2. TINJAUAN PUSTAKA. π = f (Py; Pxi; ;Pzj)

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 1. Kurva Permintaan

BAB II. KERANGKA TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

BAB IV METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

menghasilkan limbah yang berupa jerami sebanyak 3,0 3,7 ton/ha.

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Volume 9 No. 1 April 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

IV. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

Transkripsi:

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungsi Keuntungan Jika diasumsikan dalam aktivitas usahatani bertujuan memaksimumkan keuntungan, maka dalam jangka pendek keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total dikurangi dengan biaya variabel total, pada tingkat harga output tertentu, harga input tertentu dan faktor input tetap (Agustian, 2012). Menurut Doll and Orazen (1984) dalam Agustian (2012), keuntungan maksimum dapat dicapai pada nilai produktifitas marjinal sama dengan harga input. Fungsi keuntungan yang diperoleh secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: π = f (Py; Pxi; ;Pzj) Keterangan : π = Keuntungan Py = Harga Jual Jagung Pxi = Harga Input Variabel ke i i = 1..n Pzj = Harga Input Variabel ke j j = 1..m 2.2. Pendapatan dan Biaya Usahatani Pendapatan adalah balas jasa yang diterima pemilik faktor-faktor produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu musim atau satu tahun. Pendapatan bersih (π) merupakan pendapatan kotor (TR) dikurangi dengan biayabiaya yang sudah dikeluarkan selama proses produksi (TC). Pendapatan kotor (TR) adalah seluruh hasil yang diterima oleh petani, dihitung dengan mengalikan jumlah unit yang dijual (Y) dikalikan dengan harga per unitnya (Py) (Suratiyah,2006). Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang, dan biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi, misalnya biaya untuk membeli sarana produksi benih, pupuk dan obat-obatan (Suratiyah, 2006). Keterangan : π = TR - TC π = Keuntungan TR = Total Revenue (Y.Py) TC = Total Cost (FC+VC) 4

5 2.3 Pengaruh Upah Tenaga Kerja Manusia Terhadap Keuntungan Menurut Tohir (1983) dalam Suratiyah (2006), tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani dan secara langsung berhasil atau tidaknya usahatani ditentukan oleh keuletan petani sebagai penggarap lahan dalam melakukan pekerjaannya. Upah tenaga kerja yang dicurahkan akan mempengaruhi keuntungan. Penggunaan tenaga kerja yang terlalu berlebihan justru akan mengurangi keuntungan, sebab semakin banyak tenaga kerja yang digunakan akan memperbesar upah yang diberikan untuk tenaga kerja sehingga menyebabkan menurunnya keuntungan petani. Menurut penelitian Wenno (2010), coefisien regresi untuk upah tenaga kerja adalah sebesar -526,3 yang berarti setiap penambahan upah tenaga kerja sebesar Rp 1, akan menurunkan keuntungan yang diterima oleh petani sebesar Rp 526,3. Hal ini juga sependapat dengan penelitian Agustian (2012), yang menyatakan elastisitas upah tenaga kerja adalah sebesar 0,8290, yang berarti setiap penambahan 1% upah tenaga kerja akan menurunkan keuntungan sebesar 0,8290%. 2.4 Pengaruh Upah Tenaga Mesin Terhadap Keuntungan Dengan penerapan teknologi mekanis, dalam hal ini pemakaian mesin traktor, dan sebagainya umumnya justru bisa menghemat upah tenaga kerja (Suratiyah, 2006). Hal ini dikarenakan dengan penggunaan tenaga mesin akan menghemat waktu dalam pengolahan lahan dan upah tenaga kerja manusia yang tinggi jika dalam pengolahan, lahan tersebut susah untuk diolah. Upah tenaga mesin akan mempengaruhi keuntungan yang diterima, hal ini dikarenakan jika upah tenaga mesin yang diberikan meningkat dengan hasil produksi yang sama maka akan menurunkan keuntungan yang diterima oleh petani. Tetapi jika upah yang diberikan sama tetapi produksi meningkat, maka keuntungan yang diterima oleh petani akan meningkat. 2.5. Pengaruh Harga Sarana Produksi Terhadap Keuntungan Faktor produksi merupakan sumber atau unsur-unsur produksi yang secara khusus didayakan secara terpadu dalam produksi, sehingga dapat terwujud hasil. Sedangkan produksi adalah output atau hasil yang dikeluarkan dan berkaitan dengan berlangsungnya proses produksi. Produksi yang tinggi akan cepat dicapai apabila setiap cabang usahatani diusahakan secara efektif baik dalam modal maupun tenaga (Suwarto, 2008)

6 2.5.1 Pengaruh Harga Benih Jagung Terhadap Keuntungan Penggunaan benih unggul akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih yang tidak unggul. Harga benih unggul lebih mahal daripada benih lokal, tetapi hasil produksi benih unggul lebih tinggi daripada benih tidak unggul. Apabila petani ingin memperoleh hasil yang tinggi, hendaknya dalam menggunakan benih harus efisien. Dengan menggunakan benih yang tidak efisien maka akan menyebabkan biaya untuk benih meningkat. Semakin besar biaya yang digunakan untuk membeli benih, dan harga benih yang semakin tinggi maka akan menyebabkan biaya total menjadi semakin besar. Apabila kenaikan biaya total ini tidak diikuti oleh kenaikan hasil jagung, maka akan menyebabkan keuntungan yang diterima oleh petani menurun (Wenno, 2010). 2.5.2 Pengaruh Harga Pupuk Terhadap Keuntungan Pemberian pupuk kedalam tanah dapat menyuburkan tanah, tetapi penambahan pupuk yang berlebihan ke dalam tanah justru akan menyebabkan kenaikan hasil yang berkurang. Sebab dengan penambahan pupuk, maka hasil yang diperoleh tidak akan meningkat, tetapi menurun, sehingga petani mengalami kerugian, karena biaya untuk pupuk semakin tinggi Semakin besar biaya yang digunakan untuk membeli pupuk, dan harga pupuk yang semakin tinggi maka akan menyebabkan biaya total menjadi semakin besar. Apabila kenaikan biaya total ini tidak diikuti oleh kenaikan hasil, maka akan menyebabkan keuntungan yang diterima oleh petani menurun Menurut penelitian yang dilakukan Wenno (2010), harga pupuk sebesar 0,717, yang berarti non signifikan dan coefisien regresi yang bernilai negative sebesar -3,358, yang berarti setiap kenaikan Rp 1, akan mengurangi keuntungan petani sebesar Rp 3.358. 2.6. Pengaruh Harga Jual Jagung Terhadap Keuntungan Menurut Mubyanto (1989) dalam Agustian (2012), Kebijakan harga merupakan salah satu kebijakan yang dapat menjamin stabilitas harga input dan output serta mencegah agar pendapatan produsen tidak berfluktuatif antar musimnya. Menurut Sukirno (1994) dalam Kasryno (2007) Jika harga jual jagung meningkat, maka keuntungan yang diterima oleh petani meningkat, tetapi jika harga

7 jual jagung menurun, maka keuntungan yang diterima oleh petani menurun. Hal ini dikarenakan dengan harga jual jagung (P) yang meningkat dengan kuantitas (Q) yang tetap, dapat meningkatkan keuntungan yang diterima, tetapi jika harga jual jagung (P) turun dengan kuantitas (Q) yang tetap, maka keuntungan yang diterima akan menurun. 2.7 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Matrik penelitian terdahulu No Peneliti dan Judul Penelitian 1. Wenno, D (2010). Analisis Pendapatan Petani Jagung Peserta Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Di Kabupaten Nabire. Yang Diteliti Analisis perbedaan pendapatan petani jagung menerima bantuan dana PUAP dan non PUAP dan Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung. Hasil Penelitian Pendapatan petani penerima PUAP lebih tinggi daripada non PUAP,status petani berpengaruh positif terhadap pendapatan petani, jumlah tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan. 2. Suwarto (2008). Produktivitas lahan dan biaya usahatani tanaman pangan di Kabupaten Gunung Kidul. 3. Agustian, A dan Sri Hartoyo (2012). Pendugaan Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan Input Usahatani Jagung. Mengetahui produktivitas lahan dan biaya usahatani tanaman pangan tumpang sari di Kabupaten Gunung Kidul. Mengetahui elastisitas permintaan input (input variabel dan faktor tetap) dan penawaran output usahatani jagung. Upah tenaga kerja, harga pupuk P, dan harga pupuk organik berpengaruh nyata karena meningkatkan biaya produksi tanaman pangan Jika harga input usahatani meningkat (pupuk dan benih) seperti terjadi saat ini, tetapi bila harga output meningkat, maka produksi jagung masih dapat meningkat. Karena itu, stabilitas dan peningkatan harga jagung memiliki peran penting dalam peningkatan produksi 2.8. Hipotesis Dalam penelitian ini disajikan dugaan sementara/hipotesis yaitu diduga upah tenaga kerja manusia, upah tenaga mesin, harga benih jagung, harga pupuk dan harga jual jagung berpengaruh nyata terhadap keuntungan usahatani jagung.

8 2.9. Pengukuran Variabel Tabel 2.2 Pengukuran Variabel Variabel Indikator Pengukuran Upah Tenaga Kerja Diukur dengan Rp/HOK Rasio Upah Tenaga Mesin Diukur dengan Rp/HKM Rasio Harga Benih Jagung Diukur dengan Rp/Kg Rasio Harga Pupuk Diukur dengan Rp/Kg Rasio Harga Jual Jagung Diukur dengan Rp/Kg Rasio Keuntungan Diukur dengan Rp/Musim Rasio Tanam (MT)