan Spesifikasi

JUDUL : PEMBUATAN ALAT PENGUKUR KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES PEMESINAN YANG DIAPLIKASIKAN PADA KOMPUTER

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

PRAKTIKUM 1 KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser


FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN

Materi Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya

KULIAH 1: PENGENALAN MENGENAI PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI. Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala 2014

Tera dan Kalibrasi. dr. Naila Amalia

BAB I BESARAN DAN SATUAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

BESARAN DAN PENGUKURAN

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILABUS. Pengalaman Belajar. Materi Pokok

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO)

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

KONSEP DASAR PENGUKRAN. Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK (T.INDUSTRI /S1) KODE / SKS KD /2 SKS

PENINGKATAN KESTABILAN PENGUKURAN FREKUENSI RUBIDIUM DENGAN PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM DISCIPLINED OSCILLATOR

Oleh : Dr. Th. Sukardi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN UNIT KONTROL BERESOLUSI 12 Bit ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN

Peralatan Elektronika

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

REDUKSI KESALAHAN KOSINUS PADA KALIBRASI UNIVERSAL MEASURING MACHINE DENGAN MENGGUNAKAN DISPLACEMENT LASER INTERFEROMETER

KOMPETENSI DASAR. Mahasiswa mampu memahami konsep besaran dan satuan dan melakukan

PE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

TOLERANSI LINIER Basori

PERANCANGAN INTERFACING DAN SOFTWARE PEMBACAAN DATA MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab II Pengukuran Linier

PENGUKURAN TEKNIK TM3213

PERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN LEBIH LANJUT

metrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu.

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

ANALISA DAN EVALUASI NILAI KETIDAKPASTIAN ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN

PRINSIP KERJA ALAT UKUR GAYA, TORSI, DAN DAYA

EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL

Oleh: Nurul Yahady Tahir Mide Penera Tingkat Terampil

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si

KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

Pengukuran Besaran Fisika

BAB III LANDASAN TEORI

KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

TI.4304 Metrologi & Perancangan Alat Bantu KONSEP TOLERANSI. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik - Unsika

MAKALAH KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

Gravitymeter, alat ukur percepatan gravitasi (g).

Program Studi Teknik Mesin S1

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

Transkripsi:

Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak saja bergantung pada kualitas materialnya, tetapi juga sangat bergantung pada proses produksi. Proses produksi yang baik juga sangat ditentukan oleh kontrol kualitas dimensi produk. Sedangkan kualitas dimensi produk ditentukan oleh penggunaan alat-alat ukur yang presisi dan teliti, dan cara pengukurannya pun harus benar. Alat ukur yang presisi (tepat) dan teliti (akurat) merupakan suatu yang harus dipenuhi guna menghasilkan pengukuran (measuring) yang benar. Tentunya didukung oleh kepiawaian mengukur dari operator pembuat produk selama proses produksi berlangsung hingga menghasilkan produk sesuai dimensi tertentu yang dikehendaki (job sheet). Di industri manufaktur, hal tersebut biasanya dilakukan oleh bagian produksi. Sedangkan control kualitas produk biasanya menjadi kewenangan QA (Quality Assurance) atau Laboratorium Metrologi. Produk pemesinan mempunyai kualitas geometric tertentu yang selalu membutuhkan pemeriksaan. Untuk memeriksanya diperlukan metrologi dalam arti umum. Sedangkan Metrologi Industri adalah ilmu untuk melakukan pengukuran karakteristik geometrik suatu produk atau komponen mesin dengan alat dan cara yang tepat sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen mesin tersebut. Di Indonesia, mempunyai sebuah lembaga yang berwenang menangani secara khusus bidang metrology yaitu, Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit KIM-LIPI). Lembaga ini berada di kawasan Puspiptek Serpong-Cilegon, Banten. Berperan sebagai Pengelola Teknis Ilmiah Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) atau dikenal dengan sebutan Lembaga Metrologi Nasional. Di dunia internasional dikenal sebagai National Metrology Institute (NMI). 1

1.1. TERMINOLOGI PENGUKURAN. 1.1.1. Definisi Instrumentasi Ada beberapa pendapat tentang definisi instrumentasi, tetapi pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Salah satu definisi instrumentasi ini dikemukakan oleh Franklyn W, Kirk dan Nicholas R. Romboy (KIM-LIPI,2007:3), yang berbunyi : Instrumentation is the technology of using instrument to measure and control the physical and chemical properties of material 1.1.2. Defininisi Pengukuran. Definisi pengukuran menurut Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology VIM 1993 : 2.1 dalam Renanta Hayu (2007:2) adalah : serangkaian operasi yang bertujuan untuk menetapkan nilai besaran ukur. Besaran ukur (measurand) adalah besaran tertentu yang nilainya diukur sedangkan hasil pengukuran (result of measurement) adalah nilai yang diberikan pada besaran ukur, yang diperoleh melalui proses pengukuran. Dari kajian beberapa referensi dapat disarikan mengenai pengukuran sebagai berikut : Pengukuran merupakan bagian penting dalam perkembangan teknologi, sedangkan teknologi sendiri sudah menjadi demikian kompleksnya, sehingga pengukuran menjadi lebih canggih. Makin maju teknik pengukuran dari suatu negara menandakan semakin majunya negara tersebut dalam bidang ilmu pengetahuan. Baik buruknya suatu mutu dari suatu produksi sangat tergantung pada baik buruknya pengukuran yang dihasilkan, karena salah satu alasan inilah maka pengukuran dilakukan di industri mulai dari bahan masuk ke dalam produksi sampai dengan pengukuran hasil produksi. Di satu pihak pengukuran demikian pentingnya dilain pihak ada pengukuran yang bebas dari kesalahan, dimana dilakukuan pengukuran, maka disitulah terjadi kesalahan. Dengan demikian sebelum pengukuran dilakukan, terlebih dahulu perlu diketahui keandalan dari alat ukur yang akan dipakai sampai seberapa jauh penyimpangan yang mungkin dihasilhan oleh alat ukur tersebut tidak boleh melebihi penyimpangan yang disyaratkan. Pengukuran suatu kualitas pada hakekatnya merupakan kegiatan membandingkan antara kualitas tersebut dengan suatu standar yang telah diketahui karakteristiknya. 2

Alat ukur baru (belum pernah dipakai) keandalannya dapat dipertanggungjawabkan dengan catatan pemakaiannya sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pabrik, akan tetapi alat ukur tersebut akan menurun keandalannya jika pemakaian yang sudah terlalu sering (lama). Dengan demikian alat ukur yang telah lama dipakai harus dikalibrasi ulang terhadap alat standar yang mempunyai ketelitian lebih tinggi. Yang perlu diperhatikan dalam pengukuran adalah : Standar yang dipakai harus mempunyai ketelititan yang sesuai dengan kebutuhan dan secara umum standar tersebut dapat diterima. Tata cara pengukuran dan alat-alat yang digunakan harus memenuhui syarat. Adapun penggunaan alat-alat ukur industri pada dasarnya adalah untuk mendapatkan mutu hasil produksi dan efisiensi produksi. 1.1.3. Defininisi Kalibrasi. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan, dalam kondisi tertentu, antara nilai suatu besaran yang ditunjukkan oleh peralatan ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang direpesentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan, dengan nilai terkait yang direalisasikan oleh standar (Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology VIM 1993 ) Hasil kalibrasi dapat berupa : penetapan nilai besaran ukur, atau penetapan koreksi yang berkaitan dengan penunjukkan alat ukur Hasil kalibrasi biasanya direkam dalam dokumen yang sering disebut Sertifikat Kalibrasi 1.2. KONSEP DASAR PENGUKURAN. 1.2.1. Instrumen Dasar Pengukuran. Instrumen pengukuran pada dasarnya terdiri dari : Primary Element. Adalah bagian dari alat ukur yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur. Besaran fisis yang diukur diubah menjadi besaran fisis lain yang dapat diterima oleh elemen selanjutnya (secondary element). Energi yang diperlukan untuk merubah besaran fisis diatas diambil dari medium yang diukur. Secondary Element. Berfungsi merubah kondisi yang dihasilkan oleh Primary Elemant menjadi kondisi lain yang berguna bagi alat ukur dalam melaksanakan fungsinya. 3

Manipulated Element. Fungsi dari eleman ini adalah sebagai elemen pembantu/tambahan agar output Secondary Element dapat dipakai untuk menjalankan Function Elemen. Function Element. Adalah bagian terakhir dari suatu alat ukur yang digunakan untuk penunjukan, pencatatan/perekaman, atau pengiriman Function Elemen. 1.2.2. Standar Pengukuran. Standar pengukuran merupakan pernyataan fisis dari sebuah satuan pengukuran, antara lain : Standar. Harga yang secara universal diterima sebagai harga yang benar atau eksak untuk besaran fisis dimana keluaran lainnya dibandingkan terhadap besaran fisis lain. Pengukuran. Proses perbandingan besaran yang tidak diketahui dengan besaran standar yang diterima/diketahui. Standar Internasional. Standar yang didefinisikan menurut standar pengukuran kesepakatan internasional. Standar Primer. Standar yang dipelihara pada laboratorium standar nasional diberbagai negara. Standar primer ini tidak untuk digunakan diluar laboratorium nasional. Fungsi utama dari standar primer ini adalah untuk kebutuhan kalibrasi dan verfikasi Secondary Standart. Standar Kerja. Peralatan uji yang sangat akurat yang digunakan untuk kalibrasi instrumen dilapangan. Akuarat/Ketelitian. Kedekatan suatu pembacaan terhadap harga sebenarnya. Toleransi. Maksimum eror yang diperoleh. Presisi/Ketepatan. Ukuran konvensional atau repeatability dari serangkaian pengukuran, walupun akurasi menujukan presisi namun sebaliknya presisi tidak harus menujukan akurasi. Instrumen yang persisi bisa tidak akurat sama sekali. Sentivitas. Ukuran perubahan dalam pembacaan sebuah instrumen jika suatu perubahan terjadi pada besaran yang diukur. 4

Resolusi. Perubahan terkecil pada besaran terukur yang akan memberikan perubahan yang bisa dideteksi dalam pembacaan instrumen. 1.2.3. Karakteristik Statik Alat Ukur. Karakteristik alat ukur tidak selamanya tetap, mungkin saja berubah. Perubahan karakteristik alat ukur tersebut disebabkan karena berbagai macam faktor diantaranya seperti telah disebutkan diatas yaitu kondisi pemakaian tidak sesuai dengan kondisi pada saat alat ukur tersebut dikalibrasi dan juga dapat disebabkan pemakaian yang sudah cukup lama. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan alat ukur yang baru untuk dikalibrasi sebelum dipakai untuk mengukur. Yang dimaksud dengan karakteristik statik dari suatu alat ukur adalah hal-hal yang harus diperhitungkan jika alat ukur dipergunakan pada suatu kondisi yang tidak berubah terhadap waktu atau berubah sangat kecil sehingga dapat dikatakan tidak berubah. Karakteristik statik suatu alat dapat ditentukan dengan mengkalibrasi pada proses yang statik. Macam standar pengukuran dikelompokkan menurut fungsi dan pemakaiannya, atas : 1. Standar Internasional (International Standards) 2. Standar Primer (Primary Standards) 3. Standar Sekunder (Secondary Standards) 4. Standar Kerja (Working Standards) 1.3. JENIS DAN CARA PENGUKURAN. Dalam Standar Internasional terdapat tujuh Besaran Dasar : Panjang, massa, waktu, arus listrik, temperatur, jumlah zat, intensitas cahaya. Pada pengukuran Geometris besaran dasar yang digunakan yaitu besaran panjang yang diberi nama meter. Satu Meter : Panjang yang sama dengan 1650763,73 kali panjang gelombang dalam ruang hampa Dari radiasi (sinar) yang timbul akibat perubahan tingkatan energi antara 2p 10 dan 5d 5 dari atom Kripton 86. Syarat Besaran Standar : Dapat didefinisikan secara jelas. Jelas dan tidak berubah dengan waktu. Dapat digunakan sebagai pembanding. 5

1. Jenis Pengukuran : Linier Sudut dan Kemiringan Kedataran Profil Ulir Roda Gigi Penyetelan Posisi Kekasaran Permukaan Pengukuran Teknik 2. Macam Alat Ukur : Alat ukur Langsung : Hasil pengukuran dapat langsung dibaca Alat ukur pembanding : untuk membaca besarnya selisih suatu dimensi terhadap ukuran dasar Alat ukur standar : Menunjukkan ukuran tertentu Alat ukur batas (caliber) : menunjukkan apakah suatu dimensi terletak di dalam atau di luar daerah toleransi Alat ukur Bantu : bukan alat ukur tetapi penting dalam pengukuran 3. Cara Pengukuran Pengukuran Langsung Pengukuran tak langsung Pengukuran dengan caliber batas Pengukuran dengan membandingkan bentuk standar Menurut Prinsip Kerja Mekanis Optik Elektris Hidrolis Pneumatis 4. Konstruksi Alat Ukur Sensor (Menghubungkan alat ukur dengan benda ukur). Pengubah (Memperbesar atau memperjelas perbedaan yang kecil dari geometri obyek ukur). Macamnya : Mekanis Mekanis optik Elektris Optik elektris Pneumatis Pencatat. 6

5. Sifat Umum Alat Ukur Rantai Kalibrasi Kepekaan (merasakan suatu perbedaan yang relatif kecil) Kemudahan baca (sistem penunjukkan yang jelas) Histerisis (Penyimpangan kontinyu dalam arah bolak-balik) Kepasifan (perubahan kecil harga yang diukur tidak menimbulkan perbedaan penunjuk) Pergeseran (merasakan perubahan ukuran benda ukur) Kestabilan nol (benda ukur dilepas penunjuk kembali ke posisi nol) Pengambangan (posisi jarum penunjuk selalu berubah) 6. Kesalahan Pengukuran Syarat Pengukuran: Benda ukur, Alat Ukur, Orang yang mengukur. Penyebab pengukuran tidak teliti : Alat Ukur Benda Ukur Posisi Pengukuran Lingkungan Pengukur 7. Sistem Kualitas Ketelitian dimensional merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam suatu proses manufakturing. Penggunaan toleransi pada suatu komponen mesin secara sistematik dapat dibahas dengan memperhatikan, selain dari segi fungsional juga dari segi lain yang erat hubungannya dengan proses dan biaya pembuatan. Semakin kecil toleransi yang diberikan pada ukuran pada suatu komponen mesin maka biaya pembuatannya akan semakin mahal. Konfigurasi Permukaan a. Permukaan dan profil b. Parameter kekasaran permukaan c. Pembahasan harga parameter kekasaran permukaan d. Penulisan spesifikasi permukaan pada gambar teknik Proses Pembuatan dan Ketepatan Sesungguhnya proses pemesinan mempunyai kemampuan yang terbatas atau yang biasa disebut dengan kemampuan toleransi mesin/perkakas/peralatan, dalam menghasilkan produk dengan ketepatan geometri yang tertentu. Sebagai contoh, bila suatu poros harus mempunyai diameter dengan toleransi ± 0,5 mm maka poros tersebut dapat dibubut sampai ukuran toleransi yang dimaksud. Jika diinginkan toleransi yang lebih teliti untuk kualitas pengerjaan yang lebih tinggi, maka dapat dilanjutkan operasi pengerjaan lanjutan (proses gerinda). 7

Pemilihan Suaian a. Pemilihan basis suaian b. Pemilihan kualitas suaian c. Pemilihan jenis suaian 8. Pengenalan Beberapa Alat Ukur Linier. Pengukuran Teknik Alat Ukur Linier Langsung Mistar Ukur Mistar Ingsut (Mistar Geser, Jangka Sorong, Jangka geser, Schuifmaat) Mistar Ingsut Ketinggian (Heigh Gauge) Mikrometer. Alat Ukur Linier Tak Langsung: Alat Ukur Standar : 1. Blok Ukur (Gauge Block) 2. Batang Ukur (Length Bar) 3. Kaliber Induk Tinggi (Height Master) Alat Ukur Pembanding : 1. Jam Ukur (Dial Indikator) 2. Jam Ukur Test/Pupitas (Dial Test Indicator) 3. Pembanding (Comparator) Mistar Ukur Jangka Sorong Heigh Gauge Mikrometer digital Mikrometer analog Gauge Block Dial Indikator Thread Comparators 8